Penyusun :
Editor:
Diterbitkan oleh:
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
Pendahuluan ..................................................................................................... 1
Pengantar ........................................................................... 3
Tagihan/Tugas ................................................................... 6
Rangkuman ........................................................................ 12
Latihan ............................................................................... 12
Pengantar ........................................................................... 13
Tagihan/Tugas ................................................................... 16
Rangkuman ........................................................................ 29
Latihan ............................................................................... 30
Pengantar ........................................................................... 31
Tagihan/Tugas ................................................................... 34
Rangkuman ........................................................................ 46
Latihan ............................................................................... 47
Pendahuluan
Standar Kompetensi
Memahami dan menerapkan pelayanan prima dengan baik dan benar
sesuai dengan bidang tugasnya.
Pengantar
Dalam hanjar ini membahas materi tentang hakikat reformasi
birokrasi Polri, pelayanan publik secara konseptual, pelayanan publik
yang diharapkan masyarakat.
Tujuannya adalah agar peserta didik memahami konsep reformasi
birokrasi Polri.
Kompetensi Dasar
Memahami konsep reformasi birokrasi Polri.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan hakikat reformasi birokrasi polri;
2. Menjelaskan pelayanan publik secara konseptual;
3. Menjelaskan pelayanan publik yang diharapkan masyarakat.
Materi Pelajaran
Pokok bahasan
Konsep Reformasi Birokrasi Polri.
Sub pokok bahasan:
1. Hakikat Reformasi Birokrasi Polri;
2. Pelayanan Publik secara Konseptual;
3. Pelayanan Publik yang Diharapkan Masyarakat.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang konsep
reformasi birokrasi Polri.
2. Metode Brainstroming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang materi yang disampaikan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik
terkait materi yang telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
Pendidik melaksanakan:
a. Membuka kelas dan memberikan salam.
b. Perkenalan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan dan materi yang akan
disampaikan dalam proses pembelajaran.
Tagihan/Tugas
Lembar Kegiatan
Bahan Bacaan
e. Fungsi Intelijen
Terselenggaranya pelayanan penerbitan SKCK, pelayanan
penerbitan surat ijin kegiatan masyarakat, pelayanan perijinan
senpi non organik TNI/Polri dan pelayanan handak komersil
yang lebih cepat, lebih aman, lebih baik dan lebih terjangkau.
f. Fungsi Lalu Lintas
Terselenggaranya pelaksanaan aksi kerjasama keselamatan
di jalan (Road Safety Partnership Action) yang lebih baik.
g. Fungsi Sabhara
Terselenggaranya penempatan kotak patroli oleh masyarakat
pada daerah rawan, dan pemanfaatan call center 112 untuk
pelayanan publik dibidang Sabhara yang lebih cepat, lebih
aman dan lebih baik.
h. Fungsi Binmas
1) Terselenggaranya pelayanan rekomendasi operasional
Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) yang lebih cepat,
lebih aman, lebih baik dan lebih terjangkau.
2) Terselenggaranya Forum Komunikasi Perpolisian
Masyarakat (FKPM), Polmas, Pokdar Kamtibmas dan
Siskamling di desa/kelurahan agar lebih aman dan situasi
Kamtibmas lebih kondusif.
i. Fungsi Polair
Terselenggaranya FKPM perairan/kepulauan yang lebih baik.
j. Fungsi Brimob
1) Terselengganya pusat pelaporan publik untuk melayani
pengaduan masyarakat terhadap bencana alam, ancaman
bom dan zat kimia yang berbahaya yang lebih cepat, lebih
aman, lebih baik dan lebih terjangkau.
2) Terselenggaranya pemanfaatan call center Brimob yang
beroperasi 24 jam setiap hari oleh masyarakat dalam
memberikan informasi tentang bencana alam, ancaman
bom dan zat kimia berbahaya yang lebih cepat, aman,
lebih baik dan terjangkau.
3) Terselenggaranya relawan dalam penanganan bencana
alam yang lebih cepat dan lebih baik.
Rangkuman
1. Hakikat birokrasi Polri meliputi:
a. Pengertian refomasi birokrasi;
b. Latar belakang reformasi birokrasi Polri;
c. Tujuan reformasi birokrasi Polri;
d. Sasaran reformasi birokrasi Polri;
e. Area perubahan.
2. Pelayanan publik meliputi pelayanan, barang publik dan jasa
publik serta pelayanan administratif.
3. masing-masing fungsi memiliki bentuk pelayanan yang sesuai
dengan tupoksinya dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam
menyelenggarakan pelayanan publik.
LATIHAN
Pengantar
Dalam hanjar ini membahas materi tentang pengertian pengertian
yang berkaitan dengan pelayanan prima, prinsip-prinsip pelayanan
prima, hal-hal utama dalam pelayanan prima.
Tujuannya adalah agar peserta didik memahami hakikat
pelayanan prima.
Kompetensi Dasar
Memahami hakikat pelayanan prima.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
pelayanan prima;
2. Menjelaskan prinsip-prinsip pelayanan prima;
3. Menjelaskan hal-hal utama dalam pelayanan prima.
Materi Pelajaran
Pokok bahasan
Hakikat pelayanan prima.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang konsep
reformasi birokrasi Polri.
2. Metode Brainstroming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang materi yang disampaikan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik
terkait materi yang telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik menugaskan peserta didik melakukan refleksi materi
sebelumnya;
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan
materi yang akan disampaikan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Tahap inti: 70 menit
a. Pendidik menjelaskan materi tentang hakikat pelayanan
prima;
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami;
c. Pendidik memberikan kesempatan peserta didik untuk
melaksanakan curah pendapat tentang materi yang
disampaikan;
d. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi
yang disampaikan oleh pendidik;
e. Pendidik memberikan kesempatan peserta didik untuk
bertanhya kepada pendidik tentang materi yang belum
dimengerti;
f. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang materi yang
belum dimengerti;
g. Pendidik menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Penguatan materi
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi
pembelajaran secara umum.
b. Cek penguasaan materi
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi
yang disampaikan.
d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk meresume materi
yang telah disampaikan.
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
Bahan Bacaan
1) Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan dilaksanakan.
2) Kejelasan
a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan
publik.
b) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
3) Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4) Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat
dan sah.
5) Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa
aman dan kepastian hukum.
6) Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
7) Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika (telematika).
8) Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informatika.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan
santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas.
10) Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan
yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat
ibadah, dll.
b. Komitmen Pelayanan
Setiap organisasi pemerintahan yang melaksanakan
tugas pelayanan publik (termasuk Polri), dalam
pelaksanaannya memerlukan komitmen dari semua
komponen yang ada dalam organisasi, tidak saja para
petugas pelayanan yang berhubungan langsung dengan
pelanggan, tetapi juga para petugas/komponen organisasi
yang berada dibelakang (tidak berhubungan langsung
kepada masyarakat).
Dalam mengimplementasikan pelayanan prima,
komitmen yang kuat merupakan hal yang penting. Komitmen
sangat dibutuhkan mulai dari pengambil keputusan sampai
kepada pelaksana keputusan sehingga pelayanan prima
kepada masyarakat dapat berjalan secara sinergis dan dilihat
seperti sebuah orkes simphoni yang sedang memainkan
musik. Dalam orkes simphoni semua pemain mempunyai
komitmen yang kuat mulai dari tampilan pemainnya sampai
pada nada dan iramanya, sehingga hasil yang ditunjukkan
dapat menyenangkan semua orang. Yang dimaksudkan
dengan komitmen dalam konteks ini adalah:
1) Konsistensi
Petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dituntut agar konsisten dalam
menerapkan/melaksanakan aturan (pelayanan),
sehingga kesan negatif yang selama ini berkembang di
masyarakat mengenai birokrasi yang rumit, berbelit-belit,
biaya mahal dan waktu lama dapat ditepis. Munculnya
anekdot ”lapor hilang kambing malah hilang sapi”
diharapkan perlahan-lahan dapat hilang jika program
pelayanan prima yang diberikan dapat berlangsung
secara konsisten sehingga pada gilirannya akan
merebut hati masyarakat. Untuk itu, janganlah
menunjukkan atau memperkenalkan ketidak
konsistenan antara sistem dan prosedur pelayanan
yang berlaku dengan kenyataan dan pandangan
pelanggan.
2) Komunikasi
Perlu adanya komunikasi yang jelas antara
petugas pelayanan dengan seluruh pelanggan
mengenai sistem dan prosedur pelayanan yang berlaku
sehingga masyarakat yang dilayani dapat memahami
bahwa sistem dan prosedur tersebut memang
merupakan peraturan yang diberlakukan dan telah
merujuk kepada perundang-undangan. Dengan adanya
komunikasi yang jelas, maka masyarakat tidak akan
berpersepsi atau berpretensi negatif terhadap petugas
pelayanan yang memberikan pelayanan. Petugas
pelayanan harus memperhatikan aspek-aspek psikologis
yang dialami oleh pelanggan, sehingga tercipta
suasana yang harmonis antara pelanggan dan pelayan
(lihat hanjar III tentang psikologi pelayanan dalam
pelayanan prima).
Rangkuman
1. Yang Berkaitan Dengan Pelayanan Prima
a. Pengertian Pelayanan;
b. Pengertian Standar Pelayanan;
c. Pengertian Pelayanan Prima;
d. Pengertian Proses Pelayanan;
e. Pengertian Pelanggan;
f. Pengertian Pelanggan Internal;
g. Pengertian Pelanggan Eksternal.
2. Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima
a. Prinsip pelayanan;
b. Komitmen Pelayanan.
3. Hal-hal Utama dalam Pelayanan Prima
a. Konsep mendahulukan kepentingan pelanggan;
b. Konsep pelayanan dengan sepenuh hati;
c. Konsep pelayanan prima sebagai budaya;
d. Konsep menunjukan sikap pelayanan prima;
e. Konsep memberikan sentuhan pribadi dalam pelayanan;
f. Konsep pribadi prima dalam pelayanan;
g. Konsep pribadi dalam pelayanan;
h. Konsep menghindari dosa pelayanan terbesar.
LATIHAN
Pengantar
Dalam hanjar ini dibahas materi tentang hubungan psikologi
pelayanan dengan pelayanan prima, unsur-unsur pokok dalam
psikologi pelayanan, penerapan psikologi pelayanan.
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik
memahami psikologi pelayanan dalam pelayanan prima.
Kompetensi Dasar
Memahami psikologi pelayanan dalam pelayanan prima.
Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan unsur-unsur pokok dalam psikologi pelayanan;
2. Menjelaskan hubungan psikologi pelayanan dengan pelayanan
prima;
3. Menjelaskan penerapan psikologi pelayanan;
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam menetapkan standar
pelayanan.
Materi Pelajaran
Pokok bahasan:
Hubungan psikologi pelayanan dengan pelayanan prima.
Sub pokok bahasan:
1. Unsur-unsur pokok dalam psikologi pelayanan;
2. Hubungan psikologi pelayanan dengan pelayanan prima;
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang hubungan
psikologi pelayanan dengan pelayanan prima.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik
terkait materi yang telah disampaikan.
3. Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan materi tentang:
a. Pok 1 mendiskusikan tentang pemahaman diri;
b. Pok 2 mendiskusikan tentang pengembangan diri;
c. Pok 3 mendiskusikan tentang kebutuhan manusia;
d. Pok 4 mendiskusikan tentang citra positif;
e. Pok 5 mendiskusikan tentang langkah-langkah dalam
menetapkan standar mutu pelayanan.
4. Metode penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
1. Alat/Media
a. White Board;
b. Laptop;
c. LCD/Layar/Proyektor;
d. Papan flip chart.
2. Bahan
a. Kertas HVS;
b. Kertas flip chart;
c. Alat tulis.
REFORMASI BIROKRASI POLRI 32
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BINTARA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
3. Sumber Belajar
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2014 Tentang Pedoman Standar Pelayanan;
b. https://www.academia.edu/11245147/Psikologi_Pelayanan.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik menugaskan peserta didik melakukan refleksi
materi sebelumnya;
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan
materi yang akan disampaikan;
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada hanjar ini.
Tagihan/Tugas
Lembar Kegiatan
1. Peserta didik membuat resume materi yang telah diberikan.
2. Peserta didik mendiskusikan materi yang telah diberikan, meliputi:
a. Pok 1 materi tentang pemahaman diri;
b. Pok 2 materi tentang pengembangan diri;
c. Pok 3 materi tentang kebutuhan manusia;
d. Pok 4 materi tentang citra positif;
e. Pok 5 materi tentang langkah-langkah dalam menetapkan
standar mutu pelayanan
Bahan Bacaan
3) Jendela Buta.
Buta berati: orang-orang di sekitar tahu dan saya sama
sekali tidak tahu.
4) Jendela Tidak tahu.
Tidak tahu berarti: saya tidak tahu dan orang-orang lain
pun tidak tahu, tapi ada.
Dari penggunaan metode Jo-Hary Windows tersebut,
kita akan mengetahui diri kita sendiri baik kekuatannya
maupun kelemahannya. Semua orang memiliki kekuatan dan
kelemahan, bedanya terletak pada derajat dan komposisinya.
Perlu diingat bahwa mengenali diri bukan merupakan
sasaran akhir, tapi justru sebagai langkah awal untuk
melakukan pengembangan diri dan untuk dapat mengenali
orang lain.
Tujuan pengembangan diri adalah membuat jendela
publik menjadi lebih besar dan memperkecil jendela buta,
rahasia dan jendela tidak tahu. Apabila kita mampu
menerima diri dan mampu mengembangkan diri, maka akan
tampak sikap dan perilaku sebagai berikut:
1) Mampu menempatkan diri dengan adaptasi yang
akurat;
2) Menghargai orang lain, yaitu mampu melihat
kelebihan dan kelemahan orang lain, serta mengharga
prestasinya;
3) Mengakui perbedaan antara individu dan mengantisiapi
perbedaan itu;
4) Kekuatan dan kelemahan dinilai sebagai sesuatu yang
berisi tantangan yang memberi peluang dan
kesempatan;
5) Ada kerelaan menerima risiko dari kelemahan yang
ada;
6) Percaya diri, tidak tergantung pada orang lain, dan
kehadiran pihak lain tidak dirasakan sebagai ancaman.
7) Dapat mengembangkan prinsip-prinsip kuat dalam
memperkokoh kepercayaan dirinya;
8) Mampu mengendalikan perasaan dan mampu
mengutarakan perasaannya dengan
mempertimbangkan perasaan orang lain.
Untuk dapat mengembangkan diri, kita harus terbuka
dan bersedia menerima umpan balik dari orang lain (bisa
teman, pembina, gadik, orang tua). Pengembangan diri dapat
dilakukan melalui:
1) Introspeksi (melihat perilaku diri sendiri);
2) Modeling (melihat perilaku orang lain);
3) Self Disclosure (pembukaan diri);
4) Menerima Feed Back (umpan balik).
b. Memahami orang lain.
1) Memahami adanya perbedaan individu.
Perbedaan individu terdapat pada banyak aspek,
meliputi:
a) Aspek fisik: jenis kelamin (pria-wanita), tipe
(astenik, atletik, piknik, dan displastik);
b) Aspek sosial: status kelurga, ekonomi, sosial,
politik, pendidikan agama, suku;
c) Aspek kecerdasan: tinggi, sedang, kurang;
d) Aspek kepribadian: introvet, ekstrovet;
e) Aspek kecakapan: baca tulis, pekerjaan, olahraga,
seni;
f) Aspek perkembangan: anak, remaja, dewasa, tua.
2) Memahami adanya perbedaan kelas dan status sosial
masyarakat.
3) Memahami adanya perbedaan kebutuhan setiap orang.
Abraham Maslow megemukakan teori kebutuhan
manusia yang menjelaskan tentang hierarki kebutuhan
manusia sebagai berikut:
a) Kebutuhan pertama adalah kebutuhan fisiologis
atau yang disebut juga kebutuhan dasar.
Kebutuhan ini bisa berupa: kebutuhan akan udara,
makanan minuman, dsb;
b) Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan akan
jaminan keamanan stabilitas, perlindungan, struktur
keteraturan, bebas dari rasi takut dan cemas, dsb
(safety need);
c) Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan untuk dimiliki
dan dicintai (belongingness and love needs). Orang
ingin mempunyai hubungan yang akrab dengan
orang lain, ingin dicintai, ingin setia kawan dan
kesetiaan;
d) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs).
Kebutuhan akan harga diri ada dua macam yaitu,
REFORMASI BIROKRASI POLRI 37
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BINTARA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
salam;
b) Menawarkan bantuan yang diperlukan;
c) Bila masih terus berbicara, maka petugas
pelayanan segera mengambil sikap untuk
mengalihan perhatiannya pada hal-hal yang
berkaitan dengan pokok permasalahan;
d) Petugas pelayanan hendaknya memberikan
pujian-pujian akan kehebatannya berbicara, bila
perlu masuk dalam pembicaraan tersebut
sehingga masyarakat merasa senang dan
dihargai;
e) Bila pujian tersebut berhasil maka petugas
pelayanan segera menggiring pembicaraan untuk
kembali kepada pokok permasalahan.
4) Masyarakat yang senang mendebat/berdebat
maka cara menghadapinya adalah:
a) Tidak menunjukkan reaksi apabila masyarakat
tersebut berada pada pihak yang salah, sebab jika
kita menunjukkan reaksi, akan timbul diskusi yang
berkepanjangan;
b) Bersikap tenang, tidak gugup dan tidak terpancing
untuk marah;
c) Membatasi percakapan pada masalah yang sedang
dihadapi, tidak menyimpang dari pokok
pembicaraan;
d) Mengemukakan argumen yang masuk akal serta
mencari kelemahan dari argumen masyarakat
tersebut lalu menunjukkan kekeliruannya sampai
dengan tenang. Jika sudah tenang, pelayanan
dapat dilanjutkan;
e) Apabila masyarakat kembali bersikeras dengan
pendapatnya, petugas pelayanan dapat
mengulangi argumen-argumennya sekedar untuk
mengingatkan.
5) Masyarakat yang memiliki banyak permintaan maka
cara menghadapi masyarakat seperti ini adalah:
a) Mengucapkan salam atas kehadirannya. Bila
melalui telepon, maka tata krama berbicara dalam
telepon harus tetap dilakukan;
b) Mendengarkan permintaannya, jika memungkinkan
membuat ringkasan atas permintaannya tersebut.
Sedapat mungkin petugas pelayanan dapat
REFORMASI BIROKRASI POLRI 43
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BINTARA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
LATIHAN