Anda di halaman 1dari 13

Mata kuliah Dosen Pengampu

Hukum pidana SYAFRINALDI, SH, MA

PENDAHULUAN

Oleh :

Kelompok 1

1. ABD KHOLID (12020414591)

2.JUFRI RAMDANI (12020414728)

3.GUSTI AGUNG (12020414446)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SYARIF KASIM RIAU 2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang manusia sebagai objek dan subjek iptek.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen yang sudah memberi tugas untuk
makalah ini dan para pembaca.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

DAPTAR ISI

2
Kata pengantar.........................................................................................................i

Daptar isi..................................................................................................................ii

Bab l pendahuluan...................................................................................................1

1.1 latar belakang....................................................................................................2

1.2 Rumusan masalah...........................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................4

Bab ll Pembahasan.................................................................................................5

2.1 pengertian Hukum Pidana ..............................................................................6

2.2 Sifat Hukum Pidana...................................... ..................................................7

2.3 Tujuan Hukum Pidana.....................................................................................8 2.4


Pembagian Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana khusus...................9

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hukum Pidana merupakan bagian dari ranah hukum publik. Hukum Pidana di
Indonesia diatur secara umum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),
yang merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda. KUHP merupakan lex
generalis bagi pengaturan hukum pidana di Indonesia, dimana asas-asas umum
termuat dan menjadi dasar bagi semua ketentuan pidana yang diatur di luar
KUHP.Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional mengamanatkan
asas setiap warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan. Hal
ini tidak terbukti dengan adanya ketidakseimbangan antara perlindungan hukum
antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku kejahatan karena masih
sedikitnya hak-hak korban kejahatan diatur pada perundang-undangan nasional.

Segala aktivitas manusia dalam segala aspek kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi dapat menjadi sebab terjadinya kejahatan. Kejahatan akan selalu hadir
dalam kehidupan ataupun lingkungan sekitar, sehingga diperlukan upaya untuk
menanganinya. Dengan upaya penanggulangan kejahatan, diharapkan dapat
menekan baik dari kualitas maupun kuantitasnya hingga pada titik yang paling
rendah sesuai dengan keadaannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Hukum Pidana itu?


2. Sebutkanlah sifat hukum pidana itu?
3. Apakah Tujuan Hukum Pidana itu?
4. Sebutkanlah Pembagian Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana khusus?

1.3 Tujuan makalah

1. Mengetahui apa pengertian Hukum Pidana


2. Mengetahui sifat hukum pidana
3. Mengetahui apa Tujuan Hukum Pidana

4
4. Mengetahui berapa Pembagian Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana khusus

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Pidana

Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu
negara yang mengadakan dasar-dasar dan mengatur ketentuan tentang perbuatan

5
yang tidak boleh dilakukan, dilarang yang disertai ancaman pidana bagi barang siapa
yang melakukan. Kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan itu dapat dikenakan sanksi pidana dan dengan cara bagaimana pengenaan
pidana itu dapat dilaksanakan

Hukum pidana itu terdiri dari norma-norma yang berisi keharusan-keharusan


dan larangan-larangan yang (oleh pembentuk undang-undang) telah dikaitkan
dengan suatu sanksi berupa hukuman, yakni suatu penderitaan yang bersifat khusus.
Dengan demikian dapat juga dikatakan, bahwa hukum pidana itu merupakan suatu
sistem norma-norma yang menentukan terhadap tindakan-tindakan yang mana (hal
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu di mana terdapat suatu keharusan
untuk melakukan sesuatu) dan dalam keadaan-keadaan bagaimana hukuman itu
dapat dijatuhkan, serta hukuman yang bagaimana yang dapat dijatuhkan bagi
tindakan-tindakan tersebut.

C.S.T. Kansil dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (hal.
257) juga memberikan definisi hukum pidana, yaitu:

Hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-


kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuman
yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan.

Berdasar pada definisi-definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa


hukum pidana merupakan ketentuan yang mengatur tindakan apa yang tidak boleh
dilakukan, dimana saat tindakan tersebut dilakukan terdapat sanksi bagi orang yang
melakukannya. Hukum pidana juga ditujukan untuk kepentingan umum.

2.2. Sifat Hukum Pidana

Hukum pidana dapat dinyatakan merupakan hukum yang bersifat publik, yaltu
hubungan hukum yang teratur dan titik beratnya tidak berada pada kepentingan

6
seseorang individu yang ¡nconcreto secara langsung dirugikan, melainkan terserah
kepada pemerintah (aparatur penegak hukum) sebagai waku dan kepentingan
umum”. Seperti dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:

a. Van Apeldooren (Inleiding tot de studie van bet Nederlandserecht,


beranggapan bahwa : “Hukum pidana adalah hukum public, karera ia
memandang dalam suatu tindak pidana, yaitu suatu pelanggaran tata tertib
hukum dan tidak melihat dalam penistiwa tindak pidana itu suatu
pelanggaran kepentingan khusus danipada individual. Penuntutannnya tidak
dapat diserahkan kepada individual yang dirugikan, akan tetapi harus
dijalankan oleh pemerintah (Jaksa Penuntut Umum).
b. Prof. Van Hamel, memandang hukum pidana sebagai hukum public, karena
yang menjalankan hukum pidana ¡tu sepenuhnya terietak di tangan
pemerintah.
c. Prof. Simons, memandang hukum pidana sebagai hukum public, karena
hukum pidana itu mengatur hubungan antara individu dengan masyarakat.
Hukum Pidana dijalankan untuk kepentingan masyarakat dan juga
dijalankannya, karena kepentingan masyarakat itu benar-benar
memerlukannya.

Berdasarkan beberapa pandangan para pakar di atas, maka jelaslah bahwa hukum
pidana adalah hukum public, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu
dengan Negara dan masyarakat, dan hukum pidana itu dilaksanakan untuk
kepentingan umum (public).

Ditinjau dan sifatnya, maka ilmu hukum pidana itu bersifat dogmatis, yang
dituangkan dalam kata-kata hukum. Untuk mendapat kejelasan tentang apa-apa
yang dimaksud oleh kata-kata itu, maka diperlukan adanya penafsiran hukum.
Selanjutnya objek ilmu hukum pidana adalah hukum pidana positif.

2.3 Tujuan hukum pidana

7
Salah satu tujuan hukum pidana yang paling mendasar adalah memperbaiki
orang-orang yang sudah melakukan kejahatan agar tidak mengulangi perbuatannya.
Yang mana hukum menjadi keharusan dalam kehidupan bangsa dan negara, karena
hukum dapat menciptakan ketertiban serta keadilan pada masyarakat. Adapaun
Tujuan Hukum Pidana antara lain adalah Sebagai berikut :

1. Membuat Jera Pelaku Kejahatan


Tujuan hukum pidana yang pertama adalah untuk membuat jera orang-orang
yang pernah melakukan kejahatan. Selain itu, hukum dapat membatasi gerak
seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas, sehingga hukum berperan
penting dalam mencegah terjadinya perilaku yang menyimpang. Dengan
mematuhi serta menegakkan hukum secara baik, maka dapat menciptakan
ketertiban dan keteraturan masyarakat.
2. Melindungi Kepentingan Bersama
Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan perlindungan dari manusia
lainnya. Sehingga, tujuan hukum pidana juga untuk memberikan
perlindungan terhadap kepentingan bersama. Adanya rasa terlindungi dan
berkeadilan ini dapat tercapai apabila manusia menegakkan hukum dengan
baik. Sehingga dengan menegakkan hukum secara baik, manusia dapat
terhindar dari berbagai ancaman di sekelilingnya. Dengan mematuhi,
menegakkan, serta melaksanakan hukum yang berlaku, maka kepentingan
bersama dapat terealisasikan.
3. Mencegah Terjadinya Konflik
Tujuan hukum pidana lainnya yaitu mencegah gejala-gejala sosial yang tidak
sehat. Hukum diciptakan dalam rangka melindungi serta menjaga
kepentingan bersama agar keadilan sosial dapat terwujud. Selain itu, hukum
juga bertujuan untuk mengatur hubungan manusia agar tercipta ketertiban
dan diharapkan mampu mencegah terjadinya gangguan kepentingan yang
berpotensi menimbulkan konflik.

2.4 Hukum Pidana Umum Dan Hukum Pidana Khusus

8
Pembagian hukum pidana yang lain adalah hukum pidana umum dan hukum
pidana khusus. Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang ditujukan dan
berlaku untuk semua warga Negara sebagai subjek hukum tanpa membeda-bedakan
kualitas pribadi subjek hukum tertentu.

Materiil hukum pidana umum ini bersumber pada KUHP dan formil hukum
pidana umum bersumber pada KUHAP. Selain hukum pidana umum ini, ada juga
yang disebut sebagai hukum pidana khusus. Pembagian hukum pidana khusus dapat
didasarkan atas dasar subjek hukumnya maupun atas dasar pengaturannya. Dilihat
dari subjek hukumnya, hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang dibentuk
oleh negara hanya dikhususkan berlaku bagi subjek hukum tertentu saja, misalnya.
hukum pidana militer.

Hukum pidana militer merupakan hukum pidana khusus yang tertua di dunia
yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang menjadi anggota militer aktif. Hukum
pidana militer ini dituangkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer
(KUHPM). Pelanggaran terhadap KUHPM juga tidak diadili di lingkungan peradilan
umum melainkan diadili di lingkungan peradilan militer Dilihat dari pengaturannya,
hukum pidana khusus adalah ketentuanketentuan hukum pidana yang secara
materiial menyimpang dari KUHP atau secara formil menyimpang dari KUHAP. Atas
dasar pengaturan tersebut, hukum pidana khusus dibagi menjadi dua bagian yaitu
hukum pidana khusus dalam undang-undang pidana dan hukum pidana khusus
bukan dalam

undang-undang pidana.

Hukum pidana khusus dalam undang-undang pidana contohnya adalah


Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang
pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Undang-Undang Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan lain sebagainyaDalam sejumlah
undang-undang tersebut, aturan mengenai hukum materiil maupun aturan
mengenai hukum formilnya menyimpang dari KUHP dan KUHAP. Oleh sebab itu
dalam konteks teori tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme dan tindak
pidana pencucian uang sering disebut sebagai tindak pidana khusus dan undang-

9
undangnya disebut sebagai hukum pidana khusus.Keberlakuan hukum pidana khusus
ini didasarkan pada asas lex specialis derogat legi generali atau hukum khusus
mengesampingkan hukum umum. Adanya tindak pidana khusus disebabkan
perkembangan jaman sehingga kejahatan-kejahatan yang dilakukan semakin canggih
dengan modus operandi (cara melakukan kejahatan) yang rumit dan kompleks.

Terkait tindak pidana korupsi, kekhususannya sebagai tindak pidana khusus


tidak hanya karena ketentuan dalam undang-undang tersebut menyimpang dari
KUHP dan KUHAP tetapi juga berdasarkan UndangUndang Nomor 46 Tahun 2009,
khusus tindak pidana korupsi harus diadili di pengadilan khusus tindak pidana
korupsi yang berada di lingkungan peradilan umum. Bahkan berdasarkan Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang anti-korupsi, tindak pidana korupsi tidak hanya
sebagai tindak pidana khusus melainkan juga sebagai kejahatan luar biasa yang
bertaraf internasional. Demikian pula dengan tindak pidana terorisme yang tidak
hanya sebagai tindak pidana khusus tetapi juga sebagai kejahatan luar biasa bertaraf
internasional. Kondisi tersebut sama dengan tindak pidana korupsi dan tindak pidana
terorisme, Undang-Undang Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang juga mengatur ketentuan yang menyimpang dari KUHP dan KUHAP,
khususnya masalah pembuktian.

Hukum pidana khusus yang bukan dalam undang-undang pidana sebagai


misal adalah Undang-Undang Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Undang-
Undang Tentang Kehutanan, Undang-Undang Tentang Perbankan dan masih banyak
lagi. Di dalam sejumlah undang-undang tersebut terdapat sejumlah ketentuan
pidana baik materiil maupun formil yang diatur secara khusus menyimpang dari
KUHP dan KUHAP. Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di
dalamnya memuat ketentuan pidana materiil yang menyimpang dari KUHP
khususnya terkait ancaman pidana. Sedangkan ketentuan formil dalam undang-
undang tersebut pada dasarnya sama dengan KUHAP kecuali terkait alat bukti yang
mengalami perluasan atau diatur menyimpang dari KUHAP. Dalam Undang-Undang
Kehutanan, baik ketentuan pidana materiil maupun ketentuan pidana formil
menyimpang dari KUHP dan KUHAP, khususnya terkait ancaman pidana dan pejabat
yang dapat melakukan penyidikan terhadap tindak pidana kehutanan. Demikian pula

10
dalam UndangUndang Tentang Perbankan yang juga memuat ketentuan pidana
materiil yang berbeda dengan ketentuan pidana dalam KUHP, sedangkan ketentuan
formil dalam undang-undang tersebut sama dengan KUHAP.

Kekhususan lainnya dalam Undang-Undang Tentang Perbankan adalah subjek


hukum yang dapat dijerat melakukan tindak pidana perbankan juga sangat
khusus,yaitu pemegang saham, komisaris bank, direksi bank, pegawai bank dan
pihak terafiliasi.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

hukum pidana merupakan ketentuan yang mengatur tindakan apa yang tidak boleh
dilakukan, dimana saat tindakan tersebut dilakukan terdapat sanksi bagi orang yang
melakukannya. Hukum pidana juga ditujukan untuk kepentingan umum. Hukum
pidana dapat dinyatakan merupakan hukum yang bersifat publik, yaltu hubungan
hukum yang teratur dan titik beratnya tidak berada pada kepentingan seseorang
individu yang ¡nconcreto secara langsung dirugikan, melainkan terserah kepada
pemerintah (aparatur penegak hukum) sebagai waku dan kepentingan umum.alah
satu tujuan hukum pidana yang paling mendasar adalah memperbaiki orang-orang
yang sudah melakukan kejahatan agar tidak mengulangi perbuatannya

11
Saran

. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun
pembahasan di atas karena keterbatasan pengetahuan. Kiranya kritik dan saran yang
membangun sangat kami perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini ke depan.
Sekian, dan Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

DAPTAR PUSTAKA

1..T. Kansil dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (hal.
257)

12
2.Selain itu, Moeljatno, yang dikutip oleh Eddy O.S. Hiariej dalam bukunya Prinsip-
prinsip Hukum Pidana,

3.https://www.plengdut.com/2019/09/internasional-pidana-dan-nasional-lokal-
hukum-tertulis-tidak-tertulis-khusus-umum-formil-materiil-pidana-hukum-
pembagian.html?m=1

4.

13

Anda mungkin juga menyukai