PENDAHULUAN
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja sama antara
karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang telah disepakati, atau mungkin
berakhir di tengah karier . Mendengar istilah PHK, terlintas adalah pemecatan sepihak oleh
pihak perusahaan karena kesalahan pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini memiliki
arti yang negative dan menjadi momok menakutkan bagi para pekerja.
Tadi saya ada menerima PHK yang dikeluarkan pihak PT Besmindo. Ada sebanyak enam
orang di PHK pihak manajemen ditandatangani Freddy F Sembiring selaku HRD
Supertendent dan Slamet Agus selaku Operation Manger, katanya.
Ini disampaikan juru bicara karyawan, Dasril kepada wartawan, Jumat (11/11) di Pekanbaru.
Ia mengatakan, dalam surat yang tidak ada pembicaraan itu pihak manajemen menyatakan
PHK ini dilaksanakan tanggal 15 November 2011.
Sebutnya karena tidak ada rasa melakukan kesalahan tetapi di PHK sepihak oleh manajemen
perusahaan. Maka, tadi bersama rekan lainnya yang diantaranya ada Sudirman, Tinur
Gutaman, Fristo Dilla telah melapor ke Polsek Minas.
Tentu keputusan ini tidak bisa diterima. Apakah kami ini dikarena bergabung dengan Serikat
Buruh Cahaya Indonesia (SBCI), lalu di PHK. Maka, pada polisi diminta untuk mengusut
atas kebenaran, katanya didampingi Ketua SBCI.
Ditempat sama, Adermi selaku Ketua DPP SBCI Riau mengatakan, sikap manajemen PT
Besmindo melakukan PHK secara sepihak ini melanggar UU Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dan tindakan ini terkesan mengada-ngada.
Seharusnya dalam aturan UU Ketenagakerjaan yang berlaku itu PHK dilakukan setelah
adanya pembahasan secara bipartit. Tapi kenapa pihak perusahaan itu secara tiba-tiba
mengeluarkan putusan PHK secara sepihak, katanya.
Dikatakannya, jika hanya dikarenakan buruh itu masuk dalam serikat mengakibat di PHK.
Hal ini jelas namanya ada intimidasi dilakukan pihak manajemen kepada karyawan. Dan ini
melanggar UU Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003. Di dalam UU Ketenagakerjaan yang
tepatnya dipasal 28 itu ditegaskan tidak ada larangan bagi buruh atau karyawan untuk
berserikat. Jika itu yang menjadi alasan PHK. Perusahaan bisa dikena denda dan sanksi
pidana, katanya.
Sementara itu pihak manajemen PT Besmindo dikonfirmasi Freddy F Sembiring selaku HRD
via ponsel yakni 0812750XXXX dan 08526581XXXX tidak mendapatkan jawaban kendati
aktif. Bahkan dikirimi SMS juga tidak dibalas. (adi)
MATERI
Menurut Undang Undang No. 13 tahun 2003 pasal 25 tentang ketenagakerjaan, Pemutusan
Hak Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
Menurut pasal 61 Undang Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, perjanjian
kerja dapat berakhir apabila :
Perundingan Bipartit adalah forum perundingan antar pengusaha dan karyawan atau serikat
pekerja. Kedua belah pihak diharapkan dapat mencapai kesepakatan dalam penyelesaian
masalah mereka, sebagai langkah awal dalam penyelesaian perselisihan.
ANALISIS
Melihat kasus di atas, dapat dijelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
perusahaan Bismindo dan aturan aturan yang dilanggarnya. Jika melihat ke aturan yang ada
yang mana dalam undang undang yang berlaku di Negara kita tindakan PHK jika tidak dapat
lagi dihindari maka sebelum membuat putusan PHK pihak perusahaan harus melakukan
musyawarah dengan serikat pekerjas ataupun pekerja itu sendiri. Hal ini diatur dalam pasal
151 ayat (2) yaitu Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja
tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh
pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh
yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. Dari pasal ini kita
dapat menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh perusahaan Bismindo telah bertentangan
dengan undang undang yang ada di Negara kita. Dan tindakan ini menunjukkan bahwa yang
dilakukan oleh pihak perusahaan sangat tidak menghargai yang nama nya serikat pekerja dan
juga undang undang yang telah dibuat oleh pemerintah kita. Dan tindakan perusahaan yang
terkesan melakukan tindakan intimidasi terhadap karyawan dikarenakan karyawan aktif
ataupun masuk ke dalam organisasi serikat pekerja juga telah melanggar ketentuan yang ada
dalam undang undang kita. Yaitu para pekerja diberi hak untuk membentuk ataupun aktif
dalam organisasi serikat pekerja. Hal ini diatur dalam pasal 104 ayat (1) yang menyatakan
Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.
Jadi harus nya perusahaan Bismindo tidak boleh melakukan intimidasi terhadap karyawan
karyawan yang aktif dalam organisasi serikat pekerja. Karena dalam perundang undangan
kita sudah diatur dengan jelas mengenai hal tersebut. Jadi menurut pendapat saya antara
pihak pekerja dengan pihak pengusaha harus ada komunikasi yang baik agar tidak terjadi lagi
masalah masalah yang muncul seperti diatas.
REFERENSI
http://lizycantik.blogspot.co.id/p/analisis-kasus-ketenagakerjaan.html
https://atikanafridayanti.wordpress.com/2013/11/21/pemutusan-hubungan-kerja-phk/
Share this:
Twitter
Facebook10
Memuat...
Terkait
Navigasi pos
Previous
Tinggalkan Balasan
Pos-pos Terbaru
Analisis contoh kasus PHK
Analisis Kegiatan CSR
Adat Istiadat
Komentar Terbaru
Mr WordPress di Hello world!
Arsip
Januari 2016
November 2015
Oktober 2015
April 2015
Januari 2015
November 2014
Oktober 2014
Juni 2014
April 2014
Maret 2014
November 2013
Oktober 2013
Mei 2013
April 2013
Oktober 2012
September 2012
Kategori
Uncategorized
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com