Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SUMBER DAYA MANUSIA KETENAGAKERJAAN
Nama : Suryadi Preston Sumandoro Marpaung,S.H.
NIP : 198310052019031007
Mata Diklat : Menyusun Fasilitas Kesejahteraan Pekerja

SOAL UJIAN

1. Dalam Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 1 butir


31 menyebutkan “kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan
dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempertinggi
produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat”.
Jelasan menurut pendapatmu apakah yang dimaksud kebutuhan dan/atau keperluan
yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dikaitkan dengan fasilitas dan program
kesejahteraan yang wajib di sediakan oleh perusahaan, dan hubungannya dengan
produktivitas! Serta apakah tujuan dan manfaatnya penyediaan fasilitas kesejahteraan,
jelaskan!
2. Dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 100 ayat (1)
disebutkan “Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya,
pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan”.
Kata wajib di atas diartikan bahwa setiap perusahaan diharuskan menyediakan fasilitas
kesejahteraan, namun tidak ada sanksi administratif bagi perusahaan yang tidak
menyediakannya.
Jelaskan dan berikan pendapatmu berdasarkan pasal dan pernyataan tersebut!
3. Studi Kasus
Satu perusahaan tekstil di Kota X menyediakan 12 unit bus besar antar jemput bagi
1000 orang karyawannya. Ternyata hanya sekitar 500 orang yang terdaftar aktif
menggunakan bus antar jemput tersebut, walaupun ke 12 bus itu sudah diatur melayani
12 arah yang berbeda di wilayah tersebut. Sekitar 100 orang mereka masih harus naik
angkot atau ojek ke dan dari titik halte pemberhentian.
Untuk menyenangkan hati karyawan, bus besar itu sering keluar masuk jalan kecil dan
macet mengentarkan karyawan ke dekat atau ke depan rumah karyawan. Akibatnya,
pertama, masyarakat sekitar merasa terganggu dan menggerutu. Waktu perjalanan
menjadi lama, terutama yang pertama dijemput dan terakhir diantar. Dengan angkutan
umum sudah cukup sekitar satu jam, akan tetapi dengan bus antar jemput menjadi 1,5–
2 jam. Kelompok ini berjumlah 100 orang, mereka sebenarnya lebih menginginkan
diberikan uang tunai pengganti transport.
Diantara 500 orang pekerja yang tidak menggunakan fasilitas transport tersebut, 200
orang memilih naik motor, walaupun rumah mereka dekat kepada jalur bus antar jemput;
200 orang naik motor karena mereka jauh dari jalur bus antar jemput, dan 100 orang
naik angkutan umum. Mereka semuanya menginginkan diberikan uang tunai pengganti
transport. Dengan kemacetan yang terus bertambah di Kota tersebut, Gubernur
menghimbau kantor-kantor dan perusahaan mengurangi bus-bus antar jemput dan
mendorong para karyawan menggunakan fasilitas angkutan umum saja.
Penyediaan 12 unit bus antar jemput karyawan tersebut ternyata tidak mampu
memberikan rasa kepuasan dan keadilan bagi 1000 orang pekerja perusahaan tekstil
tersebut. Alternatif apa yang harus dilakukan? Jelaskan, berikan menurut pendapatmu!
JAWABAN

1. - Kesejahteraan pekerja/buruh merupakan salah satu tujuan yang hendak


dicapai dalam dunia usaha baik pengusaha, pekerja/buruh itu sendiri maupun
instansi pemerintah yang tugas pokoknya mengelola sumber daya manusia
dan pihak-pihak lain dari kelembagaan swasta. Segala bentuk aturan dalam
lingkup ketenagakerjaan salah satunya bertujuan untuk mensejahterakan
pekerja/buruh. Kesejahteraan merupakan perwujudan dari terpenuhinya hak
normatif atau hak dasar serta kewajiban pada pekerja/buruh. Pemberian
kesejahteraan ini akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi,
disiplin, dan sikap loyal terhadap perusahaan. Program kesejahteraan
pekerja/buruh adalah balas jasa/pelengkap (material dan non material) yang
diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan
memperbaiki kondisi fisik dan mental pekerja/buruh/buruh agar produktivitas
kerjanya meningkat, Jadi, dapat dikatakan bahwa kesejahteraan adalah suatu
upaya perusahaan untuk meningkatkan semangat kerja, kinerja, disiplin,
loyalitas pekerja terhadap perusahaan dengan cara memenuhi kebutuhan
pekerja itu sendiri seperti gaji/upah, bonus, tunjangan, dan lain sebagainya
sesuai dengan kemampuan perusahaan sehingga dapat membuat pekerja
merasa senang, aman, dan nyaman bekerja di perusahaan.
- Tujuan dari adanya program kesejahteraan antara lain:
1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan pekerja/buruh/buruh kepada
perusahaan;
2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan
beserta keluarganya;
3. Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja
pekerja/buruh/buruh;
4. Menurunkan tingkat absensi dan turnover pekerja/buruh/buruh;
5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman;
6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerja/buruhan untuk mencapai tujuan;
7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas pekerja/buruh/buruh;
8. Mengefektifkan pengadaan pekerja/buruh/buruh;
9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas
manusia Indonesia;
10. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan; dan 11.
Meningkatkan status sosial pekerja/buruh beserta keluarganya.
2.- terdapat suatu kekaburan hukum atau ketidakjelasan, dimana pada ayat (1)
dikatakan pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan serta pada
ayat (3) dikatakan bahwa mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan
tersebut diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Namun peraturan
pemerintah yang dimaksud pada ayat (3) tersebut dari mulai dibentuknya
Undang-undang Ketenagakerjaan pada tahun 2003 sampai saat ini masih
belum dibentuk, sehingga secara tidak langsung peraturan tersebut dapat
dikatakan hanya sebatas wacana tanpa adanya paksaan. Hal tersebut
menyebabkan pula tidak berjalannya sifat mengikat dan memaksa pada
peraturan tersebut, karena bentuk pelimpahan aturan mengenai jenis dan
kriteria fasilitas kesejahteraan serta kemampuan perusahaan tidak terdapat
peraturan pemerintah yang mengatur lebih lanjut. Selain itu, juga tidak
dicantumkannya sanksi (baik administrasi maupun pidana) pada bagian bab
XVI mengenai ketentuan pidana dan sanksi administratif, apabila terdapat
perusahaan tidak menjalankan peraturan sesuai pasal 100 Undang-undang
Ketenagakerjaan tersebut mengenai penyediaan fasilitas kesejahteraan untuk
pekerja/buruh. Selain itu, kewajiban bagi perusahaan untuk ... menyediakan
fasilitas kesejahteraan bagi tenaga kerja juga berpotensi menghambat
pengembangan dunia usaha, terutama sektor UMKM. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya aturan mengenai kriteria skala usaha perusahaan yang
diwajibkan untuk menyediakan berbagai bentuk perlindungan dan fasilitas
kesejahteraan bagi tenaga kerja tersebut
- Pendapat saya bahwa sudah seharusnya Pemerintah membuat Peraturan
Pemerintah yang mengatur tentang Fasilitas Kesejahteraan Pekerja dan
Kriteria Skala usaha Perusahaan yang di wajibkan, serta mencantumkan
sanksi nya baik secara administratif maupun pidana sehingga ada upaya
paksa dalam mewajibkan perusahaan menyediakan fasilitas kesejahteraan
pekerja tersebut.
3. Dari kasus tersebut dapat di simpulkan bahwa penyediaan fasilitas kendaraan
antar jemput yang awalnya diharapkan mampu membantu pekerja dalam segi
transportasi malah justru menambah permasalahan baru yaitu waktu tempuh
yang justru semakin lama, serta ketidaknyamanan masyarakat terhadap
aktifitas bus yang keluar masuk gang, serta akses terhadap titik kumpul yang
diakui pekerja masih jauh dari tempat mereka sehingga harus mengeluarkan
uang untuk mencapai titik penjemputan tersebut, berkaca dari kesimpulan
diatas maka ada baik nya Perusahaan memperhatikan aspirasi Pekerja yang
lebih memilih uang tunai sebagai ganti fasilitas antar jemput yang tidak effisien
yang juga turut mendukung program gubernur dalam penggunaan angkutan
umum untuk bekerja, serta mengalihkan nya ke fasilitas kesejahteraan pekerja
lain yang dapat menunjang kesejahteraan pekerja

Anda mungkin juga menyukai