NAMA:YANTI DAMELIA
NIM:5192131006
Keselamatan kerja berkaitan dengan lokasi kerja, mesin atau alat berat, bahan,
proses, dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan kerja yang dapat
mengancam keselamatannya.
Kesehatan kerja adalah hal-hal yang berkaitan dengan psikis atau psikologi .
Kesehatan fisik merupakan hal yang sangat penting, karena tubuh yang sehat para
pekerja pendidikan dapat bekerja dengan baik. Begitu pula dengan kesehatan
mental yang akan membuat bekerja secara optimal.
Jadi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya yang dilakukan o demi
melindungi tenaga pendidikan yang sedang bekerja dan menjaga kesehatan
karyawan dengan baik.
Penjelasan Umum
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan
adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di
dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu oleh pendidik profesional. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional. Oleh karena itu, dosen sebagai pendidik
profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis.
Dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak
yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang
bermutu.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan
bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kualifikasi dosen diatur
juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Dengan kondisi ini sering sekali dijadikan celah oleh pihak perusahaan untuk
menghilangkan hak warga negara untuk bekerja sebagaimana dijamin Pasal 28D
ayat (2) UUD 1945. Sebab, pekerja dapat setiap saat di-PHK dengan dalih efisiensi
meski tanpa kesalahan dan kondisi perusahaan dalam keadaan baik sekalipun.
“Karena itu, Pasal 164 ayat (3) inkonstitusional.”
Serikat pekerja (SP)/ serikat buruh (SB) kadang bahkan sering tidak dikehendaki
oleh Menejemen atau pemilik perusahaaan. Kesan negatif lebih sering muncul
atas kehadirannya.
SP/SB ibarat musuh dalam selimut. Pemimpin atau pemilik perusahaan kuatir bila
SP/SB melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Para anggota SP/SB
misalnya bisa melakukan aksi mogok dan aksi mogok ini diizinkan oleh undang-
undang. Aksi ini bisa berdampak negatif; produksi perusahaan bisa berhenti
bahkanbisasampaigulungtidur.
Kekuatiran pemimpin dan pemilik perusahaaan kadang ada benarnya. Tidak ada
jaminan bahwa SP/SB bisa menjadi mitra Menejemen untuk menjalankan dan
mengembangkan perusahaan.
Namun demikian, Anda perlu mengetahui beberapa hal penting tentang SP/SB.
Kedua, tidak perlu takut membentuk SP/SB. Banyak orang takut mendirikan
SP/SB, apalagi menjadi pengurus.
Takut kalau perusahaan akan menekan pekerja atau buruh. Itu tidak sepatutnya
terjadi. Undang-undang melindungi pekerja dari ancaman-ancaman demikian.
b.tidakmembayarataumengurangiupahpekerja/buruh;
c.melakukanintimidasidalambentukapapun;
d.melakukankampanyeantipembentukanSP/SB.
Jadi, pekerja/buruh tidak perlu takut. Perusahaan Anda akan didenda bila Anda
sampai ditekan atau dipecat karena Anda menjadi anggota atau menjadi
pengurus SP/SB bahkan ancaman demikian dianggap sebagai tindakan pidana.
Ketiga, pelajarilah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serikat pekerja
/serikat buruh.
Anda perlu berhati-hati sebelum menjadi anggota SP/SB. Pelajarilah apa tujuan
SP/SB; apakah tujuannya berbeda atau berlawanan dengan Pancasila dan UUD
1945 atau berlawanan dengan undang-undang.
Anda tentu tidak mau menjadi anggota SP/SB, yang tujuannya tidak jelas atau
para pengurus atau pendiri SP/SB menyimpan agenda tersembunyi.
Ini penting sebab ada kemungkinan para pengurus SP/SB mengambil keputusan
untuk kepentingan segelintir orang, bukan karena prinsip keadilan dan kejujuran.
SP/SB yang relatif bagus adalah bila keputusan diambil oleh sejumlah orang, yang
mewakili semua bagian dari perusahaan dengan menggunakan prinsip keadilan
dan kejujuran; keputusan bukan diambil oleh ketua atau satu atau dua orang
pengurus.
Bila SP/SB mempunyai anggota lebih dari 51% dari jumlah karyawan, SP/SB
tersebut akan menjadi perwakilan karyawan untuk membuat perjanjian kerja
bersama dengan perusahaan.
UU No. 13/2003, Pasal 119, ayat 1 menyebutkan, "Dalam hal di satu perusahaan
hanya terdapat satu serikat pekerja /serikat buruh, maka SP/SB tersebut berhak
mewakili pekerja/buruh dalam perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama
dengan pengusaha apabila memiliki jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh
perseratus)
dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan."
Ketujuh, SP/SB merupakan salah satu wadah melatih diri untuk berpartisipasi
aktif dalam masyarakat.
Dengan menjadi anggota dan aktif mengikuti kegiatan SP/SB, Anda melatih diri
menjadi warga yang peduli akan sesama karyawan, memahami persoalan-
persoalan dalam dunia kerja dan belajar memberikan solusi.
Dengan kata lain, Anda melatih kepekaan dan kepedulian Anda terhadap
persoalan karyawan sekalipun hal itu belum terjadi pada diri Anda. Bila kepekaan
dan kepedulian seperti ini terus ditanamkan dalam diri Anda, ada kemungkinan
Anda akan peka dan peduli juga dengan lingkungan Anda.
Bila Anda peka dan peduli dengan lingkungan Anda, kemungkinan Anda peka dan
peduli juga dengan masyarakat dan bangsa.