Anda di halaman 1dari 3

Resume PPKN Bab 1

Sistem Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia

Berikut adalah resume dari materi yang saya pelajari terkait KD 3.16 yaitu
Sistem Perlindungan Tenaga Kerja di Indonesia.

Menurut UU no 13 tahun 2003, tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun kebutuhan masyarakat.

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah uang
atau imbalan dalam bentuk lain (layanan jasa, dll)

Pemberi Kerja adalah seseorang, pengusaha, badan hukum atau badan lainnya
yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah uang atau imbalan
dalam bentuk lain.

Dari ketiga poin diatas memunculkan istilah Ketenagakerjaan yang berarti


segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerja/buruh, baik menyangkut hal-hal
yang ada sebelum, selama, dan selepas masa bekerja.

Tenaga Kerja dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan keahlian/kualitas,


antara lain:

1. Tenaga Kerja Terdidik (Skill Labour)

2. Tenaga Kerja Terlatih (Trained Labour)

3. Tenaga Kerja Tak Terdidik & Tak Terlatih

Tenaga Kerja dapat pula diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan status/ikatan,


antara lain:

1. Pekerja Lepas

2. Pekerja Kontrak

3. Pekerja Tetap

Ada beberapa alasan mengapa perlindungan kerja bagi pekerja/buruh mutlak


diperlukan, yaitu:
1. Posisi tawar pekerja/buruh dalam hierarki lingkungan kerja yang rendah

2. Faktor-faktor internal seperti tuntutan kerja maksimal dengan upah terbatas


dan jam kerja yang diluar batas (lembur/overtime)

3. Kesewenang-wenangan atasan terhadap pekerja bawahan.

Hakikat perlindungan kerja sendiri ialah memberikan kepastian hak


pekerja/buruh meliputi; kesejahteraan, waktu kerja, kesehatan dan keselamatan
kerja, serta pendayagunaan tenaga kerja wanita dan anak.

Perlindungan Tenaga Kerja didasari dan dinaungi hukum antara lain:

1. UUD 1945 Pasal 27 ayat (2)

2. UUD 1945 Pasal 28 D ayat (1)

3. UUD 1945 Pasal 28 D ayat (2)

3. UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Berbanding terbalik dengan pekerja, adapula yang disebut penganggur.


Penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari
pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.

Keberadaan pengangguran membawa beberapa dampak negatif terhadap


Pembangunan Nasional. Contohnya ialah mengecilnya nilai pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita, berkurangnya jumlah orang yang
membayar pajak penghasilan, hingga di suatu titik mampu memicu
pertumbuhan angka kriminalitas di masyarakat.

Untuk mengatasi fenomena pengangguran, dapat dilakukan dengan upaya-


upaya seperti; mengadakan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, mendirikan
industri padat karya, migrasi tenaga kerja, serta mengusahakan informasi
lengkap terkait penawaran kerja.

Bagi para tenaga kerja Indonesia di luar negeri, perlindungan hukum berlaku
kepada mereka dimana penerapannya berkaitan dengan adanya hak-hak yang
didapatkan baik antara pihak pekerja dan pengusaha, dan juga kewajiban-
kewajiban yang mesti dijalankan oleh kedua belah pihak.
Hak-Hak pekerja/buruh antara lain; memilih pekerjaan yang layak dan sesuai
kemampuan bakat, memperoleh pembinaan keahlian kejuruan, mendapat upah
yang sesuai dan layak, serta hak mendapatkan perlindungan atas kesehatan dan
keselamatan selama bekerja.

Setelah memperoleh, para pekerja juga memiliki kewajiban yang mesti


dilaksanakan antara lain; bekerja sesuai dengan perjanjian kerja, mematuhi
peraturan perusahaan/majikan, serta menjaga rahasia perusahaan.

Hak-hak pengusaha antara lain; menetapkan dan memberhentikan seorang


pekerja dengan menimbang kinerja selama di perusahaan, menjatuhkan
sanksi/denda kepada pekerja atas tindakan pelanggaran yang telah diatur dalam
perjanjian kerja, dan menetapkan upah pekerja dengan menghitung denda/ganti
rugi, uang muka atas upah, cicilan pekerja dengan pengusaha, dll.

Kewajiban pengusaha antara lain; menjaga kondusifitas dalam lingkungan


kerja, memberikan upah kepada para pekerja sesuai dengan perjanjian dan
beberapa pertimbangan, memberikan upah kepada pekerja yang tidak dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan dalam UU
Ketenagakerjaan, mengurus administrasi-administrasi yang berhubungan
dengan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai