Anda di halaman 1dari 4

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS I
Kode/Mata Kuliah : EKMA4214/Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Kita telah membahas apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia. Lalu, menurut saudara
sebenarnya apa yang menjadi tujuan dari manajemen Sumber Daya Manusia itu sendiri !
2. Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia disebutkan terdapat tantangan-tantangan? Apa
saja tantangannya dan uraikan secara singkat dari masing-masing tantangan-tantangan
tersebut!
3. Bagaimana kiat sukses dalam mengelola SDM untuk keunggulan bersaing!
4. Dalam beberapa kondisi, pekerja tetap menerima upah meskipun tidak bekerja. Apa saja
kondisinya, jelaskan !
5. Pada saat perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perusahaan wajib
memberikan hak-hak buruh/pekerja sesuai Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003.
Uraikan !

--- Selamat Mengerjakan ---

Petunjuk :

*Bacalah dengan seksama modul kalian. Pahami, lalu coba kalian ungkapkan menggunakan bahasa kalian
sendiri.

*Originalitas jawaban anda lebih saya hargai daripada kalian mencontek jawaban rekan kalian.

Selamat mengerjakan tugas, semoga sukses

Salam !

Jawabn

1. Ada beberapan tujuan manajemen sumber daya manusia diantaranya sebagai berikut :
a. Memperoleh dan mempertahankan tenaga kerja yang terampil, memiliki motivasi tinggi
dan dapat dipercaya bagi organisasi.
b. Meningkatkan dan memperbaiki kualitas tenaga kerja dalam organisasi yang diukur dari
kontribusi, kemampuan dan kecakapan dalam melaksanakan operasional pekerjaan.
c. Mengembangkan sistem kerja yang baik secara prosedur dalam perekrutan dan seleksi
calon karyawan.
d. Menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif baik antar tim maupun antara
manajemen dan karyawan.
e. Menyeimbangkan dan menyelaraskan keperluan masing-masing stakeholder.
f. Menghargai elemen sumber daya manusia berdasarkan prestasi yang telah dicapai
g. Meningkatkan kesejahteraan para karyawan baik secara fisik maupun mental.
h. Menyediakan kesempatan yang merata bagi seluruh elemen sumber daya manusia.
i. Melakukan pendekatan yang humanis dalam proses pengelolaan karyawan yang
berlandaskan keadilan, perhatian, dan transparansi.
j. Mengelola tenaga kerja dan mempertimbangkan perbedaan kebutuhan dan keinginan
individu dan kelompok yang difasilitasi dalam penyampaian aspirasi.
2. Ada beberapa tantangan-tantangan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
a. Keberagaman angkatan kerja
Salah satu tantangan bagi manajemen sumber daya manusia adalah muncul
kecenderungan keberagaman angkatan kerja. Dimensi keberagaman ditempat kerja
mencakup diantaranya usia, suku bangsa, asal keturunan, jender, kemampuan/kualitas
fisik, ras, orientasi seksual, latar belakang pendidikan, lokasi giografi, pendapatan, status
perkawinan, keyakinan agama dan pengalaman kerja.
b. Perubahan peraturan perundang-udangan
Undang-undang, peraturan-peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah, serta
keputusan-keputusan pengadilan adalah cukup signifikasi berpengaruh terhadap sumber
daya manusia
c. Perubahan organisasi secara struktual
Tantangan lain yang dihadapi oleh manajer sumber daya manusia pada saat ini adalah
banyaknya organisasi yang sedang mengalami perubahan struktual. Beberapa berubahan
struktual tersebut diantaranya disebabkan oleh adanya perampingan organisasi,
outsourcing, dan reengineering.
d. Perubahan secara teknologis dan manajerial di dalam organisasi
Munculnya teknologi dan pendekatan manajemen baru telah menambah tantangan yang
dihadapi oleh manajer sumber daya manusia.
3. Perusahaan terdiri atas individu yang masing-masing memiliki perbedaan baik dari sisi faktor
demografi yang meliputi latar belakang sosial ekonomi, nasionalisme, tingkat pendidikan, umur,
gender, dan budaya, niaupun kemampuan dan keahlian (Skill), persepsi, perilaku, dan
kepribadian. Fenomena diversitas yang ada dalam perusahaan perlu mendapat perhatian
penting dalam proses perencanaan strategis (Foster, 1998). Tugas utama divisi ini adalah
mengelola diversitas SDM yang ada agar tidak menimbulkan konifik untuk menaciptakan lebih
banyak kreativitas dan inovasi sehingga perusahaan mampu memenangkan persaingan dalam
lingkungan bisnisnya (Lawrence, 1989). Mengelola diversitas SDM berrh memuhvasi hidividu
dengan berbag latar be!akang yang berbeda untuk mau terlibat dalam setiap proses organisasi
hingga tujuan untuk meraih keunggulan kompetitif tercapai. Motivasi ini bisa dengan Pemberian
inisentif berupa gaji, liburan ekstra, peningkatan keterlibatan kerja, penciptaan lingkungan kerja
yang kondusif, pemberian subsidi, bantuan finansial, atau mungkin pengadaan fasifitas mobil
Perusahaan
4. No Work No Pay Punya Landasan Hukum
Prinsip “tak bekerja maka tak diupah” punya legalitas karena diatur oleh hukum perburuhan di
Indonesia. Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003, Pasal 93 ayat (1) menyebutkan: 
Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. Ketentuan ini dikuatkan
oleh Peraturan Pemerintah (PP ) Pengupahan No 78 Tahun 2015, Pasal 24 ayat (1):
Jadi, dapat menyampaikan ke karyawan bahwa ketentuan hukum secara tegas mengatur prinsip
ini, sehingga perusahaan tidak bisa dianggap sadis apabila tidak membayar upah karyawan yang
tak masuk kantor tanpa alasan.

No Work No Pay Tak Bisa Diterapkan untuk Semua Kondisi


Tentu saja, yang dimaksud ‘tidak masuk kerja atau tidak melakukan pekerjaan’ di atas memiliki
pengecualian. Masih di Pasal 24 PP Pengupahan, perusahaan tetap diwajibkan membayar upah
pekerja yang tidak masuk atau tidak bekerja karena tiga hal berikut ini:
a. Berhalangan, yakni sakit dan tak dapat melakukan pekerjaan; sakit pada haid hari
pertama dan kedua (pekerja perempuan); tidak masuk karena menikah, menikahkan
anaknya, mengkhitankan anaknya, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau
keguguran, suami/isteri/anak/orangtua/mertua/menantu atau keluarga yang tinggal
serumah meninggal dunia.
b. Melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya, yakni menjalankan kewajiban terhadap
negara; menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya; melaksanakan
tugas serikat pekerja/buruh atas persetujuan pengusaha; dan tugas pendidikan dari
perusahaan.
c. Menjalankan hak waktu istirahat kerjanya, meliputi hak istirahat mingguan; cuti tahunan;
istirahat panjang; cuti sebelum dan sesudah melahirkan; atau cuti keguguran.
Kesimpulannya, kamu boleh tidak membayar karyawanmu yang tidak masuk bekerja
tanpa keterangan, atau dengan alasan di luar yang tercantum di atas.
5. Hak Karyawan Perusahaan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
Secara singkat, perusahaan memiliki hak yang tercantum dalam uraian Undang-Undang
Ketenagakerjaan, yakni dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Hak-hak
tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a. Perusahaan berhak atas hasil dari pekerjaan karyawan.
b. Perusahaan berhak untuk memerintah/mengatur karyawan atau tenaga kerja dengan
tujuan mencapai target.
c. Perusahaan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh/karyawan jika melanggar ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.

Di sisi lain, karyawan atau pekerja juga memiliki hak yang dicantumkan dalam regulasi tersebut.
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, karyawan setidaknya memiliki beberapa hak berikut
ini.

a. Menjadi Anggota Serikat Tenaga Kerja


Dalam regulasi disebutkan bahwa setiap karyawan berhak menjadi anggota  atau
membentuk serikat tenaga kerja. Setiap karyawan diperbolehkan untuk mengembangkan
potensi kerja sesuai dengan minat dan bakat. Karyawan juga mendapatkan jaminan dari
perusahaan dalam hal keselamatan, kesehatan, moral, kesusilaan serta perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat berdasarkan norma serta nilai keagamaan dan
kemanusiaan.
Hak ini tercantum dalam UU Nomor 13 tahun 2003 Pasal 104, terkait serikat pekerja dan UU
Nomor 21 tahun 2000 mengenai serikat pekerja.
b. Jaminan sosial dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Karyawan juga berhak mendapatkan jaminan sosial yang berisi tentang kecelakaan kerja,
kematian, hari tua hingga pemeliharaan kesehatan. Sekarang ini, implementasi hak karyawan
bidang jaminan sosial dan K3 adalah berupa BPJS.
c. Menerima Upah yang Layak
Tercantum dalam Permen Nomor 1 tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1, UU Nomor 13 tahun 2003, PP
tahun 1981, Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 1999 dan paling baru adalah Permenaker
Nomor 1 tahun 2017.
d. Membuat Perjanjian Kerja atau PKB
Hak karyawan atau pekerja ini tercantum dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13
tahun 2003 dan juga Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000. Karyawan yang telah tergabung
dalam serikat pekerja memiliki hak untuk membuat Perjanjian Kerja yang dilaksanakan
berdasarkan proses musyawarah.
e. Hak Atas Perlindungan Keputusan PHK Tidak Adil
Hak ini tercantum dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE
907/Men.PHI-PPHI/X/2004. Setiap karyawan berhak mendapat perlindungan dan bantuan
dari Pemerintah melalui DInas Tenaga Kerja bilamana mengalami PHK secara tidak adil.
f. Hak Karyawan Perempuan seperti Libur PMS atau Cuti Hamil
Secara umum hak ini tercantum dalam UU Nomor 13 tahun 2003 Pasal 76 Ayat 2 yang
menyatakan bahwa perusahaan atau pengusaha dilarang mempekerjakan perempuan hamil
yang bisa berbahaya bagi kandungannya dan dirinya sendiri.
g. Pembatasan Waktu Kerja, Istirahat, Cuti dan Libur
Dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 Pasal 79, hak ini dicantumkan secara jelas.
Perusahaan wajib memberi waktu istirahat dan cuti pada setiap karyawan. Secara jelas
misalnya, terkait waktu istirahat, disebutkan bahwa karyawan memiliki hak untuk
mendapatkan istirahat antara jam kerja minimal setangah jam setelah bekerja selama empat
jam.
Dengan mengetahui hak setiap pihak, tentu bisa menentukan langkah strategis dan
pengambilan keputusan yang melibatkan perusahaan dan karyawan di dalamnya. Seperti
misalnya dalam pengaturan pemberian hak cuti dan libur, bisa merundingkan serta
mendiskusikan hak karyawan berkenaan dengan cuti dan libur.

Anda mungkin juga menyukai