Anda di halaman 1dari 8

INISIASI 3

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Saudara mahasiswa minggu yang lalu kita telah mendisukusikan tentang


populasi dan sample. Dalam minggu ini kita akan melanjutkan diskusi tentang
teknik penarikan sampel. Untuk menambah pemahaman Anda tentang
materi ini, Anda dapat juga mempelajari dan memanfaatkan “Program
Komputer Penuntun Buku Materi Pokok CD ROM, yang telah Anda terima
pada saat memperoleh Buku Materi Pokok (BMP) ISIP4216.

Sebagaimana telah kita pelajari pada modul 5 KB 1, sebenarnya dalam suatu


penelitian kondisi yang ideal adalah peneliti harus meneliti seluruh populasi
atau yang kita sebut dengan “total sampling”. Kondisi seperti ini dapat dilakukan
jika jumlah populasi yang akan diteliti terbatas atau sedikit.

Ambil saja contoh berikut: Rektor UT ingin mengetahui bagaimana tanggapan


pegawai UPBJJ-UT Surabaya terhadap rencana perubahan Organisasi dan
Pengelolaan UT menjadi BHPP UT. Di UPBJJ-UT Surabaya terdapat 50 orang
pegawai. Dalam hal ini, Rektor bisa melakukan penelitian terhadap seluruh
pegawai di UPBJJ-UT Surabaya, karena jumlahnya hanya sedikit.

Anda bisa memandingkan, dengan penelitian berikut. Rektor ingin mengetahui


pendapat mahasiswa UT tentang pemanfaatan facebok sebagai media interaksi
dalam raangka proses belajar mengajar. Sebagaimana kita tahu bahwa
mahasiswa UT berjumlah ratusan ribu dan tersebar di seluruh Indonesia,
bahkan hingga di luar negeri. Tentunya untuk melakukan penelitian terhadap
seluruh mahasiswa UT tidak semudah melakukan penelitian terhadap seluruh
pegawai di UPBJJ-UT Surabaya. Salah satu cara yang dilakukan adalah
menarik sebagian dari populasi yang ada untuk mewakili seluruh elemen yang
tersedia.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa alasan perlunya dilakukan


penentuan sampel dalam suatu penelitian adalah; (1) adanya keterbatasan
yang dimiliki oleh peneliti, jika meneliti seluruh populasi apalagi dalam bentuk
yang banyak, (2) untuk menjamin kualitas data yang diperoleh, dan (3)
menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Sekarang pertanyaannya adalah
bagaimana teknik penarikan sampel dilakukan.

Dalam modul 5 KB 2, kita sudah mempelajari bahwa dalam penelitian sosial


terdapat dua macam teknik penarikan sampel, yakni (1) teknik penarikan
sampel probabilita, dan (2) teknik penarikan sampel non-probabilita. Teknik

1
penarikan sampel probabilita adalah teknik penarikan sampel yang
mendasarkan pada prinsip bahwa setiap elemen di dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sementara itu, teknik
penarikan sampel non-probabilita adalah tidak adanya kesempatan yang sama
bagi elemen di dalam populasi untuk terpilih sebagai sampel.

Perlu kita pahami bersama teknik penarikan sampel ini dapat menentukan mutu
atau hasil akhir penelitian yang kita lakukan. Jika teknik yang digunakan tidak
tepat, maka penelitian tersebut dapat dipertanyakan dan kebermaknaannya
akan hilang. Oleh karena itu, pengetahuan tentang teknik penarikan sampel
sangat diperlukan oleh peneliti. Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau
langkah-langkah penarikan sampel secara probabilita dan non-probabilita.

A. Teknik Penarikan Sampel Secara Probabilita


Terdapat empat cara yang bisa digunakan di dalam teknik penarikan sampel
secara probabilita, yaitu simpel random sampling, sistematis, stratifikasi,
dan cluster.

1. Teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simpel Random Sampling)


Sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil dari suatu populasi
dengan cara tidak memilih-milih individu yang dijadikan anggota sampel.
Artinya, semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama
untuk dijadikan sampel. Untuk memahaminya Anda bisa melihat Gambar 1.

1 2 3 4 5
q a z w s
6 7 8 9 10
x e d c r 18
f v t q b 12
11 12 13 14 15
4
y h n m i
16 17 18 19 20
k l p o
21 22 23 24 25

Gambar 1
Penarikan Sampel Acak Sederhana

2
Prosedur atau langkah-langkah penentuan sampel secara acak sederhana ini
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan populasi yang akan diteliti
2. Tentukan ukuran sampel yang akan digunakan
3. Memberikan nomor pada semua anggota populasi
4. mengambil nomor tersebut secara acak sebanyak sampel yang telah
ditentukan pada langkah 2.

Ada dua cara untuk melakukan langkah-langkah tersebut:


(1) Kita bisa menuliskan nomor-nomor tersebut dalam potongan-potongan
kecil kertas dan menggulungnya. Potongan-potongan kertas yang
tergulung tersebut kita masukkan ke kotak dan kita cocok sehingga kita
tidak mampu lagi mengenali nomor-nomornya. Potongan-potongan
tersebut kita ambil secara acak, misalnya dengan cara mengocok
sebanyak jumlah sampel yang kita tetapkan. Nomor-nomor yang terpilih
itulah yang merupakan nomor individu anggota sampel, dan
(2) menggunakan tabel bilangan random

2. Teknik penerikan sampel Sistematis (Systematical Sampling)


Teknik penarikan sampel dipilih berdasarkan nomor tertentu dari
populasi yang telah diberi nomor urut. Nomor tertentu disini berarti nomor yang
telah didisain atau ditetapkan secara sistematis oleh peneliti sehingga selisih
atau perbedaan nomor antara setiap dua individu yang diambil selalu tetap.
Misalnya, jika peneliti menetapkan bahwa selisih antar dua anggota sampel
adalah 6, maka peneliti akan memilih individu yang bernomor 1, 7, 13, 19, dst.

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10
1
11 12 13 14 15 7 13
19
16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

Gambar 2
Penarikan Sampel Sistematis

3
Prosedur penentuan sampel sistematis
1. Tentukan populasi yang akan diteliti
2. tentukan ukuran sampelnya
3. Buat daftar nama atau nomor anggota populasi
4. Tentukan besarnya interval antara 2 anggota sampel yang berurutan
Interval dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah anggota populasi
dengan jumlah sampel yang dikehendaki.
5. Tentukan satu anggota sampel yang pertama dari deretan teratas daftar
nama/nomor populasi
6. Sampel kedua, ketiga, dan sterusnya ditentukan dengan menambah
besar angka interval.

3. Teknik penerikan sampel secara stratifikasi (Stratified Sampling)


Teknik penarikan sampel stratifikasi digunakan apabila peneliti
beranggapan bahwa populasinya bersifat sangat heterogen. Misalnya, peneliti
akan melakukan penelitian tentang motivasi mahasiswa UT menggunakan
facebook. Peneliti menduga bahwa ada perbedaan motivasi antara laki-laki
dan perempuan, atau antara fakultas ekonomi dengan FISIP. Untu itu peneliti
membagi populasi mahasiswa UT ke dalam starata atau subpopulasi
berdasarkan jenis kelamin atau berdasarkan fakultas.

Dalam penarikan sampel dengan menggunakan stratifikasi, ada dua cara yang
bisa dilakukan oleh peneliti untuk menarik sampel dari masing-masing
subpopulasi, berdasarkan pengambilan proporsional dan non-proporsional.

a. penarikan sampel proporsional


Proporsional berarti jumlah masing-masing strata dalam sampel sebanding
dengan jumlah masing-masing strata dalam populasinya. Misalnya, kita akan
meneliti tentang pemanfaatan facebook pada mahasiswa FISIP UT
berdasarkan jurusan. Kita akan menarik sampel sebanyak 100 orang dari
populasi dengan karakteristik berikut:

Jurusan sosiologi = 25 orang


Jurusan administrasi negara = 50 orang
Jurusan komunikasi = 75 orang
Jurusan pemerintahan = 20 orang
_________
170 orang

4
Dengan demikian, jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing strata
adalah:

Jurusan sosiologi 25/170 x 100 = 14,7 15


Jurusan administrasi negara 50/170 x 100 = 29,4 29
Jurusan komunikasi 75/170 x 100 = 44,1 44
Jurusan pemerintahan 20/170 x 100 = 11,7 12
______________
Total sampel 100

b. penarikan sampel secara non-proporsional


Teknik ini digunakan untuk menghindari bias yang muncul akibat adanya
perbedaan jumlah anggota strata yang terlalu jauh antara masing-masing
strata. Jika kita kembali pada contoh di atas, namun dengan sedikit perbedaan.
Misalnya dalam jumlah strata jurusan pemerintahan jumlahnya sangat ekstrim,
sepeti berikut:

Jurusan sosiologi = 25 orang


Jurusan administrasi negara = 40 orang
Jurusan komunikasi = 75 orang
Jurusan pemerintahan = 2 orang
_________
142 orang

Jika kita menggunakan cara yang proporsional, maka kita akan mendapatkan
hasil sebagai berikut:

Jurusan sosiologi 25/142 x 100 = 17,6 18


Jurusan administrasi negara 50/142 x 100 = 28,2 28
Jurusan komunikasi 75/142 x 100 = 52,8 53
Jurusan pemerintahan 2/142 x 100 = 1,4 1
______________
Total sampel 100

Dengan cara proporsional, maka jurusan pemerinthn hanya ada 1 orang,


sehingga sulit untuk dijadikan perbandingan. Pada kondisi demikian, maka cara
non-proporsional sebaiknya digunakan, yaitu dengan cara peneliti mengambil
seluruh jurusan pemerintahan yang ada, dan mengurangi strata yang lain.

5
4. Teknik penarikan sampel cluster (Cluster Sampling)
Teknik penarikan sampel ini digunkan jika kita memiliki keterbatasan dalam
menyusun kerangka sampel, mengingat populasi yang ada sangat besar dan
tersebar dalam wilayah yang luas. Untuk mengatasi ini peneliti dapat
menggunakan beberapa kerangka sampel atau beberapa tahapan penarikan
sampel, sampai peneliti dapat menarik sampel yang diinginkan. Hal ini
dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam beberpa cluster atau
tingkatan.

B. Teknik Penarikan Sampel Secara Non-Probabilita


Teknik penarikan sampel secara non-probabilita dibagi kedalam 4 cara, yaitu;
penarikan sampel aksidental, purposive, secara kuota, dan snowball.

1. Teknik penarikan sampel aksidental


Teknik penarikan ini digunakan jika populasi penelitian relatif homogen dan
peneliti sulit untuk menyusun kerangka sampel. Misalnya, peneliti ingin
mengtehaui tentang pendat mahasiswa UT terhadap pelayanan registrasi.
Dengan memakai teknik ini, maka peneliti menunggu mahasiswa di bagian
pelayanan mahasiswa. Setiap mahasiswa yang datang ke bagian pelayanan
mahasiswa akan dijadikan sebagai sampel, sampai sejumlah yang diinginkan.

2. Teknik penarikan sampel purposive


Teknik ini digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap
sampel, dan dilakukan berdasar pilihan langsung peneliti. Misalnya, peneliti
ingin mengetahui efektivitas pembelian bahan ajar melalui Toko Buku Online.
Populasi penelitiannya adalah seluruh mahasiswa UT program non pendas
yang ada di UPBJJ-UT Surabaya. Penentuan mahasiswa non pendas sebagai
populasi penelitian adalah karena saat ini TBO-UT hanya diperuntukkan bagi
mahasiswa program non pendas. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan
cara purposive sampling, yaitu pembatasan sampel dengan hanya mengambil
unit sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Artinya, responden dipilih
atas kriteria atau pertimbangan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun
kriteria sampel yang ditetapkan adalah:
a. mahasiswa UT program non pendas,
b. pernah membali bahan ajar melalui TBO-UT.

Untuk memperoleh sampel tersebut, peneliti memperolehnya dari pegawai


Toko Karunika UT. Berdasarkan laporan pemesanan dan penjualan bahan ajar
dari bulan Januari – Juni 2009, diketahui bahwa jumlah mahasiswa UT yang
telah melakukan pembelian bahan ajar dan yang berasal dari UPBJJ-UT
Surabaya adalah sekitar 170 orang. Karena jumlahnya relatif sedikit maka
semuanya dijadikan sebagai sampel.

6
3. Teknik penarikan samepel secara kuota
Teknik ini digunakan oleh peneliti jika populasinya cenderung heterogen dan
tersebar luas. Prinsip penarikan sampelnya sama dengan prinsip penarikan
sampel di dalam cluster, hanya jika dalam penarikan sampel secara cluster,
pemilihan wilayahnya dilakukan secara acak dengan menggunakan undian,
maka dalam penarikan sampel dengan menggunakan kuota pemilihan
wilayahnya dilakukan dengan cara sengaja.

4. teknik penarikan sampel snowball


Teknik ini dilakukan jika peneliti ingin mendalami suatu kasus yang sifatnya
sensitif sehingga peneliti sulit untuk membuat kerangka sampel. Dalam teknik
ini maka peneliti harus membuat suatu jaringan dalam bentuk sosiogram yang
melibatkan seluruh objek penelitian. Sesuai dengan namanya, maka peneliti
memulai dengan mencari responden dalam kelompok yang kecil, kemudian dari
kelompok kecil tersebut, peneliti mendapatkan informasi tentang calon
responden berikutnya. Begitu seterusnya sehingga peneliti mendapatkan
jumlah responden sesuai dengan yang diinginkan.

Nah, untuk memperdalam pemahaman Anda tentang teknik penarikan sampel,


sekarang coba Anda berlatih menentukan sampel dari contoh-contoh berikut:

1. Cobalah Anda menarik sampel berdasar tabel angka random yang ada
pada modul hal : 5.21, jika diketahui jumlah populasi sebanyak 350, dan
peneliti akan mengambil sampel sebanyak 35.
2. Cobalah Anda mengambil sampel dengan menggunakan teknik penarikan
sampel sistematis, jika diketahui jumlah populasi sebanyak 1450 dan
peneliti akan mengambil sampel sebanyak 450 orang.
3. Cobalah Anda mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi,
jika peneliti ingin meneliti tentang sikap mahasiswa UT terhadap
pemanfaatan facebook yang didasarkan pada fakultas, dimana mahasiswa
FISIP sebanyak 250 orang, mahasiswa FEKON sebanyak 450 orang,
mahasiswa FMIPA sebanyak 112 orang, dan mahasiswa FKIP sebanyak
350. Sampel yang akan diambil sebanyak 150 orang.

Silakan Anda mencoba, ingat lebih baik salah dalam menjawab dan
menanggapi pada tuton ini dari pada melakukan kecurangan pada saat UAS.

7
8

Anda mungkin juga menyukai