1
penarikan sampel probabilita adalah teknik penarikan sampel yang
mendasarkan pada prinsip bahwa setiap elemen di dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sementara itu, teknik
penarikan sampel non-probabilita adalah tidak adanya kesempatan yang sama
bagi elemen di dalam populasi untuk terpilih sebagai sampel.
Perlu kita pahami bersama teknik penarikan sampel ini dapat menentukan mutu
atau hasil akhir penelitian yang kita lakukan. Jika teknik yang digunakan tidak
tepat, maka penelitian tersebut dapat dipertanyakan dan kebermaknaannya
akan hilang. Oleh karena itu, pengetahuan tentang teknik penarikan sampel
sangat diperlukan oleh peneliti. Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau
langkah-langkah penarikan sampel secara probabilita dan non-probabilita.
1 2 3 4 5
q a z w s
6 7 8 9 10
x e d c r 18
f v t q b 12
11 12 13 14 15
4
y h n m i
16 17 18 19 20
k l p o
21 22 23 24 25
Gambar 1
Penarikan Sampel Acak Sederhana
2
Prosedur atau langkah-langkah penentuan sampel secara acak sederhana ini
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan populasi yang akan diteliti
2. Tentukan ukuran sampel yang akan digunakan
3. Memberikan nomor pada semua anggota populasi
4. mengambil nomor tersebut secara acak sebanyak sampel yang telah
ditentukan pada langkah 2.
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
1
11 12 13 14 15 7 13
19
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
Gambar 2
Penarikan Sampel Sistematis
3
Prosedur penentuan sampel sistematis
1. Tentukan populasi yang akan diteliti
2. tentukan ukuran sampelnya
3. Buat daftar nama atau nomor anggota populasi
4. Tentukan besarnya interval antara 2 anggota sampel yang berurutan
Interval dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah anggota populasi
dengan jumlah sampel yang dikehendaki.
5. Tentukan satu anggota sampel yang pertama dari deretan teratas daftar
nama/nomor populasi
6. Sampel kedua, ketiga, dan sterusnya ditentukan dengan menambah
besar angka interval.
Dalam penarikan sampel dengan menggunakan stratifikasi, ada dua cara yang
bisa dilakukan oleh peneliti untuk menarik sampel dari masing-masing
subpopulasi, berdasarkan pengambilan proporsional dan non-proporsional.
4
Dengan demikian, jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing strata
adalah:
Jika kita menggunakan cara yang proporsional, maka kita akan mendapatkan
hasil sebagai berikut:
5
4. Teknik penarikan sampel cluster (Cluster Sampling)
Teknik penarikan sampel ini digunkan jika kita memiliki keterbatasan dalam
menyusun kerangka sampel, mengingat populasi yang ada sangat besar dan
tersebar dalam wilayah yang luas. Untuk mengatasi ini peneliti dapat
menggunakan beberapa kerangka sampel atau beberapa tahapan penarikan
sampel, sampai peneliti dapat menarik sampel yang diinginkan. Hal ini
dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam beberpa cluster atau
tingkatan.
6
3. Teknik penarikan samepel secara kuota
Teknik ini digunakan oleh peneliti jika populasinya cenderung heterogen dan
tersebar luas. Prinsip penarikan sampelnya sama dengan prinsip penarikan
sampel di dalam cluster, hanya jika dalam penarikan sampel secara cluster,
pemilihan wilayahnya dilakukan secara acak dengan menggunakan undian,
maka dalam penarikan sampel dengan menggunakan kuota pemilihan
wilayahnya dilakukan dengan cara sengaja.
1. Cobalah Anda menarik sampel berdasar tabel angka random yang ada
pada modul hal : 5.21, jika diketahui jumlah populasi sebanyak 350, dan
peneliti akan mengambil sampel sebanyak 35.
2. Cobalah Anda mengambil sampel dengan menggunakan teknik penarikan
sampel sistematis, jika diketahui jumlah populasi sebanyak 1450 dan
peneliti akan mengambil sampel sebanyak 450 orang.
3. Cobalah Anda mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi,
jika peneliti ingin meneliti tentang sikap mahasiswa UT terhadap
pemanfaatan facebook yang didasarkan pada fakultas, dimana mahasiswa
FISIP sebanyak 250 orang, mahasiswa FEKON sebanyak 450 orang,
mahasiswa FMIPA sebanyak 112 orang, dan mahasiswa FKIP sebanyak
350. Sampel yang akan diambil sebanyak 150 orang.
Silakan Anda mencoba, ingat lebih baik salah dalam menjawab dan
menanggapi pada tuton ini dari pada melakukan kecurangan pada saat UAS.
7
8