sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik sama, seperti sekelompok individu di masyarakat yang mempunyai umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial yang sama, atau obyek lain yang mempunyai karakteristik sama seperti golongan darah A, AB, dan 0,
Sampel adl himpunan bagian dari populasi
atau obyek yang memiliki karakteristik sama. Teknik Sampling • Teknik sampling adalah teknik yg digunakan dalam pengambilan sampel
• Langkah-langkah dalam proses sampling
1. menentukan populasi 2. Spesifikasi kerangka sampling 3. spesifikasi unit sampling 4. spesifikasi metode sampling 5. menentukan ukuran sampel 6. spesifikasi perencanaan sampling 7. Menyeleksi sampel 1. Menentukan Populasi • Ada empat komponen dari populasi yang sangat penting yaitu elemen, unit sampling, tempat, dan waktu. Misalnya rencana penelitian yang akan dilaksanakan adalah tingkat IQ murid SD di kota A tahun 1993, maka komponen populasinya dapat diuraikan sebagai berikut: ➢ Elemen : Sekolah Dasar ➢ Unit sampling : Murid Kelas I s/d VI ➢ Tempat : Kota A ➢ Waktu : Tahun 1993 2. Spesifikasi Sampling Frame • Sampling frame atau kerangka sampling bertujuan memaparkan secara jelas dan spesifik dari elemen populasi, serta dapat dibagi menjadi 2 yi target populasi dan populasi sampling. • Pada contoh penelitian di atas, bila dilakukan spesifikasi maka target populasi dan populasi sampling adalah sebagai berikut: • Target populasi : Seluruh SD di kota A • Populasi sampling : Murid Kelas I s.d. VI SD di kota A 3. Spesifikasi Unit Sampling • Unit sampling merupakan unit dasar dari elemen populasi yang akan dijadikan sampel, tetapi kadang-kadang dapat berdiri sendiri menjadi komponen populasi atau merupakan unit sampling dari elemen populasi. • Pada contoh penelitian di atas unit samplingnya adalah murid kelas I sampai dengan kelas VI. 4. Seleksi Metode Sampling • Metode sampling dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan teknik probabilitas dan non-probabilitas. • Dengan menggunakan teknik probabilitas, setiap individu atau obyek pada suatu populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel, sebaliknya dengan teknik non- probabilitas, hanya individu atau obyek pada suatu populasi yang memenuhi persyaratan tertentu terpilih menjadi sampel. • Contoh ada 1000 anak yang terdaftar sebagai murid SD di kota A. Bila setiap anak mempunyai kesempatan yang sama terpilih menjadi sampel penelitian, maka cara ini disebut sebagai Probability Sampling Method, sebaliknya jika hanya anak yang duduk dikelas VI saja yang akan dipilih menjadi sampel maka cara ini disebut sebagai Non-Probability Sampling Method. a. Non-Probability Sampling Method • Non-probability sampling method dibagi menjadi empat cara yaitu: i. Convenience Sampling • Memilih sampel dengan cara seenaknya tanpa ada protokoler, misalnya seorang peneliti mengadakan interview pada setiap orang yang dijumpainya di jalanan. ii. Quota Sampling • Memilih sampel dengan cara menentukan quota, misalnya seorg pewawancara melakukan interview pada lk maupun pr dalam jumlah yang sama. iii. Judgement Sampling • Memilih sampel dengan cara memakai proses seleksi bersyarat, misalnya sampel pasien hipertensi dengan kebiasaan merokok. iv. Panel Sampling • Merupakan sampel semi permanen yang dipilih untuk keperluan suatu studi yang berkelanjutan. Panel sampling sangat bermanfaat dan menguntungkan, karena data yang telah dikumpulkan dapat digunakan berulang kali. b. Probability Sampling Method • Dengan mempergunakan probability sampling method, setiap individu atau obyek pada suatu populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara random atau acak, sehingga data penelitian yang ada setidak-tidaknya sudah dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, Ada beberapa cara untuk melakukan probability sampling method yaitu: simple random sampling, sampling sistematik, sampling stratified, sampling cluster dan multistage sampling. ➢ Simple Random Sampling • Pemilihan sampel secara random dengan mempergunakan tabel random atau komputer. Misalnya sampel suatu penelitian. Hanya diperlukan 50 orang dari jumlah populasi penelitian sebanyak 100 orang, • Dibuat dulu daftar list nama populasi penelitian dan diberi nomor urut 00 sampai dengan 99, kemudian siapkan tabel random dan tentukan mulai dari mana pemilihan angka yang akan dilakukan, apakah mulai dari atas ke bawah atau dari kanan ke kiri, dan pilih angka dua digit dari belakang. ➢ Systematic Sampling • Sampel dipilih secara sistematik dengan cara menentukan lebih dulu angka kelipatannya, seperti pada contoh di atas, jumlah sampel yang diperlukan adalah 50 orang dan jumlah populasi penelitian sebanyak 100 orang, maka angka kelipatan atau k = jumlah populasi/jumlah sampel atau 100/50 = 2. Hasil pemilihan sampel dengan mempergunakan k = 2 adalah sebagai berikut: • Nomor: 00, 02, 04, 06, 08, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30 dan seterusnya sampai jumlah 50 sampel. ➢ Stratified Sampling • Populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau strata, dan kmd dipilih sampel secara random menggunakan tabel random pada setiap strata, misalnya penelitian IQ murid sebuah SD, jumlah murid seluruh kelas adalah 600 orang, dan jika ingin diketahui IQ murid kelas satu sampai kelas enam, maka harus dilakukan stratified sampling. • Contoh; jumlah murid klas I= 102; II=100; III=98; IV=110; V=90; VI= 100; total=600 • Seandainya jumlah sampel yang diperlukan adalah 300 murid, maka jumlah sampel setiap kelas adalah 300 murid/6 kelas = 50 orang. Kmd setiap kelas dipilih 50 sampel secara random dengan menggunakan tabel random. ➢ Cluster Sampling • Pada cluster sampling, unit samplingnya terdiri lebih dari satu elemen populasi, dimana setiap unit sampling adalah satu gugusan atau group dari elemen populasi. Misalnya kita ingin mengadakan survei mengenai kualitas air sumur penduduk di sebuah desa mengingat adanya keterbatasan tenaga dan dana, maka kita harus mempergunakan cluster sampling agar hasil survei dapat mewakili karakteristik desa secara keseluruhan. ➢Multistage Sampling • Teknik pemilihan sampel yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan, misalnya ingin diadakan survei mengenai jamban sanitasi di Desa X, maka dibagi dulu unit samplingnya menjadi beberapa tingkat berdasarkan pembagian wilayah kerja pemerintahan desa. 5. Menentukan Ukuran Sampel • Untuk menentukan jumlah sampel harus diketahui lebih dulu adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ukuran sampel yaitu: A. Category Outcomes • Kategori yang dihasilkan oleh data penelitian, apakah itu berupa suatu variabel kuantitatif seperti persentase dan nilai rata-rata, atau variabel kualitatif berupa jawaban ya atau tidak, hidup atau mati dan lain-lain. B. Tests of Hypotheses • Jika perlu hipotesis, harus ditentukan batasan-batasan untuk menerima atau menolak hipotesis null. a. Type I error (alpha level) • Bila kita ingin menolak suatu hipotesis null, harus ditentukan dulu batasan kemungkinan terjadi kesalahan atau level off significance dari studi. b. Type II error (beta level) • Bila kita ingin menerima suatu hipotesis null, harus ditentukan dulu batasan kesalahan atau disebut type II error dari studi. C. Power and Confidence Level • Tingkat kebenaran dalam menolak suatu hipotesis null pada studi disebut power of test ( 1 - P), dan tingkat probabilitas dalam menerima hipotesis null disebut confidence level of test (1 - (X). D. Jenis Studi • Apakah jenis studi yang dilakukan adalah deskriptif atau analitik, dan apakah sampel yang dipakai untuk penelitian itu akan dilakukan randomisasi atau tidak, kesemua ini akan mempengaruhi ukuran sampel yang ada. 6. Mempersiapkan Sampling Plan • Yaitu merencanakan bagaimana keputusan yang diambil dapat dilaksanakan secara baik di lapangan, 7. Memilih sampel • Melaksanakan pemilihan sampel di lapangan sesuai dengan protokol penelitian yang telah disiapkan. Keuntungan dari Sampling • Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam melakukan proses sampling antara lain: 1. Data yang diperoleh lebih komprehensif dan representatif, serta merupakan refleksi dari karakteristik populasi yang sedang diteliti. 2. Memerlukan dana serta tenaga pelaksana yang lebih sedikit dibanding dengan sensus. 3. Mudah dikerjakan dan hasilnya dapat segera dievaluasi dan dianalisa. 4. Dapat menghilangkan bias seleksi dengan cara melakukan randomisasi. Kriteria Design Sampling yang baik 1. Sampel yang diperoleh harus mewakili karakteristik dari populasi yg sedang diteliti. 2. Prosedur sampling hrs sederhana dan praktis sehingga mudah dilaksanakan di lapangan. 3. Efisien dan ekonomis serta dapat memberikan informasi selengkap-lengkapnya dengan biaya yang murah. 4. Jumlah sampel harus dapat dipakai untuk keperluan generalisasi parameter populasi.