Anda di halaman 1dari 43

POPULASI DAN SAMPEL

Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S


POPULASI
• Keseluruhan sumber data ayng diperlukan dalam suatu penelitian
(Saryono, 2012).
Contoh:
• Jika ingin mengetahui pengaruh senam hamil terhadap penurunan
risiko perdarahan pada saat persalinan, maka sumber data yang
memungkinkan dan tepat adalah wanita hamil.
• Sebaliknya bila menggunakan sumber data berupa wanita subur, maka
tidak akan didapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian
Populasi dalam penelitian dapat berupa:
• Manusia,
• Hewan
• Tumbuhan, dll

Populasi dapat dibedakan menjadi :


1.Populasi target: Sasaran akhir penelitian
2.Populasi terjangkau / populasi sumber: Bagian populasi target yang
dapat dijangkau oleh peneliti.
• Bila ingin meneliti pengaruh kontrasepsi suntik terhadap BB di Desa
X tahun 2016, maka populasi targetnya adalah akseptor KB.
• Pada penelitian tersebut, populasi terjangkaunya adalah Akseptor KB
di Desa X tahun 2016.
SAMPEL
• Sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi
• Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili
populasi (representative)
• Agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel
yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang
ditetapkan disebut kriteria inklusi.
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
• Batasan / ciri karakter umum pada subjek penelitian, dikurangi
karakter yang masuk dalam kriteria ekslusi
• Sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi, harus dikeluarkan
dari penelitian karena berbagai sebab yang daapt mempengaruhi
hasil penelitian sehingga terjadi bias, disebut Kriteria eksklusi.
• Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria
eksklusi tidak semuanya berpartisipasi dalam penelitian.
• Subyek yang benar-benar diteliti merupakan bagian dari subyek
terpilih dikurangi dengan drop out (meninggal, mengundurkan diri),
loss to follow-up (subyek menghilang sehingga data tidak lengkap)
• Hasil penelitian merupakan hasil pengukuran pada kelompok subyek
yang benar-benar diteliti
Jumlah Sampel
• Penggunaan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian
terkadang sangat menguras biaya, tenaga maupun waktu.
• Pada kondisi ini, pengambilan sampel menjadi pilihan terbaik, dengan
jumlah yang representative mewakili populasi.
• Penentuan besar sampel sering menjadi masalah pada penelitian
karena banyaknya rumus yang harus digunakan dan belum
memahami penggunaan masing-masing model tersebut.
• Penentuan besar sampel yang salah akan mengurangi bobot hasi dari
penelitian.
Terdapat pertimbangan dalam menentukan besar sampel

1. Pertimbangan praktis (terkait dana, sarana, tenaga dan waktu)


a.Berdasarkan distribusi normal dengan Central Limit Theory

b. Berdasarkan pertimbangan/pengalaman peneliti


Terdapat pertimbangan dalam menentukan besar sampel

2. Pertimbangan metodologis

a.Jenis penelitian deskriptif

b.Jenis penelitian analitik tidak berpasangan


Terdapat pertimbangan dalam menentukan besar sampel

c. Jenis penelitian analitik berpasangan

d. Jenis penelitian analitik korelatif


Terdapat pertimbangan dalam menentukan besar sampel
Terdapat pertimbangan dalam menentukan besar sampel
Cara Pemilihan Sampel

• Sampel yang representative seharusnya dapat mewakili populasi


sebagai tempat generalisasi. Oleh karena itu, penentuan dan pemilihan
sampel harus mempertimbangkan kesempatan yang sama terhadap
masing-masing individu untuk berpartisipasi dalam penelitian.
• Representatif sampel ditentuakn oleh:
1. Homogenitas populasi
2. Jumlah sampel yang dipilih
3. Banyaknya ciri/karakteristik subyek yang dipelajari
4. Teknik pemilihan sampel
Cara Pemilihan Sampel
• Sifat/karakter yang semakin homogen pada suatu individu didalam
populasi memberikan representativitas sampel yang semakin tinggi.
• Jumlah sampel yang semakin banyak juga akan meningkatkan
representative sampel, karena karakteristik sampel semakin
mendekati karakteristik populasi
• Teknik pemilihan sampel dengan mempertimbangkan kesempatan
yang sama untuk diikutsertakan dalam penelitian akan meningkatkan
representativitas
Cara Pemilihan Sampel
Berdasarkan peluang kesempatan, cara pengambilan sampel
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Teknik acak / random (probability sampling)
Setiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
ikut serta sebagai sampel penelitian.
2. Teknik tidak acak / tidak random (non probability random)
Probability Sampling
1. Teknik acak sederhana (simple random sampling)
• Prinsip mekanisme teknik acak sederhana dilakukan seperti undian
• Semua individu berpeluang untuk diambil
• Jumlah subyek dalam populasi terjangkau yang akan dipilih
sampelnya dihitung terlebih dahulu
• Kemudian setiap subyek diberi nomor dan dipilih sebagian dengan
bantuan tabel random
• Pemilihan angka awal pada penggunaan tabel random dilakukan
secara acak dengan cara menjatuhkan pensil dengan mata tertutup
• Teknik ini digunakan apabila populasi bersifat homogen
Contoh: Misalkan sebuah posyandu dengan populasi bayi sebanyak 300
bayi, dan akkan dicuplik 50 bayi. Langkah awal dimulai dengna memberi
nomor 1 sampai 300, kemudian berdasarkan tabel random dipilih 50.
Probability Sampling
2.Teknik acak bertingkat (Stratified random sampling)
• Karakteristik populasi tidak selamanya ditemukan homogeny, bahkan sering
adanya ciri yang membatasi setiap kelompok bertingkat (strata) yang akan
memberikan nilai berbeda.
• Bila perbedaan strata dianggap sama, maka akan diperoleh sampel dengan
variasi yang sangat besar dan menghasilkan simpulan penelitian dengan bias
yang sangat tinggi
• Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan teknik acak bertingkat
berdasarkan strata masing-masing.
• Variabel yang sering digunakan untuk stratifikasi adalah jenis kelamin,
tingkat sosial ekonomi, pendidikan, status gizi, umur, dll.
• Teknik acak bertingkat digunakan apabila populasi heterogen
Contoh:
• Penelitian untuk mengetahui nilai ujicoba matematika soal UAN yang
diujikan pada siswa SMP, baik kelas 1, 2 maupun 3. Perbedaan kelas
pada siswa SMP menyebabkan perbedaan pengalaman, sehingga
perlu dipilih secara bertingkat untuk menjamin keterwakilan populasi.
Dipilih 30 siswa dari 120 siswa kelas 1, 2 dan 3. Setiap strata (kelas)
dicuplik 10 siswa, sehingga diperoleh
• siswa kelas 1, 2 dan 3 masing-masing sebanyak 10 orang. Penentuan
subyek dilakukan secara acak berdasarkan Tabel random.
Probability Sampling
3. Teknik acak sistematis (Systematic Random Sampling)
• Teknik ini secara sistematis memilih sampel berdasarkan pola
tertentu, misalnya menurut kelipatan angka, alfabet, ataupun
sistem lain yang identik.
• Dari seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke
sekian akan dipilih sebagai sampel.
• Oleh karena itu teknik ini hanya cocok digunakan untuk populasi
yang homogen.
• Bila kita ingin mengambil 1/n dari populasi, maka setiap pasien
nomor ke-n akan dipilih sebagai sampel.
Contoh:
• Bila akan memilih 30 dari 300 lansia dengan teknik sistematik, maka
diperlukan 30/300 = 1/10 bagian dari populasi. Angka awal ditentukan
secara acak, selanjutnya subyek diberi nomor dari 1 hingga 300.
Setiap pasin ke-10 akan diambil sebagai sampel. Bila diperoleh angka
awal 4, maka yang ikut serta dalam sampel adalah lansia nomor 4, 14,
24, 34, dan seterusnya.
Probability Sampling
4. Teknik acak berkelompok (cluster random sampling)
• Proses pemilihan secara acak berkelompok dilakukan apabila
populasi tersebar secara luas sehingga tidak memungkinkan untuk
membuat daftar seluruh populasi.
• Pengelompokkan dapat berupa wilayah (desa, kelurahan,
kecamatan, dan seterusnya), jenis pekerjaan (petani, nelayan,
anggota TNI, pedagang dan sebagainya) maupun kelompok yang
lain.
Contoh:
• Penelitian survei status gizi balita di Kecamatan X, mempunyai
beberapa desa dengan karakteristik penduduk maupun topografi
lingkungan yang berbeda-beda. Jika dilakukan teknik sampel acak
sederhana, maka tidak semua desa terwakili, padahal masing-masing
desa mempunyai latar belakang sosial ekonomi, pekerjaan dan tingkat
pendidikan yang berbeda.
• Pada penelitian klinis dan eksperimen, teknik sampling secara acak
sederhana sering direkomendasikan karena lebih representatif.
Sedangkan untuk teknik acak yang lain umumnya digunakan pada
penelitian survei.
Non Probability Sampling

1.Quota Sampling
• Peneliti mengumpulkan subyek yang memenuhi persyaratan
(subyek yang mudah ditemui) hingga terpenuhinya jumlah
(quotum) yang telah ditetapkan.
• Pelaksanaan pengambilan sampel dengan jatah sangat tergantung
pada peneliti, tetapi dengan kriteria dan jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya.
Contoh Quota Sampling:
• Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sex pada remaja, telah
ditentukan sampelnya dengan jumlah 100 yang terdiri dari 50 wanita
dan 50 pria. Lima puluh orang pria dan wanita yang akan
diwawancarai sangat tergantung pada peneliti.
Non Probability Sampling

2. Consecutive sampling
• Sampel diambil dari semua subyek yang datang dan memenuhi
kriteria pemilihan sampai jumlah subyek terpenuhi.
• Teknik ini merupakan jenis non probability yang paling baik dan
mudah dilakukan.
• Jangka waktu pengambilan sampel jangan terlalu pendek untuk
menjamin keterwakilan karakteristik populasi, terutama untuk
penyakit yang dipengaruhi musim maupun siklus tahunan.
Contoh:
• Pengambilan sampel untuk penelitian demam berdarah dengue pada
bulan Agustus, tidk mewakili karakteristik pasien demam berdarah
dengu pada umumnya, karena puncak kejadian pada bulan April.
Non Probability Sampling

3. Convenience sampling
• Teknik ini tidak menggunakan sistematika tertentu, sehingga tidak
dapat dianggap mewakili populasi terjangkau.
Contoh:
• Ingin meneliti kadar hemoglobin siswa SMP, ditetapkan sampel
sebesar 45 anak. Pada suatu saat peneliti mengambil sampel 23
responden, kemudian cuti dan kalau ada waktu, maka penelitian
dilanjutkan untuk melengkapi jumlah sampel. Cara ini mudah
dilakukan, namun subyek tidak mewakili populasi.
Non Probability Sampling

4. Purposive sampling
• Teknik pengambilan sampel bertujuan dilakukan tidak berdasarkan
strata, kelompok, atau acak, tetapi berdasarkan
pertimbangan/tujuan tertentu.
• Teknik ini dilakukan atas pertimbangan tertentu seperti waktu,
biaya, tenaga, sehingga tidak dapat mengambil sampel dalam
jumlah besar dan jauh.
• Cara ini lebih baik dibanding teknik non random yang lain karena
dilakukan berdasarkan pertimbangan dari pengalaman berbagai
pihak.
Contoh:
• Pengambilan sampel satu jurusan untuk mewakili satu universitas,
atau satu universitas untuk mewakili mahasiswa di Indonesia akan
sangat sulit dilakukan secara acak. Dengan demikian, maka cara yang
terbaik adalah dilakukan pengambilan sampel dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu misalnya yang berpengalaman, sehingga dapat
memberikan keterangan yang akurat.
Non Probability Sampling

5. Accidental Sampling
• Teknik ini sangat mudah dilakukan karena secara subyektif,
• Peneliti mengumpulkan data dari subyek yang ditemuinya, saat itu
dan dalam jumlah secukupnya.
• Cara ini hanya cocok untuk mengetahui opini masyarakat terhadap
topik tertentu.
Contoh:
• Jika ingin diketahui pendapat tentang cara mengajar yang baik, untuk
pengambilan sampelnya, peneliti berdiri dipinggir jalan dan
menanyakan pada orang yang kebetulan lewat dengan jumlah
seadanya sampai dipandang cukup oleh peneliti.
Tentukan teknik sampling yang cocok untuk penelitian berikut.

• Pengaruh serbuk kakao terhadap penyembuhan luka gangren. Penelitian


dilakukan dengan metode eksperimen murni.
• Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kemampuan merawat
bayi di desa A.
• Hubungan antara tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada
pekerja pabrik di Kota X.
• Hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian ISPA di
kecamatan Pasar Minggu.

Anda mungkin juga menyukai