2. Pertimbangan metodologis
1.Quota Sampling
• Peneliti mengumpulkan subyek yang memenuhi persyaratan
(subyek yang mudah ditemui) hingga terpenuhinya jumlah
(quotum) yang telah ditetapkan.
• Pelaksanaan pengambilan sampel dengan jatah sangat tergantung
pada peneliti, tetapi dengan kriteria dan jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya.
Contoh Quota Sampling:
• Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sex pada remaja, telah
ditentukan sampelnya dengan jumlah 100 yang terdiri dari 50 wanita
dan 50 pria. Lima puluh orang pria dan wanita yang akan
diwawancarai sangat tergantung pada peneliti.
Non Probability Sampling
2. Consecutive sampling
• Sampel diambil dari semua subyek yang datang dan memenuhi
kriteria pemilihan sampai jumlah subyek terpenuhi.
• Teknik ini merupakan jenis non probability yang paling baik dan
mudah dilakukan.
• Jangka waktu pengambilan sampel jangan terlalu pendek untuk
menjamin keterwakilan karakteristik populasi, terutama untuk
penyakit yang dipengaruhi musim maupun siklus tahunan.
Contoh:
• Pengambilan sampel untuk penelitian demam berdarah dengue pada
bulan Agustus, tidk mewakili karakteristik pasien demam berdarah
dengu pada umumnya, karena puncak kejadian pada bulan April.
Non Probability Sampling
3. Convenience sampling
• Teknik ini tidak menggunakan sistematika tertentu, sehingga tidak
dapat dianggap mewakili populasi terjangkau.
Contoh:
• Ingin meneliti kadar hemoglobin siswa SMP, ditetapkan sampel
sebesar 45 anak. Pada suatu saat peneliti mengambil sampel 23
responden, kemudian cuti dan kalau ada waktu, maka penelitian
dilanjutkan untuk melengkapi jumlah sampel. Cara ini mudah
dilakukan, namun subyek tidak mewakili populasi.
Non Probability Sampling
4. Purposive sampling
• Teknik pengambilan sampel bertujuan dilakukan tidak berdasarkan
strata, kelompok, atau acak, tetapi berdasarkan
pertimbangan/tujuan tertentu.
• Teknik ini dilakukan atas pertimbangan tertentu seperti waktu,
biaya, tenaga, sehingga tidak dapat mengambil sampel dalam
jumlah besar dan jauh.
• Cara ini lebih baik dibanding teknik non random yang lain karena
dilakukan berdasarkan pertimbangan dari pengalaman berbagai
pihak.
Contoh:
• Pengambilan sampel satu jurusan untuk mewakili satu universitas,
atau satu universitas untuk mewakili mahasiswa di Indonesia akan
sangat sulit dilakukan secara acak. Dengan demikian, maka cara yang
terbaik adalah dilakukan pengambilan sampel dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu misalnya yang berpengalaman, sehingga dapat
memberikan keterangan yang akurat.
Non Probability Sampling
5. Accidental Sampling
• Teknik ini sangat mudah dilakukan karena secara subyektif,
• Peneliti mengumpulkan data dari subyek yang ditemuinya, saat itu
dan dalam jumlah secukupnya.
• Cara ini hanya cocok untuk mengetahui opini masyarakat terhadap
topik tertentu.
Contoh:
• Jika ingin diketahui pendapat tentang cara mengajar yang baik, untuk
pengambilan sampelnya, peneliti berdiri dipinggir jalan dan
menanyakan pada orang yang kebetulan lewat dengan jumlah
seadanya sampai dipandang cukup oleh peneliti.
Tentukan teknik sampling yang cocok untuk penelitian berikut.