Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK SAMPLING

Populasi dan Sampel


• Pada umumnya penelitian dilakukan
terhadap sampel, sehingga data yang
digunakan dalam penelitian berasal dari
sampel.
• Untuk itu perlu diketahui pengertian
mengenai populasi dan sampel.
• Populasi adalah semua anggota dari objek yang
diteliti, contoh : apabila ingin meneliti mengenai
perbedaan pendapatan petani di suatu kecamatan,
maka populasi adalah semua petani yang ada di
kecamatan tersebut. Apabila penelitian yang
dilakukan adalah ingin mengetahui hubungan
antara jenis kelamin, curahan jam belajar, daerah
asal dan IPK mahasiswa FP Unila, maka populasinya
adalah semua mahasiswa FP Unila.
• Sampel adalah sebagian dari anggota objek yang
diteliti. Untuk contoh di atas maka sampelnya
adalah sebagian petani yang ada di kecamatan
yang diteliti, sebagian mahasiswa FP Unila.
Penentuan Sampel
Tujuan berbagai pertimbangan dalam menentukan sampel
adalah agar diperoleh sampel yang representatif bagi
populasinya. Ada empat parameter yang berpengaruh:
a. Variabilitas populasi
b. Besar populasi
c. Teknik penentuan sampel
d. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi
dalam sampel

Pendapat lain:
• Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi.
• Presisi yang dikehendaki oleh peneliti.
• Rencana Analisis.
• Tenaga, biaya, dan waktu.
Penentuan Ukuran Sampel (n)
• Ada beberapa pendapat dari peneliti
yang menyatakan bahwa ukuran
sampel tidak boleh kurang dari 10%
dan ada pendapat lain yang
menyatakan ukuran sampel minimum
5%.
• Ada berbagai teori (rumus) penentuan
jumlah sampel al: Slovin, Sugiarto.
Hubungan antara Ukuran Sampel dengan
Tingkat Kesalahan Hasil Penelitian

Kesalahan

Besar

Kecil
Ukuran Sampel
Kecil Besar
Konsep, Definisi, dan Satuan Sampling
• Populasi atau Universe: jumlah keseluruhan dari
unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
• Jenis Populasi: populasi sampling dan populasi
sasaran.
• Unsur Sampling: unsur-unsur yang diambil sebagai
sampel.
• Kerangka Sampling (Sampling Frame): daftar dari
semua unsur sampling dalam populasi sampling.
• Unit Penelitian (unit analisa atau unit elementer):
unit yang akan diteliti atau dianalisis.
Kesimpulan penelitian yang dilakukan terhadap
sampel, berlaku untuk populasinya.
Dengan demikian sampel yang diteliti harus yang
dapat mewakili atau dapat mencerminkan
populasinya, dinamakan sampel yang representatif.
Untuk mendapatkan sampel yang representatif
tersebut, maka perlu diperhatikan petunjuk sebagai
berikut (Hadi, 1997:71-75) :
• Tentukan luas daerah generalisasi atau luas
populasi.
• Tegaskan sifat-sifat populasi.
• Tentukan sumber-sumber informasi tentang
populasi.
• Tentukan kerangka sampel (Sample frame).
• Tentukan jumlah sampel.
• Jumlah sampel yang diambil tergantung pada sifat
populasi, bila homogen maka jumlah tidak
menjadi masalah, sedangkan bila heterogen maka
jumlah harus dipertimbangkan menurut kategori
heterogenitasnya.
• Tetapkan teknik penarikan sampel, pilih yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Metode Pengambilan Sampel

• Sampling Peluang (probability sampling): simple


random sampling, systematic sampling, stratified
random sampling, simple cluster sampling,
pengambilan sampel gugus bertahap, dan area
sampling.
• Sampling Non-peluang: purposive sampling dan
quota sampling.
Simple Random Sampling
SRS ini adalah cara yang paling langsung untuk
memaksimalkan kesempatan memilih suatu sampel
yang representatif dari penelitian tertentu.

SRS dibatasi sebagai suatu sampel yang setiap unsur


populasinya memiliki kesempatan yang bebas dan
sama untuk dipilih.

Dalam rangka memilih suatu sampel acak semua


unsur dalam populasi penelitian harus diberi nomor
Systematic Sampling
Pengambilan sampel sistematis adalah suatu prosedur
sederhana yang mendekati perolehan suatu sampel
SRS. Untuk mengadakan penyampelan jenis ini perlu
memberi nomor populasi, yaitu membuat daftar
unsur-unsur populasi. Begitu daftar tersebut siap,
ukuran sampel harus ditentukan.
Langkah pertama dalam memilih suatu sampel yang
sistematis adalah membagi jumlah unsur-unsur
dalam populasi dengan ukuran sampel yang
diinginkan.
Contoh jika ukuran sampelnya 10 dari populasi 100,
maka bagi 100 dengan 10 sehingga diperoleh 10.
Hasil ini menunjukkan bahwa setiap unsur ke-10 dari
daftar populasi akan dipilih sebagai sampel.
Stratified Random Sampling
Jumlah unsur yang dipilih dari masing-masing lapisan
populasi bisa berimbang dengan jumlah unsur dalam
sub-bagian, bisa juga jumlah tersebuttidak perlu
proporsional dengan jumlah populasi.
Penyampelan tidak berimbang (diproportionale)
sering dilakukan untuk menjamin cukupnya jumlah
subyek yang dipilih untuk menerapkan prosedur
statistik.
Simple Cluster Sampling
Adalah teknik memilih sebuah sampel dari
kelompok-kelompok unit-unit yang kecil (cluster).
Teknik ini dipergunakan bila catatan lengkap
tentang unit elementer dalam populasi tidak
diperoleh.
Digunakan bila: (1) biaya penelitian terbatas, dan (2)
jika populasinya dapat dikelompokkan menurut
cluster-cluster.
Kelebihan teknik sampling ini: (1) list populasi
(sampling frame) tidak diperlukan, (2) biaya untuk
membuat list berkurang, dan (3) biaya transpor lebih
murah, dan (4) lebih murah dibandingkan dengan
stratified atau simple random sampling.
Pengambilan Sampel Gugus Bertahap

Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu.


oSatu populasi dibagi-bagi dalam gugus tingkat
pertama,
oKemudian gugus tingkat pertama dibagi dalam
gugus tingkat ke dua,
oSelanjutnya gugus tingkat ke dua masih dapat juga
dibagi dalam gugus-gugus tingkat yang lebih lanjut.
Area Sampling
• Diperlukan peta atau potret udara yang cukup
jelas dan terperinci dari wilayah yang akan diteliti.
• Wilayah tadi dibagi dalam segmen-segmen wilayah
yang mengandung jumlah unit penelitian.
• Setiap segmen wilayah diberi nomor, kemudian
dari sejumlah nomor yang ada diambil sejumlah
sampel secara acak.
Purposive Sampling
Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
yang berdasarkan kepada tujuan penelitian.
Sampel yang dipilih harus mempunyai sifat yang
sesuai dengan sifat-sifat populasi.
Purposive sampling tidak bisa dilakukan dari populasi
yang belum dikenal sifat-sifatnya.
Quota Sampling
Dalam penyampelan kuota, peneliti menetapkan
beberapa tingkatan kriteria (baik dalam jumlah
maupun proporsi) bagi berbagai jenis unsur.
Contoh: Seorang peneliti mungkin telah memutuskan
bahwa sampel yang diperlukan terdiri dari 50 subjek
mahasiswa yang spesialisasi dalam bidang teknik, dan
50 subjek mahasiswi yang spesialisasi dalam bidang
home economics. Selanjutnya peneliti perlu
menemukan setiap kuota masing-masing 50 unit
sampel. Tidak perlu dipersoalkan bagaimana
mahasiswa-mahasiswa tersebut dipilih.

Anda mungkin juga menyukai