2. Mengukur Kinerja
Objek pengukuran tersebut biasanya adalah kinerja organsisasi atau pegawai dalam jangka waktu tertentu.
Pengukuran dapat bersifat objektif (berupa pengukuran finansial maupun pengukuran non finansial) juga dapat
bersifat subyektif (uji kualitas dan efektifitas). Jika terdapat beberapa pengukuran yang harus dilakukan maka
manajer harus menimbang sesuai prioritasnya.
4. Memberikan Penghargaan
Penghargaan berupa imbalan atau insentif adalah elemen terakhir dari sistem result control. Insentif dapat
berupa apa saja yang dihargai pegawai, seperti kenaikan gaji,nbonus, promosi, keamanan kerja, penugasan kerja,
peluang pelatihan, kebebasan, pengakuan, dan kekuasaan. Hukuman adalah kebalikan dari imbalan. Berupa hal-
hal yang tidak disukai pegawai,seperti penurunan pangkat, kegagalan mendapatkan penghargaan yang diperoleh
teman kerjannya atau yang terburuk berupa pemecatan.
F. Kesimpulan
Result Control adalah bentuk kontrol atau pengendalian tidak langsung karena tidak fokus secara eksplisit
kepada tindakan atau keputusan pegawai. Result Control merupakan element utama dari sistem pengendalian
manajemen dan hampir digunakan si semua organisasi. Result Control berjalan efektif jika organisasi memiliki
pengetahuan atas hasil yang diinginkan, mampu mempengaruhi hasil yang diinginkan dan mampu untuk mengukur
hasil yang dapat dikontrol secara efektif.
Tugas Chapter 2
1. Jelaskan dan beri contoh mengenai “Defining the performance dimension”
Menentukan dimensi kinerja yang tepat membutuhkan keseimbangan pemenuhan tanggung jawab
organisasi kepada semua pemangku kepentingannya, termasuk pemilik (pemegang saham), pemegang
hutang, pemasok, pelanggan, dan masyarakat luas.
Organisasi tidak hanya perlu memutuskan apa yang diinginkan, tetapi mereka juga harus memastikan
pengukuran dimensi kinerja yang ditentukan selaras dengan apa yang diinginkan. Jika tidak, result control
cenderung mendorong pegawai untuk memberikan hasil yang tidak diinginkan.
Contoh: perusahaan dapat menentukan salah satu dimensi kinerja yang diinginkan untuk memberikan nilai
bagi pemegang saham, namun perusahaan justru mengukur kinerja yang terkait dengan laba akuntansi. Ini
menunjukkan bahwa karyawan cenderung mencoba meningkatkan kinerja yang diukur (dalam contoh ini,
laba akuntansi) terlepas dari apakah itu berkontribusi pada kinerja yang diinginkan (dalam contoh ini, nilai
pemegang saham), terjadi ketidakselarasan yang mengakibatkan tidak efektifnya result control.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dan bagaimana melakukan “setting performance target”!
Menentukan target kinerja merupakan element penting pada result control dimana target
ditetapkan dengan jelas dan mudah dipahami sehingga pegawai dapat melakukan kinerja dengan baik.
Target kinerja yang jelas meningkatkan motivasi dengan memberikan tujuan bagi pegawai atas kinerja
yang akan dicapai. Selain itu juga membuat pegawai dapat mengukur sejauh mana kinerja yang telah
dilakukan.