Anda di halaman 1dari 3

Control System Tightness

TIGHt

Manfaat dari setiap management control system didapatkan dari peningkatan kemungkinan bahwa
tujuan sebuah perusahaan bisa dicapai relative terhadap ekspektasi apabila management control system
tidak diterapkan. Manfaat tersebut bisa dijelaskan hubungannya dengan ketat atau longgarnya suatu
pengendalian, karena jika semakin ketat pengendalian akan memberikan tingkat kepastian yang lebih
tinggi bahwa para pegaawai di suatu perusahaan akan bertindak seusai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan tersebut. Seberapa ketat atau longgarnya pengendalian merupakan keputusan yang
ditetapkan manajemen.

konsep pengendalian yang ketat dapat diterapkan pada result controls. sebagai contoh, result controls
yang ketat dapat diterapkan terhadap kinerja-kinerja penting melalui review budget yang rinci (line by
line) dengan periode yang lebih pendek (bulanan) dan masih banyak cara lain yang dapat memberikan
pengaruh terhadap ketatnya management control. secara konseptual, penerapan ketatnya
pengendalian yang efektif memerlukan pengetahuan manajemen yang memadai tentang bagaimana
obyek pengendalian (result, action, atau personnel/cultural controls) berhubungan dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan.

TIGHT RESULTS CONTROL

Pencapaian Result Controls yang ketat bergantung kepada karakteristik dari definisi desired result areas,
Performance Measures, dan Reinforcements provided.

 Desired result asreas


Agar pengendalian dianggap sebagai result control system yang ketat, maka dimensi hasil harus selaras
dengan tujuan organisasi, target kinerja harus spesifik, umpan balik dalam waktu yang singkat, hasil
yang diinginkan harus dikomunikasikan dan diinternalisasi kepada pihak-pihak yang perilakunya sedang
dikendalikan, dan jika result control sedang digunakan secara ekslusif, pengukurannya harus lengkap.
- Congruence
Keselarasan merupakan salah satu faktor utama dari result controls yang efektif. Beberapa
contoh masalah pada keselerasan yakni, para manajer yang tidak memahami dengan baik tujuan
organisasi yang sebenarnya, dan dimensi kinerja yang dipilih untuk diukur hasilnya, tidak
mencerminkan tujuan organisasi dengan baik. Di setiap organisasi(khususnya pada organisasi
non-profit) tidak boleh berasumsi bahwa setiap pegawai dan masyarakat memiliki pemahaman
yang baik dengan tujuan organisasi.
- Specificity and timeliness
Result control yang ketat juga bergantung kepada apakah organisasi mempunyai target kinerja
yang digambarkan dengan terminology secara spesifik dalam jangka waktu tertentu.
- Communication and internalization
Untuk menciptakan result control yang ketat, diperlukan komunikasi dan internalisasi yang
efektif mengenai target-target kinerja kepada anggota-anggota sebuah organisasi yang memiliki
beban untuk pencapaiannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa jauh pemahaman
terkait tujuan organisasi yakni, kualifikasi pegawai, jumlah pegawai, tingkat keterkndalian, dan
juga kelayakan dari tujuan organisasi. Hasil dari sebuah internalisasi akan realtif rendah, ketika
para pegawai meyakini bahwa tujuan organisasi tidak akan tercapai, ketika mereka mempunyai
pertimbangan bahwa hasil yang diinginkan tidak dapat dikendalikan, atau ketika pegawai-
pegawai tersebut tidak diperkenankan untuk berpartisipasi dalam Menyusun tujuan sebuah
organisasi.
- Completeness
Hal ini merupakan persyaratan terakhir bagi result control yang ketat. Persyaratan ini akan
berpengaruh terhadap penerapan result control secara ekslusif dan tidak diterapkan secara luas.
Completeness berarti bahwa area-area hasil yang didefinisikan dalam pengendalian adalah area
yang di harapkan memiliki kinerja yang baik serta para pegawai yang ikut terlibat dapat
memberikan pengaruhnya.

 Measurement of performance

Result control yang ketat juga bergantung kepad efektivitas dari pengukuran kinerja (Pengukuran yang
cermat, obyektif, tepat waktu, dan dapat dimengerti). Kualitas yang sangat baik diperlukan di seluruh
pengukurannya, sehingga result control system dapat berjalan dengan ketat. Bila gagal dalam
pengukurannya di salah satu area, maka control system tersebut tidak memenuhi karakteristik yang
ketat, karena kemungkinan masalah perilaku dapat muncul.

 Incentives
Result control cenderung akan semakin ketat apabila rewards/punishment dikaitkan secara
langsung(directly) dan pasti (Definitely) kepada pencapaian/ketidakcapaian kinerja para pegawai yang
terlibat meraih tujuan organisasi.

TIGHT ACTION CONTROLS


Gambaran umumnya, action control dikatakan ketat, jika para pegawai di suatu organisasi ikut terlibat di
seluruh Tindakan yang kritis secara konsisten dalam upaya untuk kesuksesan organisasi dan tidak
mengambil Tindakan yang menyimpang/membahayakan.
 Behavioral Constraints
Terdiri dari physical constraints dan administrative constraints. Beberapa contoh dari physical
constraints yang menunjukan control system yang ketat yakni, mengunci meja kerja, menggunakan
pengamanan pada computer, dan lemari besi pada bank. Untuk administrative constraints, pemberian
tugas-tugas yang sensitif kepada beberapa pegawai dapat mengurangi kegiatan yang membahayakan,
dimana hal ini metupakan pengendalian yang ketat.
 Preaction reviews
Suatu pengendalian dapat dikatakan lebih ketat jika review dilaksanakan secara sering dan rinci, serta
dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan tekun. Biasa preaction reviews yang ketat
diterapkan terhadap kegiatan yang memakan alokasi sumber daya yang besar, karena banyak investasi
yang tidak dengan mudah dapat dikembalikan, dan tentunya dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan sebuah organisasi. Penelitian yang cermat dan seksama terhadap business plans serta
penelaahan yang teliti dan dilakukan secara berjenjang untuk permitaan modal juga merupakan
peraction reviews yang ketat.
 Action accountability
Action accountability yang ketat juga dipengaruhi oleh hal-hal yang realtif sama dengan yang
mempengaruhi result control.
- Definition of actions
Untuk mempengaruhi pengendalian yang ketat, deinisi pada action accountability control
system harus selasa (Congruent), Spesifik, dikomunikasikan dengan baik dan paripurna
(complete).
- Action tracking
Para pegawai yang tindakannya selalu diawasi cenderung akan bekerja lebih keras disbanding
dengan yang jarang diawasi. Pengarahan langsung secara konstan, audit atas action reports yang
rinci, dan review dari expense report dalah beberapa contoh dari action tracking yang ketat.
- Rewards or punishments
Rewards atau punishment yang lebih signifikan bagi pegawai yang dikendalikan juga merupakan
pengendalian yang ketat.

TIGHT PERSONNEL/CULTURAL CONTROLS

Beberapa perusahaan menerapkan personnel/cultural control yang ketat secara berlapis. Tetapi dalam
banyak aksus, tingkat pengendalian personnel/cultural control kurang begitu ketat, sebagai contohnya,
masih diterapkan system kepercayaan kepada para pegawainya sehingga para pegawai dianggap
memiliki kinerja yang baik dan tidak dilakukan pengendalian yang ketat terhadap pegawai-pegawainya
yang bisa mengakibatkan Tindakan/perilaku menyimpang oleh beberapa pegawai.

Anda mungkin juga menyukai