TIGHt
Manfaat dari setiap management control system didapatkan dari peningkatan kemungkinan bahwa
tujuan sebuah perusahaan bisa dicapai relative terhadap ekspektasi apabila management control system
tidak diterapkan. Manfaat tersebut bisa dijelaskan hubungannya dengan ketat atau longgarnya suatu
pengendalian, karena jika semakin ketat pengendalian akan memberikan tingkat kepastian yang lebih
tinggi bahwa para pegaawai di suatu perusahaan akan bertindak seusai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan tersebut. Seberapa ketat atau longgarnya pengendalian merupakan keputusan yang
ditetapkan manajemen.
konsep pengendalian yang ketat dapat diterapkan pada result controls. sebagai contoh, result controls
yang ketat dapat diterapkan terhadap kinerja-kinerja penting melalui review budget yang rinci (line by
line) dengan periode yang lebih pendek (bulanan) dan masih banyak cara lain yang dapat memberikan
pengaruh terhadap ketatnya management control. secara konseptual, penerapan ketatnya
pengendalian yang efektif memerlukan pengetahuan manajemen yang memadai tentang bagaimana
obyek pengendalian (result, action, atau personnel/cultural controls) berhubungan dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Pencapaian Result Controls yang ketat bergantung kepada karakteristik dari definisi desired result areas,
Performance Measures, dan Reinforcements provided.
Measurement of performance
Result control yang ketat juga bergantung kepad efektivitas dari pengukuran kinerja (Pengukuran yang
cermat, obyektif, tepat waktu, dan dapat dimengerti). Kualitas yang sangat baik diperlukan di seluruh
pengukurannya, sehingga result control system dapat berjalan dengan ketat. Bila gagal dalam
pengukurannya di salah satu area, maka control system tersebut tidak memenuhi karakteristik yang
ketat, karena kemungkinan masalah perilaku dapat muncul.
Incentives
Result control cenderung akan semakin ketat apabila rewards/punishment dikaitkan secara
langsung(directly) dan pasti (Definitely) kepada pencapaian/ketidakcapaian kinerja para pegawai yang
terlibat meraih tujuan organisasi.
Beberapa perusahaan menerapkan personnel/cultural control yang ketat secara berlapis. Tetapi dalam
banyak aksus, tingkat pengendalian personnel/cultural control kurang begitu ketat, sebagai contohnya,
masih diterapkan system kepercayaan kepada para pegawainya sehingga para pegawai dianggap
memiliki kinerja yang baik dan tidak dilakukan pengendalian yang ketat terhadap pegawai-pegawainya
yang bisa mengakibatkan Tindakan/perilaku menyimpang oleh beberapa pegawai.