Anda di halaman 1dari 3

MANAGEMENT CONTROL SYSTEMS

CHAPTER IV
Control System Tightness

Oleh :
Aristiovani Azis M
S412008006

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURKARTA
2021
Tight Results Control
a. Definisi Hasil yang Diinginkan
Agar pengendalian manajemen dianggap ketat dalam sistem pengendalian hasil, dimensi
hasil harus sesuai dengan tujuan organisasi antara lain :
• Target kinerja harus spesifik
• Hasil yang diinginkan harus dikomunikasikan secara efektif
• Diinternalisasikan oleh mereka yang perilakunya dikendalikan
• Jika kontrol hasil digunakan secara eksklusif di area kinerja tertentu, Tindakan
tersebut harus lengkap.
b. Pengukuran Kinerja
Pengendalian hasil yang ketat juga tergantung pada kecukupan ukuran kinerja yang
digunakan. Pengendalian hasil bergantung pada ukuran yang tepat, objektif, tepat waktu,
dan dapat dimengerti. Sistem kontrol hasil yang digunakan untuk menerapkan kontrol ketat
mensyaratkan semua kualitas pengukuran ini dipenuhi hingga tingkat yang tinggi. Jika
pengukuran gagal di salah satu area ini, system kontrol tidak dapat dikategorikan ketat
karena kemungkinan masalah perilaku.
c. Insentif
Kontrol hasil ini cenderung lebih ketat jika penghargaan yang berarti secara langsung dan
pasti terkait dengan pencapaian hasil yang diinginkan. Pencapaian hasil diterjemahkan
secara eksplisit dan tidak ambigu saat menjadi penghargaan. Hubungan yang pasti antara
hasil dan penghargaan berarti tidak ada alasan yang ditoleransi.

Tight Action Controls


Karena jenis kontrol tindakan sangat berbeda satu sama lain, dimana setiap jenis kontrol tindakan
dapat digunakan untuk mencapai kontrol ketat secara terpisah. Secara keseluruhan, sistem kontrol
tindakan harus dianggap ketat hanya jika sangat mungkin karyawan akan terlibat secara konsisten
dalam semua tindakan yang penting untuk keberhasilan operasi dan tidak akan terlibat dalam
tindakan berbahaya.
a. Kendala Perilaku
Batasan perilaku, baik fisik maupun administratif, dapat menghasilkan control yang ketat
di beberapa area organisasi. Batasan administratif juga memberikan derajat kendali yang
sangat bervariasi. Membatasi otoritas pengambilan keputusan ke tingkat organisasi yang
lebih tinggi memberikan kontrol yang lebih ketat sehinggamembuat keputusan yang lebih
dapat diandalkan daripada personel dengan level yang lebih rendah.
b. Ulasan Preaksi
Tinjauan preaksi dapat mempersulit MCS jika tinjauan dilakukan secara berkala,
terperinci, dan dilakukan oleh pengulas yang rajin dan berpengetahuan. Tinjauan preaksi
selalu ketat di area yang melibatkan alokasi sumber daya yang besar karena banyak
investasi tidak dapat dengan mudah dibalik dan dapat, dengan sendirinya, mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan organisasi.
c. Akuntabilitas Tindakan
Kontrol akuntabilitas tindakan menghasilkan kontrol yang ketat dengan cara yang mirip
dengan kontrol hasil yang ketat. Jumlah kontrol yang dihasilkan oleh kontrol akuntabilitas
tindakan bergantung pada karakteristik definisi tindakan yang diinginkan (dan tidak
diinginkan), keefektifan sistem pelacakan tindakan, dan bala bantuan (penghargaan atau
hukuman) yang diberikan.

Tight Personnel/Cultural Control


Kontrol budaya dapat membantu membuat orang lebih dapat diandalkan dan memengaruhi
kemampuan organisasi untuk menghasilkan nilai secara berkelanjutan. Budaya etika yang kuat di
perusahaan secara luas dipandang sebagai benteng melawan kegagalan kepatuhan, karena hal itu
membuat karyawan lebih cenderung mempertanyakan apa yang mereka anggap sebagai perilaku
tidak etis. Pada saat yang sama, sulit untuk membangun budaya seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai