Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desi Nurmala Sari

Kelas : 6AKREGB2

NIM : 170301328

KETATNYA SISTEM PENGENDALIAN

Ketatnya Pengendalian Hasil

Untuk mencapai pengendalian hasil yang ketat bergantung pada karakteristik berikut :
1. Definisi atas hasil yang diharapkan;
agar pengendalian manajemen dinilai ketat maka haruslah:

1. Kesesuaian(conggruence)
Dimensi hasil harus sesuai dengan "tujuan sebenarnya" dari organisasi.
2. Spesifikasi
Target kinerja harus spesifik
3. Komunikasi dan internalisasi
Target kinerja harus dikomunikasikan secara efektif dan diinternalisasi oleh
mereka yang diberi tanggung jawab berdasarkan prestasinya
4. Kelengkapan
Berarti area hasil yang didefinisikan SPM melibatkan semua area dimana
organisasi diharapkan berkinerja baik dan dimana karyawan yang terlibat dapat
berpengaruh.

2. Pengukuran kinerja
Pengendalian hasil bergantung pada pengukuran kinerja yang precise/tepat, objektif, tepat
waktu/timely dan dapat dipahami.

3. Insentif
Pengendalian hasil akan lebih ketat bila reward (atau punishment) terhadap karyawan secara
langsung dihubungkan dengan pencapaian (atau tidak tercapainya) hasil yang diinginkan.
Hubungan langsung/direct link berarti pencapaian hasil secara otomatis diterjemahkan secara
eksplisit dan jelas menjadi imbalan.
 
Ketatnya Pengendalian Tindakan

Sistem pengendalian tindakan dianggap ketat jika besar kemungkinan karyawan untuk terus
menerus terlibat dalam semua tindakan yang penting untuk keberhasilan operasi dan tidak akan
terlibat tindakan yang merugikan

1. Pembatasan perilaku
Pembatasan perilaku baik fisik mapupun administrasi dapat menciptakan pengendalian
yang ketat dalam beberapa bidang suatu organisasi. Pembatas fisik akan semakin mahal
biayanya jika ingin semakin ketat (menggunakan alat-alat semakin canggih). Pembatasan
administratif melalui pembatasan otoritas keputusan kepada tingkatan personel yang
lebih tinggi akan menimbulkan pengendalian lebih ketat bila : 1) dapat diasumsikan
personel tingkatan lebih tinggi membuat keputusan yang lebih andal 2) dapat dijamin
bahwa orang yang memiliki otoritas untuk melakukan tindakan tertentu tidak melanggar
batasan yang ditentukan. Pemisahan tugas juga dapat menciptakan pengendalian yang
lebih ketat.
2. Review pratindakan
Review pratindakan dapat membuat SPM lebih ketat jika review sering dilakukan, detail
dan dilaksanakan oleh pengkaji yang rajin dan berpengetahuan luas.
3. Akuntabilitas tindakan
Jumlah pengendalian yang ditimbulkan dari pengendalian akuntabilitas tindakan
tergantung pada :
1. Definisi tindakan
untuk mencapai pengendalian yang ketat, definisi tindakan harus sesuai, spesifik,
dikounikasikan dengan baik dan lengkap.
2. Pelacakan tindakan
pengendalian akuntabilitas tindakan dapat dibuat lebih ketat dengan
meningkatkan efektivitas sistem pelacakan tindakan. Karyawan yang yakin bahwa
tindakannya diperhatikan akan lebih kuat dipengaruhi oleh pengendalian
akuntabilitas tindakan. Contoh bentuk sistem pelacakan tindakan : supervisi
langsung secara terus menerus dan audit laporan tindakan yang detail.
3. Penguatan tindakan
pengendalian dapat dibuat lebih ketat dengan membuat imbalan atau hukuman
menjadi lebih signifikan terhadaop karyawan yang terlibat. Hukuman merupakan
hal umum dalam penetapan pengendalian tindakan akrena hukuman sering
melibatkan pelanggaran karyawan terhadap peraturan/prosedur.

Ketatnya Pengendalian Personel/Kultural

Untuk lebih ketatnya pengendalian personel/kultural perlu kepastian dan stabilitas pengetahuan
yang menghubungkan karakteristik personel/kultural dengan tindakan yang diinginkan. Dalam
organisasi sosial dan volunter, pengendalian personel biasanya menyediakan pengendalian yang
signifikan, karena kebanyakan volunter puas hanya dengan melakukan pekerjaan yang baik
sehingga mudah dalam memotivasi mereka. Pengendalian personel/kultural juga dapat ada di
bisnis beorientasi laba, biasanya ada dalam perusahaan yang dijalankan keluarga karena adanya
rasa saling melengkapi atau kesesuaian antara keinginan organisasi dengan individu.

Anda mungkin juga menyukai