Anda di halaman 1dari 23

Webinar

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


DAN TANTANGAN

PERAN AUDITOR INTERN PEMERINTAH MENGAWAL


KEUANGAN DAN KINERJA PEMERINTAH

DR Binsar H. Simanjuntak Ak. MBA


Dosen Maksi FEB Universitas Trisakti

JAKARTA, 28 Januari 2023


REFORMASI
KEUANGAN UU NOMOR 17 TAHUN 2003
NEGARA TENTANG KEUANGAN NEGARA

UU NOMOR 1 TAHUN 2004


TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

UU NOMOR 15 TAHUN 2004


TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG
JAWAB KEUANGAN NEGARA

2
DEFINISI
KEUANGAN NEGARA
PASAL 1 UU No. 17 TAHUN 2003

 Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
 Definisi ini sangat luas sekali, yaitu segala sesuatu yang dapat
dijadikan milik Negara.

3
KEWAJIBAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
DI SEKTOR KOMERSIL
PASAL 66 UU No. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

 Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah


oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun buku Perseroan berakhir.
 Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat
sekurang-kurangnya: NERACA, LAPORAN LABA RUGI, LAPORAN ARUS KAS,
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS, CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.
 Laporan Keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan.

4
KEWAJIBAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN NEGARA [1 – 2]
PASAL 30 UU NO. 17 TAHUN 2003

 Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggung


jawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang
telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
 Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi: Laporan Realisasi
APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang
dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.

5
KEWAJIBAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN NEGARA [2 – 2]
PASAL 31 UU NO. 17 TAHUN 2003

 Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah


tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
 Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi
APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang
dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah.

6
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

 Disusun oleh suatu komite yang independen dan diisi oleh akuntan
profesional.
 SAP ditetapkan oleh Presiden dalam bentuk PP (saat ini PP Nomor 71
Tahun 2010).
 Susunan Komite ditetapkan oleh Keputusan Presiden (terakhir Keppres
28 Tahun 2017).
 Menjadi panduan dan norma dalam menyusun laporan keuangan oleh
pemerintah dan dalam audit yang dilakukan oleh BPK maupun reviu
oleh APIP.

7
PERJALANAN AKUNTANSI PEMERINTAH

AKUNTANSI PEMERINTAH A MID WAY : THE CASH


ACCRUAL ACCOUNTING
SEBELUM REFORMASI TOWARDS ACCRUAL BASIS
(From 2015)
(until 2003) (2004 – 2014)

• TIDAK ADA STANDAR • Implementasi CTA basis • Implementasi STANDAR


AKUNTANSI (Basis kas menuju akrual) AKUNTANSI BERBASIS
• Akuntansi berbasis kas • CTA accounting: informasi basis AKRUAL
kas untuk pendapatapan dan • Selain Pelaporan Keuangan
• Single-entry dan pencatatan tidak
belanja, dan informasi akrual berbasis akrual, entitas juga
terintegrasi
untuk aset, kewajiban, dan menyusun LRA yang berbasis Kas
• Sumber data yang tidak bisa ekuitas • Pengukuran aset tetap dengan
direkonsialisasi • Menghasilkan LRA dan Neraca harga perolehan
• Pelaporan Keuangan yang
• Menggunakan jurnal dan double • Penyusutan aset tetap
SANGAT LAMBAT
entry accounting • PELAPORAN KEUANGAN TEPAT
• Kebutuhan info keuangan yang
sangat minim • Laporan keuangan basis CTA WAKTU
• SDM yang minimum secara disusun oleh pemerintah pusat • Berlaku bagi pusat dan daerah
KUANTITAS dan KUALITAS dan pemerintah daerah
• IT supports yang sangat minim

8
ENTITAS PELAPORAN DI INDONESIA
Coverage of Indonesian Government Accounting Standards

1. Central Government: 3. Total 636 Entities


a. 1 Central Government (LKPP) 4. Village government: more than 74,000 vilages
b. 87 Line Ministries/Agencies (LKKL) 5. Belum termasuk BLU dan BLUD
2. Local Government: (LKPD)
Source:
a. 34 Provinces 1. Law Number 10 Year 2017 on State Budget Accountability for the Year 2016
b. 416 Municipalities (Kabupaten) 2. Ministry of Home Affairs Regulation Number 16 Year 2015

c. 98 Cities (Kota) 9
Data Opini BPK RI atas Pemeriksaan Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga

Data diolah dari hasil pemerikaan BPK RI, courtesy Tiurmaida, Uji hasil Disertasi, 2021

10
SPIP
PP No. 60 Tahun 2008
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada SPIP
(Pasal 2, ayat 1 dan 2)

Proses integral yang dilakukan secara terus menerus oleh


Definisi SPIP pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan Unsur-unsur SPIP:
(Pasal 1, angka 1) keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi (Pasal 3, ayat 1)
1. Lingkungan Pengendalian
Memberikan keyakinan yang memadai bagi pencapaian 2. Penilaian Risiko
Tujuan SPIP tujuan penyelenggaraan pemerintahan, melalui:
1. Kegiatan yang efisien dan efektif
3. Kegiatan Pengendalian
(Pasal 2, ayat 3) 4. Informasi dan Komunikasi
2. Keandalan pelaporan keuangan 5. Pemantauan
3. Pengamanan asset negara
4. Kepatuhan terhadap peraturan per-UU-an 11
Unsur & Sub-Unsur SPIP 1.
2.
3.
Penegakan Integritas dan Nilai Etika
Komitmen terhadap kompetensi
Kepemimpinan yang kondusif
PP No. 60 Tahun 2008 4. Struktur organisasi sesuai kebutuhan Pasal 4
5. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang tepat
Lingkungan 6. Kebijakan SDM yang sehat
Pengendalian 7. Peran APIP yang efektif
8. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi terkait

Penilaian 1. Penetapan tujuan instansi dan tingkat kegiatan


Risiko
Pasal 13
2. Identifikasi dan analisis risiko

1. Reviu atas kinerja


2. Pembinaan SDM

SPIP
3. Pengendalian atas pengelolaan sistim informasi
4. Pengendalian fisik atas aset
Kegiatan 5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja
Pengendalian 6. Pemisahan fungsi Pasal 18
7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting
8. Pencatatan yang akurat dan tepat atas transaksi dan kejadian
9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya
10. Akuntabilitas terhadap sumberdaya dan pencatatannya
11. Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern, Transaksi
serta kejadian penting
Informasi &
Komunikasi 1. Mekanisme Komunikasi
2. Sarana Komunikasi Pasal 41
Pemantauan
1. Evaluasi Terpisah Pasal 43
Pengendalian
2. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
Intern
12
KONSEP 3 LINES MODEL IMPLEMENTASI PADA K/L/D
(Model 3 Lini)
ORGAN PENGURUS
Pimpinan K/L/D
Komite Audit & Komite MR (bila ada)

1 LINI PERTAMA

Unit Kerja Pelaksana, Balai/UPT


dan Satuan Kerja

2 LINI KEDUA
Pimpinan Unit Organisasi,
dibantu Unit Kerja Pengarah &
Unit Kepatuhan Intern
Sumber Gambar: The IIA – Model 3 Lini, 2020

3 Lines of Defense 3 Lines Model 3 LINI KETIGA


Fokus Defense terhadap ketidakpastian Ketidakpastian bisa jadi peluang APIP K/L/D
Organisasi Silo fungsi, tersekat antar lini Integrasi fungsi antar lini
APIP Watchdog Trusted Advisory, Strategic Partner 13
DEFINISI INTERNAL AUDIT

PP 60 Tahun 2008 The IIA (Institute of Internal Auditor)


“Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan Internal auditing is an independent, objective
audit, reviu, pemantauan, evaluasi dan kegiatan assurance and consulting activity designed to add
pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan value and improve an organization's operations. It
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka helps an organization accomplish its objectives by
memberikan keyakinan yang memadai bahwa bringing a systematic, disciplined approach to
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok evaluate and improve the effectiveness of risk
ukur yang ditetapkan bahwa secara operasional telah management, control, and governance processes
dilaksanakan efektif dan efisien untuk kepentingan “Audit Internal adalah aktivitas asurans (assurance)
pimpinan dalam mewujudkan tata kelola dan konsultasi (consulting) yang bersifat independen
pemerintahan yang baik” dan objektif, yang dirancang untuk memberi nilai
tambah dan meningkatkan operasi organisasi.
Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam Audit internal membantu organisasi mencapai
Pasal 47 ayat (2) huruf a dilakukan oleh aparat tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan
pengawasan intern pemerintah teratur dalam mengevaluasi dan meningkatkan
keefektifan proses manajemen risiko, pengendalian
dan tata kelola”

14
UNSUR APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
(APIP)

1. Inspektur Kabupaten/Kota
2. Inspektur Provinsi
3. Inspektur Jenderal/Inspektur Utama Kementerian/Lembaga
4. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
5. Selain itu, terdapat audit intern pemerintah yang bertugas di
BLU dan BHMN, seperti di rumah sakit pemerintah maupun
pada Perguruan tinggi

15
KARAKTERISTIK TINGKAT MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Peraturan BPKP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi pada K/L/D

TRUSTED ADVISOR

CATALYST

CONSULTANT

WATCHDOG
16
INTERNAL AUDIT CAPABILITY MODEL [1 – 2]

Internal Audit Capability Model is a framework that:


1. identifies the fundamentals needed for effective internal auditing in the
public sector.
2. describes an evolutionary path for a public sector organization to
follow in developing effective internal auditing to meet the organization's
governance needs and professional expectations.
3. shows the steps in progressing from a level of internal auditing typical of
a less established organization to the strong, effective, internal auditing
capabilities, generally associated with a more mature and complex
organization.
http://www.auditcorner.com/2015/05/internal-audit-capability-model-iacm.html

17
INTERNAL AUDIT CAPABILITY MODEL [2 – 2]

Peraturan BPKP Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Penilaian Kapabilitas APIP pada K/L/D

TINGKAT KAPABILITAS APIP 18


TANTANGAN KEMENTERIAN PUPR
Jumlah Unit Organisasi
Anggaran Tahunan ±24.600
10 Rp 100-150 T Paket/Kegiatan
Jumlah UPT/Balai ±3.600 Kontraktual
186 ±21.000 Swakelola

±39.000
PEGAWAI
Jumlah Satuan Kerja
650 – 1.000 Potensi KPBU
Jumlah Aset
Jumlah PPK
Rp 2.000 T Rp 1.962 T
2.000 – 3.000

Target Kinerja yang Diamanahkan


(Target Pembangunan Infrastruktur 2020 – 2024)

Sumber Daya Air Bina Marga Cipta Karya Perumahan


Kapasitas Tampung Jalan Mantap 97%
88% Air Minum 5 Juta Backlog MBR
68,11 Jalan Tol 1.500 Km
17.000 ha Kumuh Penbangunan
Jalan Baru 2.500 Km
m3/kapita/tahun 85% Sanitasi 3,9 Juta Unit
Jembatan Baru/FO 60.000 m
19
Value for Money dalam PBJ

Persiapan Persiapan &


Serah Terima
Pemilihan Penandatanganan
Pekerjaan
Kontrak

Perencanaan &
Persiapan Proses Pelaksanaan Operasi &
Pengadaan Pemilihan Pekerjaan Pemeliharaan

Value for Money

Tepat Tepat
Tepat kualitas Tepat waktu Tepat biaya Tepat lokasi
kuantitas penyedia 20
TUGAS APIP
MENGAWAL PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
 Memastikan terbentuknya SDM yang mumpuni untuk menangani proses dari tahap
perencanaan, penganggaran, pelelangan, pelaksanaan, dan penyiapan pertanggungjawaban
keuangan negara.

 Memastikan efektifnya sistem pengendalian intern pemerintah dalam melaksanakan seluruh


proses pelaksanaan anggaran termasuk pencatatannya, terutama internal control over
financial reporting (ICOFR).

 Memastikan dan mendampingi first line dan second line dalam mengidentifikasi dan mitigasi
risiko dalam pelaporan keuangan maupun risiko lain seperti fraud maupun gagal kinerja.

 Mendampingi first line dan second line dalam penyusunan laporan keuangan termasuk
pedoman dari direktorat APK ditjen Perbendaharaan.

 Mendampingi Tim Audit BPK RI pada saat melakukan pemeriksaan termasuk pada saat
kunjungan ke lapangan dan memberi solusi apabila ada catatan dari BPK

 Memastikan bahwa opini WTP harus dapat diraih (WTP is A must).


21
TUGAS APIP
MENGAWAL KINERJA PEMERINTAH
 Mendukung proses perencanaan program sesuai visi dan misi presiden yang diterjemahkan dalam
Renstra K/L dan RKAKL
 Memastikan terlaksananya proses pelelangan yang berjalan secara fair dan akuntabel serta tepat
waktu dan kontraktor yang berkualitas
 Memastikan terbangunnya sistem pengendalian intern PBJ yang fraud free dan memperkuat
pencegahan daripada deteksi
 Memastikan konsultan pengawas yang efektif dalam ikut membantu memonitor pekerjaan konstruksi
di lapangan
 Mendorong identifikasi dan mitigasi risiko dari level PPK, satker, unit kerja, sampai level unit organisasi
(Eselon 1)
 Memastikan pekerjaan yang sudah selesai agar langsung dapat dipakai, atau kalau rencana
dihibahkan, maka segera sudah bisa dihibahkan ke pemda atau masyarakat (misal rusun, sanitasi, dll)
 Mendorong terbangunnya sistem take home pay yang memadai untuk mengurangi pressure terjadinya
korupsi

22
DR Binsar H. Simanjuntak Ak. MBA
PHONE: 0811970945
EMAIL: binsarhs2020@trisakti.ac.id

Anda mungkin juga menyukai