Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PUSAT PENGEMBANGAN KOMPETENSI JALAN, PERUMAHAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH
Jalan Abdul Hamid Cicaheum Telp: 022–7208024 Fax: 022–7208024 Bandung 40195

PENYUSUNAN SUMMARY
Nama Mata Pelatihan : Administrasi Keuangan Dan Akuntansi (APBN dan
BLN) / SAI
Nama Peserta : Rendy Dwi Juliasman, S.T.
Nomor Daftar Hadir : 22
Lembaga Penyelenggaraan Pelatihan : BAPEKOM Wilayah I Medan

A. Resume Substansi
Pengawasan manajemen keuangan pemerintah dilakukan pada tahap penganggaran
(Rencana Kerja dan Anggaran), pelaksanaan (Daftar Isian Pagu Anggaran) dan tanggung
jawab (Laporan Keuangan).
Laporan keuangan adalah hal yang terkait dengan berjalannya instansi. Setiap detail laporan
keuangan akan sangat dibutuhkan untuk evaluasi instasni. Sehingga pembuatan laporan
keuangan tidak dapat diabaikan prosesnya. Laporan keuangan juga menjadi acuan
bagaimana kinerja instansi dalam satu periode. Oleh sebab itu, laporan keuangan merupakan
hal penting yang perlu dikerjakan dengan akurat. Pertanggung jawaban atas penggunaan
APBN dapat berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitasn dan CaLK. Adapun struktur sistem akuntasi pemerintah pusat sebagai
berikut:

SISTEM AKUNTASI
PEMERINTAH PUSAT
(SAPP)

SISTEM AKUNTANSI
SISTEM AKUNTANSI
BENDAHARA UMUM
INSTANSI (SAI)
NEGARA (SABUN)

SISTEM INFORMASI
SISTEM AKUNTANSI KAS SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI
UMUM NEGARA MANAJEMEN BMN
PELAPORAN KEUANGAN KEUANGAN (SAK)
(SAKUN) (SIMAK BMN)
PUSAT (SIAP)

Laporan keuangan dan laporan barang kementerian negara/lembaga menggunakan Sistem


Aplikasi Terintegrasi (SAKTI) sedangkan masa transisi di 2015 menggunakan Sistem
Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). SAKTI memiliki karakteristik sebagai berikut:
 mengintegrasikan seluruh aplikasi satker yang ada;
 digunakan oleh K/L dari level satker, wilayah, eselon 1 dan kementerian;
 menetapkan konsep single database;
 mempunyai fungsi utama penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran;
 ber-interface dengan SPAN pada tiap siklus anggaran.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan ialah:
 relevan, informasi yang termuat dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu evaluasi peristiwa masa lalu dan kini serta dapat memprediksi kejadian
kedepannya dan mengoreksi kejadian di masa lalu;
 andal, informasi yang didapat tidak menyesatkan, menyajikan fakta secara jujut dan dapat
diverifikasi.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yaitu:
 basis akuntansi, entitas diperbolehkan menggunakan basis akrual sepenuhnya tetapi
menyajikan laporan realisasi berdasarkan basis kas;
 prinsip nilai historis, dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih objektif
dan dapat diverifikasi, jika tidak terdapat nilai historis dapat digunakan nilai wajar aset atau
kewajiban terkait;
 prinsip realisasi, pendapatan yang tersedia melalui anggaran pemerintah selama satu
tahun akan digunakan untuk mendanai belanja dalam periode tersebut;
 prinsip substansi mengungguli bentuk formal, peristiwa harus tercatat dan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi;
 prinsip periodisitas, perlunya membagi pelaporan dalam periode tertentu sehingga kinerja
mudah diukur dan sumberdaya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan, tetapi bulanan, triwulan dan semester juga dianjurkan;
 prinsip konsistensi, perlakuan akuntansi yang sama wajib ditetapkan pada kejadian yang
serupa untuk mendapatkan konsistensi prinsip. Metode baru dapat digunakan dengan
syarat menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada metode lama, pengaruh tersebut
harus diungkapkan dalam laporan keuangan;
 prinsip pengungkapan lengkap, informasi wajib disajikan secara lengkap yang dibutuhkan
pengguna dan ditempatkan pada lembar muka atau catatan atas laporan keuangan;
 prinsip penyajian wajar, posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan
diperlukan pertimbangan yang sehat dan mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak
dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Pada kenyataannya masih terdapat temuan di lingkungan Direktorat Bina Marga dan
beberapa keterlambatan/belum dilakukan dalam penyetoran ke kas negara seperti denda
keterlambatan, pengembalian uang muka dan asuransi jaminan tidak mencairkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

B. Hal-Hal Lain yang Perlu Didiskusikan


1. Pengalaman saya revisi RKAKL membutuhkan waktu berbulan-bulan, apa penyebab hal
tersebut? Dan apa solusinya agar revisi dapat terlaksana lebih cepat?
2. Apa dampak yang diterima kementerian PUPR jika opini laporan keuangannya wajar
dengan pengecualian bukan wajar tanpa pengecualian?
3. Program padat karya merupakan proyek yang berisiko terjadinya temuan, tata kelola
administrasi seperti apa mencegah hal tersebut?

C. Menjawab Essai yang sudah di sediakan


Peserta dapat menjawab pertanyaan yang terdiri 3-5 soal terkait dengan mata pelatihan,
berikut soal Evaluasi :

1. Penyusunan program kerja harus dibuat sesuai kebutuhan dengan prinsip money follow
program bukan money follow function. Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut?
2. Diberikan studi kasus sebagai berikut: Bendahara mendapatkan UP sebesar Rp
50.000.000,- dan sampai mendekati akhir bulan ternyata sisa dana UP setelah membayar
tagihan-tagihan adalah sebesar Rp 26.000.000,-. Pada akhir bulan tersebut, ternyata unit
organisasi mitra kerja memajukan acara diklat. Hal ini menyebabkan PPK bersama
penanggung jawab kegiatan menyusun rencana kebutuhan dana. Jika kebutuhan dana
diklat tersebut sebesar Rp 30.000.000,-. Apa alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dana tersebut?
3. Dalam kebijakan di bidang akuntansi BMN, aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah atau tidak memenuhi definisi aset tetap, harus dipindahkan ke pos aset
lain-lain. Jelaskan mengenai pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan aset lain-lain
yang berhubungan dengan aset tetap!
4. Jika satker sebagai instansi pengguna PNBP pada suatu tahun anggaran mempunyai
target PNBP sebesar Rp 100.000.000, dengan realisasi PNBP atau pagu pengeluaran
satker tersebut sebesar Rp 80.000.000, maka sebutkan berapakah UP yang dapat
diajukan oleh satker tersebut di awal tahun anggaran?
Jawaban
1. Pendekatan money follow fuction lebih menegaskan bahwa pengalokasian anggaran harus
berdasarkan fungsi masing-masing unit dalam organisasi pemerintah. Sedangkan
pendekatan money follow program penganggaran berdasarkan pada bobot
program/kegiatan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Prinsip money follow program adalah APBN harus disusun selaras dengan 5 arahan utama
presiden yang merupakan penjabaran dari visi tersebut yaitu, pembangunan sumber daya
manusia, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan
birokrasi, dan transformasi ekonomi.
2. Alternatif yang dipilih adalah menggunakan sisa dana UP (Rp 34.000.000,-) untuk
melaksanakan kegiatan diklat yang membutuhkan anggaran (Rp 30.000.000,-) yang
tentunya akan dilengkapi dengan kelengkapan administrasi keuangannya bahwa dana UP
tersebut digunakan untuk kegiatan diklat.
3. Adapun hubungan aset lain-lain dengan aset tetap ialah:
 Pengakuan, aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah
daerah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai
dengan nilai tercatatnya;
 Pengukuran, aset tetap diukur dengan cara harus memperhatikan kebijakan tentang
ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Jika nilai perolehan aset tetap di
bawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka atas aset tetap tersebut tidak dapat
diakui dan disajikan sebagai aset tetap. Aset-aset tersebut diperlakukan sebagai
persediaan/aset lainnya;
 Pengungkapan, akan diungkapkan pada rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode pada mutasi aset tetap lainnya.
4. Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen) dari realisasi
PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA maksimum sebesar
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), maka UP yang dapat diajukan adalah 20% x
Rp80.000.000,- yaitu Rp 16.000.000,-.

Anda mungkin juga menyukai