Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH

KELAS D
KELOMPOK 2

❖ MELANI SAPUTRI (B1C120144)


❖ NI KADEK HERLIN ANDRIANI (B1C120162)
❖ NISHA CLAUDYA PUTRI IRFAN (B1C120163)
❖ RATNA (B1C120171)
❖ RIZKI AULIYAH ROSA BAHERI (B1C120176)
❖ TANTRY MAHARANI ISMUL ASHAM (B1C120185)
❖ WA ODE ASNIWATI (B1C120189)
SISTEM
AKUNTANSI
PEMERINTAH
PUSAT
A. PENGERTIAN SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH PUSAT

Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah


serangkaian prosedur, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah
pusat (Renyowijoyo dan Muindro, 2010).
B. RUANG LINGKUP SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH PUSAT

Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini


lembaga tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda
yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan), sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan
Negara.

Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri


Keuangan ini adalah:

Pemerintah Daerah yang sumber dananya


berasal dari APBD.

Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha


Milik Daerah yang terdiri dari: a.
Perusahaan Perseroan; dan b. Perusahaan
Umum.
C. TUJUAN SISTEM PEMERINTAH PUSAT

01
Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-
instansinya melalui pencatatan, pemrosesan, dan
pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai
dengan standar dan praktik akuntansi yang diterima
secara umum;
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu

02
tentang anggaran dan kegiatan keuangan Pemerintah
Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang
berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk
menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan
untuk tujuan akuntabilitas;.

03
Menyediakan informasi keuangan yang berguna
untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian
kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

04
Menyediakan informasi yang dapat dipercaya
tentang posisi keuangan suatu instansi dan
Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
D. KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH
PUSAT

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan


keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual
untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam
Neraca. Bagan Akun Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh
1 4 Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan
penganggaran maupun akuntansi.

Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas


persamaan dasar akuntasi yaitu Aset = Kewajiban +
Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan 5
mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit perkiraan 2
yang terkait.. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam
3 melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan,
penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi
keuangan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan
Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi Kegiatan anggaran, pertanggungjawaban, akuntansi, dan
akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi pelaporan keuangan.
dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit
akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di
daerah
E. KERANGKA UMUM SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH PUSAT

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)


terbagi menjadi 2 subsistem, yaitu:

Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara


(SA-BUN) dilaksanakan oleh Kementerian
Keuangan selaku BUN dan Pengguna Anggaran
Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
(BAPP).

Sistem Akuntansi Instansi atau disingkat SAI dilaksanakan


oleh Kementerian Negara/Lembaga. Kementerian
Negara/Lembaga melakukan pemrosesan data untuk
menghasilkan Laporan Keuangan. Dalam pelaksanaan Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) tersebut, Kementerian
Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit
akuntansi barang.
F. JENIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
PUSAT

Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari


1 Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat


(LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca,
LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh 2 Laporan Operasional, Laporan Perubahan
pihak BPK. Ekuitas, dan Laporan Arus Kas.
Komponen laporan keuangan pemerintah
berbasis akrual terdiri dari :

3 Catatan atas Laporan Keuangan.


G. SISTEM AKUNTANSI PUSAT
Sistem Akuntansi Pusat, yang selanjutnya disingkat SiAP, adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
You can Resize without pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
losing quality
pelaporan posisi keuangan, dan operasi keuangan pada Kementerian
You can Change Fill Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Nordiawan dan Hertianti,
Color &
Line Color 2010). SiAP dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan c.q atau casu
quo (dalam hal ini) Direktorat Jenderal Perbendaharan (DJPBN) terdiri
dari:

 Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN) yang


menghasilkan Laporan Arus Kas (LAK) dan Neraca Kas
Umum Negara (KUN);
 Sistem Akuntansi Umum (SAU) yang menghasilkan
FREE Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Sistem
Akuntansi Umum (SAU).
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com

LANJUTAN
LANJUTAN G. SISTEM AKUNTANSI PUSAT

You can Resize without


losing quality Pelaksanaan SiAP melibatkan unit pemroses data
You can Change Fill sebagai berikut:
Color & a) KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Line Color
Negara);
b) Kanwil DJPBN (Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Negara);
c) Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
d) Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
(DAPK).

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
1. Proses Akuntansi Pada Sistem Akuntansi Pusat

1 2

KPPN selaku Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara tingkat Kanwil Ditjen PBN selaku UAKKBUN-Kanwil melakukan
Daerah (UAKBUN-Daerah/KPPN) memproses dokumen sumber untuk penyusunan Laporan Keuangan berupa Laporan Arus Kas,
menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Arus Kas, Neraca Neraca KUN, Laporan Realisasi Anggaran, dan Neraca SAU
KUN, dan Laporan Realisasi Anggaran termasuk penerimaan dan berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan dari seluruh
pengeluaran non anggaran yang melalui rekening KPPN. KPPN selaku KPPN di wilayah kerjanya dan data dari unit khusus. Kanwil
UAKBUN-D KPPN melakukan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran Ditjen PBN selaku UAKKBUN-KPPN melakukan rekonsiliasi
dan Neraca SAU beserta data transaksi dengan seluruh satuan kerja di Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU beserta data
wilayah kerjanya. KPPN menyusun Laporan Keuangan tingkat KPPN transaksi dengan UAPPA-W di wilayah kerjanya. Kanwil
dan menyampaikannya beserta data akuntansi berupa Arsip Data Ditjen PBN mengirimkan Laporan Keuangan tingkat Kanwil
Komputer (ADK) ke Kanwil Ditjen PBN selaku UAKBUN-Kanwil. beserta ADK nya ke Dit. APK.
1. Proses Akuntansi Pada Sistem Akuntansi Pusat

3 4

Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
selaku UAKBUN-P DPKN memproses Keuangan (Dit. APK) selaku Unit
transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
melalui Kantor Pusat termasuk penerimaan Pembantu Bendahara Umum Negara
dan pengeluaran non anggaran yang melalui (UAPBUN) memproses data APBN, data
rekening KUN, serta menyampaikan laporan dari Unit Khusus serta menerima data
beserta ADK kepada Dit. APK. dari unit-unit terkait dalam rangka
menyusun laporan keuangan pemerintah
pusat.
2. Mekanisme Pelaporan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

1 2 3 4 5

UAKPA (Unit UAPPA-W/


Akuntansi Kuasa KPPN yang khusus Koordinator
Pengguna memproses data Wilayah
KPPN selaku KPPN mengirim
Anggaran) Bantuan Luar menyampaikan file
UAKBUN-D KPPN semua file data
mengirimkan Negeri (BLN) data dan laporan
melakukan setiap hari dan
Laporan Realisasi mengirim semua keuangan wilayah
rekonsiliasi dengan laporan keuangan
Anggaran dan file data setiap hari secara bulanan ke
UAKPA setiap setiap bulan ke
Neraca disertai ADK ke Direktorat Kanwil DJPBN c.q.
bulan; Kanwil DJPBN c.q.
ke KPPN setiap Akuntansi dan Bidang AKLAP
Bidang AKLAP
bulan sebagai Pelaporan sebagai bahan
(Akuntansi dan
bahan rekonsiliasi; keuangan (DAPK); rekonsiliasi;
Pelaporan);
2. Mekanisme Pelaporan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

6 7 8 9

Kanwil DJPBN c.q. Bidang Kanwil DJPBN Kementerian


Apabila diperlukan
AKLAP selaku UAKKBUN- menyampaikan file Negara/Lembaga
DAPK dapat
Kanwil melaksanakan data dan laporan menyampaikan
rekonsiliasi untuk tingkat keuangan setiap melakukan
ADK dan laporan
rekonsiliasi
wilayah dengan Unit bulan ke DAPK keuangan secara
Akuntansi Pembantu sebagai bahan laporan keuangan
triwulanan ke
tingkat eselon I
Pengguna Anggaran ‒ penyusunan DAPK sebagai
setiap semester;
Wilayah laporan keuangan bahan rekonsiliasi;
(UAPPA-W/Koordinator pemerintah pusat;
Wilayah) setiap triwulan;
2. Mekanisme Pelaporan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

10 11 12 13

Dit. PKN (Direktorat


Pengelolaan Kas Negara) Presiden c.q. Menteri
dan unit terkait lainnya . BPK melakukan
Unit Akuntansi Pengguna Keuangan c.q. Direktur pemeriksaan
Anggaran (UAPA) menyampaikan data Jenderal
berupa laporan dan ADK terhadap Laporan
melakukan rekonsiliasi Perbendaharaan Keuangan
data dengan DAPK; ke DAPK selaku menyampaikan Laporan
UAPBUN dalam rangka Pemerintah Pusat
Keuangan Pemerintah yang disampaikan
penyusunan laporan Pusat kepada BPK tiap
keuangan Pemerintah Presiden.
semester dan tahunan;;
Pusat;
H. SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
Sistem Akuntansi Instansi adalah serangkaian prosedur manual terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan pada kementerian negara/lembaga. Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga yang memproses transaksi keuangan baik
arus uang maupun barang. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN). Untuk
melaksanakan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi instansi
sesuai dengan hirarki organisasi. Unit Akuntansi Instansi (UAI) terdiri dari Unit Akuntansi
Keuangan (UAK) dan Unit Akuntansi Barang (UAB).

SAI terdiri atas dua subsistem, yaitu:

1. SAK; subsistem dari SAI yang menghasilkan informasi mengenai


LRA, neraca, dan catatan atas laporan keuangan milik
kementerian/instansi.

2. SABMN; subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian


prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen
sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk menyusun
neraca dan laporan Barang Milik Negara serta laporan manajerial
lainnya menurut ketentuan yang berlaku.
I. PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN DANA DEKONSENTRASI
DAN TUGAS PERBANTUAN

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah menggunakan asas:


Tugas pembantuan; penugasan dari
Desentralisasi; penyerahan wewenang Dekosentrasi; pelimpahan Pemerintah kepada daerah dan/atau
pemerintahan oleh Pemerintah kepada wewenang pemerintahan oleh desa dari pemerintah provinsi kepada
daerah otonom untuk mengatur dan Pemerintah kepada Gubernur kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
mengurus urusan pemerintah dalam sebagai wakil pemerintah dan/atau pemkab/pemkot kepada desa untuk
sistem Negara Kesatuan Republik kepada instansi vertikal di wilayah melaksanakan tugas tertentu.
Indonesia tertentu.

1 2 3

Content Here Content Here Content Here

Namun untuk dana dekonsentrasi dan dana tugas perbantuan, satuan kerja yang
Dana yang terkait dengan desentralisasi merupakan dana yang menerima melaporkan dan mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut
bersumber dari APBN dan dalam pelaksanaannya ditransfer kepada Kementerian/Lembaga teknis yang terkait. Pertanggungjawaban dana
lansung ke Kas Umum Daerah. Dana ini berupa dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan ini akan digabung dengan laporan keuangan dan
pertimbangan (dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan laporan barang milik Negara (yang telah dijelaskan SAI), sehingga menjadi laporan
dana bagi hasil). Terhadap dana ini, pelaporan dan keuangan Kementerian/Lembaga dan laporan barang milik Negara
pertanggungjawaban dilakukan di masing-masing daerah. Kementerian/Lembaga.
J. PMK 233 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 Tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah


2. Ketentuan ayat (1), ayat (2), dan ayat (5) pada Pasal 4 diubah
3. Ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 17 diubah dan menambahkan satu ayat,
yakni ayat (7)
4. Menambah 2 (dua) bagian dalam Bab III, yakni Bagian Kedelapan dan Bagian Kesembilan
5. Ketentuan ayat (2) Pasal 18 diubah
6. Ketentuan ayat (3) Pasal 33 diubah
7. Ketentuan Pasal 49 sampai dengan Pasal 65 dihapus
8. Ketentuan Pasal 69 dihapus
9. Ketentuan ayat (3), ayat (5), dan ayat (6) Pasal 71 diubah
10. Huruf E Bagian Kedua mengenai Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 diubah.
11. Huruf I Bagian Kedua mengenai Sistem Akuntansi Bendahara Umum.
12. Huruf J Bagian Kedua mengenai Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara.
SISTEM
AKUNTANSI
PEMERINTAH
DAERAH
1. Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari pemerintah daerah (Kabupaten, Kota atau Provinsi)
yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-
pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan. Pihak-pihak eksternal pemerintah yang
memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain
DPRD, Badan Pengawas Keuangan, Investor, Kreditor, Donatur, Analisis dan Pemerhati
Pemerintah Daerah, Rakyat, dan Pemerintah Pusat yang semuanya ada dalam lingkungan
akuntansi keuangan daerah (Halim dan Kusufi, 2013).

Menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Sistem Akuntansi Pemerintah


Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari
prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan yang akurat
di lingkungan organisasi pemerintahan daerah. Kemudian, berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
mendefinisikan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai serangkaian
prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi keuangan dan operasi
pemerintah.
Ruang Lingkup Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari
pengelolaan keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan
keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan akuntansi, pelaporan
dan pertanggungjawaban, mengacu pada peraturan perundang-undangan
dan peraturan pemerintah, antara lain:

1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,


2. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara,
3. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan,
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah,
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, dan
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Tujuan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

01 AKUNTABILITAS

MANAJERIAL 02
03 TRANSPARANSI
Asas Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

01 ASAS UNIVERSALITAS

ASAS BRUTO 02
03 DANA UMUM
Sistem Pencatatan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

Karena akuntansi pemerintah/keuangan daerah merupakan


You can Resize without
salah satu jenis akuntansi, maka dalam akuntansi keuangan
losing quality
You can Change Fill daerah juga terdapat proses pengidentifikasian, pengukuran,
Color & pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi ekonomi yang
Line Color
terjadi di pemerintah daerah. Terdapat beberapa macam
sistem pencatatan yang dapat digunakan, antara lain:
1. Single entri
2. Double entry
3. Triple entry

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Dasar Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Basis/dasar akuntansi atau suatu sistem pencatatan adalah himpunan dari


standar-standar akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan. Basis-basis
tersebut berkaitan dengan penetapan waktu (timing) atas pengukuran yang
dilakukan, terlepas dari sifat pengukuran tersebut. Berbagai basis atau dasar
akuntansi atau sistem pencatatan tersebut antara lain:
1. Basis kas (cash basic)
2. Basis akrual (accrual basic)
3. Basis kas modifikasian
4. Basis akrual modifikasian
Siklus Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi, perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah. Setelah penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, dapat
disusun laporan perhitungan APBD. Namun demikian, untuk lebih mempermudah
penyusunan laporan keuangan yang lain, maka laporan perubahan ekuitas, lapoan arus
kas, dan neraca biasanya dilakukan terlebih dahulu proses tutup buku dengan
membuat jurnal penutup. Kemudian, setelah jurnal penutup ini diposting, barulah
disusun ketiga laporan dimaksud. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahap-tahap yang terdapat
dalam sistem akuntansi, diantaranya:

1. Analisis transaksi
2. Jurnal transaksi
3. Posting ke buku besar
4. Neraca saldo
5. Jurnal penyesuaian
6. Neraca saldo setelah penyesuaian
7. Laporan keuangan
8. Jurnal penutup
9. Neraca saldo setelah tutup buku
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Berdasarkan Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang Disesuaikan dengan
SAP Berbasis Akrual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah menurut Permendagri Nomor 13


Tahun 2006 Pasal 232 Ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual
atau menggunakan aplikasi komputer.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) secara garis besar terdiri atas
4 (empat) prosedur akuntansi, antara lain:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas
3. Prosedur akuntansi selain kas
4. Prosedur akuntansi aset
KESIMPULAN
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terbagi menjadi 2
subsistem, yaitu: 1. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN),
Sistem Akuntansi Instansi atau disingkat SAI.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD


adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen
lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan
pelaporan keuangan yang akurat di lingkungan organisasi pemerintahan daerah.

Karena akuntansi pemerintah/keuangan daerah merupakan salah satu jenis


akuntansi, maka dalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi
ekonomi yang terjadi di pemerintah daerah. Terdapat beberapa macam sistem
pencatatan yang dapat digunakan pada akuntansi keuangan pemerintah daerah,
antara lain single entry, double entry, dan triple entry.
ADA Y
ANG M
BERTA AU
NYA ?

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai