Anda di halaman 1dari 46

Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah

Kementerian Dalam Negeri

PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN SKPD SEKRETARIAT
DEWAN (SETWAN)

Sukoharjo 12 November 2021


UU No.17 Tahun
2003

BENTUK
UU No.1 Tahun
PERTANGGUNGJAWABAN
2004
PELAKSANAAN APBD
ADALAH LAPORAN
UU No.15 Tahun KEUANGAN PEMERINTAH
2004 DAERAH (LKPD) YANG
KREDIBILITASNYA
UU No.23 Tahun TERCERMIN DARI HASIL
2014 AUDIT BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN (BPK)
▪ PP No. 12 Tahun
2019
▪ PMDN No. 77
Tahun 2020
UU No. UU No. UU No.
17/2003 1/2004 23/2014

Pedoman PP No. 12/2019


Penerapan PP No. 71/2010

SAP Berbasis
Akrual Pada
Pemda PMDN NO. 64/2013
PMDN NO. 77/2020

PERATURAN KDH
PERATURAN KDH
TTG KEBIJAKAN
TTG SAPD
AKUNTANSI
Tujuan Pelaporan Keuangan Pemda
menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan;
Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
Untuk menyajikan Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
informasi yg digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
bermanfaat bagi para dicapai;
pengguna dlm menilai
Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
akuntabilitas dan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
membuat keputusan
baik keputusan Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
ekonomi, sosial,
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan
maupun politik dengan: pajak dan pinjaman;
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Karakteristik Kualitatif
Laporan Keuangan Pemda

Syarat Laporan Keuangan Pemda berkualitas :

Relevan

Andal

Dapat Dibandingkan

Dapat Dipahami
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN PEMDA

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL)

3. Neraca

4. Laporan Operasional (LO)

5. Laporan Arus Kas (LAK)

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
SKPD SETWAN

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Neraca

3. Laporan Operasional (LO)

4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


❑ Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

▪ Mengungkapkan kegiatan keuangan pemda yg menunjukkan ketaatan terhadap APBD;


▪ Menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode
pelaporan.
▪ Menyajikan unsur-unsur sebagai berikut:
• Pendapatan-LRA;
• Belanja;
• Transfer;
• Surplus/Defisit-LRA;
• Pembiayaan; dan
• Selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran;
❑ Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
▪ Menyajikan informasi kenaikan dan penurunan SAL secara komparatif dengan periode
sebelumnya.

▪ Menyajikan unsur-unsur sebagai berikut:

• Saldo Anggaran Lebih awal;


• Penggunaan Saldo anggaran Lebih;
• Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
• Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya;
• Lain-lain; dan
• Saldo Anggaran Lebih akhir.
❑ Laporan Operasioanal (LO)

▪ Menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasioanal keuangan entitas pelaporan.


▪ Penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
▪ Menyajikan unsur-unsur sebagai berikut:

• Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;


• Beban dari kegiatan operasional;
• Surplus/Defisit dari kegiatan non operasional;
• Pos luar biasa; dan
• Surplus/Defisit-LO.

❑ Neraca
Menyajikan informasi posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, utang dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
❑ Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

▪ Menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas dengan periode sebelumnya.


▪ Menyajikan unsur-unsur sebagai berikut:
• Ekuitas awal;
• Surplus/Defisit-LO pd periode bersangkutan;
• Koreksi yg langsung menambah/mengurangi ekuitas;
• Ekuitas akhir.

❑ Laporan Arus Kas (LAK)

▪ Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas pd tanggal
pelaporan.
▪ Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
❑ Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:


▪ Informasi umum tentang entitas pelaporandan entitas dan entitas akuntasi;
▪ Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
▪ Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yg dihadapi
dalam pencapaian target;
▪ Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk
diterapkan atas dasar transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
▪ Rincian dan penjelasan masing-masing pos disajikan pada lembar muka laporan keuangan.
▪ Informasi yg diharuskan oleh Peryataan Standar Akuntansi Pemerintahan yg brlum disajikan dalam lembar
muka laporan keuangan.
▪ Informasi lainnya yg diperlukan utk penyajian yg wajar, yg tidak disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan.
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
(PP 71 & PERKADA)

Kebijakan akuntansi pemerintah daerah terdiri atas:


▪ Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan
memuat penjelasan atas unsur-unsur laporan keuangan yang berfungsi
sebagai panduan dalam penyajian pelaporan keuangan

▪ Kebijakan Akuntansi Akun


mengatur definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penilaian,
penyajian, dan/atau, pengungkapan transaksi atau peristiwa sesuai
dengan PSAP atas:
o pemilihan metode akuntansi atas kebijakan akuntansi dalam SAP;dan
o pengaturan yang lebih rinci atas kebijakan akuntansi dalam SAP.
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
(PERKADA)
❖ SAPD terdiri atas:
• Sistem akuntansi PPKD
mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas
pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, transfer,
pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi,
penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan
keuangan konsolidasian pemerintah daerah
• Sistem akuntansi SKPD.
mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas
pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset, kewajiban,
ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan aporan keuangan
SKPD.
Basis akuntansi pemerintah daerah:
❑ Basis Akrual
“yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar”
Basis Akrual diterapkan untuk mengakui: Pendapatan-LO, Beban, Aset, Utang dan
Ekuitas.
❑ Basis Kas
“yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar”
Basis Kas diterapkan untuk mengakui: Pendapatan-LRA, Belanja dan Pembiayaan.
Dokumen Catatan Laporan
Pencatatan & Peringkasan
Bukti: SKP, Penggolongan
Buku Buku Pelaporan Laporan
SKRD, BAST,
SP2D, SPJ, &
Jurnal Besar Keuangan
Lainnya

Kertas
Buku
Pembantu Kerja

•LRA
• Bukti
Penerimaan Kas Kumpulan •Laporan Operasional
Rekening •LPE
•Buku Jurnal Umum (Ringkasan
•Bukti •Neraca
Pengeluaran Kas dan Rincian)
•Laporan Arus Kas
•Lap Perubahan SAL
•Bukti Memorial
•CaLK

Kebijakan Akuntansi
1 ANALISIS TRANSAKSI DENGAN
S BUKTI TRANSAKSI
I
2 JURNAL
K (Posting)
L 3 BUKU BESAR
U 4
NERACA SALDO (TRIAL BALANCE)
S
5
KERTAS KERJA (WORK SHEET)

A 7 8 11

K Akun Trial Penyesu TB as LRA LO Neraca


Balance aian adjusted
U
1 4 8 1
N
s/d 5 9 2
T
9 6 3
A
7
N 6 9 12
JURNAL JURNAL PENUTUP JURNAL PENUTUP
S PENYESUAIAN LRA LO
I
(Posting) 13
(Posting)
10 BUKU BESAR LO
BUKU BESAR LRA
P DINOLKAN
DINOLKAN
E 14
NERACA SALDO SETELAH
M PENUTUPAN LRA DAN LO
D
15
A NERACA
PENINGKATAN KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN DAERAH
MENUJU OPINI WTP
Strategi Pencapaian Opini WTP

I • Identifikasi Masalah dan Akun Penyebab Kualifikasi

• Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah


P secara fokus dan terukur

R • Penyusunan Rencana Aksi dan Langkah Rinci Aksi

Membangun Komitmen
Roadmap Pencapaian Opini WTP
Opini BPK LANGKAH AKSI Opini BPK
WDP WTP
Stock Implementasi
Opname, Sistem
Penatausahaan Piutang Belum Penelusura Pengendalian Saldo persediaan dan
Tertib, Pencatatan Persediaan n Piutang Intern
Piutang wajar dan
Belum Memadai dapat ditelusuri

Manajemen Aset Belum Capacity Manajemen Aset


Memadai Penertiban Building Membaik
Aset SDM

Kompetensi SDM Lemah


Kompetensi SDM
meningkat

Regulasi, Sistem dan Prosedur Penggu naan Regulasi, Sistem dan


Penyusunan
Belum Memadai Perangkat
Sistem Prosedur yang
Informasi memadai
Regulasi, Sistem
Keuangan dan
dan Prosedur
Sistem Informasi
Barang Sistem Informasi
Keuangan Belum Keuangan dan Barang
Terintegrasi Daerah yang
Akuntabel
Definisi Rencana Aksi

Rencana Aksi merupakan Pernyataan tentang harmonisasi


rangkaian langkah-langkah konkret menuju perbaikan tata
kelola keuangan yang meliputi identifikasi:
1. Langkah yang harus dilakukan
2. Pihak Pelaksana
3. Waktu Pelaksanaan
4. Input yang diperlukan
5. Output yang dihasilkan
21
Penyusunan Rencana Aksi dan Langkah Rinci Aksi
• Pembuatan jadual kerja penyusunan laporan keuangan yang terstruktur
disertai OPD penanggungjawab;
• Pembentukan Tim Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan yang terdiri
dari unsur Biro Keuangan, Biro Pengelolaan Barang Daerah, Dinas
Pendapatan, Biro Administrasi Perekonomian dan Inspektorat;
• Penyusunan dokumen Rencana Aksi yang terdiri dari Daftar Inventaris
Masalah (DIM), Rencana Aksi dan Langkah Rinci Aksi;
• Pelaksanaan Rencana Aksi pada masing-masing Penanggungjawab.
MEMBANGUN KOMITMEN

• Komitmen dari Kepala Daerah, DPRD, dan jajaran staf


Pemerintah Daerah untuk meraih opini BPK Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP);
• Internalisasi/Proses pemahaman WTP kepada seluruh
aparat pemda;
UPAYA OPTIMALISASI PERAN PA/KPA

1. Menindaklanjuti semua temuan yang terkait dengan SKPD yg


dipimpin
2. Meminta laporan perkembangan program dan kegiatan SKPD yang
dipimpinnya
3. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
4. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya
5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja
24
UPAYA OPTIMALISASI PERAN PPK – SKPD

1. Pengembangan Kapasitas SDM secara berkesinambungan


❑ Update pengetahuan atas perkembangan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku
❑ Proses regenerasi SDM
2. Melengkapi Sistem dan Prosedur
❑ Prosedur standar dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan
❑ Prosedur standar dalam proses penyusunan laporan keuangan
3. Menggunakan Sistem Informasi berbasis Teknologi Informasi
❑ Otomatisasi atas proses penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan
keuangan
4. Pemberdayaan Pengawasan Intern
❑ Memastikan bahwa prosedur standar dijalankan
❑ Mengurangi resiko terjadinya kesalahan 25
UPAYA OPTIMALISASI PERAN PPTK

1. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;


2. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan
3. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

26
UPAYA OPTIMALISASI PERAN BENDAHARA

1. Peningkatan pemahaman bendahara terkait dengan peraturan


pengelolaan keuangan daerah
2. Regenerasi bendahara
3. Menolak perintah bayar perintah bayar apabila dokumen yang
diajukan tidak sesuai dengan yang telah disaratkan

27
MENELITI KELENGKAPAN DAN VERIFIKASI SPP SERTA MENYIAPKAN SPM

HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN, ANTARA LAIN :


1. KECEPATAN PROSES PEMROSESAN SPP DAN SPM
❑ Kecepatan Proses SPP dan SPM akan berpengaruh pada penyerapan anggaran SKPD
❑ SPM harus diterbitkan paling lama 2 hari setelah diterimanya SPP
2. KETERSEDIAAN DAN KETEPATAN PEMBEBANAN ANGGARAN
❑ Ketersediaan / Kecukupan anggaran yang akan dibebani
❑ Ketepatan pembebanan program / kegiatan / rekening anggaran dalam DPA SKPD
❑ Kesesuaian Tujuan Peruntukannya

3. KETEPATAN PERHITUNGAN
❑ Ketepatan perhitungan rekapitulasi dengan rinciannya
❑ Ketepatan perhitungan Potongan SPM (Pajak, IWP, Taperum)
❑ Ketepatan perhitungan Rincian

4. KELENGKAPAN DOKUMEN PENDUKUNG SPP DAN SPM


❑ Kecukupan Lampiran Dokumen pendukung
❑ Kesesuaian bukti pertanggungjawaban
❑ Keabsahan Dokumen pendukung 28
MELAKSANAKAN AKUNTANSI DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPKEU SKPD

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :


1. Kesesuaian Laporan Keuangan yang disusun dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
2. Kesesuaian Laporan Keuangan SKPD dengan Laporan Keuangan Pemda
❑ Lapkeu Pemda pada dasarnya merupakan kompilasi atas lapkeu SKPD
❑ Perlu dilakukan rekonsiliasi antara data SKPD dengan data di Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD), yaitu:
✓ Rekonsiliasi data realisasi pendapatan
✓ Rekonsiliasi data realisasi belanja
✓ Rekonsiliasi data aset tetap
3. Kesesuaian laporan keuangan dengan dokumen pendukung
❑ Kesesuaian realisasi pendapatan dengan bukti penerimaan pada bendahara penerimaan dan bukti
penyetoran ke Kas Daerah
❑ Kesesuaian realisasi belanja dengan bukti-bukti pertanggungjawaban (SPJ) belanja daerah
❑ Kesesuaian mutasi penerimaan/pengeluaran dan saldo kas daerah dengan rekening koran bank
❑ Kesesuaian aset tetap yang dilaporkan dengan bukti kepemilikan / perolehan
4. Kesesuaian laporan keuangan dengan fisik
❑ Kesesuaian realisasi belanja dan bukti pertanggungjawaban dengan prestasi pekerjaan
❑ Kesesuaian saldo aset yang dilaporkan dengan bukti fisik aset (Cash Opname, BA Inventarisasi, dsb..) 29
Pemeriksaan Laporan Keuangan

Pemeriksaan Kinerja

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu


➢ PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
(TERMASUK BUMN/D) UNTUK MEMBERIKAN PERNYATAAN PENDAPAT
TENTANG TINGKAT KEWAJARAN INFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LAPORAN
KEUANGAN TERSEBUT.

➢ LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TERDIRI DARI 3


BUKU YAITU :
▪ BUKU I, MEMUAT OPINI BPK
▪ BUKU II, MEMUAT HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
▪ BUKU III, MEMUAT HASIL PEMERIKSAAN KEPATUHAN ATAS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
➢ PEMERIKSAAN KINERJA, ADALAH PEMERIKSAAN ATAS ASPEK EKONOMI DAN EFISIENSI, SERTA
PEMERIKSAAN ATAS ASPEK EFEKTIVITAS YANG LAZIM DILAKUKAN BAGI KEPENTINGAN
MANAJEMEN OLEH APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH.
➢ TUJUAN PEMERIKSAAN INI ADALAH UNTUK MENGIDENTIFIKASIKAN HAL-HAL YANG PERLU
MENJADI PERHATIAN LEMBAGA PERWAKILAN. ADAPUN UNTUK PEMERINTAH, PEMERIKSAAN
KINERJA DIMAKSUDKAN AGAR KEGIATAN YANG DIBIAYAI DENGAN KEUANGAN
NEGARA/DAERAH DISELENGGARAKAN SECARA EKONOMIS DAN EFISIEN SERTA MEMENUHI
SASARANNYA SECARA EFEKTIF.
➢ PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU, ADALAH PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN
DENGAN TUJUAN KHUSUS, DI LUAR PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN PEMERIKSAAN
KINERJA.
➢ TERMASUK DALAM PEMERIKSAAN TUJUAN TERTENTU INI ADALAH :
✓ PEMERIKSAAN ATAS HAL-HAL LAIN YANG BERKAITAN DENGAN KEUANGAN SEPERTI
PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEMERINTAH,
PEMERIKSAAN PEMBERIAN SUBSIDI PEMERINTAH.
✓ PEMERIKSAAN INVESTIGATIF
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK
( LHP BPK)
Lamp I. PP 71/2010 Opini BPK
Penjelasan Psl 16 UU 15/2004
Laporan Keuangan

❑ LRA
Opini ❑ WTP
merupakan pernyataan ❑ LP-SAL
profesional pemeriksa mengenai
kewajaran informasi keuangan yang ❑ LO
disajikan dalam Laporan Keuangan ❑ WDP
yang didasarkan pada kriteria: ❑ NERACA
1.Kesesuaian dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan; ❑ LPE ❑ TW
2.Kecukupan Pengungkapan;
3.Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan; dan ❑ LAK
4.Efektivitas Sistem Pengendalian Intern ❑ TMP
❑ CALK
Hasil Pemeriksaan BPK

OPINI: Sistem Kepatuhan Terhadap


Pernyataan Profesional Pemeriksa
Mengenai Kew ajaran Informasi Pengendalian Ketentuan Peraturan
Keuangan yang disajikan dalam Intern Perundang-undangan
Laporan keuangan

Wajar Tanpa Kelemahan Struktur Kerugian Negara


Pengecualian Pengendalian Internal
Potensi Kerugian Negara
Wajar Dengan
Pengecualian Kelemahan Sistem
Pengendalian Kekurangan Penerimaan
Pelaksanaan Anggaran
Tidak Wajar Administratif

Kelemahan Sistem
Ketidakhematan/ Pemborosan
Pengendalian
Tidak Memberikan Akuntansi & Pelaporan
Pendapat Ketidakefektifan
35
✓ LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH DISAMPAIKAN OLEH BPK KEPADA DPRD SELAMBAT-LAMBATNYA 2
(DUA) BULAN SETELAH MENERIMA LAPORAN KEUANGAN DARI PEMERINTAH
DAERAH DAN KEPADA GUBERNUR/ BUPATI/WALIKOTA SESUAI DENGAN
KEWENANGANNYA.

✓ LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KINERJA DISAMPAIKAN KEPADA DPRD


SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA.

✓ LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU DISAMPAIKAN


KEPADA DPRD SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA DAN KEPADA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA.

✓ TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DIATUR BERSAMA


OLEH BPK DAN LEMBAGA PERWAKILAN SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA.
◼ Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada
lembaga perwakilan, dinyatakan terbuka untuk umum.
◼ Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan unsur pidana,
BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang
untuk dijadikan dasar penyidikan.
◼ Dengan demikian, sepanjang tidak ditemukan unsur pidana,
opini atas LKPD tidak mempunyai implikasi hukum secara
langsung terhadap pelaksanaan APBD.
◼ Pemda hanya berkewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi
BPK untuk perbaikan pertanggungjawaban keuangan di masa
datang.
UU Nomor 15 Tahun 2004
Pasal 20
(1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
(2) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut
atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
(3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan
diterima.
(4) BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(5) Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian.
(6) BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) kepada lembaga perwakilan dalam hasil pemeriksaan semester.
UU Nomor 15 Tahun 2004

Pasal 21
(1) Lembaga perwakilan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan melakukan
pembahasan sesuai dengan kewenangannya.
(2) DPR/DPRD meminta penjelasan kepada BPK dalam rangka menindaklanjuti hasil
pemeriksaan.
(3) DPR/DPRD dapat meminta BPK untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
(4) DPR/DPRD dapat meminta Pemerintah untuk melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (3).
Permendagri Nomor 13 Tahun 2010
Permendagri Nomor 13 Tahun 2010
Permendagri Nomor 13 Tahun 2010
• KAS DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN, KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
TIDAK DALAM PENGUASAAN BENDAHARA, KAS PADA AKHIR TAHUN BELUM DISETORKAN KE KAS DAERAH, DAN KAS DISAJIKAN
TIDAK SESUAI DENGAN DEFINISI KAS MENURUT SAP.

• PIUTANG PAJAK DAN RETRIBUSI TIDAK DIDUKUNG DENGAN DOKUMEN DATA WAJIB PAJAK DAN WAJIB RETRIBUSI DAN BELUM
MENGGAMBARKAN NILAI BERSIH YANG DAPAT DIREALISASIKAN. SELAIN ITU, TERDAPAT PERMASALAHAN PIUTANG PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN YANG TIDAK DIDUKUNG DENGAN PERINCIAN PER WAJIB PAJAK.
KELEMAHAN LAINNYA, BAGIAN LANCAR TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI TIDAK DIDUKUNG
DENGAN SKTJM.

• PERSEDIAAN TIDAK DILAKUKAN INVENTARISASI FISIK (STOCK OPNAME) PERSEDIAAN DAN PENYAJIAN PERSEDIAAN TIDAK
DIDUKUNG DENGAN KARTU PERSEDIAAN, SEHINGGA TIDAK DAPAT DILAKUKAN PENELUSURAN ATAS MUTASI PERSEDIAAN.

• INVESTASI NONPERMANEN DANA BERGULIR BELUM DISAJIKAN DENGAN METODE NILAI BERSIH YANG DAPAT DIREALISASIKAN
(NET REALIZABLE VALUE/ NRV). SEMENTARA ITU, PENYAJIAN SALDO INVESTASI PERMANEN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH
TIDAK MEMILIKI BUKTI YANG JELAS DAN KUAT. BENTUK PENYALURAN DANA PEMERINTAH DAERAH YANG TIDAK JELAS
DIJADIKAN TAMBAHAN PENYERTAAN MODAL ATAU PINJAMAN.
• ASET TETAP TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANNYA ATAU DIKUASAI PIHAK LAIN, TIDAK DIDUKUNG DENGAN
BUKTI KEPEMILIKAN, PENGHAPUSAN DAN PENYUSUTANNYA TIDAK SESUAI KETENTUAN. SELAIN ITU,
PELAPORAN ASET TETAP TIDAK DIDUKUNG DENGAN PENCATATAN DALAM KARTU INVENTARIS BARANG (KIB)
DAN TIDAK ADA REKONSILIASI SERTA TIDAK DILAKUKAN INVENTARISASI YANG MEMADAI. HAL INI
MENUNJUKKAN BAHWA PENGAMANAN ASET TETAP SECARA ADMINISTRASI, HUKUM DAN FISIK JUGA BELUM
DILAKUKAN SECARA MEMADAI.

• BELANJA BARANG DAN JASA, PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN BELANJA PERJALANAN DINAS


TIDAK SESUAI DENGAN KONDISI YANG SEBENARNYA. PADA BELANJA MODAL, PELAKSANAAN PEKERJAAN TIDAK
SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG MENGAKIBATKAN INDIKASI KERUGIAN NEGARA. SEMENTARA ITU, PADA
BELANJA SUBSIDI DAN BANTUAN SOSIAL, REALISASI BELANJA TIDAK SESUAI DENGAN USULAN DAN TIDAK
DIDUKUNG LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN.
• Kekurangan volume pekerjaan dan atau barang pada belanja modal dan
pemeliharaan
• Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan
• Kelebihan pembayaran pada pelaksanaan belanja modal dan belanja
barang/jasa
• Biaya perjalanan dinas ganda atau melebihi standar yang ditetapkan
• Pembayaran honorarium ganda atau melebihi standar yang ditetapkan
• Pemahalan harga (mark up)
• Ketekoran kas di bendahara
• Belanja atau pengadaan fiktif
SEKIAN & TERI MA KASI H

Anda mungkin juga menyukai