Anda di halaman 1dari 49

DISEMINASI UU NO.

40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN


DALAM RANGKA
REVITALISASI ORGANISASI KEPEMUDAAN TINGKAT NASIONAL

Disampaikan pada acara Pelatihan Manajemen Pengelolaan Organisasi Kepemudaan


yang diselenggarakan Asisten Deputi Pemberdayaan Lembaga Kepemudaan Jakarta, 26 Juni
2010

OLEH:
DRS. H. SAKHYAN ASMARA, M.SP
DEPUTI BIDANG PEMBERDAYAAN PEMUDA
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA
1
GRAND STRATEGY
PEMBANGUNAN NASIONAL KEPEMUDAAN

1. Melaksanakan pengarusutamaan pemuda, sehingga pemuda menjadi


bagian yang senantiasa melekat dan tak terpisahkan dalam setiap
program pembangunan;
2. Menjangkau keseluruhan pemuda baik individu, kelompok maupun
lembaga kepemudaan, baik yang berpotensi maupun yang
bermasalah;
3. Menempatkan organisasi kepemudaan pada posisi penting dan
strategis dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan
kepemudaan dalam lingkup penyadaran, pemberdayaan, dan
pengembangan;
4. Menempatkan pembangunan kepemudaan menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi
kepemudaan, dan masyarakat.
2
SIAPAKAH PEMUDA ITU ?

Pemuda adalah warga negara Indonesia yang


memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai
30 (tiga puluh) tahun.
(Pasal 1 Angka 1 UU No. 40/2009 Tentang Kepemudaan)

3
FASE PERTUMBUHAN MANUSIA INDONESIA
DALAM ASPEK SOSIOLOGIS YURIDIS

Seluruh per-Undang Undangan


Fase Kemandirian dan kematangan Usia 30 th keatas yang terkait dengan Pembangunan
Sumber Daya Manusia

Usia 16 – 30 th
Fase Pertumbuhan dan Undang-Undang
Perkembangan yang memerlukan: Tentang Kepemudaan
Penyadaran, Pemberdayaan, dan
Pengembangan

Fase yang menitikberatkan pada :


Usia 0 < 16 th Undang-Undang
Pembinaan, Pengaturan
Tentang Perlindungan Anak
dan Pengawasan

Drs. H. Sakhyan Asmara, M.SP – Deputi Bidang


Pemberdayaan Pemuda 4
FASE PERTUMBUHAN MANUSIA INDONESIA
DALAM ASPEK SOSIOLOGIS YURIDIS

Seluruh per-Undang Undangan


Fase Kemandirian dan kematangan Usia 30 th keatas yang terkait dengan
Pembangunan Sumber Daya
Manusia

Fase Pertumbuhan dan


Perkembangan yang memerlukan:
Undang-Undang
Penyadaran, Pemberdayaan, dan
Tentang Kepemudaan
Pengembangan Usia 16 – 30 th

Fase yang menitikberatkan


pada: Undang-Undang
Usia 0 < 16 th Tentang Perlindungan
Pembinaan, Pengaturan
dan Pengawasan Anak

Drs. H. Sakhyan Asmara, M.SP – Deputi Bidang


Pemberdayaan Pemuda 5
JUMLAH PEMUDA USIA 16 – 30 TAHUN
62.985.401
(Sumber: Proyeksi Data Single Years BPS Tahun 2009)

Terdiri dari:
1. Siswa SMA atau sederajat;
2. Mahasiswa S1, S2, atau S3;
3. Pekerja Pemula;
4. Pekerja Profesional (Pegawai Pemerintah, Non Pemerintah,
Wiraswasta, Seniman dll);
5. Anggota Legislatif;
6. Anggota TNI/POLRI;
7. Pengangguran Tidak Terdidik, Kurang Terdidik, dan Terdidik;
8. Pemuda Bermasalah (Narkoba, HIV/AIDS, Preman, Warga Binaan,
dll);
9. Aktivis (LSM, Ormas, Orpol, dll).
6
ARSITEKTUR PEMBANGUNAN NASIONAL KEPEMUDAAN

PEMUDA MAJU
SASARAN PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
INDIVIDU KELOMPOK LEMBAGA

PELAKSANA KEBIJAKAN KEPEMUDAAN


PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH MASYARAKAT
PENYADARAN

PELAYANAN PELAYANAN

KEBIJAKAN KEPEMUDAAN (PEMERINTAH/KEMENTERIAN)


SEBAGAI REGULATOR DAN FASILITATOR (NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA)

POTENSI KEPEMUDAAN

Drs. H. SakhyanAsmara, M.SP – Deputi BidangPemberdayaanPemuda 7


5
REALITAS KEBERADAAN ORGANSASI
KEPEMUDAAN DI INDONESIA
1. Jumlahnya semakin banyak tetapi tidak diimbangi dengan kualitas sumber
daya manusia yang memadai;
2. Idealisme pengurus dan anggota mulai tekikis oleh kepentingan pragmatis;
3. Lebih cenderung berorientasi kepada kepentingan politik dari pada sosial
kemasyarakatan;
4. Belum mampu mandiri dan masih tergantung kepada pihak lain;
5. Belum mampu memainkan peran secara maksimal dalam merespons persoalan
sosial kemasyarakatan;
6. Masih berorientasi kepada kuantitas dari pada kualitas;
7. Amanat AD/ART organisasi tidak dapat dijalankan secara konsisten, sehingga
AD/ART hanya berfungsi sebagai acuan formal tapi tak mampu digunakan
sebagai alat pemicu untuk mencapai tujuan organisasi.

8
PROBLEMATIKA
ORGANISASI KEPEMUDAAN

1. Lemahnya manajemen kesekretariatan dan perkantoran;


2. Sumber pendanaan tidak konkrit;
3. Konsolidasi organisasi tidak berjalan dengan baik;
4. Penyelenggaran program menghadapi banyak kendala;
5. Proses kaderisasi dan regenerasi umumnya tidak berjalan secara
normal, kecuali organisasi kemahasiswaan;
6. Usia pimpinan tergolong tidak muda atau banyak yang sudah
tua-tua;
7. Peran strategis organisasi kepemudaan belum dapat
dimanfatkan secara maksimal.

9
PERAN STRATEGIS ORGANISASI KEPEMUDAAN
YANG DIHARAPKAN
1. Organisasi Kepemudaan dapat memainkan peran strategis sebagai mitra Pemerintah
dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional serta mengantisipasi dan
menanggulangi perubahan dan perkembangan global;
2. Organisasi Kepemudaan dapat menempa pemuda bersikap sensitif dan menjadi
wahana memperkuat empati sosial serta memiliki kepedulian terhadap masalah-
masalah nasional dan internasional;
3. Organisasi Kepemudaan menjadi kawah candradimuka untuk menempa para pemuda
sebagai kader-kader pemimpin bangsa pada masa kini dan masa yang akan datang;
4. Organisasi Kepemudaan menjadi sarana konglomerasi pemikiran, gagasan dalam
upaya mencapai kemajuan bangsa;
5. Organisasi Kepemudaan dapat memanfaatkan KNPI sebagai wadah berhimpun agar
menjadi ujung tombak dalam pembangunan kepemudaan untuk menciptakan pemuda
yang maju yakni pemuda yang berkarakter, berkapasitas, dan berdaya saing.

10
REVITALISASI ORGANISASI KEPEMUDAAN

1. Menjadikan organisasi kepemudaan sebagai wadah


pengembangan potensi pemuda yang handal;
2. Menjadikan organisasi kepemudaan sebagai organisasi yang
melaksanakan prinsip good governance;
3. Menjadikan organisasi kepemudaan sebagai kawah
candradimuka bagi kader-kader pemimpin bangsa;
4. Menjadikan organisasi kepemudaan sebagai organisasi yang
berdaya dan mandiri;
5. Menjadikan anggota/pengurus organisasi kepemudaan sebagai
pemuda yang progresif dan berpikiran maju.
11
ARAH
FAKTOR PENDUKUNG
KOMPONEN
UNTUK MENCAPAI TUJUAN
YANG PERLU DISIAPKAN INTI PELAYANAN
KEPEMUDAAN Melakukan
PANCASILA & UUD 1945
ASAS, FUNGSI, TUJUAN
DAN KARAKTERISTIK

Koordinasi Kemitraan
Penetapan Strategi Pelayanan
Kepemudaan Menyiapkan
PENYADARAN PEMUDA MAJU,
LANDASAN

Prasarana dan Sarana PEMUDA MAJU,


BERKARAKTER,
Penetapan Tugas, Fungsi, BERKARAKTER,
BERKAPASITAS,
Wewenang dan Tanggungjawab Menguatkan TUJUAN BERKAPASITAS,
DAN
Pemerintah dan Pemerintah PEMBERDAYAAN Organisasi Kepemudaan DAN
BERDAYA SAING
BERDAYA SAING
daerah
Penguatan
Peran Serta Masyarakat
Penetapan Peran, PENGEMBANGAN
Tanggung jawab dan
Hak Pemuda Memberikan Penghargaan

Menyiapkan Pendanaan

ARAH

Pembangunan
Pembangunan kepemudaan
kepemudaan bertujuan
bertujuan untuk
untuk terwujudnya
terwujudnya pemuda
pemuda yangyang beriman
beriman dan dan
bertakwa
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif,inovatif,
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif,
mandiri,
mandiri, demokratis,
demokratis, bertanggung
bertanggung jawab, berdaya
jawab,dan berdaya saing,
saing, serta
serta memiliki
memiliki jiwa
jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan,
kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan,
kepeloporan, kebangsaan
dan kebangsaan berdasarkan
berdasarkan Pancasila
Pancasila dan
dan
Undang-Undang
Undang-Undang Dasar
Dasar Negara
NegaraRepublik
Republik Indonesia
Indonesia Tahun
Tahun 1945
1945 dalam
dalam kerangka
kerangka Negara
Negara
12 Drs. H. Sakhyan Asmara, M.SP – Deputi Bidang Kesatuan
KesatuanRepublik
RepublikIndonesia.
Indonesia.(UU
(UUNo.
No.4040Tahun
Tahun2009
2009tentang
tentangKepemudaan
KepemudaanPasalPasal3)3)
Pemberdayaan Pemuda
TUJUAN PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
(Pasal 3 UU No. 40/2009 Tentang Kepemudaan)

Terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas,
kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab,
berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan,
kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

13
INTI TUJUAN
PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
1. Pemuda yang beriman dan bertakwa; (Karakter)
2. Berakhlak mulia; (Karakter)
3. Demokratis; (Karakter)
4. Bertanggungjawab; (Karakter)
5. Sehat, cerdas, kreatif, inovatif, dan mandiri; (Kapasitas)
6. Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan
kebangsaan. (Karakter & Kapasitas)
7. Berdaya saing; (Daya Saing)

14
Pembangunan kepemudaan
dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan kepemudaan.
(Pasal 4)

15
TUJUAN PEMBANGUNAN
KEPEMUDAAN

Menjadikan pemuda Indonesia sebagai pemuda


yang maju yakni berkarakter, berkapasitas, dan
berdaya saing
(Penjelasan Umum, Paragraf 6)

16
PERAN AKTIF PEMUDA

Pemuda berperan aktif dalam segala aspek


pembangunan nasional, sebagai:
1. Kekuatan Moral
2. Kontrol Sosial
3. Agen Perubahan

17
PERAN AKTIF PEMUDA
SEBAGAI KEKUATAN MORAL

1. Menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas


dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan
kepemudaan;
2. Memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-
spiritual;
3. Meningkatkan kesadaran hukum.

18
PERAN AKTIF PEMUDA
SEBAGAI KONTROL SOSIAL
1. Memperkuat wawasan kebangsaan;
2. Membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak, dan
kewajiban sebagai warga negara;
3. Membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan
penegakan hukum;
4. Meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik;
5. Menjamin transparansi dan akuntabilitas publik; Memberikan
kemudahan akses informasi.

19
PERAN AKTIF PEMUDA
SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
1. Pendidikan politik dan demokratisasi;
2. Sumber daya ekonomi;
3. Kepedulian terhadap masyarakat;
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi;
5. Olahraga, seni, dan budaya;
6. Kepedulian terhadap lingkungan hidup;
7. Pendidikan kewirausahaan;
8. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.

20
TANGGUNG JAWAB PEMUDA
Tanggung jawab pemuda dalam pembangunan nasional:
1. Menjaga Pancasila sebagai ideologi negara;
2. Menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa;
4. Melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum;
5. Meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat;
6. Meningkatkan ketahanan budaya nasional; dan/atau
7. Meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa.

21
HAK PEMUDA
1. Pemuda berhak mendapatkan:
a. Perlindungan, khususnya dari pengaruh destruktif;
b. Pelayanan dalam penggunaan prasarana dan sarana
kepemudaan tanpa diskriminasi;
c. Advokasi;
d. Akses untuk pengembangan diri; dan
e. Kesempatan berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi, dan pengambilan keputusan strategis
program kepemudaan.

2. Pemuda yang berprestasi berhak mendapatkan penghargaan.

22
INTI PELAYANAN KEPEMUDAAN

1. PENYADARAN
2. PEMBERDAYAAN
3. PENGEMBANGAN

23
PENYADARAN
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang
diarahkan untuk memahami dan menyikapi
perkembangan dan perubahan lingkungan.
(Pasal 1 Angka 5)

24
24 24
PENYADARAN
(Pasal 23)

Penyadaran kepemudaan diwujudkan melalui:


1. Pendidikan agama dan akhlak mulia;
2. Pendidikan wawasan kebangsaan;
3. Penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
4. Penumbuhan semangat bela negara;
5. Pemantapan kebudayaan nasional yang berbasis
kebudayaan lokal;
6. Pemahaman kemandirian ekonomi;
7. Penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang.

25
25 25
PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan pemuda
adalah kegiatan membangkitkan
potensi dan peran aktif pemuda.
(Pasal 1 Angka 6)

26
PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan pemuda dilakukan melalui:

1. Peningkatan iman dan takwa;


2. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Penyelenggaraan pendidikan bela negara dan ketahanan nasional;
4. Peneguhan kemandirian ekonomi pemuda;
5. Peningkatan kualitas jasmani, seni, dan budaya pemuda;
6. Peningkatan kemampuan hubungan internasional;
7. Peningkatan kemampuan pengelolaan lembaga kepemudaan;
8. Penyelenggaraan penelitian dan pendampingan kegiatan
kepemudaan.

27
PENGEMBANGAN
(Pasal 30, 31, 32, 33, dan 34)

Pengembangan Kepemudaan terdiri dari:

1. Pengembangan kepemimpinan
2. Pengembangan kewirausahaan
3. Pengembangan kepeloporan

28
PENGEMBANGAN
1. Pengembangan kepemimpinan pemuda adalah
kegiatan mengembangkan potensi keteladanan,
keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
2. Pengembangan kewirausahaan pemuda adalah
kegiatan mengembangkan potensi keterampilan
dan kemandirian berusaha.
3. Pengembangan kepeloporan pemuda adalah
kegiatan mengembangkan potensi dalam merintis jalan,
melakukan terobosan, menjawab tantangan,
dan memberikan jalan keluar atas pelbagai masalah.
(Pasal 1 Angka 7, 8, dan 9)
29
PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN,
KEWIRAUSAHAAN, DAN KEPELOPORAN
DILAKSANAKAN MELALUI:

Pendidikan, Pelatihan, Pengaderan, Pemagangan,


Pembimbingan, Pendampingan, Kemitraan, Promosi,
Bantuan Akses Permodalan, dan Forum
Kepemimpinan Pemuda
(Pasal 26, 27, 28, dan 29)

30
3. ORGANISASI KEPEMUDAAN
(Pasal 40)

1) Organisasi kepemudaan dibentuk oleh pemuda.


2) Organisasi kepemudaan dapat dibentuk berdasarkan kesamaan
asas, agama, ideologi, minat dan bakat, atau kepentingan, yang
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Organisasi kepemudaan juga dapat dibentuk dalam ruang
lingkup kepelajaran dan kemahasiswaan.
4) Organisasi kepemudaan berfungsi untuk mendukung
kepentingan nasional, memberdayakan potensi, serta
mengembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan.
31
ORGANISASI KEPELAJARAN
DAN KEMAHASISWAAN
(Pasal 41)

1) Organisasi kepelajaran dan kemahasiswaan berfungsi


untuk mendukung kesempurnaan pendidikan dan
memperkaya kebudayaan nasional.
2) Organisasi kepelajaran merupakan organisasi
ekstrasatuan pendidikan menengah.
3) Organisasi kemahasiswaan terdiri atas organisasi
intrasatuan dan ekstrasatuan pendidikan tinggi.

32
BENTUK ORGANISASI KEPEMUDAAN
(Pasal 44)

Organisasi kepemudaan dapat berbentuk struktural atau nonstruktural, baik


berjenjang maupun tidak berjenjang.
 Yang dimaksud dengan "organisasi kepemudaan berbentuk struktural" adalah organisasi
kepemudaan yang terikat dengan struktur organisasi sesuai dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga organisasi atau sejenisnya.
 Yang dimaksud dengan "organisasi kepemudaan berbentuk nonstruktural" adalah organisasi
kepemudaan yang tidak terikat dengan struktur organisasi, misalnya, kelompok diskusi,
kelompok pencinta alam, serta kelompok minat dan bakat.
 Yang dimaksud dengan "organisasi kepemudaan berjenjang" adalah organisasi kepemudaan
yang memiliki jenjang kepengurusan mulai dari tingkat nasional sampai tingkat terendah yang
ada di bawahnya.
 Yang dimaksud dengan "organisasi kepemudaan tidak berjenjang" adalah organisasi
kepemudaan yang tidak memiliki jenjang kepengurusan, misalnya organisasi yang hanya ada
pada tingkat nasional atau tingkat daerah.
33
FASILITAS ORGANISASI KEPEMUDAAN
(Pasal 45)

 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib


memfasilitasi organisasi kepemudaan, organisasi
kepelajaran, dan organisasi kemahasiswaan.
 Satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan
wajib memfasilitasi organisasi kepelajaran dan
kemahasiswaan sesuai dengan ruang lingkupnya.

34
KETENTUAN PERALIHAN
(Bab XV Pasal 52)

Pada saat Undang-Undang ini berlaku, organisasi


kepemudaan dan yang terkait dengan pelayanan
kepemudaan harus menyesuaikan dengan ketentuan
Undang-Undang ini paling lama 4 (empat) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
PENUTUP
Parang patah jangan dicela
Elok disepuh dibara api
Hang tuah bijak pernah berkata
Tak pernah pemuda menyerah di bumi

Untuk apa memeras kelapa


Kalau tidak banyak santannya
Untuk apa jadi pemuda
Kalau tak bisa membangun bangsa

Walau debur ombak menerpa


Tak kan perahu berhenti laju
Walau hancur dihantam gempa
Pemuda Indonesia tetap bersatu

36
37
LAMPIRAN - LAMPIRAN

38
ASUMSI JUMLAH UNIT
ORGANISASI KEPEMUDAAN (OK) DI INDONESIA
NO ORGANISASI KEPEMUDAAN (OK) JUMLAH
1 DPP KNPI 1   1
2 DPD KNPI Provinsi (33*) 33   33
3 DPD KNPI Kab/Kota (497*) 497   497
4 OK Tingkat Nasional (sudah berhimpun di KNPI) 82   82
5 OK Tingkat Nasional (tdk/blm berhimpun di KNPI) ± 77 77
6 OK Tingkat Provinsi (berhimpun di KNPI) 40 (rata2) 1.320
7 OK Tingkat Provinsi (tdk/blm berhimpun di KNPI) 10 (rata2) 330
8 OK Tingkat Kab/Kota (berhimpun di KNPI) 20 (rata2) 9.940
9 OK Tingkat Kab/Kota (tdk/blm berhimpun di KNPI) 5 (rata2) 2.485
10 OK Tingkat Kecamatan (6.579**) 5 (rata2) 32.895
11 OK Tingkat Kel/Desa (76.546**) 3 (rata2) 229.638
TOTAL 277.298 Unit

Sumber Data :
* = Badan Pusat Statistik, Des 2009
** = Badan Pusat Statistik, Juni 2009
INSTANSI DAERAH TINGKAT PROVINSI
YANG MENANGANI KEPEMUDAAN
NO PROVINSI INSTANSI
1 Aceh Dinas Pemuda dan Olahraga
2 Sumatera Utara Dinas Pemuda dan Olahraga
3 Riau Dinas Pemuda dan Olahraga
4 Kepulauan Riau Dinas Pemuda dan Olahraga
5 Bengkulu Dinas Pemuda dan Olahraga
6 Jambi Dinas Pemuda dan Olahraga
7 Sumatera Selatan Dinas Pemuda dan Olahraga
8 Kepulauan Bangka Belitung Dinas Pemuda dan Olahraga
9 Lampung Dinas Pemuda dan Olahraga
10 Banten Dinas Pemuda dan Olahraga
11 Jawa Tengah Dinas Pemuda dan Olahraga
12 Kalimantan Barat Dinas Pemuda dan Olahraga
13 Kalimantan Tengah Dinas Pemuda dan Olahraga
14 Kalimantan Timur Dinas Pemuda dan Olahraga

40
Lanjutan …
NO PROVINSI INSTANSI

15 Sulawesi Tenggara Dinas Pemuda dan Olahraga


16 Sulawesi Tengah Dinas Pemuda dan Olahraga
17 Sulawesi Utara Dinas Pemuda dan Olahraga
18 Sulawesi Selatan Dinas Pemuda dan Olahraga
19 Maluku Utara Dinas Pemuda dan Olahraga
20 Papua Barat Dinas Pemuda dan Olahraga
21 DKI Jakarta Dinas Olahraga dan Pemuda
22 Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda
23 Jawa Timur Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan
24 D.I. Yogyakarta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
25 Sumatera Barat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
26 Nusa Tenggara Barat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
27 Bali Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
28 Gorontalo Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
29 Nusa Tenggara Timur Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
30 Papua Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
31 Maluku Dinas Pendidikan, Pemuda,dan Olahraga
32 Sulawesi Barat Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata
33 Kalimantan Selatan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata

41
TOKOH-TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL

1. dr. Soetomo
2. dr. Wahidin Sudirohusodo
3. dr. Tjipto Mangoenkoesoemo
4. R. M. Suwardi Suryoningrat (Ki Hadjar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker
6. Radjiman Wedyodiningrat
7. M. Soelaiman
8. RAA Tirtokusumo
9. dr. Goembrek
10. dr. Angka
11. dr. Gunawan

42
 Dr. Soetomo (lahir di Ngepeh, Nganjuk, 30 Juli 1888 (20 Tahun pada 1908), wafat Surabaya, 30 Mei
1938) adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia.
 Pada tahun 1930, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche
Artsen, Jakarta. Bersama kawan-kawan dari STOVIA inilah Soetomo mendirikan perkumpulan yang
bernama Budi Utomo, pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911, ia bekerja sebagai dokter
pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1917, Soetomo menikah dengan
seorang perawat Belanda. Pada tahun 1919 sampai 1923, Soetomo melanjutkan studi kedokteran di
Belanda.

 Wahidin Sudirohusodo, dr. (Melati, Yogyakarta, 7 Januari 1852 (56


Tahun pada 1908) – wafat 26 Mei 1917) adalah salah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia. Namanya selalu dikaitkan dengan Budi Utomo karena
walaupun ia bukan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, dialah
penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School Tot
Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) Jakarta itu.

 Dr. Cipto Mangunkusumo atau Tjipto Mangoenkoesoemo (Pecangakan,


Ambarawa, 1886 (22 Tahun pada 1908) – Wafat Jakarta, 8 Maret 1943)
adalah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia bersama
Douwes Dekkerdan Ki Hajar Dewantara mendirikan Partai Indonesia
(Indische Partij) pada 1912. Pada 1913 mereka bertiga diasingkan oleh
pemerintah kolonial. Ia dimakamkan di TMP Watuceper, Ambarawa.

43
 Ki Hadjar Dewantara (Yogyakarta, 2 Mei 1889 (19 Tahun pada 1908) –
Wafat 26 April 1959) adalah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.
 Lahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat, beliau mendirikan
perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi
untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya para priyayi maupun
orang-orang Belanda.

 Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama
Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi; lahir di Pasuruan, 8 Oktober 1879 (29
Tahun pada 1908) – wafat di Bandung, 28 Agustus 1950 dalam umur 70 tahun) adalah
seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.
 Ia adalah anak ketiga (dari empat bersaudara) pasangan Auguste Henri Edouard
Douwes Dekker (Belanda asli), seorang broker bursa efek dan agen bank, yang
menikahi Louisa Margaretha Neumann, seorang indo dari ayah Jerman dan ibu Jawa.
Dengan pekerjaannya itu, Auguste termasuk orang yang berpenghasilan tinggi. Ernest,
biasa dipanggil Nes oleh orang-orang dekatnya atau DD oleh rekan-rekan
seperjuangannya, masih terhitung saudara dari pengarang buku Max Havelaar, yaitu
Eduard Douwes Dekker (Multatuli), yang merupakan adik kakeknya. Olaf Douwes
Dekker, cucu dari saudaranya, menjadi penyair di Breda, Belanda.

44
TOKOH-TOKOH SUMPAH PEMUDA
Kongres Pemuda Pertama tanggal 30 April s.d. 2 Mei 1926

Panitia Kongres:
Ketua : Mohammad Tarbani (Jong Java) 21 tahun
Wakil Ketua : Soemarto (Jong Java) 21 tahun
Sekretaris : Djamaluddin Adinegoro (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Soewarso (Jong Java)

Anggota:
• Bahder Djohan (Jong Sumatranen Bond) 25 tahun
• Jan Toule Soulehuwij (Jong Ambon)
• Paul Pinontoan (Jong Celebes)
• Achmad Hamami (Sekar Rukun)
• Sanoesi Pane ( Jong Bataks Bond) 20 tahun
• Sarbaini (Jong Sumatranen Bond)
Sumber : Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda 2007.

45
Kongres Pemuda Kedua tanggal 27 s.d. 28 Oktober 1928

Panitia Kongres:
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI) 23 tahun
Wakil Ketua : R. M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) 25 tahun
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond) 21 tahun
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjaja (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III : R. C. L. Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon) 23 tahun
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemuda Kaum Betawi)
Pencipta dan Pengiring Lagu Indonesia Raya : WR Soepratman, 19 tahun
Sumber : Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda 2007 .

46
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN
OLEH ORGANISASI KEPEMUDAAN
DALAM RANGKA REVITALISASI

1. Melengkapi dokumen organisasi meliputi:


a. Database keanggotaan;
b. Dokumen tentang kepengurusan;
c. Dokumen tata laksana kesekretariatan dan
keuangan, seperti Akte Notaris, NPWP, dan
Rekening Bank a.n. organisasi;
d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau
sejenisnya.

47
Lanjutan …

2. Melaksanakan konsolidasi organisasi sesuai


AD/ART, SK kepengurusan terakhir, dan amanat
UU No. 40 Tahun 2009;
3. Menyusun program berbasis kinerja;

48
Biodata Singkat
Nama : DRS. H. SAKHYAN ASMARA, M.SP
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 17 September 1956
NIP : 19560917 198403 10 01
Jabatan : Deputi Menpora RI Bidang Pemberdayaan Pemuda
Agama : Islam
Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya (IV/d)
Status Pernikahan : Menikah (dikaruniai 3 orang anak)
Alamat Rumah : Perumahan Tanjung Barat Indah, Teratai II, A1. No. 3,
Jakarta Selatan.
Alamat Kantor : Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga,
Jl. Gerbang Pemuda No. 3 Senayan, Jakarta, Telp. 021-5738152
Nomor Ponsel/HP : 0811645346
E-Mail : sakhyanmara@yahoo.com, website: kemenpora.go.id

Pekerjaan dan Jabatan : 1. Pembantu Dekan III FISIP USU


2. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi SUMUT
3. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi SUMUT
4. Deputi Menpora RI Bidang Pemberdayaan Pemuda
Riwayat Organisasi : 1. Instruktur Kader HMI Cabang Yogyakarta
2. Wakil Ketua DPD KNPI Tingkat I Sumatera Utara
3. Ketua MPO Pemuda Pancasila Provinsi DKI Jakarta
4. Pengurus KAHMI Nasional
5. Pengurus MPN Pemuda Pancasila
6. Pengurus Nasional KAGAMA
49

Anda mungkin juga menyukai