SK Kepala / SOP
4
FLEKSIBILITAS BLUD
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Belanja flexible budget dengan ambang batas.
3. Pengelolaan Kas pemanfaatan hasil untuk BLU
4. Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha, penghapusan
piutang sampai batas tertentu
5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab
pelunasan pada BLU
6. Investasi jangka panjang ijin Bupati
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan,
barang inventaris dapat dihapus BLUD
8. Remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan profesionalisme
9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya, defisit
dapat dimintakan dari APBD.
10.Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS
5
Ambang Batas
1. SKPD A berstatus BLUD Secara Penuh, dalam RBA Tahun 2011 target PNBP adalah
sebesar Rp. 100 miliar dan anggaran belanja yang didanai dari PNBP adalah sebesar Rp.
100 miliar.
2. Ambang batas belanja (anggaran fleksibel) yang ditetapkan dalam RBA adalah sebesar
10%, artinya realisasi belanja Satker A yang bersumber dari PNBP dapat melampaui
anggaran belanja dalam RBA sebesar 10%, apabila realisasi PNBP melebihi target yang
ditentukan dalam RBA minimal 10%.
3. Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 85 miliar, maka PNBP yang dapat digunakan
langsung maksimal sebesar Rp. 85 miliar.
4. Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 110 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110 miliar;
2. Pengeluaran belanja tersebut dapat dilaksanakan mendahului revisi DIPA BLU.
Adapun RBA definitif tetap harus direvisi.
5. Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 115 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110 miliar (Rp. 100
miliar + (10% x Rp. 100 miliar)) melalui revisi RBA definitif. Penggunaan PNBP untuk
belanja tersebut dapat dilaksanakan mendahului revisi DPA BLUD.
2. Apabila sisa PNBP sebesar Rp. 5 miliar tersebut akan digunakan pada tahun
anggaran berjalan, maka terlebih dahulu dilakukan revisi RBA definitif dan DPA 6
BLUD.
Beberapa Kendala Umum
RENCANA
BISNIS ANGGARAN
(DOKUMEN PERENCANAAN BISNIS DAN
PENGANGGARAN TAHUNAN)
ANGGARAN
RSB
SPM RBA
Penilaian
Audit
kinerja
1. Puskesmas unggul.
MISI 2. Masyarakat Kecamaan Sehat
3. Masyarakat Kecamatan Mandiri
Analisis Analisis Pasar
& daya saing
SWOTs
Tujuan
Kinerja th
Posisi sebelumnya
bisnis
PROYEKSI LAPORAN
KEUANGAN 2015-2020
Beda RKA dan RBA
RKA RBA
Menganggarkan Rencana Kegiatan Menganggarkan Rencana Bisnis
Struktur Anggaran : Kel., Jenis, Struktur Anggaran :
Objek, Rincian Objek dst
* Operasional (Yan & Adm)
* Non Operasional
Belanja terinci di DPA
Ketat, perubahan plafon dan geser
Di DPA hanya tiga Jenis
dg perubahan Fleksibel, dpt melebihi flafon dan boleh
geser
Pendapatan BLUD
Jasa Layanan
Hibah
Kerjasama
Lain lain yang Sah
APBD
APBN
.
pendukung pelayanan.
67,70
JUMLAH AMBANG BATAS = -------------- X 100%
5
= 13,54 %
Hal-hal yang perlu disepakati untuk kegiatan BLUD tahun 2018
A. Kegiatan yang masuk :
1. Biaya kliring
2. Biaya Pemeliharaan Aplikasi syncore Rp 3.000.000/th
3. Biaya Kepesertaan Pelatihan Barjas rp 6.000.000/orang
4. Biaya Kepesertaan bintek2 pengeloaan keuangan
BLUD/lainnya (sesuai SPM dan kemampuan BLUD)
5. Biaya Konsultan audit Akuntan Publik (KAP) Kinerja
tahun 2017 bila BLUD mampu (Rp 20-25 jt),
6. Biaya review Kinerja BLUD oleh BPKP Provinsi besaran
seseuai dengan Narsum regional SBU 2017
7. Biaya konsultasi Laporan Keuangan (Tingkat provinsi dan
kabupaten, narsum SBU)
8. Biaya Study banding (kepesertaa, harian, transport) untuk Ka Pusk
ke luar Jawa
9. Biaya Study banding untuk (Ka TU, Bendahara/Pengelola keuangan BLUD) dalam
jawa/Jawa barat
10.Biaya pendukung Akreditasi 2018 (
(biaya kepesertaan untuk peningkatan kualitas SDMK)
B. Pemanfaatan Saldo (surplus) diutamakan untuk Belanja
modal yang berhubungan langsung dengan pelayanan
C. SK Pengaturan Jasa tenaga kesehatan perlu di revisi
sehubungan dengan rencana pemberian honor bagi pegawai
BLUD non PNS
D. PERBUP Pengelolaan Pegawai Non PNS BLUD (dlm proses)
E. Mekanisme pengadaan barjas pada BLUD
1. Barjas di luar E katalog
2. E katalog
F. Perencanaa Kebutuhan dan Pengadaan Obat, BMHP