KEUANGAN BLUD
*Pengajuan * Pengelolaan *
Pelaporan * SPI
1
Narasumber
RUDY SURYANTO,
SE.,M.Acc.,AK, CA
Dosen UMY
Konsultan SYNCORE
Kepala BAIC PPA FE UMY
PENGALAMAN :
rudy@syncore.co.id
081-2299-111-97
2
KURIKULUM
PRA - BLUD
PASKA - BLUD
syncore.co.id
3
POLA
PENGELOLAA
N
KEUANGAN
BLUD
Pengajuan
Status
BLUD
Perencana
an BLUD
PROGRAM
1. Pengertian BLUD
1
2. Syarat Pengajuan BLUD
3. Tata Aturan BLUD
4. Fleksibilitas BLUD
5. Perbedaan BLUD dan Non
BLUD
6. Peraturan Bupati
7. Proses Pengajuan
Penatausa
haan BLUD
Pelaporan
BLUD
SPI dan
AUDIT
syncore.co.id - 5
PERMENDAGRI 61/2007
PERBUB
UU No 1/2004
Perbendaharaan
Negara
UU Perbendaharaan Negara
Pasal 68 & 69 Instansi
pemerintah yang tugas pokok
Dan fungsinya memberikan
pelayanan kpd
Masyarakat dapat menerapkan
pola
Pengelolaan keuangan yang
fleksible dengan
Menonjolkan produktivitas,
efisiensi dan
efektivitas
SK Direktur / SOP
7
#7 LAP KEU
#9 AUDIT
KEUANGAN
#3 SPM
#6 SISTEM AKT
#4 RSB
#10 UNIT
COST
#5RBA
#11
TARIF
Sumber : PP No 23/20005
Syarat Substantif
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi
pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan
layanan umum yang berhubungan dengan:
Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;
Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk
tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat
atau layanan umum; dan/atau
Pengelolaan dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat.
10
Syarat Teknis
Persyaratan teknis terpenuhi jika:
Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok
dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU
sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD
sesuai dengan kewenangannya; dan
Knerja keuangan satuan kerja instansi yang
bersangkutan adalah sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan
penetapan BLU .
11
Syarat Administratif
Persyaratan administratif terpenuhi apabila
instansi pemerintah yang bersangkutan dapat
menyajikan seluruh dokumen berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan
kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi
masyarakat;
2. Pola tata kelola;
3. Rencana strategis bisnis;
4. Laporan keuangan pokok;
5. Standar pelayanan minimum; dan
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independen.
12
Total
No
1
2
Hasil
Peniliaian
80 - 100
60 79
Kurang dari 60
Kriteria
Bobot
5%
20%
30%
20%
20%
5%
100%
Kesimpulan
/Status
BLUD Penuh
BLUD bertahap
Memuaskan
Belum terpenuhi secara
memuaskan
Sumber: SE Mendagri
No 900 / 2759/SJ
Tidak memuaskan
ditolak
13
14
15
Struktur Organisasi
Prosedur Kerja
Pengelompokan fungsi yang logis
Pengelolaan SDM
Sistem Akuntabilitas berbasis kinerja
Kebijakan keuangan
Kebijakan pengelolaan lingkungan dan
limbah
16
Kelembagaan BLU
#1 Pemilik BLU
#2 Pemimpin
BLU
#5 Dewan
Pengawas BLU
#6 SPI
#4 Pengelola Teknis
#3 Pengelola Keuangan
SDM
Progra
m
Pengad
aan
Anggaran
Perbendahar
aan
17
Akuntans
i
Pemilik BLU
1. Kewenangan menunjuk dan
mengangkat pemimpin BLU
18
Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan
BLU berkewajiban:
1. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
2. menyiapkan RBA tahunan;
3. mengusulkan calon pejabat keuangan
dan pejabat teknis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; dan
4. menyampaikan pertanggungjawaban
kinerja operasional dan keuangan BLU.
19
Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung
jawab keuangan berkewajiban:
1. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
2. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
3. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
4. menyelenggarakan pengelolaan kas;
5. melakukan pengelolaan utang-piutang;
6. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap,
dan investasi BLU;
7. menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan; dan
8. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan.
20
Pejabat Teknis
Pejabat teknis BLU berfungsi sebagai
penanggung jawab teknis di bidang
masing-masing yang berkewajiban:
1. menyusun perencanaan kegiatan
teknis di bidangnya;
2. melaksanakan kegiatan teknis sesuai
RBA; dan
3. mempertanggungjawabkan kinerja
operasional di bidangnya.
21
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ BLU yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLU
Dewan Pengawas untuk BLU di lingkungan pemerintah
pusat dibentuk dengan keputusan Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan atas persetujuan
Menteri Keuangan
Anggota dewan pengawas terdiri dari unsur-unsur
pejabat dari Kementerian Negara/Lembaga/Dewan
Kawasan yang bersangkutan, Kementerian Keuangan,
dan tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLU
Pembahasan Dewan Pengawas lebih rinci, akan
dibahas dalam Bab Pembinaan, Pengawasan, dan
Pemeriksaan BLU.
22
Akuntabilitas
1.Akuntabilitas program, adalah perwujudan kewajiban satker yang menerapkan
PK BLU untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan program yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja nonkeuangan (outcome performance indicator), sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah. Dalam Akuntabilitas program ini terkandung antara lain
kebijakan-kebijakan, mekanisme atau prosedur, media pertanggungjawaban, dan
periodisasi pertanggungjawaban program;
2.Akuntabilitas kegiatan, adalah perwujudan kewajiban satker yang menerapkan
PK BLU untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja nonkeuangan (outcome performance indicator), sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006. Dalam akuntabilitas kegiatan ini terkandung
antara lain kebijakankebijakan, mekanisme atau prosedur, media
pertanggungjawaban, dan periodisasi pertanggungjawaban kegiatan;
3.Akuntabilitas keuangan, terkait dengan pertanggungjawaban pengelolaan
sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang diamanatkan kepada satker yang
menerapkan PK BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada
umumnya, akuntabilitas keuangan tertuang dalam laporan keuangan yang
memberikan informasi atas sumber dana dan penggunaannya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, standar akuntansi keuangan yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia atau standar akuntansi lain untuk bidang
bisnis spesifik sesuai dengan karakteristik BLU dan praktik bisnis yang sehat.
Dalam akuntabilitas keuangan ini terkandung antara lain kebijakan-kebijakan,
24
mekanisme atau prosedur,media pertanggungjawaban, dan
periodisasipertanggungjawaban keuangan.
Transparansi
1.
2.
3.
4.
SPI
Satuan Pemeriksaan Intern (SPI)
merupakan unit kerja yang
berkedudukan langsung dibawah
pemimpin BLU yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan intern BLU.
Pembahasan SPI lebih rinci, akan
dibahas dalam Bab Pembinaan,
Pengawasan, dan Pemeriksaan BLU.
26
ISI RSB
1. Visi, yaitu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan;
2. Misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan
sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik;
3. Program strategis, yaitu program yang berisi kegiatan
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
dengan memperhitungkan potensi/kekuatan, kelemahan,
peluang, dan kendala/ancaman yang ada atau mungkin
timbul (analisis SWOT). Program 5 (lima) tahunan memuat
semua program satker yang menerapkan PK BLU yang
meliputi antara lain program di bidang pelayanan,
keuangan, administrasi, dan sumber daya manusia (SDM);
28
ISI RSB
4. Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan
pengukuran pencapaian kinerja;
5. Indikator kinerja lima tahunan berupa indikator
pelayanan, keuangan, administrasi, dan SDM;
6. Pengukuran pencapaian kinerja, yaitu
pengukuran yang memberikan gambaran
capaian kinerja tahun berjalan, penjelasan, dan
analisis faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pencapaian kinerja.
Pengukuran pencapaian kinerja juga
memberikan informasi metode pengukuran
kinerja satker yang bersangkutan.
29
Fokus
Terukur
Dapat dicapai
Relevan dan dapat diandalkan
Kerangka waktu
Kelengkapan jenis pelayanan sesuai
dengan SPM yang diberlakukan
7. Kaitan antara SPM dengan Rencana
Strategis Bisnis dan anggaran tahunan
8. Legititasmi kepala daerah
31
Asas SPM
SPM bertujuan untuk memberikan batasan
layanan minimum yang seharusnya dipenuhi
oleh pemerintah. Agar fungsi standar pelayanan
dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka
standar layanan BLU semestinya memenuhi
persyaratan SMART, yaitu:
1. Fokus pada jenis layanan (specific);
2. Dapat diukur (measurable);
3. Dapat dicapai (attainable);
4. Relevan dan dapat diandalkan (reliable); dan
5. Tepat waktu (timely).
33
Laporan Audit
1. Hasil audit tahun terakhir oleh BPK
sebelum mengajukan untuk
menerapkan PPK-BLUD
2. Kesesuaian dengan format yang
ditetapkan
3. Ditandatangani oleh Kepala SKPD/Unit
kerja dan diketahui oleh Sekda atau
Kepala SKPD
34
35
KHARAKTERISTIK BLUD
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan
FLEKSIBILITAS BLUD
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Belanja flexible budget dengan ambang batas.
3. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU
4. Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha,
penghapusan piutang sampai batas tertentu
5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab
pelunasan pada BLU
6. Investasi jangka panjang ijin Menkeu
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum
pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU
8. Remunerasi
sesuai
tingkat
tanggung
jawab
dan
profesionalisme
9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun
berikutnya, defisit dapat dimintakan dari APBN.
10.Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS
11.Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs
dengan persetujuan Menpan & RB)
38
#2
Belanja
Barang
Jasa
#3
Belanja
Modal
#2
PNBP
#1 Belanja
Pegawai
#2
Belanja
Barang
Jasa
#3
HIBAH
#3 Belanja
Modal
KASDA
PIHAK KETIGA
Sebelum BLUD
#1
RKA
#2 SPP
#3
SPM
#4
SP2D
#5 PENCAIRAN
Setelah BLUD
#1
RBA
#2 SPP
#3
SPM
#5 PENCAIRAN
#4
SP2D
40
Anggaran Fleksible
SKPD/BLUD
APBD
#1
RKA
#2
RBA
#3
DPA
BLUD
Pendapata
n
#4
RKA
B. Barjas
B. Pegawai
B. Modal
41
Ambang Batas
1.
2.
3.
4.
5.
SKPD A berstatus BLUD Secara Penuh, dalam RBA Tahun 2011 target
PNBP adalah sebesar Rp. 100 miliar dan anggaran belanja yang
didanai dari PNBP adalah sebesar Rp. 100 miliar.
Ambang batas belanja (anggaran fleksibel) yang ditetapkan dalam
RBA adalah sebesar 10%, artinya realisasi belanja Satker A yang
bersumber dari PNBP dapat melampaui anggaran belanja dalam RBA
sebesar 10%, apabila realisasi PNBP melebihi target yang ditentukan
dalam RBA minimal 10%.
Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 85 miliar, maka PNBP yang
dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 85 miliar.
Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 110 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110
miliar;
2. Pengeluaran belanja tersebut dapat dilaksanakan mendahului
revisi DIPA BLU. Adapun RBA definitif tetap harus direvisi.
Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 115 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110
miliar (Rp. 100 miliar + (10% x Rp. 100 miliar)) melalui revisi RBA
definitif. Penggunaan PNBP untuk belanja tersebut
dapat
42
dilaksanakan mendahului revisi DPA BLUD.
PERENCANA
AN DAN
PENGELOLAA
N KEUANGAN
BLUD
Pengajuan
Status
BLUD
Perencana
an BLUD
PROGRAM
1. Pola perencanaan
BLUD
2
2. Alur Pengesahan RBA
3. Penyusunan RBA
4. Isi RBA
5. Perubahan RBA
Pelaksanaan
Keuangan
BLUD
Pelaporan
Keuangan
BLUD
SPI dan
AUDIT
syncore.co.id 43
RENSTRA
RSB
RKA
RBA
RKA PNBP
REALISASI
44
45
ISI RBA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
BAB
II. KINERJA BLUD TAHUN
BERJALAN
BAB
III. RBA BLUD TAHUN YAD
BAB
IV. PROYEKSI KEUANGAN TH YAD
BAB
V. PENUTUP
46
Kerangka RBA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
BAB
II. KINERJA BLUD TAHUN
BERJALAN
BAB
III. RBA BLUD TAHUN YAD
BAB
IV. PROYEKSI KEUANGAN TH YAD
BAB
V. PENUTUP
47
Muatan RBA
1.
Kinerja tahun berjalan;
2.
Asumsi makro dan mikro;
3.
Target kinerja;
4. Analisis dan perkiraan biaya satuan;
5.
Perkiraan harga;
6. Anggaran pendapatan dan biaya;
7.
Besaran persentase ambang batas;
8. Prognosa laporan keuangan;
9. Perkiraan maju (forward estimate);
10. Rencana pengeluaran investasi/modal; dan
11. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk
konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD.
48
Biaya BLUD
Biaya Operasional
Biaya Non-Operasional
Biaya Pelayanan
Berhubungan langsung
dengan kegiatan pelayanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
biaya pegawai;
biaya bahan;
biaya jasa pelayanan;
biaya pemeliharaan;
biaya barang dan jasa;
biaya pelayanan lain
biaya pegawai;
biaya administrasi kantor;
biaya pemeliharaan;
biaya barang dan jasa;
Biaya promosi; dan
biaya umum & administrasi lain
1.
2.
3.
4.
5.
biaya bunga;
biaya administrasi bank;
biaya kerugian penjualan aset tetap;
biaya kerugian penurunan nilai; dan
biaya non operasional lain-lain.
49
Konsolidasi Belanja/Biaya
(Menurut Permendagri 13/06 dan 61/07)
50
51
PROGRAM
TATA KELOLA
1. Struktur Organisasi
BLUD
3
2. Proses Pengelolaan Keu
DAN
BLUD
PELAKSANA
AN
Pengajuan
Status BLU
Perencana
an BLU
3. Pedoman Akuntansi
4. SOP Keuangan
5. Kebijakan dan alur keu
BLUD
Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU
Pelaporan
Keuangan
BLU
SPI dan
AUDIT
syncore.co.id 52
SPP
BKM
JU
RBA
SPM
BKK
LRA
SPTJ
LK. SAK
DIPA /
DPA
EVALUASI KINERJA
53
BENDAHA
RA BLU
PENGGUN
A
ANGGARA
N/KUASA
PENGGUN
A
ANGGARA
N
BENDAHA
RA
DIREKTUR
RS
KA
SPM
WAKIL
DIIREKTUR
PPK/PTK
KABAG
KEUANGA
N
54
STRUKTUR ORGANISASI
55
OPERASIONAL
KEUANGAN
AKUNTANSI
56
Pengelolaan Kas
1. Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
2. Melakukan pemungutan pendapatan atau
tagihan;
3. Menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
4. Melakukan pembayaran;
5. Mendapatkan sumber dana untuk menutup
defisit jangka pendek;
6. Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan, yang
dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada
instrumen keuangan dengan resiko rendah.
58
Rekening BLU
59
Pengelolaan Piutang
Prosedur dan persyaratan pemberian
piutang;
Penatausahaan dan akuntansi piutang;
Tata cara penagihan piutang; dan
Pelaporan piutang.
60
Penghapusan Piutang
Penghapusan Piutang BLU dilakukan
dengan dilengkapi:
Daftar nominatif para penanggung
utang;
Besaran piutang yang dihapuskan; dan
Surat pernyataan PSBDT dari PUPN.
61
Kewenangan Penghapusan
Pemimpin BLU untuk jumlah sampai dengan Rp.200.000.000
(dua ratus juta rupiah) per penanggung utang;
Pemimpin BLU dengan persetujuan Dewan Pengawas untuk
jumlah lebih dari Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.500.000.000 (limaratus juta rupiah) per
penanggung utang.
Dalam hal tidak terdapat Dewan Pengawas, persetujuan
diberikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan yang bersangkutan.
Penghapusan secara bersyarat, sepanjang menyangkut
piutang BLU untuk jumlah lebih dari Rp.500.000.000 (lima
ratus juta rupiah) per penanggung utang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penghapusan Piutang Negara.
62
Pengelolaan Hutang
1. Kegiatan tersebut telah tercantum dalam RBA tahun
anggaran berjalan, namun dana yang tersedia dari PNBP
tidak/belum mencukupi untuk menutup kebutuhan atau
kekurangan dana untuk membiayai kegiatan dimaksud;
2. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat mendesak dan tidak
dapat ditunda;
3. Saldo kas dan setara kas BLU tidak mencukupi atau tidak
memadai untuk membiayai pengeluaran dimaksud; dan
4. Jumlah pinjaman jangka pendek yang masih ada
ditambah dengan jumlah pinjaman jangka pendek yang
akan ditarik tidak melebihi 15% (lima belas persen) dari
jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya
yang tidak bersumber langsung dari APBN (Rupiah Murni)
dan hibah terikat.
63
Perjanjian Pinjaman
Perjanjian Pinjaman yang paling kurang
memuat hal-hal sebagai berikut:
Pihak-pihak yang mengadakan
Perjanjian Pinjaman
Jumlah pinjaman
Peruntukan pinjaman
Persyaratan pinjaman
Tata cara pencairan pinjaman dan
Tata cara pembayaran pinjaman.
65
66
Pengelolaan Investasi
Kecuali untuk satker BLU Pusat Investasi Pemerintah
(PIP), satker BLU tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan.
Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa investasi
jangka panjang dimaksud antara lain berupa
penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka panjang
atau investasi langsung (misal; pendirian
perusahaan). Apabila suatu satker BLU mendirikan
atau membeli badan usaha yang berbadan hukum,
maka kepemilikannya berada pada Menteri
Keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh menjadi
pendapatan satker BLU dimaksud.
67
Pengelolaan Barang
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum, mengatur secara khusus pengadaan
barang dan jasa satker BLU sebagai berikut:
Fleksibilitas diberikan hanya terhadap
pengadaan barang dan/atau jasa yang
dananya bersumber dari:
Jasa layanan kepada masyarakat;
Hibah tidak terikat;
Hasil kerjasama satker BLU dengan pihak lain;
Hasil usaha lainnya.
68
Pengelolaan aset
Barang inventaris satker BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan
kepada pihak lain dengan cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan,
berdasarkan pertimbangan ekonomis dan dilaporkan secara berkala
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan;
BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, dan/atau
menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari
pemindahtanganan diatur sebagai berikut:
Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal
dari pendapatan BLU selain dari APBN merupakan pendapatan BLU dan
dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian
atau seluruhnya berasal dari APBN bukan merupakan pendapatan BLU
dan wajib disetor ke rekening Kas Umum Negara.
Hasil penjualan aset tetap dimaksud harus diungkapkan secara
memadai dalam laporan keuangan BLU
69
Penyelesaian Kerugian
Setiap kerugian negara pada satker BLU yang
disebabkan oleh tindakan melanggar hukum
atau kelalaian, diselesaikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai penyelesaian kerugian
Negara.Setiap Pimpinan
Kementerian/Lembaga dapat segera
melakukan tuntutan ganti rugi setelah
mengetahui bahwa pada satker BLU yang
berada dalam kewenangannyatelah terjadi
kerugian Negara, sebagai akibat perbuatan
dari pihak manapun.
70
PEDOMAN AKUNTANSI
PEDOMAN AKUNTANSI RS XXX
1. Bab 1 Pendahuluan
2. Bab 2 KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN KEUANGAN
3. Bab 3 Laporan Keuangan
4. Bab 4 Neraca
5. Bab 5 Laporan Operasional
6. Bab 6 Laporan Arus Kas
7. Bab 7 Catatan atas Laporan Keuangan
8. Bab 8 Bagan Akun Standar
9. Bab 9 Jurnal Standar
10.Bab 10 Ilustrasi Laporan Keuangan
11.Lampiran
syncore.co.id
71
PENGELOLAA
N
PENDAPATAN
/
BILLING
Pengajuan
Status BLU
Perencana
an BLU
PROGRAM
1. Pemahaman4
proses bisnis
dan transaksi
2. Akrual basis vs Cash basis
3. Sistematika alur keuangan
4. Proses penyusunan
laporan keuangan
5. Komponen laporan
keuangan
Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU
Pelaporan
Keuangan
BLU
SPI dan
AUDIT
syncore.co.id 72
SISTEMATIKA PENGELOLAAN
KEUANGAN
73
Metodologi
Mempelajar1
i
Proses
Bisnis
2
Memetakan
Transaksi
3
Memetakan
Jurnal
4
Memetakan
Akun Terkait
74
5
Entri
Jurnal
Loket
Jaminan
Pelaporan
Apotik
Pelayanan
Penunjang
Akuntansi
75Pembayaran di
bank
BUKTI
TRANSAKSI
SISTEM
AKUNTANSI
LAPORAN
KEUANGAN SAK
LAPORAN
KEUANGAN SAP
SOP
Jurnal
Standar
Bagan Akun
Standar (COA)
76
PENCATATAN
PENGAKUAN &
PENGUKURAN
PELAPORAN
SPP
BKM
JU
RBA
SPM
BKK
LRA
SPTJ
LK. SAK
DIPA /
DPA
EVALUASI KINERJA
78
PENCATATAN
&
PELAPORAN
KEUANGAN
BLUD
Pengajuan
Status BLU
Perencana
an BLU
PROGRAM
1. Pemahaman4
proses bisnis
dan transaksi
2. Akrual basis vs Cash basis
3. Sistematika alur keuangan
4. Proses penyusunan
laporan keuangan
5. Komponen laporan
keuangan
Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU
Pelaporan
Keuangan
BLU
SPI dan
AUDIT
syncore.co.id 79
Pertanggungjawaban BLUD
81
82
83
neraca;
laporan operasional;
laporan arus kas; dan
catatan atas laporan keuangan.
84
Kewajiban
Lancar
Kewajiban Jk
Neraca
Panjang
Aset Tetap
Ekuitas
Pendapatan
Biaya Layanan
Laporan Operasional
Biaya Administrasi & Umum
Biaya Non Operasional
85
Laporan
Laporan
Laporan
Laporan
CALK
Realisasi Anggaran
Neraca
Operasional
Arus Kas
86
LAPORAN KEUANGAN
1.
KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN
a. Tujuan laporan Keuangan
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,
operasional keuangan, arus kas BLUD yang bermanfaat
bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan ekonomi.
b. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
a.
Laporan Neraca:
b.
Laporan Operasional;
c.
Laporan Arus kas; dan
d.
Catatan Atas Laporan Keuangan
89
2. KETERBATASAN LAPORAN
KEUANGAN
1.Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.
2.Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.
Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat
secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja.
3.Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
4.Hanya melaporkan informasi yang material.
5.Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat
beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, dipilih
alternatif yang menghasilkan kenaikan laba atau nilai aset yang paling kecil.
6.Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas).
7.Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar rumah sakit.
8.Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif, seperti kapabilitas sumber daya
manusia dan demografi karyawan.
90
NERACA
1. ASET
a. Kas dan setara kas
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
Utang usaha
Utang pajak
Uang muka pasien
Pendapatan yang diterima dimuka
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima di muka
Bagian lancar utang jangka panjang
Utang jangka pendek lainnya
b.
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang antara lain :
a) Kredit investasi;
b) Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.
92
3. Ekuitas
a.
b.
c.
LAPORAN OPERASIONAL
1. PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:
a. Pendapatan Usaha dan Jasa Layanan
b. Pendapatan Usaha Lainnya
c. Hibah
d. Pendapatan APBN/D
e. Pendapatan Lain-lain Diluar Usaha
f. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar
g. Pendapatan dan Kejadian Luar Biasa
94
Belanja
Pegawai
LAPORAN REALISASI
Belanja Barang
Jasa
ANGGARAN
Pendapatan
PNBP
Pendapatan
Biaya Layanan
Laporan Operasional
Biaya Administrasi & Umum
Belanja Modal
LRA
Laporan operasional
Belanja
Biaya
Pengelompokan peruntukan
Riil
2. BIAYA
Biaya BLUD rumah sakit diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Biaya Layanan
b. Biaya Umum dan Administrasi
c. Biaya Lain-lain (Non Operasional)
d. Rugi Penjualan Aset Non Lancar
e. Biaya dan Kejadian Luar Biasa
96
3. PENDAPATAN NON
OPERASIONAL
Pendapatan lain-lain meliputi antara lain:
a. Pendapatan jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh
dari simpanan dana rekening giro BLUD rumah sakit yang
bukan merupakan portofolio investasi;
b. Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang
diperoleh dari bunga deposit dana BLUD rumah sakit yang
bukan merupakan portofolio investasi;
c. Pendapatan investasi;
d. Pendapatan royalti;
e. Keuntungan penjualan aset tetap;
f. Keuntungan selisih kurs;
g. Pendapatan sewa yang bersifat insidentil;
h. Pendapatan klaim asuransi kerugian; dan
i. Pendapatan denda kontrak kerja adalah pendapatan
berupa uang denda yang diperoleh BLUD rumah sakit dari
pihak lain atas kelalaian pelaksanaan kontrak
kerja.
97
98
3. Definisi
a. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka sangat pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan;
b. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas;
c. Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan BLUD rumah sakit (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan;
d. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk setara kas;
100
5. Penjelasan Penyusunan
a. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih rumah
sakit, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
b. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan rumah sakit
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari
berbagai rumah sakit.
c. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu, informasi
arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas
masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan
hubungan profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan
harga.
d. Rumah sakit menyajikan arus kas dari aset operasional, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis rumah sakit.
101
KEBIJAKAN AKUNTANSI
3.1. Entitas Pelapor Keuangan Daerah
3.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan
3.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan
Keuangan
3.3.1. Pengakuan Pendapatan dan Beban
3.3.2. Kas dan Setara Kas
3.3.3. Piutang Usaha
3.3.4. Persediaan
3.3.5. Properti Investasi
3.3.6. Aset Tetap
3.3.7. Aset Lain-lain
3.3.8. Hutang Usaha
3.3.9. Hutang Pajak
3.3.10. Biaya Yang Masih Harus Dibayar
3.3.11. Ekuitas
3.4. Penerapan kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang
ada dalam standar Akuntansi Pemerintahan.
103
3. Urutan penyajian
a. Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target
Perda APBD;
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;
c. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan
akuntansi yang diterapkan;
d. Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimna pos-pos tersebut disajikan dalam laporan
keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan;
dan
e. Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan
dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
untuk rumah sakit yang menggunakan basis akrual;
f. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen, gambaran
umum rumah sakit, dan pengungkapan keuangan lainnya
serta pengungkapan yang bersifat non keuangan.
104
4. Struktur CaLK
a.
b.
c.
d.
Pendahuluan
Kebijakan Akuntansi
Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan
Informasi tambahan dan pengungkapan
lainnya
105
106
107
108
SISTEM
PENGENDALI
AN
INTERNAL
BLUD
Pengajuan
Status BLU
Perencana
an BLU
PROGRAM
1. Aspek Kepatuhan
5
2. Pembentukan SPI
3. Review Kinerja BLUD
Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU
Pelaporan
Keuangan
BLU
SPI dan
AUDIT
syncore.co.id 109
Pembentukan SPI
1. Pembentukan Dewan Pengawas
2. Pembentukan SPI
3. Penyusunan Piagam SPI (Paradigma
Baru)
4. Penyusunan Program Audit Tahunan
5. Penyusunan Program Audit
6. Penyusunan Kertas Kerja
7. Pelaporan Audit Intern / Review
8. Tindak lanjut
111
112
Bobot
5
dan Anggaran
(RBA) Defintif
Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK
Surat Perintah
Pengesahan
Pendapatan dan
Belanja BLU (SP3B
BLU)
11
Tarif Layanan
Sistem Akuntansi
Persetujuan
3
2
1
Rekening
Standard
Operating
8
Procedure (SOP)
Pengeolaan Kas
SOP Pengelolaan
Piutang
SOP Pengelolaan
Utang
SOP Pengadaan
Barang Inventaris
syncore.co.id Total
35
113
Skor
Jadwal Penyusunan
30 hari
Penyamoaian Laporan Keuangan
31 Desember 2010
1
Pimpinan BLU
Diketahui oleh Dewan
Pengawas
Disetujui oleh Pimpinan
0,25
0,25
Lembaga
Skor
0
Ditandatangani oleh
Item
Laporan Keuangan Triwuan 1
0,25
30 hari
Laporan Keuangan tahunan Tidak
92/PMK.05/2011
Total
Total
0,75
syncore.co.id 114
Tidak Ada
Skor
Kebenaran Saldo
SP3B BLU Triwulan I
1,33
Triwulan I
0,67
1,33
Triwulan II
0,67
1,33
Triwulan III
0,67
1,33
Triwulan IV
Saldo Kas telah sesuai
syncore.co.id 115
0,67
ASPEK KEPATUHAN
No
Indikator
Skor
RBA Definitif
SP3B BLU
Tarif Layanan
Sistem Akuntansi
Persetujuan Rekening
Total Skor
5
0,75
syncore.co.id - 19,75
116
RASIO KEUANGAN
No
Aspek
Rasio Keuangan
Skor
Rasio Kas
Rasio Lancar
12
Imbalan Ekuitas
10
terhadap Biaya
Operasional
Total Skor
syncore.co.id 117
46
Skor
Skor
(RK)
(RL)
600 < RL
15
12
1080 < RK
0 < RL 120
10
Piutang (hari)
2
Skor
0
(PPP)
Tetap (%)
25 < PAT
20 < PAT 25
15 < PAT 20
10 < PAT 15
Periode Penagihan
Skor
PPP < 10
15
10 PPP < 20
12
20 PPP < 30
40 PPP < 50
5 < PAT 10
50 PPP
0 < PAT 5
syncore.co.id - 120
Skor
(ROA)
Return on Equity
Skor
(%)
(ROE)
9 < ROA
8 < ROA 9
4,5
7 < ROA 8
6 < ROA 7
9 < ROE
8 < ROE 9
4,5
3,5
7 < ROE 8
5 < ROA 6
6 < ROE 7
3,5
4 < ROA 5
2,5
5 < ROE 6
3 < ROA 4
4 < ROE 5
2,5
2 < ROA 3
1,5
3 < ROE 4
1< ROA 2
2 < ROE 3
1,5
1< ROE 2
0 < ROA 1
0,5
0 < ROE 1
0,5
ROA 0
ROE < 0
0
syncore.co.id
121
Skor
PNBP terhadap
Biaya Operasional
(%)
(PB)
75 < PB
10
67,5 < PB 75
60 < PB 67,5
52,5 < PB 60
45 < PB 52,5
37,5 < PB 45
30 < PB 37,5
22,5 < PB 30
15 < PB 22,5
syncore.co.id 122
KINERJA
No
Aspek
Nilai
Keuangan
46
19,75
Total Skor
65,75
syncore.co.id 123
PREDIKAT KINERJA
Predikat
a. Tinggi
AAA
90 < TS
AA
80 < TS 90
A
70 < TS 80
a. Sedang
BBB
60 < TS 70
BB
50 < TS 60
40 < TS 50
a. Rendah
CCC
30 < TS 40
CC
20 < TS 30
10 < TS 20
syncore.co.id 124
Pengalaman
1. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
2. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Kraton Pekalongan
3. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Batang
4. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Kajen Pekalongan
5. Penyusunan SOP Keuangan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
6. Penyusunan SOP Keuangan Politeknik Ilmu Pelayaran Makasar
7. Implementasi Software Akuntansi BLU di RSUD Kajen Pekalongan
8. Implementasi Software Anggaran dan Akuntansi BLU di RSUD Batang
9. Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
10.Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU Politeknik Indramayu
11.Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLUD Daerah
12.Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU Badan Pengelola Batam
13.Pelatihan SPI BLU Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
14.Pelatihan Penyusunan SOP Keuangan Unsoed
15.Pelatihan SPIP BP BATAM
16.Pendampingan SPI PIP Semarang
17.Pelatihan Teknik dan Manajemen Review
18.Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan BLUD
syncore.co.id
125