Anda di halaman 1dari 125

KURIKULUM PENGELOLAAN

KEUANGAN BLUD

*Pengajuan * Pengelolaan *
Pelaporan * SPI
1

Narasumber
RUDY SURYANTO,
SE.,M.Acc.,AK, CA
Dosen UMY
Konsultan SYNCORE
Kepala BAIC PPA FE UMY
PENGALAMAN :

Senior Auditor Pricewaterhouse


Coopers
Senior Auditor Ernst & Young
Konsultan PMPK UMY
CONTACT :

rudy@syncore.co.id

081-2299-111-97
2

KURIKULUM
PRA - BLUD

PASKA - BLUD

ASAS & SYARAT BLUD


RENCANA STRATEGIS
BISNIS
POLA TATA KELOLA
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
LAPORAN KEUANGAN
POKOK
SIAP DIAUDIT

RENCANA BISNIS &


ANGGARAN
PENYUSUNAN LAPORAN KEU
SAK
DEWAN PENGAWAS & SPI
SOP
REMUNERASI

syncore.co.id
3

POKOK BAHASAN BLUD


1. Apa pengetian BLU ?
2. Apa tujuan penerapan pengelolaan
keuangan BLU oleh instansi di
lingkungan Pemerintah?
3. Apa asas-asas pengelolaan keuangan
BLU?
4. Apa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh suatu instansi pemerintah untuk
dapat menerapkan PK BLU?
5. Bagaimana proses penetapan suatu
pemerintah untuk diberikan ijin
menerapkan PK BLU?
6. Bagaimana proses pencabutan status
BLU?
7. Bagaimana kelembagaan BLU?
8. Apa fungsi dewan pengawas?
9. Apa fungsi pejabat pengelola BLU?
10.Bagaimana status kepegawaian BLU?
11.Apa fungsi Satuan Pemeriksaan Intern
BLU?
12.Bagaimana tata hubungan kerja BLU?
13.Bagaimana remunerasi BLU ?

16. Apa itu rencana strategis bisnis?


17. Bagaimana rencana bisnis dan
anggaran (RBA) disusun?
18. Bagaimana pengelolaan pendapatan
BLU?
19. Bagaimana dokumen pelaksanaan
anggaran BLU?
20. Bagaimana revisi dokumen
pelaksanaan anggaran BLU?
21. Bagaimana pengelolaan kas BLU?
22. Bagaimana pengelolaan piutang BLU?
23. Bagaimana pengelolaan utang BLU?
24. Bagaimana pengelolaan investasi BLU?
25. Bagaimana pengelolaan barang BLU?
26. Bagaimana kalau ada kerugian BLU?
27. Bagaimana proses akuntansi BLU?
28. Bagaimana pelaporan keuangan BLU?
29. Bagaimana pertanggungjawaban atas
keberhasilan pencapaian sasaran
kegiatan BLU?
30. Bagaimana pola pembinaan dan
Pengawasan BLU

POLA
PENGELOLAA
N
KEUANGAN
BLUD
Pengajuan
Status
BLUD

Perencana
an BLUD

PROGRAM
1. Pengertian BLUD
1
2. Syarat Pengajuan BLUD
3. Tata Aturan BLUD
4. Fleksibilitas BLUD
5. Perbedaan BLUD dan Non
BLUD
6. Peraturan Bupati
7. Proses Pengajuan

Penatausa
haan BLUD

Pelaporan
BLUD

SPI dan
AUDIT

syncore.co.id - 5

PENGERTIAN & TUJUAN BLUD


PENGERTIAN
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
(Pasal 1 Permendagri No. 61/2007)
TUJUAN
Pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan
dengan praktek bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan
berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah.
(Pasal 2 Permendagri No 61/2007)

LATAR BELAKANG & TATA ATURAN BLUD


UU NO 17/2003
Keuangan Negara
PP 23/2005
Pola Pengelolaan BLU

PERMENDAGRI 61/2007

PERBUB

UU No 1/2004
Perbendaharaan
Negara

UU Perbendaharaan Negara
Pasal 68 & 69 Instansi
pemerintah yang tugas pokok
Dan fungsinya memberikan
pelayanan kpd
Masyarakat dapat menerapkan
pola
Pengelolaan keuangan yang
fleksible dengan
Menonjolkan produktivitas,
efisiensi dan
efektivitas

SK Direktur / SOP
7

ROADMAP PENGELOLAAN BLUD


#1 MEMENUHI SYARAT
BLUD PENUH
#2 TATA
KELOLA
#8
PENYUSUNAN
SOP

#7 LAP KEU
#9 AUDIT
KEUANGAN

#3 SPM

#6 SISTEM AKT

#4 RSB

#10 UNIT
COST

#5RBA

#11
TARIF

Pengajuan Status BLU


1. Syarat Subtantif
2. Syarat Teknis
3. Syarat Administratif

Sumber : PP No 23/20005

Syarat Substantif
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi
pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan
layanan umum yang berhubungan dengan:
Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;
Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk
tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat
atau layanan umum; dan/atau
Pengelolaan dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat.

10

Syarat Teknis
Persyaratan teknis terpenuhi jika:
Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok
dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU
sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD
sesuai dengan kewenangannya; dan
Knerja keuangan satuan kerja instansi yang
bersangkutan adalah sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan
penetapan BLU .
11

Syarat Administratif
Persyaratan administratif terpenuhi apabila
instansi pemerintah yang bersangkutan dapat
menyajikan seluruh dokumen berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan
kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi
masyarakat;
2. Pola tata kelola;
3. Rencana strategis bisnis;
4. Laporan keuangan pokok;
5. Standar pelayanan minimum; dan
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independen.
12

Skor Pengajuan BLUD


No Dokumen Persyaratan Administratif
1 Pernyataan kesanggupan meningkatan
kinerja
2 Pola Tata Kelola
3 Rencana Strategis Bisnis
4 Laporan Keuangan Pokok atau Prognosa /
Proyeksi Laporan Keuangan
5 Standar Pelayanan Minimal
6 Laporan Audit terakhir atau pernyataan
bersedia diaudit

Total
No
1
2

Hasil
Peniliaian
80 - 100
60 79

Kurang dari 60

Kriteria

Bobot
5%
20%
30%
20%
20%
5%
100%

Kesimpulan
/Status
BLUD Penuh
BLUD bertahap

Memuaskan
Belum terpenuhi secara
memuaskan
Sumber: SE Mendagri
No 900 / 2759/SJ
Tidak memuaskan
ditolak

13

Proses Pengajuan BLUD - SKPD

14

Proses Pengajuan BLUD Unit Kerja

15

Pola Tata Kelola


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Struktur Organisasi
Prosedur Kerja
Pengelompokan fungsi yang logis
Pengelolaan SDM
Sistem Akuntabilitas berbasis kinerja
Kebijakan keuangan
Kebijakan pengelolaan lingkungan dan
limbah
16

Kelembagaan BLU
#1 Pemilik BLU
#2 Pemimpin
BLU

#5 Dewan
Pengawas BLU
#6 SPI

#4 Pengelola Teknis

#3 Pengelola Keuangan

Bagian Umum &


Kepegawaian

Bagian Keuangan &


Akuntansi

SDM

Progra
m

Pengad
aan

Anggaran

Perbendahar
aan
17

Akuntans
i

Pemilik BLU
1. Kewenangan menunjuk dan
mengangkat pemimpin BLU

18

Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan
BLU berkewajiban:
1. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
2. menyiapkan RBA tahunan;
3. mengusulkan calon pejabat keuangan
dan pejabat teknis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; dan
4. menyampaikan pertanggungjawaban
kinerja operasional dan keuangan BLU.
19

Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung
jawab keuangan berkewajiban:
1. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
2. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
3. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
4. menyelenggarakan pengelolaan kas;
5. melakukan pengelolaan utang-piutang;
6. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap,
dan investasi BLU;
7. menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan; dan
8. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan.
20

Pejabat Teknis
Pejabat teknis BLU berfungsi sebagai
penanggung jawab teknis di bidang
masing-masing yang berkewajiban:
1. menyusun perencanaan kegiatan
teknis di bidangnya;
2. melaksanakan kegiatan teknis sesuai
RBA; dan
3. mempertanggungjawabkan kinerja
operasional di bidangnya.
21

Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ BLU yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLU
Dewan Pengawas untuk BLU di lingkungan pemerintah
pusat dibentuk dengan keputusan Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan atas persetujuan
Menteri Keuangan
Anggota dewan pengawas terdiri dari unsur-unsur
pejabat dari Kementerian Negara/Lembaga/Dewan
Kawasan yang bersangkutan, Kementerian Keuangan,
dan tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLU
Pembahasan Dewan Pengawas lebih rinci, akan
dibahas dalam Bab Pembinaan, Pengawasan, dan
Pemeriksaan BLU.
22

Struktur Organisasi dan Tata Laksana


Organisasi dan tata laksana, mencakup:
1. Struktur organisasi yang menggambarkan posisi jabatan yang
ada pada satker yang menerapkan PK BLU dan hubungan
wewenang/tanggung jawab antar jabatan dalam pelaksanaan
tugas;
2. Prosedur kerja yang menggambarkan wewenang/tanggung jawab
masing-masing jabatan dan prosedur yang dilakukan dalam
pelaksanaan tugas. Satker yang mengusulkan menerapkan PK
BLU harus mempunyai prosedur kerja untuk semua kegiatannya,
terutama untuk kegiatan utama (core business);
3. Pengelompokan fungsi yang logis, bahwa pengelompokan fungsifungsi dalam struktur organisasi harus dilakukan secara logis dan
sesuai dengan prinsip pengendalian intern;
4. Ketersediaan dan pengembangan sumber daya manusia. Satker
yang menerapkan PK BLU harus mempunyai sumber daya
manusia yang memadai untuk dapat menjalankan kegiatan
dalam rangka mencapai tujuannya. Ketersediaan SDM mencakup
kuantitas SDM, standar kompetensi, pola rekruitmen, dan
23
rencana pengembangan SDM.

Akuntabilitas
1.Akuntabilitas program, adalah perwujudan kewajiban satker yang menerapkan
PK BLU untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan program yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja nonkeuangan (outcome performance indicator), sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah. Dalam Akuntabilitas program ini terkandung antara lain
kebijakan-kebijakan, mekanisme atau prosedur, media pertanggungjawaban, dan
periodisasi pertanggungjawaban program;
2.Akuntabilitas kegiatan, adalah perwujudan kewajiban satker yang menerapkan
PK BLU untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja nonkeuangan (outcome performance indicator), sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006. Dalam akuntabilitas kegiatan ini terkandung
antara lain kebijakankebijakan, mekanisme atau prosedur, media
pertanggungjawaban, dan periodisasi pertanggungjawaban kegiatan;
3.Akuntabilitas keuangan, terkait dengan pertanggungjawaban pengelolaan
sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang diamanatkan kepada satker yang
menerapkan PK BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada
umumnya, akuntabilitas keuangan tertuang dalam laporan keuangan yang
memberikan informasi atas sumber dana dan penggunaannya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, standar akuntansi keuangan yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia atau standar akuntansi lain untuk bidang
bisnis spesifik sesuai dengan karakteristik BLU dan praktik bisnis yang sehat.
Dalam akuntabilitas keuangan ini terkandung antara lain kebijakan-kebijakan,
24
mekanisme atau prosedur,media pertanggungjawaban, dan
periodisasipertanggungjawaban keuangan.

Transparansi
1.
2.
3.
4.

Kejelasan tugas dan kewenangan.


Ketersediaan informasi kepada publik.
Rencana strategis bisnis
Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan
pengukuran pencapaian kinerja
5. Indikator kinerja lima tahunan berupa indikator
pelayanan, keuangan, administrasi, dan SDM
6. Pengukuran pencapaian kinerja, yaitu
pengukuran yang memberikan gambaran
capaian kinerja tahun berjalan, penjelasan, dan
analisis faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pencapaian kinerja
25

SPI
Satuan Pemeriksaan Intern (SPI)
merupakan unit kerja yang
berkedudukan langsung dibawah
pemimpin BLU yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan intern BLU.
Pembahasan SPI lebih rinci, akan
dibahas dalam Bab Pembinaan,
Pengawasan, dan Pemeriksaan BLU.

26

Rencana Strategis Bisnis


1. Pernyataan visi dan misi
2. Kesesuaian Renstra Bisnis 5 tahunan dengan RPJMD
3. Kesesuaian visi, misi, program dengan pencapaian kinerja
(kinerja layanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat)
4. Indikator kinerja
5. Target kinerja tahun berjalan
6. Gambaran program 5 tahunan
7. Pembiayaan 5 tahunan
8. Penangggungjawab program
9. Prosedur Pelaksanaan program
10.Proyeksi arus kas
11.Proyeksi neraca
12.Proyeksi laporan operasional / aktivitas
27

ISI RSB
1. Visi, yaitu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan;
2. Misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan
sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik;
3. Program strategis, yaitu program yang berisi kegiatan
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
dengan memperhitungkan potensi/kekuatan, kelemahan,
peluang, dan kendala/ancaman yang ada atau mungkin
timbul (analisis SWOT). Program 5 (lima) tahunan memuat
semua program satker yang menerapkan PK BLU yang
meliputi antara lain program di bidang pelayanan,
keuangan, administrasi, dan sumber daya manusia (SDM);
28

ISI RSB
4. Kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan
pengukuran pencapaian kinerja;
5. Indikator kinerja lima tahunan berupa indikator
pelayanan, keuangan, administrasi, dan SDM;
6. Pengukuran pencapaian kinerja, yaitu
pengukuran yang memberikan gambaran
capaian kinerja tahun berjalan, penjelasan, dan
analisis faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pencapaian kinerja.
Pengukuran pencapaian kinerja juga
memberikan informasi metode pengukuran
kinerja satker yang bersangkutan.
29

Laporan Keuangan Pokok


1. Laporan realisasi anggaran sesuai dengan SAP
yang berlaku di daerah
2. Neraca sesuai dengan peraturan yang berlaku
pada pemerintah daerah dan atau sesuai dengan
standar akuntansi yang ditetapkan asosiasi
profesi akuntansi indonesia
3. Catatan atas laporan keuangan dibuat sesuai
dengan pedoman yang berlaku pada pemerintah
daerah dan/atau standar akuntansi yang
ditetapkan asosiasi profesi akuntansi Indonesia
4. Keseuaian antara kinerja keuangan dengan
indikator yang ada di rencana strategis
30

Standar Pelayanan Minimal


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fokus
Terukur
Dapat dicapai
Relevan dan dapat diandalkan
Kerangka waktu
Kelengkapan jenis pelayanan sesuai
dengan SPM yang diberlakukan
7. Kaitan antara SPM dengan Rencana
Strategis Bisnis dan anggaran tahunan
8. Legititasmi kepala daerah
31

Standar Pelayanan Minimal


Standar layanan BLU berupa Standar Pelayanan
Minimum (SPM) yang merupakan ukuran
pelayanan yang harus dipenuhi oleh Satker yang
menerapkan PK BLU ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan
dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
pelayanan kepada masyarakat.
SPM harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan, dan kesetaraan layanan serta
kemudahan memperoleh layanan. Kualitas
layanan yang dimaksud meliputi teknis layanan,
proses layanan, tata cara, dan waktu tunggu
untuk mendapatkan layanan.
32

Asas SPM
SPM bertujuan untuk memberikan batasan
layanan minimum yang seharusnya dipenuhi
oleh pemerintah. Agar fungsi standar pelayanan
dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka
standar layanan BLU semestinya memenuhi
persyaratan SMART, yaitu:
1. Fokus pada jenis layanan (specific);
2. Dapat diukur (measurable);
3. Dapat dicapai (attainable);
4. Relevan dan dapat diandalkan (reliable); dan
5. Tepat waktu (timely).
33

Laporan Audit
1. Hasil audit tahun terakhir oleh BPK
sebelum mengajukan untuk
menerapkan PPK-BLUD
2. Kesesuaian dengan format yang
ditetapkan
3. Ditandatangani oleh Kepala SKPD/Unit
kerja dan diketahui oleh Sekda atau
Kepala SKPD

34

Team Penyusun Pengajuan BLUD


1.
2.
3.
4.

Tata Kelola dan Tata Aturan


RSB dan RBA
SPM
Sistem Akuntansi dan Laporan
Keuangan Pokok

35

Peraturan Bupati yang diperlukan


1. Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas,Fungsi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Kabupaten Bantul;
2. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan
BLUD Pengangkatan Karyawan BLUD (Non PNS)
3. Pengaturan Remunerasi
4. Pengaturan Dewan Pengawas
5. Pengaturan Pengadaan barang / jasa
6. Pengaturan Tarif
7. Penetapan Standar Pelayanan Minimal
8. Pengaturan Kerjasama dengan Pihak Ketiga
36

KHARAKTERISTIK BLUD
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan

kekayaan negara yang dipisahkan)


2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian
dijual kepada publik
3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan (laba)
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi
5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban
dikonsolidasikan pada instansi induk
6. Pendapatan BLUD dapat digunakan langsung
7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional NonPNS
8. Bukan sebagai subyek pajak
syncore.co.id
37

FLEKSIBILITAS BLUD
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Belanja flexible budget dengan ambang batas.
3. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU
4. Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha,
penghapusan piutang sampai batas tertentu
5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab
pelunasan pada BLU
6. Investasi jangka panjang ijin Menkeu
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum
pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU
8. Remunerasi

sesuai
tingkat
tanggung
jawab
dan
profesionalisme
9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun
berikutnya, defisit dapat dimintakan dari APBN.
10.Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS
11.Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs
dengan persetujuan Menpan & RB)
38

Sumber Pendanaan & Belanja BLUD


SUMBER PENDANAAN BLUD
#1
APBD
#1
Belanja
Pegawai

#2
Belanja
Barang
Jasa

#3
Belanja
Modal

#2
PNBP
#1 Belanja
Pegawai

#2
Belanja
Barang
Jasa

ksibilitas hanya berlaku untuk penggunaan PNBP


39

#3
HIBAH
#3 Belanja
Modal

Perbedaan BLUD dan Non BLUD


SKPD/BLUD

KASDA

PIHAK KETIGA

Sebelum BLUD

#1
RKA
#2 SPP

#3
SPM

#4
SP2D

#5 PENCAIRAN

Setelah BLUD

#1
RBA
#2 SPP

POLA PENGGUNAAN LANGSUNG - PNBP

#3
SPM

#5 PENCAIRAN
#4
SP2D

40

Anggaran Fleksible
SKPD/BLUD

APBD

#1
RKA
#2
RBA
#3
DPA
BLUD

Pendapata
n
#4
RKA
B. Barjas
B. Pegawai

Mengarah ke satu program satu kegiatan

B. Modal
41

Ambang Batas
1.

2.

3.
4.

5.

SKPD A berstatus BLUD Secara Penuh, dalam RBA Tahun 2011 target
PNBP adalah sebesar Rp. 100 miliar dan anggaran belanja yang
didanai dari PNBP adalah sebesar Rp. 100 miliar.
Ambang batas belanja (anggaran fleksibel) yang ditetapkan dalam
RBA adalah sebesar 10%, artinya realisasi belanja Satker A yang
bersumber dari PNBP dapat melampaui anggaran belanja dalam RBA
sebesar 10%, apabila realisasi PNBP melebihi target yang ditentukan
dalam RBA minimal 10%.
Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 85 miliar, maka PNBP yang
dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 85 miliar.
Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 110 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110
miliar;
2. Pengeluaran belanja tersebut dapat dilaksanakan mendahului
revisi DIPA BLU. Adapun RBA definitif tetap harus direvisi.
Apabila realisasi PNBP SKPD A sebesar Rp. 115 miliar maka:
1. PNBP yang dapat digunakan langsung maksimal sebesar Rp. 110
miliar (Rp. 100 miliar + (10% x Rp. 100 miliar)) melalui revisi RBA
definitif. Penggunaan PNBP untuk belanja tersebut
dapat
42
dilaksanakan mendahului revisi DPA BLUD.

PERENCANA
AN DAN
PENGELOLAA
N KEUANGAN
BLUD
Pengajuan
Status
BLUD

Perencana
an BLUD

PROGRAM
1. Pola perencanaan
BLUD
2
2. Alur Pengesahan RBA
3. Penyusunan RBA
4. Isi RBA
5. Perubahan RBA

Pelaksanaan
Keuangan
BLUD

Pelaporan
Keuangan
BLUD

SPI dan
AUDIT

syncore.co.id 43

POLA PERENCANAAN BLUD


SPM

RENSTRA

RSB

RKA

RBA

RKA PNBP

REALISASI

44

45

ISI RBA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
BAB
II. KINERJA BLUD TAHUN
BERJALAN
BAB
III. RBA BLUD TAHUN YAD
BAB
IV. PROYEKSI KEUANGAN TH YAD
BAB
V. PENUTUP

46

Kerangka RBA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
BAB
II. KINERJA BLUD TAHUN
BERJALAN
BAB
III. RBA BLUD TAHUN YAD
BAB
IV. PROYEKSI KEUANGAN TH YAD
BAB
V. PENUTUP

47

Muatan RBA
1.
Kinerja tahun berjalan;
2.
Asumsi makro dan mikro;
3.
Target kinerja;
4. Analisis dan perkiraan biaya satuan;
5.
Perkiraan harga;
6. Anggaran pendapatan dan biaya;
7.
Besaran persentase ambang batas;
8. Prognosa laporan keuangan;
9. Perkiraan maju (forward estimate);
10. Rencana pengeluaran investasi/modal; dan
11. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk
konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD.

48

Struktur Biaya BLUD


Permendagri No. 61 Tahun 2007 Pasal 63, 64, dan 65

Biaya BLUD

Untuk membiayai : program peningkatan


pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan
pendukung pelayanan.

Biaya Operasional

Biaya Non-Operasional

Dalam rangka menjalankan tugas


dan fungsi

Dalam rangka menunjang tugas


dan fungsi

Biaya Pelayanan

Biaya Umum & Administrasi

Berhubungan langsung
dengan kegiatan pelayanan

Tidak berhubungan langsung dengan


kegiatan pelayanan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

biaya pegawai;
biaya bahan;
biaya jasa pelayanan;
biaya pemeliharaan;
biaya barang dan jasa;
biaya pelayanan lain

Biaya depresiasi & amortisasi

biaya pegawai;
biaya administrasi kantor;
biaya pemeliharaan;
biaya barang dan jasa;
Biaya promosi; dan
biaya umum & administrasi lain

Biaya depresiasi & amortisasi

1.
2.
3.
4.
5.

biaya bunga;
biaya administrasi bank;
biaya kerugian penjualan aset tetap;
biaya kerugian penurunan nilai; dan
biaya non operasional lain-lain.
49

Konsolidasi Belanja/Biaya
(Menurut Permendagri 13/06 dan 61/07)

50

INTEGRASI RBA ke RKA Induk

51

PROGRAM
TATA KELOLA
1. Struktur Organisasi
BLUD
3
2. Proses Pengelolaan Keu
DAN
BLUD
PELAKSANA
AN
Pengajuan
Status BLU

Perencana
an BLU

3. Pedoman Akuntansi
4. SOP Keuangan
5. Kebijakan dan alur keu
BLUD

Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU

Pelaporan
Keuangan
BLU

SPI dan
AUDIT

syncore.co.id 52

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN


BLUD
TATA KELOLA
RKA

SPP

BKM

JU

RBA

SPM

BKK

LRA

SPTJ

LK. SAK

DIPA /
DPA

EVALUASI KINERJA
53

STRUKTUR ORG vs STRUKTUR


BLUD
Struktur Pengelola BLU, Struktur
pengelola anggaran dan struktur
pengelola institusi bisa jadi berbeda.
DIREKTUR
BLU

BENDAHA
RA BLU

PENGGUN
A
ANGGARA
N/KUASA
PENGGUN
A
ANGGARA
N

BENDAHA
RA

DIREKTUR
RS

KA
SPM

WAKIL
DIIREKTUR

PPK/PTK

KABAG
KEUANGA
N
54

STRUKTUR ORGANISASI

55

KAITAN OPERASIONAL KEU AKUNTANSI

OPERASIONAL

KEUANGAN

AKUNTANSI

(1)Bagian operasional adalah bagian yang menjalankan kegiatan, mereka


berhubungan dengan pihak luar, tetapi tidak bisa melakukan eksekusi
pembayaran. Eksekusi pembayaran harus diajukan ke bagian keuangan
dan harus ada dalam anggaran.
(2)Bagian keuangan memiliki kewenangan untuk memeriksa dan melakukan
pembayaran, tetapi harus sesuai dengan anggaran, kebijakan atau
otorisasi dari pimpinan. Bagian keuangan bisa melakukan pembayaran
tetapi tidak bisa membuat permintaan pembayaran.
(3)Bagian akuntansi bisa mengakses semua data keuangan dan berwenang
dalam melakukan pembukuan maupun penyesuaian. Namun akuntansi
tidak bisa membuat permintaan pembayaran dan melakukan pembayaran.

56

KOMPONEN SOP KEUANGAN


Menurut PP23/2005 dan diperkuat dalam
Perdirjen 36/PB/2012, BLU harus menyusun
SOP Keuangan minimal untuk
1. Sistem akuntansi.
2. Standard Operating Procedurs (SOP)
Pengelolaan Kas.
3. SOP Pengelolaan Piutang.
4. SOP Pengelolaan Utang.
5. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
6. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
57

Pengelolaan Kas
1. Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
2. Melakukan pemungutan pendapatan atau
tagihan;
3. Menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
4. Melakukan pembayaran;
5. Mendapatkan sumber dana untuk menutup
defisit jangka pendek;
6. Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan, yang
dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada
instrumen keuangan dengan resiko rendah.
58

Rekening BLU

59

Pengelolaan Piutang
Prosedur dan persyaratan pemberian
piutang;
Penatausahaan dan akuntansi piutang;
Tata cara penagihan piutang; dan
Pelaporan piutang.

60

Penghapusan Piutang
Penghapusan Piutang BLU dilakukan
dengan dilengkapi:
Daftar nominatif para penanggung
utang;
Besaran piutang yang dihapuskan; dan
Surat pernyataan PSBDT dari PUPN.

61

Kewenangan Penghapusan
Pemimpin BLU untuk jumlah sampai dengan Rp.200.000.000
(dua ratus juta rupiah) per penanggung utang;
Pemimpin BLU dengan persetujuan Dewan Pengawas untuk
jumlah lebih dari Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.500.000.000 (limaratus juta rupiah) per
penanggung utang.
Dalam hal tidak terdapat Dewan Pengawas, persetujuan
diberikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan yang bersangkutan.
Penghapusan secara bersyarat, sepanjang menyangkut
piutang BLU untuk jumlah lebih dari Rp.500.000.000 (lima
ratus juta rupiah) per penanggung utang dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penghapusan Piutang Negara.
62

Pengelolaan Hutang
1. Kegiatan tersebut telah tercantum dalam RBA tahun
anggaran berjalan, namun dana yang tersedia dari PNBP
tidak/belum mencukupi untuk menutup kebutuhan atau
kekurangan dana untuk membiayai kegiatan dimaksud;
2. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat mendesak dan tidak
dapat ditunda;
3. Saldo kas dan setara kas BLU tidak mencukupi atau tidak
memadai untuk membiayai pengeluaran dimaksud; dan
4. Jumlah pinjaman jangka pendek yang masih ada
ditambah dengan jumlah pinjaman jangka pendek yang
akan ditarik tidak melebihi 15% (lima belas persen) dari
jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya
yang tidak bersumber langsung dari APBN (Rupiah Murni)
dan hibah terikat.
63

Kewenangan Pemimpin BLU


Pemimpin BLU untuk peminjaman yang bernilai sampai dengan
10% (sepuluh persen) dari jumlah pendapatan BLU tahun
anggaran sebelumnya yang tidak bersumber dari APBN (Rupiah
Murni) dan hibah terikat.
Pemimpin BLU atas persetujuan Dewan Pengawas untuk
peminjaman yang bernilai di atas 10% (sepuluh persen) sampai
dengan 15% (lima belas persen) dari jumlah pendapatan BLU
tahun anggaran sebelumnya yang tidak bersumber dari APBN dan
hibah terikat.
3. Pemimpin BLU atas persetujuan Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan bagi BLU yang
tidak memiliki Dewan Pengawas untuk peminjaman yang bernilai
di atas 10% (sepuluh persen) sampai dengan 15% (lima belas
persen) dari jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya
yang tidak bersumber dari APBN (Rupiah Murni) dan hibah terikat.
64

Perjanjian Pinjaman
Perjanjian Pinjaman yang paling kurang
memuat hal-hal sebagai berikut:
Pihak-pihak yang mengadakan
Perjanjian Pinjaman
Jumlah pinjaman
Peruntukan pinjaman
Persyaratan pinjaman
Tata cara pencairan pinjaman dan
Tata cara pembayaran pinjaman.
65

Pejabat Keuangan BLU


Administrasi pengelolaan pinjaman dan
A kuntans i pengelolaan pinjaman.

66

Pengelolaan Investasi
Kecuali untuk satker BLU Pusat Investasi Pemerintah
(PIP), satker BLU tidak dapat melakukan investasi
jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan.
Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa investasi
jangka panjang dimaksud antara lain berupa
penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka panjang
atau investasi langsung (misal; pendirian
perusahaan). Apabila suatu satker BLU mendirikan
atau membeli badan usaha yang berbadan hukum,
maka kepemilikannya berada pada Menteri
Keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh menjadi
pendapatan satker BLU dimaksud.
67

Pengelolaan Barang
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum, mengatur secara khusus pengadaan
barang dan jasa satker BLU sebagai berikut:
Fleksibilitas diberikan hanya terhadap
pengadaan barang dan/atau jasa yang
dananya bersumber dari:
Jasa layanan kepada masyarakat;
Hibah tidak terikat;
Hasil kerjasama satker BLU dengan pihak lain;
Hasil usaha lainnya.
68

Pengelolaan aset
Barang inventaris satker BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan
kepada pihak lain dengan cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan,
berdasarkan pertimbangan ekonomis dan dilaporkan secara berkala
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan;
BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, dan/atau
menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari
pemindahtanganan diatur sebagai berikut:
Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal
dari pendapatan BLU selain dari APBN merupakan pendapatan BLU dan
dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian
atau seluruhnya berasal dari APBN bukan merupakan pendapatan BLU
dan wajib disetor ke rekening Kas Umum Negara.
Hasil penjualan aset tetap dimaksud harus diungkapkan secara
memadai dalam laporan keuangan BLU
69

Penyelesaian Kerugian
Setiap kerugian negara pada satker BLU yang
disebabkan oleh tindakan melanggar hukum
atau kelalaian, diselesaikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai penyelesaian kerugian
Negara.Setiap Pimpinan
Kementerian/Lembaga dapat segera
melakukan tuntutan ganti rugi setelah
mengetahui bahwa pada satker BLU yang
berada dalam kewenangannyatelah terjadi
kerugian Negara, sebagai akibat perbuatan
dari pihak manapun.
70

PEDOMAN AKUNTANSI
PEDOMAN AKUNTANSI RS XXX
1. Bab 1 Pendahuluan
2. Bab 2 KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN KEUANGAN
3. Bab 3 Laporan Keuangan
4. Bab 4 Neraca
5. Bab 5 Laporan Operasional
6. Bab 6 Laporan Arus Kas
7. Bab 7 Catatan atas Laporan Keuangan
8. Bab 8 Bagan Akun Standar
9. Bab 9 Jurnal Standar
10.Bab 10 Ilustrasi Laporan Keuangan
11.Lampiran
syncore.co.id
71

PENGELOLAA
N
PENDAPATAN
/
BILLING
Pengajuan
Status BLU

Perencana
an BLU

PROGRAM
1. Pemahaman4
proses bisnis
dan transaksi
2. Akrual basis vs Cash basis
3. Sistematika alur keuangan
4. Proses penyusunan
laporan keuangan
5. Komponen laporan
keuangan

Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU

Pelaporan
Keuangan
BLU

SPI dan
AUDIT

syncore.co.id 72

SISTEMATIKA PENGELOLAAN
KEUANGAN

73

Metodologi
Mempelajar1
i
Proses
Bisnis

2
Memetakan
Transaksi

3
Memetakan
Jurnal

4
Memetakan
Akun Terkait

74

5
Entri
Jurnal

PENDAPATAN RAWAT JALAN


Umum
Pasien
Pendaftar
an
Jaminan &
verifikasi

Loket
Jaminan

Pelaporan

Apotik
Pelayanan

Penunjang

Akuntansi

Verifikasi & billing di


Kasir

75Pembayaran di
bank

FORMAT & SETING


LAPORAN
REALISASI
ANGGARAN
TRANSAKSI

BUKTI
TRANSAKSI

SISTEM
AKUNTANSI

LAPORAN
KEUANGAN SAK

LAPORAN
KEUANGAN SAP

SOP

Jurnal
Standar

Bagan Akun
Standar (COA)

76

AKUNTANSI & KONSEP AKRUAL


Akuntansi merupakan bahasa bisnis !
Bagaimana perusahaan memberikan
Nilai tambah ke customer berupa
PROSES BISNIS
Layanan dan produk dan bagaimana
Perusahaan mendapatkan profit atas
Usaha tersebut
TRANSAKSI

Pertukaran manfaat / take & give antar


Penyedia jasa dan penerima jasa

PENCATATAN
PENGAKUAN &
PENGUKURAN

Ketentuan tentang kapan harus mencat


Berapa besar rupiah dan metode

PELAPORAN

Format penyajian / klasifikasi dan


pengungkapan
77

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN


BLUD
TATA KELOLA
RKA

SPP

BKM

JU

RBA

SPM

BKK

LRA

SPTJ

LK. SAK

DIPA /
DPA

EVALUASI KINERJA
78

PENCATATAN
&
PELAPORAN
KEUANGAN
BLUD
Pengajuan
Status BLU

Perencana
an BLU

PROGRAM
1. Pemahaman4
proses bisnis
dan transaksi
2. Akrual basis vs Cash basis
3. Sistematika alur keuangan
4. Proses penyusunan
laporan keuangan
5. Komponen laporan
keuangan

Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU

Pelaporan
Keuangan
BLU

SPI dan
AUDIT

syncore.co.id 79

Waktu Pelaporan BLUD


1. Setiap triwulan BLU menyusun dan menyampaikan
laporan operasional dan laporan arus kas kepada
PPKD, paling lama 15 (lima belas) hari setelah
periode pelaporan berakhir.
2. Setiap semesteran dan tahunan BLU wajib
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
sesuai SAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (2), disertai Laporan Kinerja kepada PPKD,
paling lama 2 (dua) bulan setelah periode
pelaporan berakhir.
3. Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2), berisikan informasi pencapaian
hasil/keluaran BLUD.
80

Pertanggungjawaban BLUD

81

Pertanggungjawaban Pendapatan -BLUD

82

Pertanggungjawaban Biaya - BLUD

83

Ketentuan Laporan Keuangan BLUD


Laporan keuangan BLUD disusun
berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
Laporan keuangan BLUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiri atas :
a.
b.
c.
d.

neraca;
laporan operasional;
laporan arus kas; dan
catatan atas laporan keuangan.
84

Rumah dengan 9 Kamar


Aset Lancar

Kewajiban
Lancar

Kewajiban Jk
Neraca
Panjang
Aset Tetap

Ekuitas

Pendapatan
Biaya Layanan

Laporan Operasional
Biaya Administrasi & Umum
Biaya Non Operasional

1. Aset Lancar 1.1


2. Aset Tetap 1.2
3. Kewajiban Lancar 2.1
4. Kewajiban Jk Panjang 2.2
5. Ekuitas 3.0
6. Pendapatan 4.0
7. Biaya Layanan 5.0
8. Biaya Administrasi &
Umum 6.
9. Biaya Non Operasional 8
dan 9

85

LAPORAN KEUANGAN POKOK


1.
2.
3.
4.
5.

Laporan
Laporan
Laporan
Laporan
CALK

Realisasi Anggaran
Neraca
Operasional
Arus Kas

86

Laporan Keuangan Pokok


1. Laporan realisasi anggaran sesuai dengan SAP
yang berlaku di daerah
2. Neraca sesuai dengan peraturan yang berlaku
pada pemerintah daerah dan atau sesuai dengan
standar akuntansi yang ditetapkan asosiasi
profesi akuntansi indonesia
3. Catatan atas laporan keuangan dibuat sesuai
dengan pedoman yang berlaku pada pemerintah
daerah dan/atau standar akuntansi yang
ditetapkan asosiasi profesi akuntansi Indonesia
4. Keseuaian antara kinerja keuangan dengan
indikator yang ada di rencana strategis
87

Komponen L/K BLU


1) Neraca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(2) huruf a, menggambarkan posisi keuangan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
2) Laporan operasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2) huruf b, berisi informasi jumlah
pendapatan dan biaya, surplus atau defisit BLUD
selama satu periode.
3) Laporan arus kas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2) huruf c, menyajikan informasi kas
berkaitan dengan aktivitas operasional, investasi,
danaktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas selama periode
tertentu.
88
4) Catatan atas laporan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf d, berisi

LAPORAN KEUANGAN
1.
KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN
a. Tujuan laporan Keuangan
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,
operasional keuangan, arus kas BLUD yang bermanfaat
bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat
dan mengevaluasi keputusan ekonomi.
b. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
a.
Laporan Neraca:
b.
Laporan Operasional;
c.
Laporan Arus kas; dan
d.
Catatan Atas Laporan Keuangan
89

2. KETERBATASAN LAPORAN
KEUANGAN

1.Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.
2.Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.
Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat
secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja.
3.Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
4.Hanya melaporkan informasi yang material.
5.Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat
beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, dipilih
alternatif yang menghasilkan kenaikan laba atau nilai aset yang paling kecil.
6.Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas).
7.Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar rumah sakit.
8.Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif, seperti kapabilitas sumber daya
manusia dan demografi karyawan.

90

NERACA
1. ASET
a. Kas dan setara kas
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek


Piutang
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka
Aset Tidak Lancar
Aset Tetap
Aset Tidak Berwujud
Aset lainnya
91

2. Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
Utang usaha
Utang pajak
Uang muka pasien
Pendapatan yang diterima dimuka
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima di muka
Bagian lancar utang jangka panjang
Utang jangka pendek lainnya
b.
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang antara lain :
a) Kredit investasi;
b) Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.
92

3. Ekuitas
a.

b.

c.

Ekuitas Tidak Terikat


Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi:
a) Ekuitas awal
b) Surplus & Defisit Tahun Lalu
c) Surplus & Defisit Tahun Berjalan
d) Ekuitas Donasi
Ekuitas Terikat Temporer
a) Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu;
b) Investasi untuk jangka waktu tertentu;
c) Dana yang penggunaanya ditentukan selama periode tertentu
dimasa depan;
d) Dana untuk memperoleh aset tetap.
Ekuitas Terikat Permanen
a) Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan
tertentu dan tidak untuk dijual
b) Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan
pendapatan secara permanen.
93
c) Donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat
secara
permanen.

LAPORAN OPERASIONAL

1. PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:
a. Pendapatan Usaha dan Jasa Layanan
b. Pendapatan Usaha Lainnya
c. Hibah
d. Pendapatan APBN/D
e. Pendapatan Lain-lain Diluar Usaha
f. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar
g. Pendapatan dan Kejadian Luar Biasa
94

Mapping Belanja dan Biaya


Pendapatan
APBN

Belanja
Pegawai

LAPORAN REALISASI
Belanja Barang
Jasa
ANGGARAN
Pendapatan
PNBP

Pendapatan
Biaya Layanan

Laporan Operasional
Biaya Administrasi & Umum

Belanja Modal

Biaya Non Operasional

LRA

Laporan operasional

Cash Basis/Berbasis Kas

Accrual Basis/Berbasis Akrual

Belanja

Biaya

Pengelompokan peruntukan

Pengelompokan perilaku biaya

Transaksi Kas Masuk + Kas Keluar

Transaksi Kas Masuk + Keluar +


Memorial

Riil

Estimasi dan Alokasi


95

2. BIAYA
Biaya BLUD rumah sakit diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Biaya Layanan
b. Biaya Umum dan Administrasi
c. Biaya Lain-lain (Non Operasional)
d. Rugi Penjualan Aset Non Lancar
e. Biaya dan Kejadian Luar Biasa

96

3. PENDAPATAN NON
OPERASIONAL
Pendapatan lain-lain meliputi antara lain:
a. Pendapatan jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh
dari simpanan dana rekening giro BLUD rumah sakit yang
bukan merupakan portofolio investasi;
b. Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang
diperoleh dari bunga deposit dana BLUD rumah sakit yang
bukan merupakan portofolio investasi;
c. Pendapatan investasi;
d. Pendapatan royalti;
e. Keuntungan penjualan aset tetap;
f. Keuntungan selisih kurs;
g. Pendapatan sewa yang bersifat insidentil;
h. Pendapatan klaim asuransi kerugian; dan
i. Pendapatan denda kontrak kerja adalah pendapatan
berupa uang denda yang diperoleh BLUD rumah sakit dari
pihak lain atas kelalaian pelaksanaan kontrak
kerja.
97

4. BIAYA NON OPERASIONAL


Biaya lain-lain antara lain terdiri dari:
a. Beban bunga (pendanaan);
b. Kerugian selisih kurs;
c. Rugi penjualan aset tetap; dan
d. Beban Penghapusan Persekot

98

LAPORAN ARUS KAS


1. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas dari BLUD rumah
sakit melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi,
maupun pendanaan (financing) selama suatu periode
akuntansi.
2. Ruang Lingkup
BLUD rumah sakit harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari yang
tidak terpisahkan (integrated) dengan laporan keuangan
untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
99

3. Definisi
a. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka sangat pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan;
b. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas;
c. Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan BLUD rumah sakit (principal revenueproducing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan;
d. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk setara kas;
100

5. Penjelasan Penyusunan
a. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih rumah
sakit, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
b. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan rumah sakit
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari
berbagai rumah sakit.
c. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu, informasi
arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas
masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan
hubungan profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan
harga.
d. Rumah sakit menyajikan arus kas dari aset operasional, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis rumah sakit.

101

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Semester I Tahun Anggaran 2012 ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.
BAB II UMUM
2.1. Sejarah
2.2. Visi dan Misi
2.3. Tujuan
2.4. Produk dan Layanan
2.5. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas
2.6. Sumber Daya Manusia (SDM)
102

KEBIJAKAN AKUNTANSI
3.1. Entitas Pelapor Keuangan Daerah
3.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan
3.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan
Keuangan
3.3.1. Pengakuan Pendapatan dan Beban
3.3.2. Kas dan Setara Kas
3.3.3. Piutang Usaha
3.3.4. Persediaan
3.3.5. Properti Investasi
3.3.6. Aset Tetap
3.3.7. Aset Lain-lain
3.3.8. Hutang Usaha
3.3.9. Hutang Pajak
3.3.10. Biaya Yang Masih Harus Dibayar
3.3.11. Ekuitas
3.4. Penerapan kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang
ada dalam standar Akuntansi Pemerintahan.
103

3. Urutan penyajian
a. Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target
Perda APBD;
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;
c. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan
akuntansi yang diterapkan;
d. Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimna pos-pos tersebut disajikan dalam laporan
keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan;
dan
e. Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan
dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
untuk rumah sakit yang menggunakan basis akrual;
f. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen, gambaran
umum rumah sakit, dan pengungkapan keuangan lainnya
serta pengungkapan yang bersifat non keuangan.
104

4. Struktur CaLK
a.
b.
c.
d.

Pendahuluan
Kebijakan Akuntansi
Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan
Informasi tambahan dan pengungkapan
lainnya

105

ILUSTRASI FORMAT LAPORAN KEUANGAN

106

107

108

SISTEM
PENGENDALI
AN
INTERNAL
BLUD
Pengajuan
Status BLU

Perencana
an BLU

PROGRAM
1. Aspek Kepatuhan
5
2. Pembentukan SPI
3. Review Kinerja BLUD

Pelaksanaa
n
Keuangan
BLU

Pelaporan
Keuangan
BLU

SPI dan
AUDIT

syncore.co.id 109

ASPEK KEPATUHAN PER36/PB/2012


1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif.
2. Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan.
3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan
Belanja BLU.
4. Tarif layanan.
5. Persetujuan Rekening.
6. Sistem akuntansi.
7. Standard Operating Procedurs (SOP) Pengelolaan
Kas.
8. SOP Pengelolaan Piutang.
9. SOP Pengelolaan Utang.
10.SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
110
11.SOP Pengelolaan Barang Inventaris.

Pembentukan SPI
1. Pembentukan Dewan Pengawas
2. Pembentukan SPI
3. Penyusunan Piagam SPI (Paradigma
Baru)
4. Penyusunan Program Audit Tahunan
5. Penyusunan Program Audit
6. Penyusunan Kertas Kerja
7. Pelaporan Audit Intern / Review
8. Tindak lanjut
111

Evaluasi Kinerja BLUD


Mengacu pada PB36/2012
1. Aspek Kepatuhan
2. Aspek Kinerja

112

INDIKATOR KEPATUHAN DAN SKOR


Indikator
Rencana Bisnis

Bobot
5

dan Anggaran
(RBA) Defintif
Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK
Surat Perintah
Pengesahan
Pendapatan dan
Belanja BLU (SP3B
BLU)

11

Tarif Layanan
Sistem Akuntansi
Persetujuan

3
2
1

Rekening
Standard

Operating
8

Procedure (SOP)
Pengeolaan Kas
SOP Pengelolaan

Piutang
SOP Pengelolaan

Utang
SOP Pengadaan

Barang dan Jasa


SOP Pengelolaan

Barang Inventaris
syncore.co.id Total
35

113

INDIKATOR KEPATUHAN RBA DAN


LK SAK
Item

Skor

Jadwal Penyusunan

30 hari
Penyamoaian Laporan Keuangan

31 Desember 2010
1

Pimpinan BLU
Diketahui oleh Dewan

Pengawas
Disetujui oleh Pimpinan

Lanjutan Tabel 4.24

0,25

Triwulan 2 terlambat sampai


dengan 30 hari
Penyampaian Laporan Keuangan

0,25

Triwulan III terlambat sampai


dengan 30 hari
Penyampaian Laporan Keuangan

Lembaga

Format telah sesuai

Skor
0

disampaikan terlambat lebih dari

sampai dengan tanggal

Ditandatangani oleh

Item
Laporan Keuangan Triwuan 1

0,25

Tahunan terlambat sampai dengan


1

dengan PMK No.

30 hari
Laporan Keuangan tahunan Tidak

92/PMK.05/2011
Total

diaudit oleh Auditor Eksternal


Hasil Audit Laporan Keuangan

Total

0,75

syncore.co.id 114
Tidak Ada

KEPATUHAN SP3B BLU


Jenis SPM

Waktu Penyampaian dan

Skor

Kebenaran Saldo
SP3B BLU Triwulan I

Disampaikan Sampai Akhir

1,33

Triwulan I

SP3B BLU Triwulan II

Saldo Kas telah sesuai

0,67

Disampaikan Sampai Akhir

1,33

Triwulan II

SP3B BLU Triwulan III

Saldo Kas telah sesuai

0,67

Disampaikan Sampai Akhir

1,33

Triwulan III

SP3B BLU Triwulan IV

Saldo Kas telah sesuai

0,67

Disampaikan Sampai Akhir

1,33

Triwulan IV
Saldo Kas telah sesuai

syncore.co.id 115
0,67

ASPEK KEPATUHAN
No

Indikator

Skor

RBA Definitif

Laporan Keuangan Berdasarkan SAK

SP3B BLU

Tarif Layanan

Sistem Akuntansi

Persetujuan Rekening

Standard Operating Procedure (SOP)

Total Skor

5
0,75

syncore.co.id - 19,75
116

RASIO KEUANGAN
No

Aspek

Rasio Keuangan

Skor

Rasio Kas

Rasio Lancar

Periode Penagihan Piutang

12

Perputaran Aset Tetap

Imbalan atas Aktiva Tetap

Imbalan Ekuitas

Rasio Pendapatan PNBP

10

terhadap Biaya
Operasional
Total Skor

syncore.co.id 117

46

FORMULA RASIO KEUANGAN


Kas (Cash Ratio)
Rasio

Rasio Lancar (Current Ratio)

Periode Penagihan Piutang (Collection Period)

Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)


syncore.co.id 118

FORMULA RASIO KEUANGAN


Atas Aktiva Tetap (Return on Asset)
Imbalan

Imbalan Ekuitas (Return on Equity)

Rasio Pendapatan PNBP terhadap biaya


Operasional
Rumus :
syncore.co.id 119

INDIKATOR KINERJA DAN SKOR


Rasio Kas (%)

Skor

Rasio Lancar (%)

Skor

(RK)

(RL)

600 < RL

15

480 < RL 600

12

1080 < RK

360 < RL 480

960 < RK 1080

240 < RL 360

840 < RK 960

120 < RL 240

720 < RK 840

0 < RL 120

600 < RK 720

10

480 < RK 600

360 < RK 480

240 < RK 360

Piutang (hari)

120 < RK 240


Perputaran
Aset
0 < RK 120

2
Skor
0

(PPP)

Tetap (%)
25 < PAT

20 < PAT 25

15 < PAT 20

10 < PAT 15

Periode Penagihan

Skor

PPP < 10

15

10 PPP < 20

12

20 PPP < 30

Lanjutan Tabel 4.18.


30 PPP < 40

40 PPP < 50

5 < PAT 10

50 PPP

0 < PAT 5

syncore.co.id - 120

INDIKATOR KINERJA DAN SKOR


Return on Asset (%)

Skor

(ROA)

Return on Equity

Skor

(%)
(ROE)

9 < ROA

8 < ROA 9

4,5

7 < ROA 8

6 < ROA 7

9 < ROE

8 < ROE 9

4,5

3,5

7 < ROE 8

5 < ROA 6

6 < ROE 7

3,5

4 < ROA 5

2,5

5 < ROE 6

3 < ROA 4

4 < ROE 5

2,5

2 < ROA 3

1,5

3 < ROE 4

1< ROA 2

2 < ROE 3

1,5

1< ROE 2

0 < ROA 1

0,5

0 < ROE 1

0,5

ROA 0

ROE < 0

0
syncore.co.id
121

INDIKATOR KINERJA DAN SKOR


Rasio Pendapatan

Skor

PNBP terhadap
Biaya Operasional
(%)
(PB)

75 < PB

10

67,5 < PB 75

60 < PB 67,5

52,5 < PB 60

45 < PB 52,5

37,5 < PB 45

30 < PB 37,5

22,5 < PB 30

15 < PB 22,5

syncore.co.id 122

KINERJA
No

Aspek

Nilai

Keuangan

46

Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU

19,75

Total Skor

65,75

syncore.co.id 123

PREDIKAT KINERJA
Predikat

Total Skor (TS)

a. Tinggi

AAA

90 < TS

AA

80 < TS 90
A

70 < TS 80

a. Sedang

BBB

60 < TS 70

BB

50 < TS 60

40 < TS 50

a. Rendah

CCC

30 < TS 40

CC

20 < TS 30

10 < TS 20

syncore.co.id 124

Pengalaman
1. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
2. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Kraton Pekalongan
3. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Batang
4. Penyusunan SOP Keuangan RSUD Kajen Pekalongan
5. Penyusunan SOP Keuangan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
6. Penyusunan SOP Keuangan Politeknik Ilmu Pelayaran Makasar
7. Implementasi Software Akuntansi BLU di RSUD Kajen Pekalongan
8. Implementasi Software Anggaran dan Akuntansi BLU di RSUD Batang
9. Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
10.Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU Politeknik Indramayu
11.Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLUD Daerah
12.Pelatihan Pengelolaan Keuangan BLU Badan Pengelola Batam
13.Pelatihan SPI BLU Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
14.Pelatihan Penyusunan SOP Keuangan Unsoed
15.Pelatihan SPIP BP BATAM
16.Pendampingan SPI PIP Semarang
17.Pelatihan Teknik dan Manajemen Review
18.Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan BLUD

syncore.co.id
125

Anda mungkin juga menyukai