Anda di halaman 1dari 159

Jln SOLO Km 9 Yogyakarta

www.syncore.co.id
0274-488599

SERI PENGUATAN TATA KELOLA

PELATIHAN PENYUSUNAN
SOP KEUANGAN BLU

SYNCORE 2013
PERKENALAN !
RUDY SURYANTO, SE.,M.Acc.,AK
RUDY SURYANTO, SE.,M.Acc.,AK
Dosen UMY Dosen UMY
Kepala BAIC – PPA FE UMY Kepala BAIC – PPA FE UMY
Managing Director SYNCORE Managing Director SYNCORE
PENGALAMAN KERJA
PENGALAMAN KERJA
Senior Auditor Pricewaterhouse Coop
Senior Auditor Pricewaterhouse Coopers
Senior Auditor Ernst & Young Senior Auditor Ernst & Young
CONTACT :
rudy@syncore.co.id
PIN BB :21439C5E
Twitter @rudysyncore
FB/YM: rudysuryanto@yahoo.com

081-2299-111-97
2
POKOK BAHASAN
01 TATA ATURAN PENGELOLAAN BLU
02 PROSES BISNIS & SISTEMATIKA SOP
03 PENYUSUNAN SOP
04 PELAKSANAAN & PELAPORAN
05 EVALUASI SOP

3
PENGERTIAN SOP KEUANGAN BLU
SOP (standard operating procedures) adalah
seperangkat aturan, alur dan ketentuan yang
harus dipenuhi oleh pimpinan/staff suatu
organisasi dalam melaksanakan suatu proses
pencatatan dan pelaporan keuangan.

BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah


yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas (Pasal 1 PP No. 23/2005)
4
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

RENSTRA/RSB

RBA

STRUKTUR & TATA KELOLA

SPM

SOP REMUNERASI

LAPORAN
KEUANGAN

EVALUASI KINERJA/AUDIT
5
01 TATA ATURAN
PENGELOLAAN BLU
1. Pengantar – Pengertian BLU
2. Persyaratan Substantif, Teknis dan
Administratif BLU
3. Pencabutan status BLU
4. Tata Aturan BLU & Fleksibilitas BLU
5. Tujuan penyusunan SOP Keuangan
6. Review Tata Aturan sebagai langkah awal
penyusunan SOP keuangan
6
PERSYARATAN BLU
1. Persyaratan Substantif
2. Persyaratan Teknis
3. Persyaratan Administratif

7
PERSYARATAN ADMINISTRATIF BLU
1. Pernyataan kesanggupan untuk peningkatan
kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat bagi
masyarakat
2. Pola Tata Kelola (Corporate Governance)
3. Akuntabillitas program, kegiatan dan keuangan
(kebijakan, mekanisme atau prosedur, media
pertanggungjawaban dan periodisasi
pertanggungjawaban
4. Transparansi
5. Rencana strategis bisnis
6. Laporan keuangan pokok
7. Standar pelayanan minimum
8. Laporan audit terakhir

8
Fleksibilitas Status BLU Penuh
• 1.1 Pengelolaan Pendapatan
• 1.2 Pengelolaan Belanja
• 1.3 Pengadaan Barang dan/atau Jasa
• 1.4 Pengelolaan Barang
• 1.5 Pengelolaan Utang
• 1.6 Pengelolaan Piutang
• 1.7 Pengelolaan Investasi
• 1.8 Perumusan Standar, Kebijakan, Sistem,
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan.

9
ASPEK KEPATUHAN PER36/PB/2012
1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif.
2. Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan.
3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan
Belanja BLU.
4. Tarif layanan.
5. Persetujuan Rekening.
6. Sistem akuntansi.
7. Standard Operating Procedurs (SOP)
Pengelolaan Kas.
8. SOP Pengelolaan Piutang.
9. SOP Pengelolaan Utang.
10. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
11. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
10
Pencabutan Status BLU
1. Dicabut oleh Menteri Keuangan sesuai dengan
kewenangannya apabila BLU yang bersangkutan
sudah tidak memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan/atau administratif;
2. Dicabut oleh Menteri Keuangan berdasarkan usul
dari Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai dengan
kewenangannya apabila BLU yang bersangkutan
sudah tidak memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan/atau administratif; atau
3. Berubah statusnya menjadi badan hukum
dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
Pencabutan ini dilakukan berdasarkan penetapan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
11
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

TUJUAN/
TARGET

Management
Control

Anggaran Human
STRATEGI STRUKTUR Akuntansi Resource Kinerja
Penilaian Kinerja Management

Culture

Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem untuk mengarahkan sumber daya


Perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan dan upaya terus menerus
Dalam peningkatan kinerja.

12
LATAR BELAKANG
• BLU memiliki masa maksimal 2 tahun
untuk melengkapi semua persyaratan BLU
• SOP Keuangan salah satu syarat
memenuhi persyaratan administratif
• SOP merupakan sarana untuk menjadi
pedoman pencapaian sasaran,
pemenuhan butir mutu dan penguatan
pengendalian internal.
• SOP merupakan bagian tidak terpisahkan
dari sistem pengendalian manajemen

13
TUJUAN SOP KEUANGAN
1. Laporan Keuangan yang disusun sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang ditetapkan oleh IAI.
2. Laporan Keuangan yang disusun sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pemerintah
yang tertuang dalam Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri
Keuangan, Peraturan Menteri
Perhubungan dan Peraturan-peraturan
lain terkait.
14
TUJUAN SOP KEUANGAN
3. Agar terdapat keseragaman dan
konsistensi dalam pencatatan transaksi
keuangan (consistency).
4. Agar terjaga kualitas laporan keuangan
yang dapat diandalkan (accuracy), netral /
tidak berpihak (neutrality), memberikan
informasi yang lengkap (full disclosure /
completeness), dan dapat
diperbandingkan (comparability).

15
TUJUAN SOP KEUANGAN
5. Agar mampu menghasilkan laporan
keuangan yang tepat waktu (timelines)
dan dapat dimengerti (understandability),
sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan (decision
supports) bagi semua pemakai laporan.
6. Memperkuat sistem pengendalian internal

© syncore.co.id 16
REVIEW TATA ATURAN
1. Memastikan bahwa institusi kita telah
menerapkan secara penuh dan konsisten
semua kententuan peraturan yang berlaku
2. SOP disusun untuk memudahkan staff dan
pimpinan dalam menjalankan proses sesuai
aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Oleh karenanya dalam tahap awal kita
menyusun SOP harus dipastikan kita
mengetahui dan memahami tata aturan
yang terkait.

17
TATA ATURAN

UNDANG-UNDANG

PERATURAN PEMERINTAH (PP)

PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI

PERATURAN DIRJEN

SURAT KEPUTUSAN / BLU

SOP

JUKLAK
18
TATA ATURAN #1
1. Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pengeloalaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah
7. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barng
Milik Negara
8. Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas JEnis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku Pada Departemen
Perhubungan
9. Peraturan Pemerintah No 29 tahun 2009 tentang Tatacara Penentuan
Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Terutang
10. Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan

19
TATA ATURAN #2
11. Peraturan Presiden No 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagai mana telah dibuah
dengan Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004.
12. Peraturan Presiden No 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden No 76 tahun 2011
13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementrian Negara, Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I Kementrian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2010
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2006 tentang Persyaratan
Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
119/PMK.05/2007);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum;
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006 tentang Pembentukan
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007);

20
TATA ATURAN #3
17.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
73/PMK.05/2007;
18.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang
Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan
Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 92/PMK.05/2011);
19.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006 tentang Tata
Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan
Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Badan Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009);
20.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan
Layanan Umum;
21.Peraturan menteri Keuangan No 73/PMK,05/2008 tentang Tata
Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara/Lembaga 21
/Kantor/Satuan Kerja
TATA ATURAN #4
22.Peraturan Menteri Keuangan No 76/PMK.05/2009 tentang Pedoman
Akutansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layananan Umum
23.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.05/2009 tentang
Pengelolaan Pinjaman pada BLU;
24.Peraturan Menteri Keuangan No 91/PMK.05/2007 tentang Bagan
Akun Standar (BAS)
25.Peraturan Menteri Keuangan No 96/PMK.06/2007 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahan Barang Milik Negara.
26.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang
Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan
Layanan Umum;
27.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang
Pembentukan Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum;
28.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang
Persyaratan Administratif dalam Rangka Pengusulan dan
Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
29.Peraturan Menteri Keuangan No 170/PM.05/2010 tentang
Penyelesaian Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pada Satuan Kerja. 22
TATA ATURAN #5
30.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2009 tentang
Pedoman Pemberian Bonus Atas Prestasi bagi Rumah Sakit Eks-
Perjan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum;
31.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
99/PMK.05/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir
Pada Kementrian Negara/Lembaga;
32.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2009 tentang
Penghapusan Piutang BLU;
33.Keputuran Menteri Keuangan No 510/KMK.05/2009 tentang
Peentapan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang pada Departemen
Perhubungan Sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
34.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 28 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Ilmu Pelayaran
35.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 60 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Perhubungan

23
TATA ATURAN #6
36.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 66 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Kantor/Satuan Kerja di Lingkungan
Kementrian Perhubungan
37.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM.97 Tahun 2011 tentang
Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan PSAK PIP Semarang
38.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-40/PB/2006
tentang Pedoman Akuntansi Persediaan
39.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
02/PB/2007 tentang Penadatausahaan dan Akuntansi Piutang
PNBP
40.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER
33/PB/2008 tentang Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan,
Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan No 91/PMK05/2007 tentang Bagan
Akun Standar.
41.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-47/PB/2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian
Negara/Lembaga/Kantor Satuan Kerja
24
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah
(bukan kekayaan negara yang dipisahkan)
2. Menghasilkan barang/jasa yang
seluruhnya/sebagian dijual kepada publik
3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan (laba)
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi
dan produktivitas ala korporasi
5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban
dikonsolidasikan pada instansi induk
6. Pendapatan BLU dapat digunakan langsung
7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional
Non-PNS
8. Bukan sebagai subyek pajak

25
FLEKSIBILITAS PENGANGGARAN
1. Pendapatan  dapat digunakan langsung
2. Belanja  flexible budget dengan ambang batas.
3. Pengelolaan Kas  pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU
4. Pengelolaan Piutang  dapat memberikan piutang usaha,
penghapusan piutang sampai batas tertentu
5. Utang  dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung
jawab pelunasan pada BLU
6. Investasi  jangka panjang ijin Menkeu
7. Pengelolaan Barang  dapat dikecualikan dari aturan umum
pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU
8. Remunerasi  sesuai tingkat tanggung jawab dan
profesionalisme
9. Surplus/Defisit  surplus dapat digunakan untuk tahun
berikutnya, defisit dapat dimintakan dari APBN.
10. Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS
11. Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU
ybs dengan persetujuan Menpan & RB)

26
MATERI REVISI PP 23/2005...(1)
1. Tarif Layanan
 Adanya pendelegasian kewenangan penetapan tarif layanan
kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD dan/atau
pemimpin BLU
2. Perencanaan dan Penganggaran
 Standar Biaya: RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan
standar biaya menurut jenis layanannya berdasarkan
perhitungan akuntansi biaya.
 Pengalokasian: Pagu Anggaran BLU dalam RKA K/L, rencana
kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan APBD yang sumber
dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran
BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan
jenis belanja.

27
MATERI REVISI PP 23/2005...(2)
3. Pengelolaan Barang Milik Negara
 Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari
pengalihan diatur sebagai berikut:
a. Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya
sebagian atau seluruhnya berasal dari APBN/APBD bukan
merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke rekening Kas
Umum Negara/Daerah.
b. Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal
dari pendapatan BLU merupakan pendapatan BLU dan dapat
dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.

 Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait atau


tidak dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
BLU harus mendapat persetujuan pengelola barang

28
MATERI REVISI PP 23/2005...(3)
4. Pengelolaan SDM
 Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU tenaga profesional non-
pegawai negeri sipil (baik tenaga teknis maupun administratif) dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.
 Pejabat perbendaharaan pada BLU yang meliputi Kuasa Pengguna
Anggaran dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran harus dijabat oleh
pegawai negeri sipil.
 Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan
pegawai BLU yang berasal dari tenaga profesional non-pegawai negeri
sipil diatur oleh pemimpin BLU.

29
MATERI REVISI PP 23/2005...(4)
5. Penetapan eks BHMN menjadi BLU berstatus Penuh
 Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi
Bandung, Institut Pertanian Bogor,Universitas Sumatera
Utara,Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Airlangga
ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan PPK-BLU
dengan status BLU Secara Penuh.
 Penyesuaian penerapan PPK-BLU diselesaikan paling lambat
tanggal 31 Desember 2012.

30
MATERI REVISI PP 23/2005...(5)
6. Masa Transisi Pengelolaan BMN bagi eks BHMN
 Pengalihan seluruh kekayaan pada Universitas Indonesia,
Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian
Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia,
dan Universitas Airlangga kepada Menteri Pendidikan Nasional
diselesaikan paling lambat tanggal 28 September 2013.
 Kerjasama aset tetap dengan pihak ketiga sebelum ditetapkan
Peraturan Pemerintah, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan
berakhirnya perjanjian.

31
REVIEW TATA ATURAN
1. Apakah semua tata aturan sudah lengkap?
2. Apakah tata aturan internal sudah sesuai
dengan tata aturan eksternal? Apakah ada
kontradiksi?
3. Apakah sudah ada petunjuk pelaksanaan atas
peraturan dan kebijakan yang ada tersebut?
4. Apakah ada kendala/kesulitan dalam
pelaksanaan ketentuan peraturan
tersebut?Mengapa?
5. Apakah ada bagian yang bertanggungjawab
dalam memonitor perubahan peraturan dan
melakukan sinkronisasi denan aturan-aturan
internal yang ada?
32
TATA ATURAN INTERNAL
1. Rencana Strategi Bisnis
2. Struktur organisasi dan Tata Kelola
3. Rencana Bisnis & Anggaran
4. Standar Pelayanan Minimal
5. Sistem Akuntansi
6. Sistem Pengelolaan Kas & Bank
7. Sistem Pengelolaan Aset
8. Sistem Pengelolaan Hutang Piutang
9. Sistem Pengelolaan Pengadaan
10.Sistem Pengelolaan SDM dan Penggajian
33
02 PROSES BISNIS &
SISTEMATIKA SOP
1. Langkah penyusunan SOP Keuangan
2. Teknik pemetaan proses bisnis
3. Penyusunan Sistematika SOP Keuangan
4. Teknik-teknik pengumpulan data

34
PROSES PENYUSUNAN SOP
1. Pemahaman terhadap tata aturan
2. Pemahaman terhadap proses bisnis
3. Pemahaman terhadap struktur organisasi
dan tata kelola
4. Pemahaman terhadap proses dan system
yang ada
5. Penyusunan sistematika SOP
6. Pengumpulan data SOP
7. Penulisan SOP
8. Sosialisasi SOP
9. Pelaksanaan SOP
10.Evaluasi SOP
35
PEMAHAMAN TERHADAP TATA ATURAN
1. Tata aturan terkait pengelolaan BLU
harus dipahami dan dipantau karena
peraturan tersebut terus di update dan di
revisi
2. Salah satu teknik dalam melakukan
pemahaman terhadap tata aturan BLU
adalah dengan membuat matrik

36
Matrik Tata Aturan

Jenis No Pasal Ayat Ketentuan Sanksi Pelanggaran


Peraturan Peraturan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan
(1) Jenis peraturan ditulis apakah undang-undang, peraturan pemerintah, permen dll
(2) No peraturan ditulis lengkap misal PP No 23/2005
(3) Pasal
(4) Ayat
(5) Ketentuan ditulis dalam format”prasyarat” “siapa” “harus melakukan apa” “kapan”
“format seperti apa”, “dilaporkan/diserahkan ke siapa”
(6) Konsekuensi tidak terpenuhinya ketentuan tersebut atau keterlambatan penyerahan

37
PEMAHAMAN TERHADAP PROSES BISNIS
1. SOP harus disesuaikan dengan proses
bisnis di instansi
2. Proses bisnis adalah bagaimana institusi
dapat memenuhi kebutuhan dari
customernya
3. Proses tersebut dibagi menjadi dua yaitu
proses bisnis utama dan proses bisnis
pendukung.
4. Ada dua metode yang membantu kita
memetakan proses bisnis yaitu dengan
menggunakan Business Model Generation
dan Value Chain Analysis

38
Business Model Generation (BMG)

39
Business Model Canvas

40
41
Pertanyaaan Wawancara BMG
1. Siapakah klien/customer kita? Seperti apa
segmentasi atau pengelompokkannya ?
2. Apa value yang kita tawarkan?
3. Bagaimana kita mendistribusikan value
tersebut?
4. Bagaimana pola hubungan kita dengan
pelanggan?
5. Apa aktivitas utama kita?
6. Apa sumberdaya utam kita?
7. Siapa saja partner inti kita?
8. Bagaimana pola aliran revenue?
9. Bagaimana pola aliran cost?
42
RANTAI NILAI
Aktifitas Akademik

Proses Pembelajaran
Kurikulum
Sumber Daya Manusia Dosen
Suasana Akademik
Penelitian & Publikasi
Pengabdian Kepada Masyarakat

Pelayanan Pra Sistem Informasi Akademik QC Pelayanan


Pendidikan Pasca
Kerjasama Akademik Pendidikan
Proses Pelayanan
QC
Pendidikan, Penelitian,
Pengabdian
Aktifitas Pendukung

Siste
Kegiat m Kerjas
Sarana an Inform ama
Tata Promo
Prasar Kemah asi
Keuan Kelola SDM si dan Alumni
ana asiswa
gan recruit
an
ment Sistem
Q Q Q Q Pendukung
Q QQ
Q Q Q
C C C C Lainnya
C CC
C C C
syncore.co.id - 43
Pertanyaan Wawancara Rantai Nilai
1. Siapa customer inti kita?
2. Apa produk / value / kemanfaatan utama?
3. Bagaimana proses dari customer kita
datang sampai selesai?
4. Apa proses utama ?
5. Apa proses pendukung?

44
PEMAHAMAN TERHADAP STRUKTUR
• Struktur yang baik harus mencerminkan
tugas pokok dan fungsi yang harus ada untuk
mencapai tujuan dan mencapai target-target
yang ditetapkan di RSB/RBA
• Struktur yang baik harus memenuhi prinsip-
prinsip Tata Kelola yang baik (Good
Governance). Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi, Fairness
• Strutkur yang baik harus memenuhi prinsip-
prinsip Pemisahan Fungsi (Segregation of
Duties) untuk memenuhi System
Pengendalian Internal
• Struktur yang baik harus dilengkapi Job Desc
yang jelas.
45
STRUKTUR ORGANISASI

syncore.co.id - 46
STRUKTUR vs SOP
1. SOP yang akan disusun harus dikaitkan
dengan pelaksana dan job desc,
sehingga tidak terjadi konflik di lapangan.
2. Apabila pembagian tugas dan job desc
tidak jelas, maka harus dibenahi terlebih
dahulu, baru bisa disusun SOP.

47
PERLU DIPERHATIKAN
Struktur Pengelola BLU, Struktur pengelola
anggaran dan struktur pengelola institusi
bisa jadi berbeda.
DIREKTUR PENGGUNA REKTOR/
BENDAHARA
BLU ANGGARAN/ DIREKTUR RS
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
BENDAHARA WAKIL
KA
BLU REKTOR/
SPM
WAKIL
PPK/PTK
DIIREKTUR

KABAG
KEUANGAN

48
PEMAHAMAN PROSES
PROSES terkait dengan siklus/tahapan akan
dibagi menjadi 4 tahapan yaitu
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan / Realisasi Keuangan
3. Pencatatan/Akuntansi
4. Pemeriksaan

PROSES terkait dengan Fungsi akan dibagi


menjadi 3 yaitu
1. Proses Operasional
2. Proses Keuangan
3. Proses Akuntansi
49
Proses – Pengelolaan Keuangan

syncore.co.id - 50
Proses Pencatatan Keuangan

syncore.co.id - 51
Proses Pengelolaan Keuangan

syncore.co.id - 52
KAITAN OPERASIONAL – KEU – AKUNTANSI

OPERASIONAL KEUANGAN AKUNTANSI

(1) Bagian operasional adalah bagian yang menjalankan kegiatan, mereka


berhubungan dengan pihak luar, tetapi tidak bisa melakukan eksekusi
pembayaran. Eksekusi pembayaran harus diajukan ke bagian keuangan
dan harus ada dalam anggaran.
(2) Bagian keuangan memiliki kewenangan untuk memeriksa dan melakukan
pembayaran, tetapi harus sesuai dengan anggaran, kebijakan atau otorisasi
dari pimpinan. Bagian keuangan bisa melakukan pembayaran tetapi tidak
bisa membuat permintaan pembayaran.
(3) Bagian akuntansi bisa mengakses semua data keuangan dan berwenang
dalam melakukan pembukuan maupun penyesuaian. Namun akuntansi
tidak bisa membuat permintaan pembayaran dan melakukan pembayaran.
53
PENYUSUNAN SISTEMATIKA
1. Setelah memahami tata aturan, struktur,
proses maka kita bisa lanjutkan dengan
penyusunan sistematika SOP
2. Sistematika SOP adalah bagaimana cara
kita membagi proses yang saling terkait
tersebut ke dalam prosedur-prosedur /
langkah-langkah.
3. Prosedur-prosedur / langkah-langkah
tersebut apabila dijalankan harus sinkron
satu sama lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
54
CONTOH SISTEMATIKA SOP

Perencan Operasional Keuangan Akuntans Pelaporan


aan i

Renstra Pendapatan Realisasi Laporan


Pemasukan/ Kas Keuangan
Kas Masuk
Pengadaan
RBA LRA

Realisasi
Penggajian Pengeluaran
RKAT Kas/Realisasi Rekonsiliasi
Belanja
Persedia
an Penyesuaian

Non Kas
Aktiva Tetap

55
PENGUMPULAN DATA SOP
Setelah kita menyusun sistematika maka kita akan mulai menyusun /
menulis prosedur di masing-masing proses. Antara satu proses dengan
proses lain bisa jadi agak sedikit berbeda, namun secara umum data-
data yang harus dikumpulkan adalah
1. Ketentuan yang harus dipenuhi misal untuk prasayarat, level
kewenangan/otorisasi, (bisa melihat dari matriks tata aturan yang
sudah disusun)
2. Observasi / Wawancara tata urutan langkah yang dijalankan saat
ini (apabila proses tidak konsisten, maka dimasukkan ke agenda
pembahasan)
3. Wawancara mekanisme dalam menjalankan langkah-langkah
tersebut (apabila mekanisme kompleks maka perlu dituangkan
dalam Juklak)
4. Wawancara terjadinya alternatif, insiden, atau kasus
5. Dokumen-dokumen Input dan Output yang digunakan
6. Format isian formulir atau entri ke software (jika suatu langkah
menggukan software)
7. Format laporan yang harus dihasilkan
8. Potensi resiko dan sistem pengendalian internal yang dipasang
9. Tata cara pengkodean dan pengarsipan
56
Bentuk / Format Data SOP
1. Narasi hasil wawancara / minutes of
meeting
2. Gambar proses / Data flow diagram/Bagan
Alir/Flowchart
3. Format dokumen input/formulir
4. Format laporan/ output
5. Format Kode , dan tata cara pengisian kode
6. Ringkasan kendala, ketidakkonsistenan, dan
hal-hal yang harus dibicarakan dengan
klien/PIC/Pimpinan
57
PENULISAN SOP
Format SOP biasanya ada dua
1. Prosedur / Narasi
2. Flowchart

Terdapat beragam cara dan format dalam


penyusunan prosedur dan flowchart. Kita
harus mengacu pada format yang berlaku
umum.

58
LANGKAH PENULISAN SOP
1. Identifikasi unit terkait
2. Identifikasi urut-urutan kegiatan (titik
mulai sd selesai)
3. Identifikasi hasil akhir (Output)
4. Identifikasi dokumen (input/output)
5. Identifikasi alternatif / keputusan
6. Identifikasi ketentuan
7. Identifikasi hubungan antar SOP /
Sistematika
59
FORMAT - FORMAT
1. SOP
2. Flowchart
3. Tatacara
4. Ketentuan
5. Checklist

60
Catatan
1. Jangan sampai ada garis terputus
2. Jangan sampai salah “kamar”
3. Memakai tiga bentuk simbol “proses”,
“dokumen”, “alternatif / keputusan”
4. Jangan mencoba menggambar semua
proses dalam satu flowchart. Fokus pada
alur utama/normal/rutin
5. Hindari looping dan bottleneck

61
SOSIALISASI SOP
1. Setelah draft selesai maka draft tersebut
perlu di review oleh user dan pimpinan
2. Temuan-temuan di lapangan di serahkan
untuk dibahas dan disetujui secara tertulis
3. Apabila draft 1 sudah lolos di user dan
pimpinan, maka bisa dijadikan draft 2 untuk
disosialisasikan ke pihak yang lebih luas.
4. Apabila dari sosialisasi umum tersebut
sudah bisa diterima maka SOP di jadikan
draft final dan siap di sahkan.

62
PELAKSANAAN SOP
1. Prinsip SOP adalah perbaikan terus
menerus (continous improvement) jadi
jangan berharap pada proses sekali jadi.
2. Kita baru akan tahu apakah SOP sesuai
atau tidak adalah ketika dijalankan.
3. Setiap adanya ketidaksesuaian maka dicatat
dan dilaporkan oleh user ke pihak yang
ditunjuk, dan diagendakan revisi untuk
masukan-masukan tersebut.
4. Setiap ada revisi dituliskan di status kolom
revisi.

63
EVALUASI SOP
SOP dievaluasi secara periodik minimal satu
tahun sekali untuk melihat :
1. Kesesuaian antara SOP dengan tata aturan
2. Kesesuaian SOP dengan proses bisnis
3. Kesesuaian SOP dengan
kecukupan/keandalan SPI
4. Kesesuaian SOP dengan konsep efektivitas
dan efisiensi
5. Kesesuaian SOP dengan perubahan
struktur organisasi
64
03 PENULISAN SOP
1. Komponen SOP Keuangan
2. Buku 1 – Sistem Akuntansi
3. Buku 2 – Prosedur
4. Tata cara penulisan Prosedur
5. Contoh Prosedur & simbol yang
digunakan

65
KOMPONEN SOP KEUANGAN
Menurut PP23/2005 dan diperkuat dalam
Perdirjen 36/PB/2012, BLU harus menyusun
SOP Keuangan minimal untuk
1. Sistem akuntansi.
2. Standard Operating Procedurs (SOP)
Pengelolaan Kas.
3. SOP Pengelolaan Piutang.
4. SOP Pengelolaan Utang.
5. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
6. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
66
STRUKTUR SOP
SOP Keuangan biasanya di
jilid/dikumpulkan dalam bentuk buku-buku /
bendel.
1. Buku 1 – System / Pedoman Akuntansi
2. Buku 2 – Prosedur

67
SISTEMATIKA SISTEM AKUNTANSI
BUKU 1
SISTEMATIKA SISTEM AKUNTANSI
1. Bab 1 Pendahuluan
2. Bab 2 KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN
KEUANGAN
3. Bab 3 Laporan Keuangan
4. Bab 4 Neraca
5. Bab 5 Laporan Operasional
6. Bab 6 Laporan Arus Kas
7. Bab 7 Catatan atas Laporan Keuangan
8. Bab 8 Bagan Akun Standar
9. Bab 9 Jurnal Standar
10. Bab 10 Ilustrasi Laporan Keuangan
11. Lampiran
68
BAB 1 - PENDAHULUAN
1. Tujuan
Laporan Keuangan RSUD Kraton Pekalongan
disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut neraca, kinerja dan
perubahan posisi keuangan. Selain itu juga dapat
dipergunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan.

2. Ruang Lingkup
RSUD Kraton Pekalongan merupakan perwujudan
dari pelaksanaan Permendagri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

69
3. Acuan Penyusunan
• Acuan yang digunakan dalam penyusunan:
• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (Revisi 2011):
Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2011) terkait
Laporan Keuangan.
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1981/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Akuntansi
BLU.
Jika Standar Akuntansi Keuangan memberikan pilihan atas
perlakuan akuntansi, maka RSUD Kraton Pekalongan wajib
mengikuti ketentuan dalam pedoman ini.

70
4. Ketentuan Lain
• Jurnal, akun dan contoh yang digunakan dalam Pedoman ini
hanya merupakan ilustrasi dan tidak bersifat mengikat.
• Pedoman ini secara periodik akan dievaluasi dan disesuaikan
dengan perkembangan transaksi, ketentuan standar
akuntansi keuangan, ketentuan yang dikeluarkan oleh
Surat Keputusan Gubernur, dan ketentuan lain yang terkait
dengan RSUD Kraton Pekalongan.
• Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK
ETAP untuk transaksi atau peristiwa lain maka dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi
dapat mempertimbangkan persyaratan dan panduan
dalam SAK non-ETAP yang berhubungan dengan
transaksi serupa dan terkait.

71
BAB II
KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN
KEUANGAN
1. KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI
DALAM LAPORAN KEUANGAN
a. Dapat Dipahami
b. Relevan
c. Materialitas
d. Keandalan
e. Substansi Mengungguli Bentuk
f. Pertimbangan Sehat
g. Kelengkapan
h. Dapat Dibandingkan
i. Tepat Waktu
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
72
2. PRINSIP AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN

a. Basis Akuntansi
b. Dasar Pengukuran
c. Prinsip Periodesitas (Accounting Period)
d. Prinsip Konsistensi (Consistency)
e. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
f. Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentasion)

73
BAB III
LAPORAN KEUANGAN
1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN
a. Tujuan laporan Keuangan
Menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, operasional keuangan, arus kas BLUD yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
ekonomi.
b. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
a. Laporan Neraca:
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Arus kas; dan
d. Catatan Atas Laporan Keuangan

74
2. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan,
antara lain:
1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang
telah lampau.
2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak
tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari
laporan keuangan saja.
3. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
4. Hanya melaporkan informasi yang material.
5. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila
terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, dipilih alternatif yang menghasilkan kenaikan
laba atau nilai aset yang paling kecil.
6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya (formalitas).
7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat
digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran
sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar rumah sakit.
8. Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif, seperti kapabilitas 75
sumber daya manusia dan demografi karyawan.
BAB IV NERACA
1. ASET
a. Kas dan setara kas
b. Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek
c. Piutang
d. Persediaan
e. Uang Muka
f. Biaya Dibayar Dimuka
g. Aset Tidak Lancar
h. Aset Tetap
i. Aset Tidak Berwujud
j. Aset lainnya

76
2. Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
• Utang usaha
• Utang pajak
• Uang muka pasien
• Pendapatan yang diterima dimuka
• Biaya yang masih harus dibayar
• Pendapatan diterima di muka
• Bagian lancar utang jangka panjang
• Utang jangka pendek lainnya
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang antara lain :
a) Kredit investasi;
b) Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.

77
3. Ekuitas
a. Ekuitas Tidak Terikat
Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi:
a) Ekuitas awal
b) Surplus & Defisit Tahun Lalu
c) Surplus & Defisit Tahun Berjalan
d) Ekuitas Donasi
b. Ekuitas Terikat Temporer
a) Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu;
b) Investasi untuk jangka waktu tertentu;
c) Dana yang penggunaanya ditentukan selama periode tertentu dimasa
depan;
d) Dana untuk memperoleh aset tetap.
c. Ekuitas Terikat Permanen
a) Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan
tertentu dan tidak untuk dijual
b) Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan
secara permanen. 78
BAB V
LAPORAN OPERASIONAL
1. PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:
a. Pendapatan Usaha dan Jasa Layanan
b. Pendapatan Usaha Lainnya
c. Hibah
d. Pendapatan APBN/D
e. Pendapatan Lain-lain Diluar Usaha
f. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar
g. Pendapatan dan Kejadian Luar Biasa

79
2. BIAYA
Biaya BLUD rumah sakit diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Biaya Layanan
b. Biaya Umum dan Administrasi
c. Biaya Lain-lain (Non Operasional)
d. Rugi Penjualan Aset Non Lancar
e. Biaya dan Kejadian Luar Biasa

80
3. PENDAPATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan lain-lain meliputi antara lain:
a. Pendapatan jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh dari
simpanan dana rekening giro BLUD rumah sakit yang bukan
merupakan portofolio investasi;
b. Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang diperoleh
dari bunga deposit dana BLUD rumah sakit yang bukan
merupakan portofolio investasi;
c. Pendapatan investasi;
d. Pendapatan royalti;
e. Keuntungan penjualan aset tetap;
f. Keuntungan selisih kurs;
g. Pendapatan sewa yang bersifat insidentil;
h. Pendapatan klaim asuransi kerugian; dan
i. Pendapatan denda kontrak kerja adalah pendapatan berupa uang
denda yang diperoleh BLUD rumah sakit dari pihak lain atas
kelalaian pelaksanaan kontrak kerja.
81
4. BIAYA NON OPERASIONAL
Biaya lain-lain antara lain terdiri dari:
a. Beban bunga (pendanaan);
b. Kerugian selisih kurs;
c. Rugi penjualan aset tetap; dan
d. Beban Penghapusan Persekot

82
BAB VI
LAPORAN ARUS KAS
1. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas dari BLUD rumah
sakit melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi, maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
2. Ruang Lingkup
BLUD rumah sakit harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari yang tidak
terpisahkan (integrated) dengan laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan.

83
3. Definisi
a. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka sangat pendek dan yang
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan;
b. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas;
c. Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan BLUD rumah sakit (principal revenue-
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan;
d. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas;

84
4. Dasar Pengaturan
a. Pelaporan arus kas untuk aktivitas operasional
rumah sakit menggunakan metode langsung (direct
method).
b. PSAK 2 paragraf 51
c. PSAK 2 paragraf 52
d. PSAK 2 paragraf 54
e. PSAK 2 paragraf 56
f. PSAK 2 paragraf 57
g. PSAK 2 paragraf 59
h. PSAK 2 paragraf 60
i. PSAK 2 paragraf 61
j. PSAK 2 paragraf 62
k. PSAK 2 paragraf 64

85
5. Penjelasan Penyusunan
a. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan
dalam aset bersih rumah sakit, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solva¬bilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang.
b. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan rumah sakit
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future
cash flows) dari berbagai rumah sakit.
c. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu,
informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari
taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan
dalam menentukan hubungan profitabilitas dan arus kas bersih
serta dampak perubahan harga.
d. Rumah sakit menyajikan arus kas dari aset operasional,
inves¬tasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai
dengan bisnis rumah sakit.

86
BAB VII
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
1. Pengertian
Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai
gambaran umum rumah sakit, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan
pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
2. Dasar Pengaturan
PSAK 1 paragraf 10 j. PSAK 1 paragraf 72
a. PSAK 1 paragraf 17 k. PSAK 1 paragraf 69
b. PSAK 1 paragraf 28 l. PSAK 1 paragraf 74
c. PSAK 1 paragraf 30 m. PSAK 1 paragraf 75
d. PSAK 1 paragraf 36 PSAK 1 paragraf 76
e. PSAK 1 paragraf 40
f. PSAK 1 paragraf 53
g. PSAK 1 paragraf 58
h. PSAK 1 paragraf 63
87
i. PSAK 1 paragraf 65
3. Urutan penyajian
disajikan dengan urutan sebagai berikut:
a. Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Perda APBD;
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;
c. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan
kebijakan akuntansi yang diterapkan;
d. Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan sesuai
urutan sebagaimna pos-pos tersebut disajikan dalam
laporan keuangan dan urutan penyajian komponen
laporan keuangan; dan
e. Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual
atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya
dengan penerapan basis kas, untuk rumah sakit
yang menggunakan basis akrual;
f. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen,
gambaran umum rumah sakit, dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat88
non keuangan.
4. Struktur CaLK
a. Pendahuluan
b. Kebijakan Akuntansi
c. Penjelasan Pos – Pos Laporan Keuangan
d. Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya

89
BAB VIII
BAGAN PERKIRAAN STANDAR
1. Struktur Laporan Keuangan
Struktur laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dapat dibedakan menjadi lima tingkat:
a. Komponen laporan keuangan merupakan klasifikasi
menurut tujuan informasi yang akan disampaikan kepada
pemakai
b. Unsur laporan keuangan merupakan klasifikasi menurut
kelompok besar karakteristik ekonominya
c. Kelompok pos laporan keuangan merupakan klasifikasi
yang menggambarkan pos-pos yang memiliki karakteristik
ekonomi sejenis.
d. Pos laporan keuangan merupakan klasifikasi yang
menggambarkan sub-klasifikasi yang memiliki sifat dan
fungsi sejenis.
e. Akun laporan keuangan merupakan sub-klasifikasi dari
pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan.

90
2. Sistematika Penomoran Kode

1. Digit pertama menggambarkan klasifikasi unsur laporan keuangan,


terdiri
dari:
1 Aset
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Biaya

2. Digit kedua menggambarkan klasifikasi kelompok pos laporan


keuangan
sampai dengan 9 sub klasifikasi, misalnya :
1 Aset
11 Aset Lancar
12 Investasi Jangka Panjang
13 Aset Tetap

91
3. Digit ketiga menggambarkan klasifikasi pos laporan keuangan
sampai dengan 9 sub klasifikasi, misalnya :
1 Aset
11 Aset Lancar
111 Kas dan Setara Kas
112 Investasi Lancar
113 Piutang Pelayanan

4. Digit keempat dan kelima menggambarkan klasifikasi akun


laporan
keuangan sampai dengan 99 sub klasifikasi, misalnya :
1 Aset
11 Aset Lancar
111 Kas dan Setara Kas
11101 Kas di Bendahara Penerimaan
11102 Kas di Bendahara Pengeluaran

92
5. Digit keenam dan ketujuh menggambarkan klasifikasi sub akun laporan
keuangan
sampai dengan 99 sub klasifikasi, misalnya :
1 Aset
11 Aset Lancar
114 Persediaan
11401 Persediaan Barang Farmasi
1140101 Persediaan Injeksi
1140102 Persediaan Tablet
1140103 Persediaan Sirup/Tetes
1140104 Persediaan Obat dan bahan medis habis
1140105 Persediaan Narkotika/Psikotropika
1140106 Persediaan Radiologi (Bahan & Alat)
1140107 Persediaan Gigi (Bahan & Alat)

6. Digit kedelapan dan kesembilan menggambarkan klasifikasi sub-sub akun


laporan
keuangan sampai dengan 99 sub klasifikasi, misalnya:
1 Aset
11 Aset Lancar
114 Persediaan
11401 Persediaan Barang Farmasi
1140101 Persediaan Injeksi 93
114010101 Persediaan Alat Injeksi A
4. Daftar Kode Perkiraan
Kode Akun Nama Akun

1 ASET
11 ASET LANCAR
111 Kas dan Setara Kas
11101 Kas
1110101 Kas di Bendahara Penerimaan
1110102 Kas di Bendahara Pengeluaran
11102 Bank
113010101 Piutang Pasien Umum
1130102 Piutang Pasien Jaminan
113010201 Piutang Pasien ASKES
113010202 Piutang Pasien JAMKESMAS
113010203 Piutang Pasien JAMKESDA
113010204 Piutang Pasien JAMPERSAL
11302 Piutang Lain-lain
1130201 Piutang Karyawan
1130202 Piutang Sewa
11303 Penyisihan Kerugian Piutang
1130301 Penyisihan Kerugian Piutang

94
BAB IX
ILUSTRASI JURNAL
1. KAS / BANK

1.1. Pada saat penerimaan kas:

Db. Kas / Bank


Kr. Pendapatan Pelayanan
Kr. Piutang
Kr. Akun yg dituju lainnya

1.2. Pada saat penggunaan kas dan setara kas

Db. Aset lain


Db. Hutang

Db. Biaya yang dikeluarkan


Db. Akun yang dipengaruhi
Kr. Kas / Bank

95
2. INVESTASI JANGKA PENDEK
2.1. Pada saat penempatan dana:

Db. Investasi Jangka Pendek


Kr. Kas dan Setara Kas

2.2. Pada saat pengakuan pendapatan bunga, jika dana sudah diterima:

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Pendapatan Bunga

2.3. Pada saat pengakuan pendapatan bunga, jika dana belum diterima tunai:

Db. Piutang Bunga


Kr. Pendapatan Bunga

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Piutang Bunga

2.4. Pada saat penerimaan dana (pencairan) dari bank:

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Investasi Jangka Pendek

96
3. PIUTANG

3.1. Pada saat jasa diberikan untuk semua pasien (


Pasien Umum dan atau Pasien Jaminan) :

Db. Piutang Pasien dalam perawatan (Umum atau


Jaminan)
Kr. Pendapatan Pelayanan

3.2. Pada saat pasien Pulang dan selesai diberikan


pelayanan (menggunakan layanan Jaminan)

Db. Piutang Pasien Umum


Kr. Piutang Pasien Jaminan (jaminan sosial, jaminan
perusahaan, piutang asuransi atau jaminan perorangan)

97
3.3. Pada saat menerima pembayaran :

3.3.1. Jika pasien pulang langsung membayar (lanjutan dari No 1)

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Piutang Pasien Umum

3.3.2. Jika pasien pulang belum membayar dan pelunasan


piutangnya dilakukan kemudian, jurnal pada saat menerima
pembayaran adalah:

Db. Kas dan Setara Kas


Kr . Piutang Pasien Jaminan (jaminan sosial, jaminan
perusahaan, piutang asuransi atau jaminan perorangan)

3.4. Pada saat melakukan penyisihan kerugian piutang:

Db. Biaya Penyisihan Kerugian Piutang Pelayanan


Kr. Penyisihan Kerugian Piutang Pelayanan

98
3.5. Pada saat penghapusan piutang:

Db. Penyisihan Kerugian Piutang Pelayanan


Kr. Piutang Pasien Jaminan (jaminan sosial,
jaminan perusahaan, piutang asuransi atau jaminan perorangan)

3.6. Pada saat penerimaan pelunasan piutang pelayanan


yang telah dihapusbukukan:

Db. Piutang pelayanan


Kr. Penyisihan Kerugian Piutang Pelayanan

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Piutang pelayanan

99
4. PERSEDIAAN
4.1. Pada saat perolehan persediaan:

Db. Persediaan
Kr. Hutang

4.2. Pada saat melakukan pembayaran:

Db. Hutang
Kr. Kas

4.3. Pada saat pemakaian untuk pelayanan:

4.3.1. Pemakaian pelayanan:

Db. Biaya Persediaan Terkait ( Barang farmasi, Bahan Laboratorium, barang gizi, dll)
Kr. Persediaan

4.3.2. Pemakaian non pelayanan:

Db. Biaya pemakaian persediaan Non pelayanan (ATK, Perlengkapan Rumah RT)
Kr. Persediaan

100
4.4. Pada saat persediaan dijual dengan jasa pelayanan:

Db. Piutang Pelayanan


Kr. Pendapatan Jasa Layanan

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Piutang Pelayanan

Db. Biaya persedian terkait


Kr. Persediaan terkait

4.5. Barang Barang Kadaluarsa:

4.5.1. Pada saat Pemisahan barang kadaluarsa dengan persediaan


Db. Barang Kadaluarsa
Kr. Persediaan

4.5.2. Pada saat penghapusan barang kadaluarsa


Db. Biaya Kerugian Barang Kadaluarsa
Kr. Barang Kadaluarsa

4.5.3. Pada saat penggantian barang kadaluarsa ke suplier ( barang berbeda nilai sama)
Db. Persediaan
Kr. Barang Kadaluarsa

101
4.6. Pada saat terjadi penurunan nilai di
bawah biaya perolehan:

Db. Biaya Penurunan Nilai Persediaan


Kr. Selisih Penurunan Nilai Persediaan

4.7. Pada saat pemulihan:

Db. Selisih Penurunan Nilai Persediaan


Kr. Pendapatan Pemulihan Nilai Persediaan

102
5. UANG MUKA

5.3. Pada saat pembayaran Biaya dibayar di muka:

Db. Biaya Dibayar Di muka


Kr. Kas dan setara kas

5.4. Saat pembiayaan tahun berjalan:

Db. Biaya (akun terkait, misalnya sewa)


Kr. Biaya Dibayar di muka

103
1. ASET TETAP

1.1. Perolehan aset tetap dapat dilakukan melalui:

1.1.1. Pembelian aset tetap:

Db. Aset tetap


Kr. Kas dan Setara Kas / Hutang

1.1.2. Pembelian tanah:

Db. Tanah
Db. Biaya yang ditangguhkan-hak atas tanah
Kr. Kas dan Setara Kas / Hutang
104
1.1.3. Perolehan aset tetap sumbangan:

Db. Aset tetap


Kr. Aset Bersih

1.1.4. Pertukaran aset tetap:

Db. Aset tetap (baru)


Db. Akumulasi penyusutan
Kr. Aset tetap (lama)

(Dalam pertukaran aset tetap yang tidak sejenis dimungkinkan terjadi keuntungan atau kerugian pertukaran
aset tetap).

1.2. Sewa guna usaha (capital lease):

Db. Aset tetap-sewa guna usaha


Kr. Kewajiban-sewa guna usaha

1.3. Pembiayaan Penyusutan:

Db. Biaya Penyusutan


Kr. Akumulasi penyusutan aset tetap

1.4. Amortisasi Biaya yang ditangguhkan hak atas tanah:

Db. Biaya Amortisasi


Kr. Biaya yang ditangguhkan-hak atas tanah

105
1.5. Pada saat penghentian aset tetap (jika diasumsikan tidak ada
manfaat ekonomi yang diharapkan dari pelepasan di masa yang akan
datang dan rumah sakit mengalami kerugian):

Db. Akumulasi penyusutan


Db. Kerugian dari penghentian aset tetap
Kr. Aset tetap (harga perolehan)

1.6. Pada saat penjualan:

Db. Kas
Db. Akumulasi penyusutan
Kr. Aset tetap

(Dalam penjualan aset tetap dimungkinkan terjadi keuntungan atau


kerugian penjualan aset tetap. Jika hasil penjualannya laba, akun
laba/rugi penjualan dikredit. Sebaliknya, jika hasilnya rugi, akun
laba/rugi penjualan didebit).

106
2. ASET LAINNYA

2.1. Transaksi KSO dalam bentuk Bangun, Kelola, Serah (Build Operate Transfer/BOT):

2.1.1. Pada saat penyerahan hak pengelolaan atas aset dari rumah sakit

Db. Aset KSO


Kr. Aset Tetap

2.1.2. Pada saat penyertaan dana untuk membangun aset KSO:

Db. Penyertaan KSO


Kr. Kas/Hutang

2.1.3. Pada saat menerima bagian hasil dari KSO dan pelunasan penyertaan dana:

Db. Kas dan Setara Kas/PiHutang


Kr. Pendapatan KSO
Kr. Penyertaan KSO

2.1.4. Pada saat akhir konsesi/kontrak (penyerahan aset kepada RS):

Db. Aset Tetap (Nilai wajar aset KSO yang dibangun)


Kr. Pendapatan KSO

107
2.1.4. Pada saat akhir konsesi/kontrak (penyerahan aset kepada RS):

Db. Aset Tetap (Nilai wajar aset KSO yang dibangun)


Kr. Pendapatan KSO
Kr. Kas

2.1.5. Pada saat reklasifikasi aset rumah sakit yang diserahkan kembali dari pengelola KSO kepada
rumah sakit:

Db. Aset Tetap


Kr. Aset KSO

2.2. Transaksi KSO dalam bentuk Bangun, Serah, Kelola (Build Transfer Operate/BTO):

2.2.1. Pada saat penyerahan hak pengelolaan atas aset dari rumah sakit:

Db. Aset KSO


Kr. Aset Tetap

2.2.2. Pada saat penyertaan dana untuk membangun aset KSO:

Db. Penyertaan KSO


Kr. Kas/Hutang

2.2.3. Pada saat rumah sakit menerima aset KSO yang dibangun oleh investor:

Db. Aset KSO


Kr. Kewajiban Jangka Panjang KSO

108
2.2.4. Pada saat pembayaran bagian hasil KSO untuk investor:

Db. Kewajiban Jangka Panjang KSO


Kr. Kas dan Setara Kas

2.2.5. Pada saat akhir masa konsesi:

Db. Kewajiban Jangka Panjang KSO


Kr. Penyertaan KSO
Kr. Pendapatan KSO

2.2.6. Pada saat reklasifikasi aset rumah sakit yang digunakan


dalam KSO:

Db. Aset Tetap


Kr. Aset KSO

109
2.3. Aset Sewa

2.3.1. Pada saat perolehan:


Db. Aset Sewa
Kr. Hutang Sewa

2.3.2. Pada Saat Pembayaran:


Db. Utang Sewa
Db. Beban Bunga
Kr. Kas dan setara
Kas

2.3.3. Pada saat selesainya Kewajiban:


Db. Aset Tetap
Kr. Aset Sewa

110
2.4. Aset Tidak Berwujud

2.4.1. Pada saat pengeluaran untuk biaya pengembangan atau


mem¬peroleh aset tak berwujud:

Db. Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan


Db. Paten/Aset Tidak Berwujud
Kr. Kas dan Setara Kas

2.4.2. Pada saat amortisasi Biaya pengembangan yang


ditangguhkan:

Db. Biaya Pengembangan


Kr. Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan

2.4.3. Pada saat amortisasi aset tidak berwujud:

Db. Biaya Amortisasi Aset Tidak Berwujud


Kr. Aset Tidak Berwujud

111
1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

1.1. Hutang Usaha

1.1.1. Pada saat pengadaan persediaan:


Db. Persediaan
Kr. Hutang Usaha

1.1.2. Pada saat pelunasan hutang usaha:

Db. Hutang usaha


Kr. Kas

1.2. Pendapatan diterima di Muka

1.2.1. Uang Muka Pasien


1.2.1.1. Penerimaan uang muka pasien:
Db. Kas dan setara kas
Kr. Uang Muka Pasien

1.2.1.2. Pada saat pelunasan uang muka pasien:


Db. Uang Muka Pasien
Kr. Pendapatan rawat Inap

112
1.2.2. Pendapatan Sewa
1.2.2.1. Pada saat penerimaan pendapatan sewa:

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. Pendapatan diterima di muka

1.2.2.2. Pada saat penyerahan jasa pelayanan:

Db. Pendapatan diterima di muka


Kr. Pendapatan Pelayanan

1.3. Hutang Biaya

1.3.1. Pada saat pengakuan Biaya yang masih harus dibayar:

Db. Biaya gaji, iuran jamsostek dan dana pensiun


Db. Biaya Langganan/Tagihan
Kr. Biaya yang masih harus dibayar

1.3.2. Pada saat pelunasan:

Db. Biaya yang masih harus dibayar


Kr. Kas

113
1.5. Hutang Pajak

1.5.1. Pada saat pengakuan hutang pajak untuk:

1.5.1.1. PPh pasal 21 dan 23

Db. Biaya yang Terkait


Kr. Hutang Pajak
Kr. Kas dan Setara Kas

1.5.1.2. PPh Pasal 29

Db. Pajak PPh Badan


Kr. Uang Muka PPh Pasal 25
Kr. Hutang PPH Pasal 29

1.5.1.3. PPN pungutan pada saat melakukan pembelian:

Db. Biaya yang Terkait


Kr. PPN atas Barang dan Jasa
Kr. Kas dan Setara Kas

1.5.1.4. PPN pada saat penjualan/sewa:

Db. Kas dan Setara Kas


Kr. PPN Keluaran
Kr. Pendapatan Sewa

114
1. Pada saat Penetapan Kekayaan awal berdirinya BLUD:
Db. Aset Lancar
Db. Aset Tetap
Db. Aset Lain - Lain
Kr. Kewajiban
Kr. Ekuitas (ekuitas Awal)

2. Pada saat diterima bantuan hibah berupa ASET:


Db. Kas / Setara Kas
Db. Persediaan
Db. Aset Tetap
Kr. Ekuitas Donasi

3. Pada saat penghasilan dan sumbangan ditutup Ekuitas:


Db. Pendapatan Usaha rawat Jalan
Db. Pendapatan Usaha rawat Inap
Db. Pendapatan Usaha rawat Darurat
Kr. Ekuitas (Surplus defisit tahun berjalan 115
4. Pada saat beban dan kerugian ditutup ke Ekuitas :
Db. Ekuitas (Surplus defisit tahun
berjalan
Kr. Beban Pelayanan
Kr. Beban Umum dan administrasi
Kr. Beban Lainnya
Kr. Beban Lainnya

5. Pada saat Keuntungan / kerugian lain – lain


ditutup Ekuitas:
Db. Keuntungan Lain - lain
Kr. Ekuitas (Surplus defisit tahun
berjalan)
Dr. Ekuitas (Surplus defisit tahun
berjalan)
116
Kr. Kerugian Lain - lain
1. PENDAPATAN OPERASIONAL

1.1. Pada saat pengakuan penghasilan:


Db. Kas dan setara kas
Db. Piutang pelayanan
Kr. Pendapatan operasional rawat jalan
Kr. Pendapatan operasional rawat inap
Kr. Pendapatan operasional penunjang
Kr. Pendapatan operasional pelayanan pasien
lainnya

1.2. Pada saat pemberian keringanan/ditetapkannya


pengurang pen¬dapatan operasional:
Db. Pengurangan pendapatan operasional pelayanan pasien
Kr. Piutang pelayanan

117
2. PENDAPATAN LAIN - LAIN

2.1. Pada saat pengakuan dan penerimaan:


Db. Kas dan Setara Kas
Kr. Pendapatan Lain-lain

2.2. Pada saat akhir periode untuk pendapatan yang masih harus diterima:
Db. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Kr. Pendapatan Lain-lain

2.3. Pada saat kas diterima di muka:


Db. Kas dan Setara Kas
Kr. Pendapatan lain-lain diterima di muka

2.4. Pada akhir periode untuk pendapatan yang diterima di muka:


Db. Pendapatan Lain-lain diterima di muka
Kr. Pendapatan lain-lain

118
1. BIAYA OPERASIONAL

1.1. Bahan langsung - Pada saat penggunaan


bahan langsung:
Db. Biaya pelayanan pasien – Biaya bahan
farmasi
Kr. Persediaan farmasi

1.2. Tenaga kerja langsung - Pada saat


pembayaran jasa dokter:
Db. Biaya jasa rumah sakit- Biaya jasa dokter
Kr. Kas/Biaya yang masih harus
dibayar
Kr. Hutang Pajak (PPh 21)

119
1.3. Biaya Tidak Langsung

1.3.1. Pada saat pengakuan penyusutan alat-alat medis:


Db. Biaya pelayanan pasien – Biaya
penyusutan alat medis
Kr. Akumulasi penyusutan aset
tetap

1.3.2. Pada saat pengakuan Biaya-Biaya:


Db. Biaya pelayanan pasien - Biaya energi dan
komunikasi
Kr. Kas/Biaya yang masih harus dibayar

1.3.3. Proses pembayaran dilakukan di awal:

1.3.3.1. Pada saat realisasi pembayaran operasional:


Db. Biaya dibayar di muka
Kr. Kas dan Setara
Kas

1.3.3.2. Pada saat penyesuaian di akhir periode pelaporan:


Db. Biaya umum dan administrasi
Kr. Biaya dibayar di
muka

120
1.3.3.3. Proses pembayaran dilakukan setelah manfaat diterima (akhir periode):

1.3.3.3.1. Pada saat manfaat diterima:


Db. Biaya umum dan administrasi
Kr. Hutang
yang terkait

1.3.3.3.2. Pada saat pelunasan:


Db. Hutang yang terkait
Kr. Kas dan
Setara Kas

1.3.3.4. Proses pengalokasian Biaya penyusutan:


Db. Biaya Umum dan Administrasi
Kr. Akumulasi
Penyusutan

1.3.3.5. Proses penyisihan kerugian piutang:


Db. Biaya penyisihan kerugian piutang
Kr. Penyisihan kerugian
piutang

1.3.3.6. Proses pembentukan Biaya estimasian:


Db. Biaya Estimasian
Kr. Kewajiban estimasian

121
BAB X
ILUSTRASI FORMAT LAPORAN
KEUANGAN RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER TAHUN 2010 DAN 2011

Uraian TAHUN TAHUN KENAIKAN(PENURUNAN)


%
2010 2011 JUMLAH
I Aset
A Aset Lancar
1) Kas dan Setara Kas
2) Investasi Jangka Pendek
3) Piutang Usaha
4) Piutang Lain-lain
5) Persediaan
6) Uang Muka
7) Biaya Dibayar Dimuka
Jumlah Aset Lancar

B Aset Tetap
1) Tanah
2) Gedung dan Bangunan
3) Peralatan dan Mesin
3) Jalan, Jaringan dan Instalasi
4) Aset Tetap Lainnya
Jumlah Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset Tetap

C Aset Lain-Lain
1) Aset Tidak Berwujud
2) Aset KSO
3) Aset Sewa
3) Aset Lainnya
Jumlah Aset Tetap

JUMLAH ASET

II Kewajiban
A Kewajiban Jangka Pendek
1) Hutang Usaha
2) Hutang Pajak
3) Biaya Yang Masih Harus Dibayar 122
4) Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN OPERASIONAL
TAHUN 2010 DAN 2011

KENAIKAN(PENURUNA
TAHUN TAHUN N)
KETERANGAN %
2010 2011 JUMLAH
PENDAPATAN
A OPERASIONAL
Pendapatan Usaha dari
I Jasa Layanan
a Pendapatan Rawat Jalan
b Pendapatan Rawat Inap
c Pendapatan IGD
d Pendapatan ICU
Pendapatan Penunjang
e Medik
f Pendapatan Elektromedik
g Pendapatan Farmasi
h Pendapatan Rekam Medik
Pendapatan Usaha Lain-
i lain
Jumlah Pendapatan Usaha

II Pendapatan Hibah
a Terikat
b Tidak terikat
Jumlah Hibah

II
I Pendapatan dari APBN
a Operasional

Jumlah

V
I Pendapatan dari APBD
Operasional (barang dan
a jasa)
b Gaji dan Tunjangan
Jumlah
Jumlah Pendapatan
Operasional

B BIAYA OPERASIONAL

123
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN 2010 DAN 2011

TAHUN TAHUN KENAIKAN(PENURUNAN)


KOMPONEN %
2010 2011 JUMLAH
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
I OPERASIONAL
Penerimaan Usaha dari Jasa
1 Layanan
2 Penerimaan Hibah
3 Penerimaan APBN
4 Penerimaan APBD
Penerimaan dari
5 Piutang/tagihan
6 Penerimaan Non Operasional
7 Pengeluaran Operasional
Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasional

II ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


1 Hasil Penjualan Aset Tetap
2 Hasil Penjualan Aset Lain-lain
3 Hasil Investasi
4 Perolehan Aset Tetap
5 Pembelian Investasi
Arus Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas Investasi

III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


1 Tambahan Ekuitas
2 Penerimaan Hibah
3 Penerimaan APBN
4 Penerimaan APBD
5 Perolehan Pinjaman
6 Pembayaran Pinjaman
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS


KAS DAN SETARA KAS AWAL
JUMLAH SALDO KAS

124
SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN
Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Semester I Tahun Anggaran 2012 ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.
BAB II UMUM
2.1. Sejarah
2.2. Visi dan Misi
2.3. Tujuan
2.4. Produk dan Layanan
2.5. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas
2.6. Sumber Daya Manusia (SDM)

125
BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI

3.1. Entitas Pelapor Keuangan Daerah


3.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan
3.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan
Keuangan
3.3.1. Pengakuan Pendapatan dan Beban
3.3.2. Kas dan Setara Kas
3.3.3. Piutang Usaha
3.3.4. Persediaan
3.3.5. Properti Investasi
3.3.6. Aset Tetap
3.3.7. Aset Lain-lain
3.3.8. Hutang Usaha
3.3.9. Hutang Pajak
3.3.10. Biaya Yang Masih Harus Dibayar
3.3.11. Ekuitas
3.4. Penerapan kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan
yang ada dalam standar Akuntansi Pemerintahan.

126
BUKU 2
1. SOP Pendapatan
2. SOP Pengelolaan Kas
3. SOP Pengelolaan Piutang
4. SOP Pengadaan
5. SOP Pengelolaan Hutang
6. SOP Pengelolaan Inventaris
7. SOP Penggajian
8. SOP Pendanaan & Investasi

127
CONTOH SISTEMATIKA SOP

Perencan Operasional Keuangan Akuntans Pelaporan


aan i

Renstra Pendapatan Realisasi Laporan


Pemasukan/ Kas Keuangan
Kas Masuk
Pengadaan
RBA LRA

Realisasi
Penggajian Pengeluaran
RKAT Kas/Realisasi Rekonsiliasi
Belanja
Persedia
an Penyesuaian

Non Kas
Aktiva Tetap

128
PENULISAN SOP

• Kop/Kepala
1. Tujuan
2. Ruang
Lingkup
3. Unit Terkait
4. Dokumen
5. Istilah
6. Referensi
7. Kebijakan
8. Prosedur
129
CONTOH Format SOP

130
CONTOH Format SOP

131
CONTOH JUKLAK – LAMPIRAN SOP

132
CONTOH JUKLAK – LAMPIRAN
SOP

133
CONTOH JUKLAK – Ketentuan

134
CONTOH Lampiran SOP -CHECKLIST

135
CONTOH CHECKLIST

136
CONTOH PLAFON OTORISASI

137
SIMBOL

138
SIMBOL

139
SIMBOL

140
TIPS PEMBUATAN FLOWCHART
1. Identifikasi unit-unit yang terlibat
2. Identifikasi urut-urutan langkah
3. Identifikasi titik mulai dan berakhir (Start /
End)
4. Identifikasi dokumen-dokumen yang
digunakan
5. Identifikasi alternatif langkah/ ketentuan
6. Gambarkan draft awal
7. Diskusikan dengan anggota team dan
pelaksana
8. Langkah-langkah yang butuh penjelasan
dibuat Juklak/Checklist
141
2.II.1. A. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN USAHA DARI JASA LAYANAN PENDIDIKAN BLU- Billing dari Universitas

BAUK BAUK
BENDAHARA PENERIMAAN
BAA (PKPPB- Fungsi Verifikasi/
BLU - UNDIP
BANK PERSEPSI PENYETOR (PKPPB-Fungsi
Pembuatan Dokumen) Akuntansi)

Mulai
DATA
STATUS
DATA 3a
LAINNYA
MAHASISWA UANG
A SLIP SETOR
BANK BILLING/
SLIP SETOR BANK 3c DOKUMEN
2a SEJENIS
2b 4a
DATA STATUS
MAHASISWA
MEMBUATKAN
BILLING
REKENING MENERIMA UANG
DAN
3b 6a BILLING/DOK
SEJENIS
KORAN
2d.i 3d MENGOTORISASI
MENERIMA REKENING
1a BILLING/
BILLING DAN KORAN
2c DOKUMEN
MEMBAYAR Rekapitulasi per
SEJENIS
BILLING/DOKUMEN 2d.ii TAGIHAN rincian obyek

VERIFIKASI
SEJENIS
2 rangkap
3e penerimaan

4b
Rekapitulasi 5a Memverifikasi
1b Penerimaan per dan membuat 6b
SLIP SETOR BANK
rincian obyek rekapitulasi Jurnal
DATA STATUS penerimaan per
MAHASISWA REKENING
KORAN
rincian obyek 3f
4c
5b 4d Rekapitulasi A BUKU
Penerimaan per BESAR
memverifikasi
rincian obyek
tidak
5c REKENING 6c
ya sah KORAN
5d
LAPORAN

Membuat
SPTP Diotorisasi oleh
SPTP Kuasa
Otorisator BLU
Rekapitulasi Selesai
Penerimaan per
Diverifikasi rincian obyek
kelengkapa 5h
nnya REKENING
KORAN
5e,5f,5g

142
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Bendahara Pelaksana Pelaksana
Pelaksana Bendahara Pelaksana
Pengeluaran Penatausahaan Unit / Penatausahaan Unit /
Penatausahaan Pengeluaran Penatausahaan
Pembantu Subsatker BLU BANK PERSEPSI Subsatker BLU
(PKPPUB)- Fungsi BLU (PKPPB)- BLU - UNDIP BLU (PKPPB)- (PKPPUB)- Fungsi
( Unit /Subsatker
pembuat dokumen verifikator akuntansi Verifikasi
BLU)
(BAUK) (BAUK)

Mulai 4a 5a SPM-UP Rekening 8a Rekening


SPP-UP 2a 6a Koran unit/
(3 rangkap) (1 rangkap) 9 Koran subsatker
SP2D-UP BLU BLU
SPM-UP (3 rangkap) SP2D-UP SP2D-UP
KEPUTUSAN (2 rangkap) (1 rangkap) (1 rangkap)
REKTOR TTG Membuat dan
SPP-UP menanda-
BESARAN UP tangani SP2D Melakukan
tdk Lengkap & (1 rangkap) nomor urut
2b tercetak dan
Verifikasi
Benar
1a 2d berhologram SP2D dan
6b meneliti Jurnal
ya
5b Pengesahan oleh Arsip
2c PKPPB-Fungsi
kelengkapan 8b
Membuat KEPUTUSAN 5c Verifikasi
urut
SPP-UP REKTOR TTG tgl
BUKU
Membuat
BESARAN UP 5eiii Realisasi
BESAR
SPM-UP SP2D-UP dan
1b 1c SP2D-UP
bayar melalui
6c transfer
4b (5 rangkap)
5d rekening bank
SPP-UP Otorisasi oleh LAPORAN
(3 rangkap) Kuasa otorisator Memverifikasi
SPM dan PPKB SPM-UP
memberi stempel (1 rangkap) 6d SP2D-UP
2e (2 rangkap)
SPM-UP serta tandatangan
persetujuan Stempel lunas konsolidasi
(4 rangkap)
3b bayar
penerbitan SP2D 5ei
SPM-UP 3a SPP-UP pada dok SPM

(3 rangkap) (3 rangkap)
4c 5eii 6e
Rekening selesai
SPM-UP Koran
SPP-UP (2 rangkap) Arsip BLU
(2 rangkap) urut
Register tgl
Arsip SPP-UP
urut (1 rangkap) 6f Rekening
Tgl(1 Koran unit/
3c 2g subsatker
Arsip 3d rangkap)
BLU
urut
tgl 2f 4d
Arsip DITERIMA OLEH
BENDAHARA
Arsip
urut
6g
Register
7b
urut
PENGELUARAN
7a tgl 7c
SP2D-UP tgl
PEMBANTU
(1 rangkap)

143
2.II.1. B. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN USAHA DARI JASA LAYANAN PENDIDIKAN BLU- Billing dari Unit
UNIT BAUK
BIDANG (PKPPUB-Fungsi BENDAHARA PENERIMAAN
Verifikasi/ Pembuat PEMBANTU UNIT-BLU
BANK PERSEPSI PENYETOR (PKPPB-Fungsi
AKADEMIK UNIT
Dokumen) Akuntansi)
DATA
Mulai STATUS
DATA
LAINNYA
3a
MAHASISWA UANG
A SLIP SETOR
BILLING/
SLIP SETOR BANK
BANK
3c DOKUMEN
2a 2b 4a SEJENIS
DATA STATUS
MAHASISWA
MEMBUATKAN REKENING MENERIMA UANG
DAN
3b 6a BILLING/DOK
BILLING SEJENIS
2d i KORAN MENGOTORISASI

BILLING/
3d MENERIMA REKENING
1a 2c DOKUMEN
BILLING DAN KORAN
MEMBAYAR Rekapitulasi per
SEJENIS rincian obyek
BILLING/DOKUMEN TAGIHAN
VERIFIKASI
SEJENIS 2d ii penerimaan
2 rangkap
3e
4b
Rekapitulasi 5a Memverifikasi
Penerimaan per dan membuat SLIP SETOR BANK
rincian obyek rekapitulasi 6b Jurnal
DATA STATUS
MAHASISWA penerimaan per
REKENING
rincian obyek
KORAN
4c 3f
1b 5b Rekapitulasi BUKU
4d Penerimaan per BESAR
memverifikasi
BAA rincian obyek
tidak
5d 5c A
REKENING 6c
ya sah
KORAN
LAPORAN

Membuat
SPTP Diotorisasi oleh
SPTP Kuasa
Otorisator BLU
Diverifikasi Rekapitulasi Selesai
kelengkapa Penerimaan per
nnya oleh rincian obyek
PKPPB 5h
(fungsi REKENING
verifikasi) KORAN

5e,5f,5g

144
2.II.2.PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN HIBAH
PKPPB – Fungsi
Bendahara Penerimaan Bank PKPPUB – Fungsi
Bidang kerja sama Verifikasi/Pembuatan Verifikasi dan Pembuatan PKPPB fungsi akuntansi
Pembantu Unit-Blu Persepsi
dokumen Dokumen.

Mulai
3f 4a Rekening
Perjanjian Hibah Yang Menerima tranfer dana Koran
Rekening
Sah dari pemberi hibah Rekapitulasi
Koran Perjanjian Hibah
Penerimaan per Rekapitulasi per
rincian obyek Yang Sah
rincian obyek
Perjanjian Hibah 2b 3a
penerimaan

2a Rekapitulasi Rekening
4b
dana Penerimaan per Koran
rincian obyek jurnal
1a Rekening
Koran
3g 4c
Verifikasi
perjanjian
hibah Verifikasi
3b Verifikasi &
BUKU
BESAR
memverifikasi pengesahan

4d
tdk 2c
disetujui tdk tdk ya LAPORAN
Mencocokkan dan mencatat Rekening
sah Sah
dalam BKU serta membuat Koran
1b 1c rekapitulasi penerimaan per 3h 3i
Dikembali ya
kan ke
rincian obyek 3c
ya
pihak
calon
3d
Otorisasi oleh
pemberi pejabat yang Selesai
hibah berwenang
Buku Kas
Umum (BKU)

Rekapitulasi
2e
Penerimaan per 3e
rincian obyek
Perjanjian Hibah Yang
Sah Rekapitulasi
2d
Penerimaan per
rincian obyek
1d
Rekening
Koran

145
2.II.3.PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN DARI KERJASAMA
UNIT BAUK BAUK
BENDAHARA PENERIMAAN (PKPPUB- Fungsi PKPPB- Fungsi
Bidang Kerjasama PEMBANTU UNIT-BLU
Bank Persepsi Verifikas/Pembuatan Verifikas/Pembuatan
(PKPPB-Fungsi
Dokumeni) Dokumen) Akuntansi)

Mulai 7a
Perjanjian 3a Menerima tranfer 5b Rekening
Kerjasama Yang
4a dana dari pihak yg
Rekening
Koran
Koran Rekapitulasi
Sah bekerjasama Rekapitulasi per Perjanjian
Penerimaan per rincian obyek kerjasama
Perjanjian rincian obyek penerimaan
Yang Sah
1a kerjasama 6a
Rekapitulasi Rekening
dana Penerimaan per Koran
Rekening rincian obyek jurnal
3d 5a
Koran
3b 6b
Verifikasi
perjanjian Verifikasi & 7b BUKU
1b kerjasama Verifikasi
pengesahan BESAR

memverifikasi

4b 5c
1c tdk ya
Mencocokkan dan tidak
LAPORAN
Dikembali disetujui
kan ke mencatat dalam BKU ya 6d
pihak serta membuat Rekening
rekapitulasi penerimaan sah Sah
calon Koran
per rincian obyek 3e ya
pemberi
Menerima 6c Selesai
hibah
dokumen 3c 4e tidak
2a kerjasama
4c Buku Kas
Umum 5d
(BKU)
Mengotorisasi 5e
dan Rekapitulasi
2b menerbitkan Penerimaan per
dokumen rincian obyek
yang sah
4d

Perjanjian
Kerjasama Yang
Sah Rekapitulasi
Penerimaan per
rincian obyek
2c 2e
2d
Rekening
1 Koran
rangkap
2f

146
2.II.4.PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN UANG PERSEDIAAN KE UNIT /SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-RBA -PNBP

Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan


Bendahara Pelaksana Pelaksana
Pelaksana Bendahara Pelaksana
Pengeluaran Penatausahaan Unit / Penatausahaan Unit /
Penatausahaan Pengeluaran Penatausahaan
Pembantu Subsatker BLU BANK PERSEPSI Subsatker BLU
(PKPPUB)- Fungsi BLU (PKPPB)- BLU - UNDIP BLU (PKPPB)- (PKPPUB)- Fungsi
( Unit /Subsatker
pembuat dokumen verifikator akuntansi Verifikasi
BLU)
(BAUK) (BAUK)

Mulai 4a 5a SPM-UP Rekening 8a Rekening


SPP-UP 2a 6a Koran unit/
(3 rangkap) (1 rangkap) 9 Koran subsatker
SP2D-UP BLU BLU
SPM-UP (3 rangkap) SP2D-UP SP2D-UP
KEPUTUSAN (2 rangkap) (1 rangkap) (1 rangkap)
REKTOR TTG Membuat dan
SPP-UP menanda-
BESARAN UP tangani SP2D Melakukan
tdk Lengkap & (1 rangkap) nomor urut
2b tercetak dan
Verifikasi
Benar
1a 2d berhologram SP2D dan
6b meneliti Jurnal
ya
5b Pengesahan oleh Arsip
2c PKPPB-Fungsi
kelengkapan 8b
Membuat KEPUTUSAN 5c Verifikasi
urut
SPP-UP REKTOR TTG tgl
BUKU
Membuat
BESARAN UP 5eiii Realisasi
BESAR
SPM-UP SP2D-UP dan
1b 1c SP2D-UP
bayar melalui
6c transfer
4b (5 rangkap)
5d rekening bank
SPP-UP Otorisasi oleh LAPORAN
(3 rangkap) Kuasa otorisator Memverifikasi
SPM dan PPKB SPM-UP
memberi stempel (1 rangkap) 6d SP2D-UP
2e (2 rangkap)
SPM-UP serta tandatangan
persetujuan Stempel lunas konsolidasi
(4 rangkap)
3b bayar
penerbitan SP2D 5ei
SPM-UP 3a SPP-UP pada dok SPM

(3 rangkap) (3 rangkap)
4c 5eii 6e
Rekening selesai
SPM-UP Koran
SPP-UP (2 rangkap) Arsip BLU
(2 rangkap) urut
Register tgl
Arsip SPP-UP
urut (1 rangkap) 6f Rekening
Tgl(1 Koran unit/
3c 2g subsatker
Arsip 3d rangkap)
BLU
urut
tgl 2f 4d
Arsip DITERIMA OLEH
BENDAHARA
Arsip
urut
6g
Register
7b
urut
PENGELUARAN
7a tgl 7c
SP2D-UP tgl
PEMBANTU
(1 rangkap)
147
2.II.5.A.PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN UANG PERSEDIAAN OLEH UNIT/SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-PNBP-NON HONOR
Pejabat Keuangan Pelaksana Penerima Panjar Kerja /
PEJABAT TEKNIS Penatausahaan Unit/Subsatker BLU Pejabat Keuangan Kuasa Bendahara Pengeluaran Pembantu
(PKPPUB) – Fungsi Verifikasi dan Pembuat
Pihak Ketiga yang berhak
BLU Otorisator Unit/Subsatker BLU ( Unit /Subsatker BLU)
Dok. menerima pembayaran
Rencana NPPD Rekening Koran Kwitansi
MULAI 1 1
Anggaran Belanja (3 rangkap) Bank Unit
Satker BLU
sementara 5a
(TOR/dok.sejenis) (1 rangkap) 5d
2a DIPA-BLU uang cek
Mengisi brankas
RBA (saldo maks. 10 juta Kwitansi Kwitansi
1b Otorisasi
(3 rangkap) (3 rangkap)
NPPD dalam 1 hari)
Membuat rencana 3b
anggaran belanja Tersedia
untuk melaksanakan tidak anggaran
kegiatan 2b
2d BRANKAS Panjar
ya NPPD-otorisasi Kwitansi kerja
(3 rangkap) NPPD-otorisasi (2 rangkap)
1a 2c (1 rangkap) 4c ya
Rencana Membuat NPPD 3c
Anggaran Belanja dan memberi paraf ya
(TOR/dok.sejenis) bahwa telah diteliti 4a
kebenarannya pencairan Tanda Menandat
dlm 1 hari <5 tangan angani
juta lunas kwitansi
NPPD 4b bayar sementara
(3 rangkap) 3a tidak 5b
4d 5f
Kwitansi
Membuat Uang dan sementara
cek dan membuat Kwitansi (2 rangkap)
NPPD-otorisasi draft draft (2 rangkap)
(2 rangkap) kwitansi 4e kwitansi
2
3d Buku
BPP Menyelesaikan
register Kwitansi pekerjaan
(3 rangkap) Merekap
Pengesahan
Kwitansi pengelu
(3 rangkap)
SPJ UP/GU/TU
aran 5c Menandat
cek 4f uang
Memeriksa angani
Kwitansi dan kwitansi
(3 rangkap) memberi Rekapitulasi definitif
paraf Memberi Lengkap dan pengeluaran
setuju benar Kwitansi
bayar (3 rangkap)
5e
3
6b 5g
Kwitansi
6c Membuat
(3 rangkap)
Pengesahan dok.
Kwitansi register pengesahan
Pengesahan SPJ UP/GU/TU
(3 rangkap) SPJ UP/GU/
SPJ UP/GU/TU 1
TU
3 6a tgl
SELESAI Pengesahan
2 SPJ UP/GU/TU

148
2.II.5.B.PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN UANG PERSEDIAAN OLEH UNIT/SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-PNBP- PEMBAYARAN
HONORARIUM
Pejabat Keuangan Pelaksana Bendahara
Pejabat Keuangan Kuasa
Penatausahan Unit /Subsatker BLU Penerima Honor
Pejabat Teknis BLU (PKPPUB)- Fungsi Verifikasi &
Otorisator Unit/Subsatker Pengeluaran Pembantu Bank Persepsi
pemb. dokumen BLU ( Unit /Subsatker BLU)
5c 5d
MULAI
Rencana
NPPD NPPD 4a
2a (1 rangkap) (1 rangkap)
1a Anggaran Belanja
(TOR/dok.sejenis) Amprah Honor Amprah Honor
Membuat rencana
anggaran belanja Daftar Transfer Daftar Transfer
utk melaksanakan
3a
Amprah Honor 3c
kegiatan Amprah Honor
1b 6a
Menandatangani 7b
NPPD dan
Rencana
DIPA-BLU amprah honor 4d 6c Bukti Transfer 7a
Anggaran Belanja
RBA
(TOR/dok.sejenis)
tidak 3b Membuat daftar
Tersedia transfer
anggaran (2 rangkap) 6b
2c 7c
2b 2f Memverifikasi
2d ya dokumen dan Menerima bukti
Membuat (NPPD)
4c mengotorisasi transfer uang
transfer uang ke dan
dan memberi paraf Daftar Transfer 5a rek. penerima menandatangani
bahwa telah diteliti (2 rangkap)
amprah honor
kebenarannya
Amprah Honor

NPPD
(2 rangkap) Bukti Transfer
Amprah Honor Memberi
otorisasi
2e pembayaran dan
menandatangani 5b
daftar transfer 6d
Melalui BPP

Daftar Transfer 8a Daftar Transfer


Amprah Honor Amprah Honor
yg telah Daftar Transfer 8c yg telah
ditandatangani Amprah Honor Melalui BPP 7d ditandatangani
yg telah
ditandatangani

Memeriksa dan
menandatangani 8d
8b

SELESAI

149
2.II.6.PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN GANTI UANG PERSEDIAAN KE UNIT /SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-RBA
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Pejabat Keuangan
Pelaksana Bendahara Pelaksana Pelaksana
Bendahara Pengeluaran Pelaksana Penatausahaan
Penatausahaan BLU Penatausahaan BLU Penatausahaan Unit /
Pembantu Unit /Subsatker BLU
(PKPPB)- Fungsi
PengeluaranBLU - BANK PERSEPSI (PKPPB)- Fungsi Subsatker BLU
( Unit /Subsatker BLU) (PKPPUB)- Fungsi UNDIP
Verifikasi Akuntansi (PKPPUB)- Fungsi
pembuat dokumen
(BAUK) (BAUK) Verifikasi
Mulai
Rekpitulasi
pengeluaran Kwitansi definitif SPJ pengeluaran
11a
(2 rangkap) (2 rangkap) UP bulan lalu 3a 2 Pengesahan SPJ
Rekpitulasi SPJ pengeluaran
UP bulan lalu
(4 rangkap)
9a 10a SP2D GUP UP bulan lalu
pengeluaran
(2 rangkap) Kwitansi definitif (4 rangkap) 2a SPTB
(1 rangkap)
SPTB
DIPA-BLU SP2D GUP
(2 rangkap)
RBA (3 rangkap) Rekening
koran SP2D GUP
BLU (1 rangkap)
SPM GUP

1a
(1 rangkap) 8a Rekenin
Maks. tgl 5 Memeriksa
1d kelengkapan &
g koran
unit/
2b ketersediaan
anggaran 3b
Melakukan
verifikasi dan
Jurnal
subsatke
r BLU
menyusun
Memverifikasi
otorisasi SP2D
dengan stempel
10b
pertanggungjawaban
kelengkapan dan 3e Membuat dan lunas bayar
pengeluaran UP unit
keabsahan SPJ serta menandatangani melalui transfer 11b
BLU yang telah
1b dikeluarkan pada
meminta pengesahan
ke PPKUB berupa tidak Sah
SP2D dilampiri Bilyet
Giro Bank
rekening bank
Buku
bulan sebelumnya
stempel dan Besar
tandatangan dan 9b 10c tgl
SPTB dari kuasa
otorisator unit BLU
8b
3c SP2D GUP
1c 2e SP2D GUP
(3 rangkap)
Laporan
(5 rangkap)
tidak Sah
2c
Rekpitulasi SPM GUP
pengeluaran SPJ pengeluaran Dimintakan (1 rangkap)
(2 rangkap) UP bulan lalu
(4 rangkap)
otorisasi ke
PKPB
9f 10d
Kwitansi definitif ya
(2 rangkap) Rekpitulasi 9c SELESAI
pengeluaran SPJ pengeluaran
(2 rangkap) UP bulan lalu 8d tgl
tgl

(4 rangkap)
Kwitansi definitif 2f Rekening
(2 rangkap)
2d 8c koran
SPTB BLU
4a Melalui BPP
3d Diserahkan ke PKPPB
Pengesahan SPJ oleh
UP bulan lalu DITERIMA OLEH 8e Bendahara
Pengeluaran BLU-
BENDAHARA
SPTB UNDP
PENGELUARAN Rekening
PEMBANTU koran unit/
subsatker 9d
9e BLU

tgl
9g

150
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Pelaksana Pelaksana
Bendahara Pengeluaran
Penatausahaan Unit / Penatausahaan BLU Kuasa Otorisator
Pembantu
Subsatker BLU (PKPPB)- Fungsi Unit/Subsatker BLU
( Unit /Subsatker BLU)
(PKPPUB)- Fungsi Verifikasi
pembuat dokumen (BAUK)

SPTB
SPP GUP 1 SPM GUP
1 (2 rangkap) (4 rangkap)
Pengesahan SPJ
UP bulan lalu
7a
6a
5a SPM GUP
SPTB

Pengesahan SPJ (2 rangkap)


Memveri
UP bulan lalu fikasi Pengesahan SPJ Menandat
SPP GUP
SPTB kebenar (1 rangkap) UP bulan lalu angani
4b annya 5b SPM GUP
6b
5d
Membuat Memverifikasi
Sah SPM dan PKPPB SPM GUP
SPP GUP (4 rangkap)
memberi stempel
serta tandatangan
persetujuan
penerbitan SP2D
pada dok. SPM 7d
SPP GUP
(3 rangkap) 7b
Pengesahan SPJ tgl
Membuat SPM
SPTB UP bulan lalu
GUP dan SPM GUP
(1 rangkap)
PKPPUB
4c memberi paraf
bahwa telah
diteliti dan diuji 5c 7c
kebenarannya
2

tgl
SPTB 5e
SPM GUP
(4 rangkap)
Pengesahan SPJ
SPP GUP
(2 rangkap) UP bulan lalu

5f

tgl
SPTB
SPM GUP
(3 rangkap)
Pengesahan SPJ
SPP GUP
(1 rangkap) UP bulan lalu
6c
tgl
6d
1 tgl
151
2.II.7.PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN TAMBAH UANG PERSEDIAAN KE UNIT /SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-RBA
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Pejabat Keuangan Pelaksana Pejabat Keuangan Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran
Penatausahaan Unit/ Penatausahaan BLU (PKPPB)- Penatausahaan BLU Penatausahaan Unit /
Pembantu BLU - UNDIP BANK PERSEPSI
Subsatker BLU (PKPPUB)- Fungsi Verifikasi (PKPPB)-Fungsi Subsatker BLU
( Unit /Subsatker BLU) Fungsi pembuat dokumen (BAUK) Akuntansi (PKPPUB)- Fungsi
(BAUK) Verifikasi

6a
MULAI
2a 3a 4a Rekening
Pengesahan
SPJ TUP SPM-TUP 5a Rekening 7a koran unit/
SPP-TUP bulan lalu (2 rangkap) SPM-TUP koran subsatker
(3 rangkap) 3b (1 rangkap) SP2D-TUP BLU SP2D-TUP BLU SP2D-TUP
1a Pengesahan Pengesahan SPP-TUP (3 rangkap) (1 rangkap)
SPJ TUP SPJ UP bulan (1 rangkap) Pengesahan (1 rangkap)
bulan lalu lalu SPJ TUP 4b
bulan lalu
5b
Pengesahan
SPJ UP bulan
Pengesahan
SPJ UP bulan Membuat dan 7b
lalu lalu
menandatangani
Memverifikasi dan Jurnal 6b
SP2D
2c mengotorisasi SP2D
2b dengan memberi
1b tidak Lengkap 3c 4d stempel lunas bayar
ditolak
& benar
melalui transfer rek.
7c
3e SP2D-TUP
Buku
Membuat SPP-TUP bank
Besar
berdasarkan
ya
2d Lengkap tidak
ditolak
(5 rangkap)
kebutuhan tambahan & benar
UP yg diperlukan SPM-TUP
(1 rangkap)
Membuat &
ya
1c mengotorisa
si SPM-TUP
SP2D-TUP Laporan
2e 3f 3d 4c (3 rangkap) 5f
SPP-TUP
(3 rangkap) 1d 7d
Pengesahan Nilai
SPJ TUP
Pengesahan tidak TUP
tgl
SPJ UP bulan disetujui tgl SELESAI
bulan lalu
lalu
5c 5d
SPM-TUP SPM-TUP 3g
(3 rangkap) (4 rangkap)
Diterima oleh Rekening
koran
SPP-TUP SPP-TUP Bendahara 4e BLU
(2 rangkap) (3 rangkap)
2f Memverifikasi SPM dan Pengeluaran
PPKB memberi stempel Pembantu
serta tandatangan
2gii tgl persetujuan penerbitan
SP2D pada dok. SPM
5e
Rekening
3h koran unit/
2gi SPM-TUP 3i subsatker
(2 rangkap) BLU
tgl SPP-TUP
(1 rangkap)

tgl
5gii
SP2D-TUP
(1 rangkap) 5gi

152
2.II.8. PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN LS DARI DANA DIPA BLU-RBA

Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan


Bendahara Pelaksana Pelaksana Bendahara Pelaksana Pelaksana
Pengeluaran Penatausahaan Unit /
Penatausahaan Pengeluaran BLU Penatausahaan Penatausahaan Unit /
Pembantu Subsatker BLU
Subsatker BLU
(PKPPUB)- Fungsi BLU (PKPPB)- - UNDIP BANK PERSEPSI BLU (PKPPB)-
( Unit /Subsatker (PKPPUB)- Fungsi
pembuat dokumen verifikator akuntansi
BLU) Verifikasi
(BAUK) (BAUK)
Dokumen
Kontrak & 4a
Mulai 2a pendukungnya SPM-LS
5a 7a
SPP-LS (4 rangkap) 4b (2 rangkap) 8a
Dokumen
SPP-LS
SPM LS 6a
Kontrak & (2 rangkap) Dokumen
(1 rangkap) SP2D-LS
(1 rangkap) Kontrak & SP2D-LS
pendukungnya pendukungnya SP2D-LS (1 rangkap)
(4 rangkap) (4 rangkap) (1 rangkap)
2b (3 rangkap) &
DIPA-BLU
5b Bilyet Giro
RBA
1a 4ci Membuat dan 8b 7b
Membuat 4ciii menanda-
tdk Lengkap & ada tangani SP2D
SPP-LS 2d bukti veifikasi dari dilampiri
tdk PPKBU Bilyet Giro
Melakukan Jurnal tgl
Anggaran verifikasi dan
Otorisasi oleh Bank
Dokumen tersedia PKPPB-Verifikator otorisasi 8c
Kontrak & ditolak ya
pendukungnya 2c SP2D dengan
SPP-LS (4 rangkap) 4cii BUKU
ya ditolak 5d stempel lunas
(3 rangkap) Memverifikasi
bayar melalui BESAR
SPM dan PPKB SP2D-LS 6b transfer
memberi stempel (5 rangkap) &
serta tandatangan Bilyet Giro rekening bank 8c
1b Memverifikasi persetujuan
SPP dan penerbitan SP2D SPM-LS
pada dok SPM (1 rangkap)
tgl membuat LAPORAN
draft SPM 6g
4d SP2D-LS 6f 8d
SPM-LS 5c (3 rangkap)
Dokumen
Kontrak &
2f (2 rangkap)
tgl
pendukungnya
tdk SPP benar &
lengkap SPP-LS
(4 rangkap)
SPM-LS 2e
(1 rangkap) Register 6c selesai
(3 rangkap) ya
tgl
PPKBU memberi Rekening
paraf bahwa telah
3ei Koran
diuji kebenarannya
dan Diserahkan BLU 6d
menandatangankan ke pihak ke-
tgl SPM ke kuasa
3a,3b 3
otorisator
5e
SPP-LS
3e (2 rangkap)
SPM-LS 6e
(4 rangkap)
Dokumen
Kontrak &
pendukungnya Arsip
3c Diarsip oleh BPP urut
(4 rangkap)
urut tanggal tgl

tgl
3eii 3d
153
2.II.9.PROSEDUR AKUNTANSI PENGESAHAN SPM KE KPPN ATAS PENGGUNAAN DANA DIPA BLU-RBA

Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan


Satuan Pelaksana
Pelaksana Bendahara Otorisator Pelaksana
Pengendalian Penatausahaan Unit /
Penatausahaan Pengeluaran Keuangan BLU- Penatausahaan
KPPN Internal BLU- Subsatker BLU
BLU (PKPPB)- BLU - UNDIP UNDIP BLU (PKPPB)- (PKPPUB)- Fungsi
UNDIP
verifikator ( PR2) akuntansi Verifikasi
(BAUK) (BAUK)

Mulai 6a
Rekap
pengeluaran
Data SPM
3a 4a 5a
dokumen Pengesahan
(5 rangkap) SPM SPM SPM SPM
SP2D-LS Pengesahan Pengesahan
4c Pengesahan Pengesahan
2f (3 rangkap) (1 rangkap) (1 rangkap)
SP2D-LS
3b
Menandatangani
SP2D-GU
SPM Pengesahan
4b
PENGESAHAN (3 bulan) Memverifikasi 5b 6b
SPJ UP/GU Jurnal dgn
PENGESAHAN kelengkapan
(3 bulan) SPJ UP/GU aplikasi Arsip Arsip
SPM
(3 bulan) KPPN urut
2g Pengesahan urut
PENGESAHAN tgl tgl
SPJ TU SPM
Pengesahan
SP2D-TU (5 rangkap) tdk
2a PENGESAHAN lengkap Arsip 4c
Memverifikas SPJ TU urut
i kecocokan
3d tgl
dokumen (3
2h ya3c
bulan
Petugas dari
terakhir) 1a PKPPB Mengesahkan
2d Menyusun
2b rekap
tdk cocok Melalui PKPPB
pengeluaran
ya yang sah SPM
Pengesahan
2c 1b (5 rangkap)
Membuat SPM
pengesahan dan Rekap
PPKB memberi pengeluaran
paraf bahwa telah
diuji kebenarannya Arsip
urut
tgl
SPM
Pengesahan
(5 rangkap) Arsip
urut
2e tgl

154
04 PELAKSANAAN &
PELAPORAN
1. Pengesahaan
2. Pelaksanaan
3. Revisi

155
Pengesahan SOP
1. SOP harus disahkan oleh pejabat yang
berwenang
2. SOP langsung berlaku setelah disahkan
3. Pelaksanaan SOP didahului adanya
sosialisasi / pelatihan
4. Apabila dari awal telah melibatkan user /
pelaksana maka tahapan pelaksanaan tidak
banyak ada masalah
5. Apabila ada kesalahan-kesalahan di
inventarisir terlebih dahulu untuk kemudian
direvisi
156
05 EVALUASI SOP

1. Faktor-faktor yang dievaluasi


2. Revisi

157
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI SOP
SOP dievaluasi secara periodik minimal satu
tahun sekali untuk melihat :
1. Kesesuaian antara SOP dengan tata aturan
2. Kesesuaian SOP dengan proses bisnis
3. Kesesuaian SOP dengan
kecukupan/keandalan SPI
4. Kesesuaian SOP dengan konsep efektivitas
dan efisiensi
5. Kesesuaian SOP dengan perubahan
struktur organisasi
158
TERIMAKASIH !!!
CONSULTING www.syncore.co.id
• Penyusunan SOP Keuangan
• Penyusunan Business Plan/RBA
• Audit Internal
SYSTEM
• Sofware Keuangan BLU (PT/RS)
• Software Point of Sales (POS)
• Software Anggaran
• Software Akuntasi UKM
• Software Hotel

TRAINING
• Pelatihan Penyusunan RBA BLU
• Pelatihan Penyusunan Lap Keu BLU
• Pelatihan Audit Internal BLU
• Pelatihan Penyusunan SOP Keuangan BLU

Anda mungkin juga menyukai