1
01. TATA ATURAN
UNDANG-UNDANG
PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI
Eksternal !
PERATURAN DIRJEN
SOP
Internal !
JUKLAK
2
01. TATA ATURAN PENGELOLAAN
BLU
4
TATA ATURAN #1
1. Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pengeloalaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah
7. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barng Milik Negara
8. Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas JEnis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku Pada Departemen
Perhubungan
9. Peraturan Pemerintah No 29 tahun 2009 tentang Tatacara Penentuan
Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Terutang
10. Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi 5
Pemerintahan
TATA ATURAN #2
11. Peraturan Presiden No 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagai mana telah dibuah
dengan Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004.
12. Peraturan Presiden No 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
No 76 tahun 2011
13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementrian Negara, Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I Kementrian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2010
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2006 tentang Persyaratan
Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
119/PMK.05/2007);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum;
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006 tentang Pembentukan
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007); 6
TATA ATURAN #3
17.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan
Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007;
18.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan
Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
92/PMK.05/2011);
19.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan
Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
44/PMK.05/2009);
20.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006
Tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum;
21.Peraturan menteri Keuangan No 73/PMK,05/2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban 7
Bendahara Kementrian Negara/Lembaga /Kantor/Satuan Kerja
TATA ATURAN #4
22.Peraturan Menteri Keuangan No 76/PMK.05/2009 tentang Pedoman Akutansi
dan Pelaporan Keuangan Badan Layananan Umum
23.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.05/2009 tentang Pengelolaan
Pinjaman pada BLU;
24.Peraturan Menteri Keuangan No 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun
Standar (BAS)
25.Peraturan Menteri Keuangan No 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahan
Barang Milik Negara.
26.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;
27.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Pembentukan
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum;
28.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan
Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum;
29.Peraturan Menteri Keuangan No 170/PM.05/2010 tentang Penyelesaian
Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pada Satuan
Kerja. 8
TATA ATURAN #5
30.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2009 tentang Pedoman
Pemberian Bonus Atas Prestasi bagi Rumah Sakit Eks-Perjan yang
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
31.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementrian
Negara/Lembaga;
32.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2009 tentang
Penghapusan Piutang BLU;
33.Keputuran Menteri Keuangan No 510/KMK.05/2009 tentang Peentapan
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang pada Departemen Perhubungan
Sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
34.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 28 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Ilmu Pelayaran
35.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 60 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Perhubungan
9
TATA ATURAN #6
36.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 66 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Kantor/Satuan Kerja di Lingkungan
Kementrian Perhubungan
37.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM.97 Tahun 2011 tentang
Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan PSAK PIP Semarang
38.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-40/PB/2006
tentang Pedoman Akuntansi Persediaan
39.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2007
tentang Penadatausahaan dan Akuntansi Piutang PNBP
40.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 33/PB/2008
tentang Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Belanja Modal sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No 91/PMK05/2007 tentang Bagan Akun Standar.
41.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-47/PB/2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian
Negara/Lembaga/Kantor Satuan Kerja 10
PENGERTIAN SOP KEUANGAN BLU
SOP (standard operating procedures) adalah
seperangkat aturan, alur dan ketentuan yang harus
dipenuhi oleh pimpinan/staff suatu organisasi dalam
melaksanakan suatu proses pencatatan dan pelaporan
keuangan.
RENSTRA/RSB
RBA
SPM
SOP REMUNERASI
LAPORAN
KEUANGAN
EVALUASI KINERJA/AUDIT
12
PERSYARATAN BLU
1. Persyaratan Substantif
2. Persyaratan Teknis
3. Persyaratan Administratif
13
PERSYARATAN ADMINISTRATIF BLU
1. Pernyataan kesanggupan untuk peningkatan kinerja
pelayanan, keuangan dan manfaat bagi masyarakat
2. Pola Tata Kelola (Corporate Governance)
3. Akuntabillitas program, kegiatan dan keuangan
(kebijakan, mekanisme atau prosedur, media
pertanggungjawaban dan periodisasi
pertanggungjawaban
4. Transparansi
5. Rencana strategis bisnis
6. Laporan keuangan pokok
7. Standar pelayanan minimum
8. Laporan audit terakhir
14
Fleksibilitas Status BLU Penuh
• 1.1 Pengelolaan Pendapatan
• 1.2 Pengelolaan Belanja
• 1.3 Pengadaan Barang dan/atau Jasa
• 1.4 Pengelolaan Barang
• 1.5 Pengelolaan Utang
• 1.6 Pengelolaan Piutang
• 1.7 Pengelolaan Investasi
• 1.8 Perumusan Standar, Kebijakan, Sistem,
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan.
15
ASPEK KEPATUHAN PER36/PB/2012
1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif.
2. Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan.
3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja
BLU.
4. Tarif layanan.
5. Persetujuan Rekening.
6. Sistem akuntansi.
7. Standard Operating Procedurs (SOP) Pengelolaan
Kas.
8. SOP Pengelolaan Piutang.
9. SOP Pengelolaan Utang.
10. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
16
11. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
Pencabutan Status BLU
1. Dicabut oleh Menteri Keuangan sesuai dengan
kewenangannya apabila BLU yang bersangkutan
sudah tidak memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan/atau administratif;
2. Dicabut oleh Menteri Keuangan berdasarkan usul
dari Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai dengan
kewenangannya apabila BLU yang bersangkutan
sudah tidak memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan/atau administratif; atau
3. Berubah statusnya menjadi badan hukum
dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
Pencabutan ini dilakukan berdasarkan penetapan
ketentuan peraturan perundang-undangan. 17
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
TUJUAN/
TARGET
Management
Control
Anggaran Human
STRATEGI STRUKTUR Akuntansi Resource Kinerja
Penilaian Kinerja Management
Culture
18
LATAR BELAKANG
• BLU memiliki masa maksimal 2 tahun
untuk melengkapi semua persyaratan BLU
• SOP Keuangan salah satu syarat
memenuhi persyaratan administratif
• SOP merupakan sarana untuk menjadi
pedoman pencapaian sasaran,
pemenuhan butir mutu dan penguatan
pengendalian internal.
• SOP merupakan bagian tidak terpisahkan
dari sistem pengendalian manajemen
19
TUJUAN SOP KEUANGAN
1. Laporan Keuangan yang disusun sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang ditetapkan oleh IAI.
2. Laporan Keuangan yang disusun sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pemerintah
yang tertuang dalam Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri
Keuangan, Peraturan Menteri
Perhubungan dan Peraturan-peraturan
lain terkait.
20
TUJUAN SOP KEUANGAN
3. Agar terdapat keseragaman dan
konsistensi dalam pencatatan transaksi
keuangan (consistency).
4. Agar terjaga kualitas laporan keuangan
yang dapat diandalkan (accuracy), netral /
tidak berpihak (neutrality), memberikan
informasi yang lengkap (full disclosure /
completeness), dan dapat
diperbandingkan (comparability).
21
TUJUAN SOP KEUANGAN
5. Agar mampu menghasilkan laporan
keuangan yang tepat waktu (timelines)
dan dapat dimengerti (understandability),
sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan (decision
supports) bagi semua pemakai laporan.
6. Memperkuat sistem pengendalian internal
© syncore.co.id 22
REVIEW TATA ATURAN
1. Memastikan bahwa institusi kita telah
menerapkan secara penuh dan konsisten
semua kententuan peraturan yang berlaku
2. SOP disusun untuk memudahkan staff dan
pimpinan dalam menjalankan proses sesuai
aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Oleh karenanya dalam tahap awal kita
menyusun SOP harus dipastikan kita
mengetahui dan memahami tata aturan
yang terkait.
23
TATA ATURAN #1
1. Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Pengeloalaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah
7. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barng Milik Negara
8. Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas JEnis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku Pada Departemen
Perhubungan
9. Peraturan Pemerintah No 29 tahun 2009 tentang Tatacara Penentuan
Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Terutang
10. Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi 24
Pemerintahan
TATA ATURAN #2
11. Peraturan Presiden No 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagai mana telah dibuah
dengan Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004.
12. Peraturan Presiden No 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
No 76 tahun 2011
13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementrian Negara, Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I Kementrian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2010
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2006 tentang Persyaratan
Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
119/PMK.05/2007);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum;
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006 tentang Pembentukan
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007); 25
TATA ATURAN #3
17.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan
Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007;
18.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan
Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
92/PMK.05/2011);
19.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan
Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
44/PMK.05/2009);
20.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006
Tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum;
21.Peraturan menteri Keuangan No 73/PMK,05/2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban 26
Bendahara Kementrian Negara/Lembaga /Kantor/Satuan Kerja
TATA ATURAN #4
22.Peraturan Menteri Keuangan No 76/PMK.05/2009 tentang Pedoman Akutansi
dan Pelaporan Keuangan Badan Layananan Umum
23.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.05/2009 tentang Pengelolaan
Pinjaman pada BLU;
24.Peraturan Menteri Keuangan No 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun
Standar (BAS)
25.Peraturan Menteri Keuangan No 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahan
Barang Milik Negara.
26.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;
27.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Pembentukan
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum;
28.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan
Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja
Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum;
29.Peraturan Menteri Keuangan No 170/PM.05/2010 tentang Penyelesaian
Tagihan Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pada Satuan
Kerja. 27
TATA ATURAN #5
30.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2009 tentang Pedoman
Pemberian Bonus Atas Prestasi bagi Rumah Sakit Eks-Perjan yang
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
31.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementrian
Negara/Lembaga;
32.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2009 tentang
Penghapusan Piutang BLU;
33.Keputuran Menteri Keuangan No 510/KMK.05/2009 tentang Peentapan
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang pada Departemen Perhubungan
Sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
34.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 28 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Ilmu Pelayaran
35.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 60 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Perhubungan
28
TATA ATURAN #6
36.Peraturan Menteri Perhubungan No KM 66 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Kantor/Satuan Kerja di Lingkungan
Kementrian Perhubungan
37.Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM.97 Tahun 2011 tentang
Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan PSAK PIP Semarang
38.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-40/PB/2006
tentang Pedoman Akuntansi Persediaan
39.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2007
tentang Penadatausahaan dan Akuntansi Piutang PNBP
40.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 33/PB/2008
tentang Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Belanja Modal sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No 91/PMK05/2007 tentang Bagan Akun Standar.
41.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-47/PB/2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian
Negara/Lembaga/Kantor Satuan Kerja 29
POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan
kekayaan negara yang dipisahkan)
2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian
dijual kepada publik
3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan (laba)
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi
5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban
dikonsolidasikan pada instansi induk
6. Pendapatan BLU dapat digunakan langsung
7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional Non-PNS
8. Bukan sebagai subyek pajak
30
FLEKSIBILITAS PENGANGGARAN
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Belanja flexible budget dengan ambang batas.
3. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU
4. Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha,
penghapusan piutang sampai batas tertentu
5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab
pelunasan pada BLU
6. Investasi jangka panjang ijin Menkeu
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum
pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU
8. Remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan profesionalisme
9. Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya,
defisit dapat dimintakan dari APBN.
10. Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS
11. Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs
dengan persetujuan Menpan & RB)
31
MATERI REVISI PP 23/2005...(1)
1. Tarif Layanan
Adanya pendelegasian kewenangan penetapan tarif layanan
kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD dan/atau
pemimpin BLU
2. Perencanaan dan Penganggaran
Standar Biaya: RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan
standar biaya menurut jenis layanannya berdasarkan
perhitungan akuntansi biaya.
Pengalokasian: Pagu Anggaran BLU dalam RKA K/L, rencana
kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan APBD yang sumber
dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran
BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan
jenis belanja.
32
MATERI REVISI PP 23/2005...(2)
3. Pengelolaan Barang Milik Negara
Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari
pengalihan diatur sebagai berikut:
a. Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya
sebagian atau seluruhnya berasal dari APBN/APBD bukan
merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke rekening Kas
Umum Negara/Daerah.
b. Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal
dari pendapatan BLU merupakan pendapatan BLU dan dapat
dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
33
MATERI REVISI PP 23/2005...(3)
4. Pengelolaan SDM
Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU tenaga profesional non-
pegawai negeri sipil (baik tenaga teknis maupun administratif) dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.
Pejabat perbendaharaan pada BLU yang meliputi Kuasa Pengguna
Anggaran dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran harus dijabat oleh
pegawai negeri sipil.
Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan
pegawai BLU yang berasal dari tenaga profesional non-pegawai negeri
sipil diatur oleh pemimpin BLU.
34
MATERI REVISI PP 23/2005...(4)
5. Penetapan eks BHMN menjadi BLU berstatus Penuh
Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada,Institut Teknologi
Bandung, Institut Pertanian Bogor,Universitas Sumatera
Utara,Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Airlangga
ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan PPK-BLU
dengan status BLU Secara Penuh.
Penyesuaian penerapan PPK-BLU diselesaikan paling lambat
tanggal 31 Desember 2012.
35
MATERI REVISI PP 23/2005...(5)
6. Masa Transisi Pengelolaan BMN bagi eks BHMN
Pengalihan seluruh kekayaan pada Universitas Indonesia,
Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian
Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia,
dan Universitas Airlangga kepada Menteri Pendidikan Nasional
diselesaikan paling lambat tanggal 28 September 2013.
Kerjasama aset tetap dengan pihak ketiga sebelum ditetapkan
Peraturan Pemerintah, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan
berakhirnya perjanjian.
36
REVIEW TATA ATURAN
1. Apakah semua tata aturan sudah lengkap?
2. Apakah tata aturan internal sudah sesuai dengan
tata aturan eksternal? Apakah ada kontradiksi?
3. Apakah sudah ada petunjuk pelaksanaan atas
peraturan dan kebijakan yang ada tersebut?
4. Apakah ada kendala/kesulitan dalam
pelaksanaan ketentuan peraturan tersebut?
Mengapa?
5. Apakah ada bagian yang bertanggungjawab
dalam memonitor perubahan peraturan dan
melakukan sinkronisasi denan aturan-aturan
internal yang ada?
37
TATA ATURAN INTERNAL
1. Rencana Strategi Bisnis
2. Struktur organisasi dan Tata Kelola
3. Rencana Bisnis & Anggaran
4. Standar Pelayanan Minimal
5. Sistem Akuntansi
6. Sistem Pengelolaan Kas & Bank
7. Sistem Pengelolaan Aset
8. Sistem Pengelolaan Hutang Piutang
9. Sistem Pengelolaan Pengadaan
10.Sistem Pengelolaan SDM dan Penggajian38
02. PROSES BISNIS & SISTEMATIKA
SOP
39
PROSES PENYUSUNAN SOP
1. Pemahaman terhadap tata aturan
2. Pemahaman terhadap proses bisnis
3. Pemahaman terhadap struktur organisasi dan
tata kelola
4. Pemahaman terhadap proses dan system yang
ada
5. Penyusunan sistematika SOP
6. Pengumpulan data SOP
7. Penulisan SOP
8. Sosialisasi SOP
9. Pelaksanaan SOP
10.Evaluasi SOP 40
PEMAHAMAN TERHADAP TATA ATURAN
1. Tata aturan terkait pengelolaan BLU
harus dipahami dan dipantau karena
peraturan tersebut terus di update dan di
revisi
2. Salah satu teknik dalam melakukan
pemahaman terhadap tata aturan BLU
adalah dengan membuat matrik
41
Matrik Tata Aturan
Jenis No Pasal Ayat Ketentuan Sanksi Pelanggaran
Peraturan Peraturan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Keterangan
(1) Jenis peraturan ditulis apakah undang-undang, peraturan pemerintah, permen dll
(2) No peraturan ditulis lengkap misal PP No 23/2005
(3) Pasal
(4) Ayat
(5) Ketentuan ditulis dalam format”prasyarat” “siapa” “harus melakukan apa” “kapan”
“format seperti apa”, “dilaporkan/diserahkan ke siapa”
(6) Konsekuensi tidak terpenuhinya ketentuan tersebut atau keterlambatan penyerahan
42
PEMAHAMAN TERHADAP PROSES BISNIS
1. SOP harus disesuaikan dengan proses bisnis
di instansi
2. Proses bisnis adalah bagaimana institusi
dapat memenuhi kebutuhan dari customernya
3. Proses tersebut dibagi menjadi dua yaitu
proses bisnis utama dan proses bisnis
pendukung.
4. Ada dua metode yang membantu kita
memetakan proses bisnis yaitu dengan
menggunakan Business Model Generation
dan Value Chain Analysis
43
Business Model Generation (BMG)
44
Business Model Canvas
45
46
Pertanyaaan Wawancara BMG
1. Siapakah klien/customer kita? Seperti apa
segmentasi atau pengelompokkannya ?
2. Apa value yang kita tawarkan?
3. Bagaimana kita mendistribusikan value
tersebut?
4. Bagaimana pola hubungan kita dengan
pelanggan?
5. Apa aktivitas utama kita?
6. Apa sumberdaya utam kita?
7. Siapa saja partner inti kita?
8. Bagaimana pola aliran revenue?
9. Bagaimana pola aliran cost? 47
RANTAI NILAI
Aktifitas Akademik
Proses Pembelajaran
Kurikulum
Sumber Daya Manusia Dosen
Suasana Akademik
Penelitian & Publikasi
Pengabdian Kepada Masyarakat
Siste
Kegiat m Kerjas
Sarana an Inform ama
Tata Promo
Prasar Kemah asi
Keuan Kelola SDM si dan Alumni
ana asiswa
gan recruit
an
ment Sistem
Pendukung
QC QC QC QC QC QC QC QC QC
QC
Lainnya
syncore.co.id - 48
Pertanyaan Wawancara Rantai Nilai
1. Siapa customer inti kita?
2. Apa produk / value / kemanfaatan
utama?
3. Bagaimana proses dari customer kita
datang sampai selesai?
4. Apa proses utama ?
5. Apa proses pendukung?
49
PEMAHAMAN TERHADAP STRUKTUR
• Struktur yang baik harus mencerminkan tugas
pokok dan fungsi yang harus ada untuk mencapai
tujuan dan mencapai target-target yang ditetapkan
di RSB/RBA
• Struktur yang baik harus memenuhi prinsip-prinsip
Tata Kelola yang baik (Good Governance).
Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,
Independensi, Fairness
• Strutkur yang baik harus memenuhi prinsip-prinsip
Pemisahan Fungsi (Segregation of Duties) untuk
memenuhi System Pengendalian Internal
• Struktur yang baik harus dilengkapi Job Desc yang
jelas. 50
STRUKTUR ORGANISASI
syncore.co.id - 51
STRUKTUR vs SOP
1. SOP yang akan disusun harus dikaitkan
dengan pelaksana dan job desc,
sehingga tidak terjadi konflik di lapangan.
2. Apabila pembagian tugas dan job desc
tidak jelas, maka harus dibenahi terlebih
dahulu, baru bisa disusun SOP.
52
PERLU DIPERHATIKAN
Struktur Pengelola BLU, Struktur pengelola
anggaran dan struktur pengelola institusi
bisa jadi berbeda.
DIREKTUR PENGGUNA REKTOR/
BENDAHARA
BLU ANGGARAN/ DIREKTUR RS
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
BENDAHARA WAKIL
KA
BLU REKTOR/
SPM
WAKIL
PPK/PTK
DIIREKTUR
KABAG
KEUANGAN
53
PEMAHAMAN PROSES
PROSES terkait dengan siklus/tahapan akan dibagi
menjadi 4 tahapan yaitu
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan / Realisasi Keuangan
3. Pencatatan/Akuntansi
4. Pemeriksaan
syncore.co.id - 55
Proses Pencatatan Keuangan
syncore.co.id - 56
Proses Pengelolaan Keuangan
syncore.co.id - 57
KAITAN OPERASIONAL – KEU – AKUNTANSI
Realisasi
Penggajian Pengeluaran
RKAT Kas/Realisasi Rekonsiliasi
Belanja
Persedia
an Penyesuaian
Non Kas
Aktiva Tetap
60
PENGUMPULAN DATA SOP
Setelah kita menyusun sistematika maka kita akan mulai menyusun /
menulis prosedur di masing-masing proses. Antara satu proses dengan
proses lain bisa jadi agak sedikit berbeda, namun secara umum data-data
yang harus dikumpulkan adalah
1. Ketentuan yang harus dipenuhi misal untuk prasayarat, level
kewenangan/otorisasi, (bisa melihat dari matriks tata aturan yang sudah
disusun)
2. Observasi / Wawancara tata urutan langkah yang dijalankan saat ini
(apabila proses tidak konsisten, maka dimasukkan ke agenda
pembahasan)
3. Wawancara mekanisme dalam menjalankan langkah-langkah tersebut
(apabila mekanisme kompleks maka perlu dituangkan dalam Juklak)
4. Wawancara terjadinya alternatif, insiden, atau kasus
5. Dokumen-dokumen Input dan Output yang digunakan
6. Format isian formulir atau entri ke software (jika suatu langkah
menggukan software)
7. Format laporan yang harus dihasilkan
8. Potensi resiko dan sistem pengendalian internal yang dipasang
61
9. Tata cara pengkodean dan pengarsipan
Bentuk / Format Data SOP
1. Narasi hasil wawancara / minutes of meeting
2. Gambar proses / Data flow diagram/Bagan
Alir/Flowchart
3. Format dokumen input/formulir
4. Format laporan/ output
5. Format Kode , dan tata cara pengisian kode
6. Ringkasan kendala, ketidakkonsistenan, dan
hal-hal yang harus dibicarakan dengan
klien/PIC/Pimpinan
62
PENULISAN SOP
Format SOP biasanya ada dua
1. Prosedur / Narasi
2. Flowchart
63
LANGKAH PENULISAN SOP
1. Identifikasi unit terkait
2. Identifikasi urut-urutan kegiatan (titik
mulai sd selesai)
3. Identifikasi hasil akhir (Output)
4. Identifikasi dokumen (input/output)
5. Identifikasi alternatif / keputusan
6. Identifikasi ketentuan
7. Identifikasi hubungan antar SOP /
Sistematika
64
FORMAT - FORMAT
1. SOP
2. Flowchart
3. Tatacara
4. Ketentuan
5. Checklist
65
Catatan
1. Jangan sampai ada garis terputus
2. Jangan sampai salah “kamar”
3. Memakai tiga bentuk simbol “proses”,
“dokumen”, “alternatif / keputusan”
4. Jangan mencoba menggambar semua
proses dalam satu flowchart. Fokus pada
alur utama/normal/rutin
5. Hindari looping dan bottleneck
66
SOSIALISASI SOP
1. Setelah draft selesai maka draft tersebut
perlu di review oleh user dan pimpinan
2. Temuan-temuan di lapangan di serahkan
untuk dibahas dan disetujui secara tertulis
3. Apabila draft 1 sudah lolos di user dan
pimpinan, maka bisa dijadikan draft 2 untuk
disosialisasikan ke pihak yang lebih luas.
4. Apabila dari sosialisasi umum tersebut
sudah bisa diterima maka SOP di jadikan
draft final dan siap di sahkan.
67
PELAKSANAAN SOP
1. Prinsip SOP adalah perbaikan terus menerus
(continous improvement) jadi jangan
berharap pada proses sekali jadi.
2. Kita baru akan tahu apakah SOP sesuai atau
tidak adalah ketika dijalankan.
3. Setiap adanya ketidaksesuaian maka dicatat
dan dilaporkan oleh user ke pihak yang
ditunjuk, dan diagendakan revisi untuk
masukan-masukan tersebut.
4. Setiap ada revisi dituliskan di status kolom
revisi.
68
EVALUASI SOP
SOP dievaluasi secara periodik minimal satu
tahun sekali untuk melihat :
1. Kesesuaian antara SOP dengan tata aturan
2. Kesesuaian SOP dengan proses bisnis
3. Kesesuaian SOP dengan
kecukupan/keandalan SPI
4. Kesesuaian SOP dengan konsep
efektivitas dan efisiensi
5. Kesesuaian SOP dengan perubahan
struktur organisasi
69
03 PENULISAN SOP
1. Komponen SOP Keuangan
2. Buku 1 – Sistem Akuntansi
3. Buku 2 – Prosedur
4. Tata cara penulisan Prosedur
5. Contoh Prosedur & simbol yang
digunakan
70
KOMPONEN SOP KEUANGAN
Menurut PP23/2005 dan diperkuat dalam
Perdirjen 36/PB/2012, BLU harus menyusun
SOP Keuangan minimal untuk
1. Sistem akuntansi.
2. Standard Operating Procedurs (SOP)
Pengelolaan Kas.
3. SOP Pengelolaan Piutang.
4. SOP Pengelolaan Utang.
5. SOP Pengadaan Barang dan Jasa.
6. SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
71
STRUKTUR SOP
SOP Keuangan biasanya di
jilid/dikumpulkan dalam bentuk buku-buku /
bendel.
1. Buku 1 – System / Pedoman Akuntansi
2. Buku 2 – Prosedur
72
SISTEMATIKA SISTEM AKUNTANSI
BUKU 1
SISTEMATIKA SISTEM AKUNTANSI
1. Bab 1 Pendahuluan
2. Bab 2 KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN KEUANGAN
3. Bab 3 Laporan Keuangan
4. Bab 4 Neraca
5. Bab 5 Laporan Operasional
6. Bab 6 Laporan Arus Kas
7. Bab 7 Catatan atas Laporan Keuangan
8. Bab 8 Bagan Akun Standar
9. Bab 9 Jurnal Standar
10. Bab 10 Ilustrasi Laporan Keuangan
11. Lampiran 73
BAB 1 - PENDAHULUAN
1. Tujuan
Laporan Keuangan RSUD Kraton Pekalongan disusun
dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut neraca, kinerja dan perubahan posisi
keuangan. Selain itu juga dapat dipergunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan.
2. Ruang Lingkup
RSUD Kraton Pekalongan merupakan perwujudan
dari pelaksanaan Permendagri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
74
3. Acuan Penyusunan
• Acuan yang digunakan dalam penyusunan:
• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (Revisi
2011): Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2011)
terkait Laporan Keuangan.
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1981/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Akuntansi
BLU.
Jika Standar Akuntansi Keuangan memberikan pilihan atas
perlakuan akuntansi, maka RSUD Kraton Pekalongan wajib
mengikuti ketentuan dalam pedoman ini.
75
4. Ketentuan Lain
• Jurnal, akun dan contoh yang digunakan dalam Pedoman
ini hanya merupakan ilustrasi dan tidak bersifat mengikat.
• Pedoman ini secara periodik akan dievaluasi dan
disesuaikan dengan perkembangan transaksi, ketentuan
standar akuntansi keuangan, ketentuan yang
dikeluarkan oleh Surat Keputusan Gubernur, dan
ketentuan lain yang terkait dengan RSUD Kraton
Pekalongan.
• Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK
ETAP untuk transaksi atau peristiwa lain maka dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi dapat mempertimbangkan persyaratan dan
panduan dalam SAK non-ETAP yang berhubungan
dengan transaksi serupa dan terkait.
76
BAB II
KONSEP DAN PRINSIP LAPORAN
KEUANGAN
1. KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI
DALAM LAPORAN KEUANGAN
a. Dapat Dipahami
b. Relevan
c. Materialitas
d. Keandalan
e. Substansi Mengungguli Bentuk
f. Pertimbangan Sehat
g. Kelengkapan
h. Dapat Dibandingkan
i. Tepat Waktu
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat 77
2. PRINSIP AKUNTANSI DAN PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
a. Basis Akuntansi
b. Dasar Pengukuran
c. Prinsip Periodesitas (Accounting Period)
d. Prinsip Konsistensi (Consistency)
e. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
f. Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentasion)
78
BAB III
LAPORAN KEUANGAN
80
BAB IV NERACA
1. ASET
a. Kas dan setara kas
b. Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek
c. Piutang
d. Persediaan
e. Uang Muka
f. Biaya Dibayar Dimuka
g. Aset Tidak Lancar
h. Aset Tetap
i. Aset Tidak Berwujud
j. Aset lainnya
81
2. Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
• Utang usaha
• Utang pajak
• Uang muka pasien
• Pendapatan yang diterima dimuka
• Biaya yang masih harus dibayar
• Pendapatan diterima di muka
• Bagian lancar utang jangka panjang
• Utang jangka pendek lainnya
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang antara lain :
a) Kredit investasi;
b) Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan
lainnya.
82
3. Ekuitas
a. Ekuitas Tidak Terikat
Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi:
a) Ekuitas awal
b) Surplus & Defisit Tahun Lalu
c) Surplus & Defisit Tahun Berjalan
d) Ekuitas Donasi
b. Ekuitas Terikat Temporer
a) Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu;
b) Investasi untuk jangka waktu tertentu;
c) Dana yang penggunaanya ditentukan selama periode tertentu dimasa
depan;
d) Dana untuk memperoleh aset tetap.
c. Ekuitas Terikat Permanen
a) Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan
tertentu dan tidak untuk dijual
b) Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan
secara permanen.
83
c) Donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.
BAB V
LAPORAN OPERASIONAL
1. PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:
a. Pendapatan Usaha dan Jasa Layanan
b. Pendapatan Usaha Lainnya
c. Hibah
d. Pendapatan APBN/D
e. Pendapatan Lain-lain Diluar Usaha
f. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar
g. Pendapatan dan Kejadian Luar Biasa
84
2. BIAYA
Biaya BLUD rumah sakit diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Biaya Layanan
b. Biaya Umum dan Administrasi
c. Biaya Lain-lain (Non Operasional)
d. Rugi Penjualan Aset Non Lancar
e. Biaya dan Kejadian Luar Biasa
85
3. PENDAPATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan lain-lain meliputi antara lain:
a. Pendapatan jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh dari
simpanan dana rekening giro BLUD rumah sakit yang bukan
merupakan portofolio investasi;
b. Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang diperoleh
dari bunga deposit dana BLUD rumah sakit yang bukan
merupakan portofolio investasi;
c. Pendapatan investasi;
d. Pendapatan royalti;
e. Keuntungan penjualan aset tetap;
f. Keuntungan selisih kurs;
g. Pendapatan sewa yang bersifat insidentil;
h. Pendapatan klaim asuransi kerugian; dan
i. Pendapatan denda kontrak kerja adalah pendapatan berupa uang
denda yang diperoleh BLUD rumah sakit dari pihak lain atas
kelalaian pelaksanaan kontrak kerja.
86
4. BIAYA NON OPERASIONAL
Biaya lain-lain antara lain terdiri dari:
a. Beban bunga (pendanaan);
b. Kerugian selisih kurs;
c. Rugi penjualan aset tetap; dan
d. Beban Penghapusan Persekot
87
BAB VI
LAPORAN ARUS KAS
1. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas dari BLUD rumah
sakit melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi, maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
2. Ruang Lingkup
BLUD rumah sakit harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari yang tidak
terpisahkan (integrated) dengan laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan.
88
3. Definisi
a. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka sangat pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan;
b. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas;
c. Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan BLUD rumah sakit (principal revenue-
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan;
d. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk setara kas;
89
4. Dasar Pengaturan
91
BAB VII
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Pengertian
Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai
gambaran umum rumah sakit, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan
pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
2. Dasar Pengaturan
PSAK 1 paragraf 10 j. PSAK 1 paragraf 72
a. PSAK 1 paragraf 17 k. PSAK 1 paragraf 69
b. PSAK 1 paragraf 28 l. PSAK 1 paragraf 74
c. PSAK 1 paragraf 30 m. PSAK 1 paragraf 75
d. PSAK 1 paragraf 36 PSAK 1 paragraf 76
e. PSAK 1 paragraf 40
f. PSAK 1 paragraf 53
g. PSAK 1 paragraf 58
h. PSAK 1 paragraf 63
i. PSAK 1 paragraf 65 92
3. Urutan penyajian disajikan dengan urutan sebagai berikut:
a. Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian
target Perda APBD;
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;
c. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan
kebijakan akuntansi yang diterapkan;
d. Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimna pos-pos tersebut disajikan dalam laporan
keuangan dan urutan penyajian komponen laporan
keuangan; dan
e. Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas
pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan
penerapan basis kas, untuk rumah sakit yang
menggunakan basis akrual;
f. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen,
gambaran umum rumah sakit, dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non 93
4. Struktur CaLK
a. Pendahuluan
b. Kebijakan Akuntansi
c. Penjelasan Pos – Pos Laporan Keuangan
d. Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya
94
BAB VIII
BAGAN PERKIRAAN STANDAR
98
4. Daftar Kode Perkiraan
Kode Akun Nama Akun
1 ASET
11 ASET LANCAR
111 Kas dan Setara Kas
11101 Kas
1110101 Kas di Bendahara Penerimaan
1110102 Kas di Bendahara Pengeluaran
11102 Bank
113010101 Piutang Pasien Umum
1130102 Piutang Pasien Jaminan
113010201 Piutang Pasien ASKES
113010202 Piutang Pasien JAMKESMAS
113010203 Piutang Pasien JAMKESDA
113010204 Piutang Pasien JAMPERSAL
11302 Piutang Lain-lain
1130201 Piutang Karyawan
1130202 Piutang Sewa
11303 Penyisihan Kerugian Piutang
1130301 Penyisihan Kerugian Piutang 99
BAB IX
ILUSTRASI JURNAL
1. KAS / BANK
2.2. Pada saat pengakuan pendapatan bunga, jika dana sudah diterima:
2.3. Pada saat pengakuan pendapatan bunga, jika dana belum diterima tunai:
101
3. PIUTANG
102
3.3. Pada saat menerima pembayaran :
Db. Persediaan
Kr. Hutang
Db. Hutang
Kr. Kas
Db. Biaya Persediaan Terkait ( Barang farmasi, Bahan Laboratorium, barang gizi, dll)
Kr. Persediaan
Db. Biaya pemakaian persediaan Non pelayanan (ATK, Perlengkapan Rumah RT)
Kr. Persediaan
105
4.4. Pada saat persediaan dijual dengan jasa pelayanan:
4.5.3. Pada saat penggantian barang kadaluarsa ke suplier ( barang berbeda nilai sama)
Db. Persediaan
Kr. Barang Kadaluarsa
106
4.6. Pada saat terjadi penurunan nilai di
bawah biaya perolehan:
107
5. UANG MUKA
Db. Tanah
Db. Biaya yang ditangguhkan-hak atas tanah
Kr. Kas dan Setara Kas / Hutang
109
1.1.3. Perolehan aset tetap sumbangan:
(Dalam pertukaran aset tetap yang tidak sejenis dimungkinkan terjadi keuntungan atau kerugian pertukaran aset tetap).
110
1.5. Pada saat penghentian aset tetap (jika diasumsikan tidak ada manfaat
ekonomi yang diharapkan dari pelepasan di masa yang akan datang dan rumah
sakit mengalami kerugian):
Db. Kas
Db. Akumulasi penyusutan
Kr. Aset tetap
111
2. ASET LAINNYA
2.1. Transaksi KSO dalam bentuk Bangun, Kelola, Serah (Build Operate Transfer/BOT):
2.1.1. Pada saat penyerahan hak pengelolaan atas aset dari rumah sakit
2.1.3. Pada saat menerima bagian hasil dari KSO dan pelunasan penyertaan dana:
112
2.1.4. Pada saat akhir konsesi/kontrak (penyerahan aset kepada RS):
2.1.5. Pada saat reklasifikasi aset rumah sakit yang diserahkan kembali dari pengelola KSO kepada rumah sakit:
2.2. Transaksi KSO dalam bentuk Bangun, Serah, Kelola (Build Transfer Operate/BTO):
2.2.1. Pada saat penyerahan hak pengelolaan atas aset dari rumah sakit:
2.2.3. Pada saat rumah sakit menerima aset KSO yang dibangun oleh investor:
113
2.2.4. Pada saat pembayaran bagian hasil KSO untuk investor:
114
2.3. Aset Sewa
117
1.2.2. Pendapatan Sewa
1.2.2.1. Pada saat penerimaan pendapatan sewa:
118
1.5. Hutang Pajak
119
1. Pada saat Penetapan Kekayaan awal berdirinya BLUD:
Db. Aset Lancar
Db. Aset Tetap
Db. Aset Lain - Lain
Kr. Kewajiban
Kr. Ekuitas (ekuitas Awal)
122
2. PENDAPATAN LAIN - LAIN
2.2. Pada saat akhir periode untuk pendapatan yang masih harus diterima:
Db. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Kr. Pendapatan Lain-lain
123
1. BIAYA OPERASIONAL
125
1.3.3.3. Proses pembayaran dilakukan setelah manfaat diterima (akhir periode):
126
BAB X
ILUSTRASI FORMAT LAPORAN
KEUANGAN RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER TAHUN 2010 DAN 2011
B Aset Tetap
1) Tanah
2) Gedung dan Bangunan
3) Peralatan dan Mesin
3) Jalan, Jaringan dan Instalasi
4) Aset Tetap Lainnya
Jumlah Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset Tetap
C Aset Lain-Lain
1) Aset Tidak Berwujud
2) Aset KSO
3) Aset Sewa
3) Aset Lainnya
Jumlah Aset Tetap
JUMLAH ASET
II Kewajiban
A Kewajiban Jangka Pendek
1) Hutang Usaha
2) Hutang Pajak
3) Biaya Yang Masih Harus Dibayar 127
4) Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN OPERASIONAL
TAHUN 2010 DAN 2011
KENAIKAN(PENURUNA
TAHUN TAHUN N)
KETERANGAN %
2010 2011 JUMLAH
PENDAPATAN
A OPERASIONAL
Pendapatan Usaha dari
I Jasa Layanan
a Pendapatan Rawat Jalan
b Pendapatan Rawat Inap
c Pendapatan IGD
d Pendapatan ICU
Pendapatan Penunjang
e Medik
f Pendapatan Elektromedik
g Pendapatan Farmasi
h Pendapatan Rekam Medik
Pendapatan Usaha Lain-
i lain
Jumlah Pendapatan Usaha
II Pendapatan Hibah
a Terikat
b Tidak terikat
Jumlah Hibah
II
I Pendapatan dari APBN
a Operasional
Jumlah
V
I Pendapatan dari APBD
Operasional (barang dan
a jasa)
b Gaji dan Tunjangan
Jumlah
Jumlah Pendapatan
Operasional
B BIAYA OPERASIONAL
128
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
LAPORAN ARUS KAS
TAHUN 2010 DAN 2011
129
SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN
132
CONTOH SISTEMATIKA SOP
Realisasi
Penggajian Pengeluaran
RKAT Kas/Realisasi Rekonsiliasi
Belanja
Persedia
an Penyesuaian
Non Kas
Aktiva Tetap
133
PENULISAN SOP
• Kop/Kepala
1. Tujuan
2. Ruang
Lingkup
3. Unit Terkait
4. Dokumen
5. Istilah
6. Referensi
7. Kebijakan
8. Prosedur
134
CONTOH Format SOP
135
CONTOH Format SOP
136
CONTOH JUKLAK – LAMPIRAN SOP
137
CONTOH JUKLAK – LAMPIRAN
SOP
138
CONTOH JUKLAK – Ketentuan
139
CONTOH Lampiran SOP -CHECKLIST
140
CONTOH CHECKLIST
141
CONTOH PLAFON OTORISASI
142
SIMBOL
143
SIMBOL
144
SIMBOL
145
TIPS PEMBUATAN FLOWCHART
1. Identifikasi unit-unit yang terlibat
2. Identifikasi urut-urutan langkah
3. Identifikasi titik mulai dan berakhir (Start / End)
4. Identifikasi dokumen-dokumen yang digunakan
5. Identifikasi alternatif langkah/ ketentuan
6. Gambarkan draft awal
7. Diskusikan dengan anggota team dan
pelaksana
8. Langkah-langkah yang butuh penjelasan dibuat
Juklak/Checklist
146
2.II.1. A. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN USAHA DARI JASA LAYANAN PENDIDIKAN BLU- Billing dari Universitas
BAUK BAUK
BENDAHARA PENERIMAAN
BAA (PKPPB- Fungsi Verifikasi/
BLU - UNDIP
BANK PERSEPSI PENYETOR (PKPPB-Fungsi
Pembuatan Dokumen) Akuntansi)
Mulai
DATA
STATUS
DATA 3a
LAINNYA
MAHASISWA UANG
A SLIP SETOR
BILLING/
SLIP SETOR BANK
BANK
3c DOKUMEN
2a SEJENIS
2b 4a
DATA STATUS
MAHASISWA
MEMBUATKAN
BILLING
REKENING MENERIMA UANG
DAN
3b 6a BILLING/DOK
SEJENIS
KORAN
2d.i 3d MENGOTORISASI
MENERIMA REKENING
1a BILLING/
BILLING DAN KORAN
2c DOKUMEN
MEMBAYAR Rekapitulasi per
SEJENIS
BILLING/DOKUMEN 2d.ii TAGIHAN rincian obyek
VERIFIKASI
SEJENIS
2 rangkap
3e penerimaan
4b
Rekapitulasi 5a Memverifikasi
1b Penerimaan per dan membuat 6b
SLIP SETOR BANK
rincian obyek rekapitulasi Jurnal
DATA STATUS penerimaan per
REKENING
MAHASISWA
KORAN
rincian obyek 3f
4c
5b 4d Rekapitulasi A BUKU
Penerimaan per BESAR
memverifikasi
rincian obyek
tidak
5c REKENING 6c
ya sah KORAN
5d
LAPORAN
Membuat
SPTP Diotorisasi oleh
SPTP Kuasa
Otorisator BLU
Rekapitulasi Selesai
Penerimaan per
Diverifikasi rincian obyek
kelengkapa 5h
nnya REKENING
KORAN
5e,5f,5g
147
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Bendahara Pelaksana Pelaksana
Pelaksana Bendahara Pelaksana
Pengeluaran Penatausahaan Unit / Penatausahaan Unit /
Penatausahaan Pengeluaran Penatausahaan
Pembantu Subsatker BLU BANK PERSEPSI Subsatker BLU
(PKPPUB)- Fungsi BLU (PKPPB)- BLU - UNDIP BLU (PKPPB)- (PKPPUB)- Fungsi
( Unit /Subsatker
pembuat dokumen verifikator akuntansi Verifikasi
BLU)
(BAUK) (BAUK)
(3 rangkap) (3 rangkap)
4c 5eii 6e
Rekening selesai
SPM-UP Koran
SPP-UP (2 rangkap) Arsip BLU
(2 rangkap) urut
Register tgl
Arsip SPP-UP
urut (1 rangkap) 6f Rekening
Tgl(1 Koran unit/
3c 2g subsatker
Arsip 3d rangkap)
BLU
urut
tgl 2f 4d
Arsip DITERIMA OLEH Arsip 6g
Register
7b
urut BENDAHARA
PENGELUARAN
7a urut
tgl 7c
SP2D-UP tgl
PEMBANTU
(1 rangkap)
148
2.II.1. B. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN USAHA DARI JASA LAYANAN PENDIDIKAN BLU- Billing dari Unit
UNIT BAUK
BIDANG (PKPPUB-Fungsi BENDAHARA PENERIMAAN
BANK PERSEPSI PENYETOR (PKPPB-Fungsi
AKADEMIK UNIT Verifikasi/ Pembuat PEMBANTU UNIT-BLU
Dokumen) Akuntansi)
Mulai
DATA
STATUS
DATA
LAINNYA
3a
MAHASISWA UANG
A SLIP SETOR
BILLING/
SLIP SETOR BANK
BANK
3c DOKUMEN
2a 2b 4a SEJENIS
DATA STATUS
MAHASISWA
MEMBUATKAN REKENING MENERIMA UANG
DAN
3b 6a BILLING/DOK
BILLING
2d i KORAN MENGOTORISASI
SEJENIS
BILLING/
3d MENERIMA REKENING
1a 2c DOKUMEN
BILLING DAN KORAN
MEMBAYAR Rekapitulasi per
SEJENIS
BILLING/DOKUMEN TAGIHAN rincian obyek
SEJENIS 2d ii penerimaan
VERIFIKASI 2 rangkap
3e
4b
Rekapitulasi 5a Memverifikasi
Penerimaan per dan membuat
rincian obyek rekapitulasi
SLIP SETOR BANK
6b Jurnal
DATA STATUS
MAHASISWA penerimaan per
REKENING
rincian obyek
KORAN
4c 3f
1b 5b Rekapitulasi BUKU
4d Penerimaan per BESAR
memverifikasi
BAA rincian obyek
tidak
5d 5c A
REKENING 6c
ya sah
KORAN
LAPORAN
Membuat
SPTP Diotorisasi oleh
SPTP Kuasa
Otorisator BLU
Diverifikasi Rekapitulasi Selesai
kelengkapa Penerimaan per
nnya oleh rincian obyek
PKPPB 5h
(fungsi REKENING
verifikasi) KORAN
5e,5f,5g
149
2.II.2.PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN HIBAH
PKPPB – Fungsi
Bendahara Penerimaan Bank PKPPUB – Fungsi
Bidang kerja sama Verifikasi/Pembuatan Verifikasi dan Pembuatan PKPPB fungsi akuntansi
Pembantu Unit-Blu Persepsi
dokumen Dokumen.
Mulai
3f 4a Rekening
Perjanjian Hibah Yang Menerima tranfer dana Koran
Rekening
Sah dari pemberi hibah Rekapitulasi
Koran Perjanjian Hibah
Penerimaan per Rekapitulasi per
rincian obyek Yang Sah
rincian obyek
Perjanjian Hibah 2b 3a
penerimaan
2a Rekapitulasi Rekening
4b
dana Penerimaan per Koran
rincian obyek jurnal
1a Rekening
Koran
3g 4c
Verifikasi
perjanjian
hibah Verifikasi
3b Verifikasi &
BUKU
BESAR
memverifikasi pengesahan
4d
tdk 2c
disetujui tdk tdk ya LAPORAN
Mencocokkan dan mencatat Rekening
sah Sah
dalam BKU serta membuat Koran
1b 1c rekapitulasi penerimaan per 3h 3i
Dikembali
kan ke
ya rincian obyek 3c
ya
pihak
calon
3d
Otorisasi oleh
pemberi pejabat yang Selesai
hibah berwenang
Buku Kas
Umum (BKU)
Rekapitulasi
2e
Penerimaan per 3e
rincian obyek
Perjanjian Hibah Yang
Sah
2d Rekapitulasi
Penerimaan per
rincian obyek
1d
Rekening
Koran
150
2.II.3.PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN DARI KERJASAMA
UNIT BAUK BAUK
BENDAHARA PENERIMAAN (PKPPUB- Fungsi PKPPB- Fungsi
Bidang Kerjasama PEMBANTU UNIT-BLU
Bank Persepsi Verifikas/Pembuatan Verifikas/Pembuatan
(PKPPB-Fungsi
Dokumeni) Dokumen) Akuntansi)
Mulai 7a
Perjanjian 3a Menerima tranfer 5b Rekening
Kerjasama Yang
4a dana dari pihak yg
Rekening
Koran
Koran Rekapitulasi
Sah bekerjasama Rekapitulasi per Perjanjian
Penerimaan per rincian obyek kerjasama
Perjanjian rincian obyek penerimaan
Yang Sah
1a kerjasama 6a
Rekapitulasi Rekening
dana Penerimaan per Koran
Rekening rincian obyek jurnal
3d 5a
Koran
3b 6b
Verifikasi
perjanjian Verifikasi & 7b BUKU
1b kerjasama Verifikasi
pengesahan BESAR
memverifikasi
4b 5c
1c tdk ya
Mencocokkan dan tidak
LAPORAN
Dikembali disetujui
kan ke mencatat dalam BKU ya 6d
pihak serta membuat Rekening
rekapitulasi penerimaan sah Sah
Koran
calon 3e ya
pemberi
Menerima
per rincian obyek 6c Selesai
hibah
2a
dokumen 3c 4e tidak
kerjasama
4c Buku Kas
Umum 5d
(BKU)
Mengotorisasi 5e
dan Rekapitulasi
2b menerbitkan Penerimaan per
dokumen rincian obyek
yang sah
4d
Perjanjian
Kerjasama Yang
Sah Rekapitulasi
Penerimaan per
rincian obyek
2c 2e
2d
Rekening
1 Koran
rangkap
2f
151
2.II.4.PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN UANG PERSEDIAAN KE UNIT /SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-RBA -PNBP
(3 rangkap) (3 rangkap)
4c 5eii 6e
Rekening selesai
SPM-UP Koran
SPP-UP (2 rangkap) Arsip BLU
(2 rangkap) urut
Register tgl
Arsip SPP-UP
urut (1 rangkap) 6f Rekening
Tgl(1 Koran unit/
3c 2g subsatker
Arsip 3d rangkap)
BLU
urut
tgl 2f 4d
Arsip DITERIMA OLEH Arsip 6g
Register
7b
urut BENDAHARA
PENGELUARAN
7a urut
tgl 7c
SP2D-UP tgl
PEMBANTU
(1 rangkap)
152
2.II.5.A.PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN UANG PERSEDIAAN OLEH UNIT/SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-PNBP-NON HONOR
Pejabat Keuangan Pelaksana Penerima Panjar Kerja /
PEJABAT TEKNIS Penatausahaan Unit/Subsatker BLU Pejabat Keuangan Kuasa Bendahara Pengeluaran Pembantu
Pihak Ketiga yang berhak
BLU (PKPPUB) – Fungsi Verifikasi dan Pembuat Otorisator Unit/Subsatker BLU ( Unit /Subsatker BLU)
Dok. menerima pembayaran
Rencana NPPD Rekening Koran
MULAI Kwitansi 1 1
Anggaran Belanja (3 rangkap) Bank Unit
sementara 5a
(TOR/dok.sejenis) Satker BLU (1 rangkap) 5d
2a DIPA-BLU uang cek
Mengisi brankas
RBA Kwitansi Kwitansi
1b Otorisasi (saldo maks. 10 juta
(3 rangkap) (3 rangkap)
dalam 1 hari)
Membuat rencana 3b NPPD
anggaran belanja Tersedia
untuk melaksanakan tidak anggaran
kegiatan 2b
2d BRANKAS Panjar
ya NPPD-otorisasi Kwitansi kerja
NPPD-otorisasi (2 rangkap)
1a 2c (3 rangkap)
(1 rangkap) 4c ya
Rencana Membuat NPPD 3c
Anggaran Belanja dan memberi paraf ya
(TOR/dok.sejenis) bahwa telah diteliti 4a
kebenarannya pencairan Tanda Menandat
dlm 1 hari <5 tangan angani
juta lunas kwitansi
NPPD 4b bayar sementara
(3 rangkap) 3a tidak 5b
4d 5f
Kwitansi
Membuat Uang dan sementara
cek dan membuat Kwitansi (2 rangkap)
NPPD-otorisasi draft draft (2 rangkap)
(2 rangkap) kwitansi 4e kwitansi
2
3d Buku
BPP Menyelesaikan
register Kwitansi pekerjaan
(3 rangkap) Merekap
Pengesahan
Kwitansi pengelu
(3 rangkap)
SPJ UP/GU/TU
aran 5c Menandat
cek 4f uang
Memeriksa angani
Kwitansi dan kwitansi
(3 rangkap) memberi Rekapitulasi definitif
paraf Memberi Lengkap dan pengeluaran
setuju benar Kwitansi
bayar (3 rangkap)
5e
3
6b 5g
Kwitansi
6c Membuat
(3 rangkap)
Pengesahan dok.
Kwitansi register pengesahan
Pengesahan SPJ UP/GU/TU
(3 rangkap) SPJ UP/GU/
SPJ UP/GU/TU 1
TU
3 6a tgl
SELESAI Pengesahan
2 SPJ UP/GU/TU
153
2.II.5.B.PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN UANG PERSEDIAAN OLEH UNIT/SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-PNBP- PEMBAYARAN
HONORARIUM
Pejabat Keuangan Pelaksana Bendahara
Pejabat Keuangan Kuasa
Penatausahan Unit /Subsatker BLU Penerima Honor
Pejabat Teknis BLU (PKPPUB)- Fungsi Verifikasi &
Otorisator Unit/Subsatker Pengeluaran Pembantu Bank Persepsi
pemb. dokumen BLU ( Unit /Subsatker BLU)
5c 5d
MULAI
Rencana
NPPD NPPD 4a
1a Anggaran Belanja 2a (1 rangkap) (1 rangkap)
NPPD
(2 rangkap) Bukti Transfer
Amprah Honor Memberi
otorisasi
2e pembayaran dan
menandatangani 5b
daftar transfer 6d
Melalui BPP
Memeriksa dan
menandatangani 8d
8b
SELESAI
154
2.II.6.PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN GANTI UANG PERSEDIAAN KE UNIT /SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-RBA
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Pejabat Keuangan
Pelaksana Bendahara Pelaksana Pelaksana
Bendahara Pengeluaran Pelaksana Penatausahaan
Penatausahaan BLU Penatausahaan BLU Penatausahaan Unit /
Pembantu Unit /Subsatker BLU
(PKPPB)- Fungsi
PengeluaranBLU - BANK PERSEPSI (PKPPB)- Fungsi Subsatker BLU
( Unit /Subsatker BLU) (PKPPUB)- Fungsi UNDIP
Verifikasi Akuntansi (PKPPUB)- Fungsi
pembuat dokumen
(BAUK) (BAUK) Verifikasi
Mulai
Rekpitulasi
pengeluaran Kwitansi definitif SPJ pengeluaran
11a
(2 rangkap) (2 rangkap) UP bulan lalu 3a 2 Pengesahan SPJ
Rekpitulasi SPJ pengeluaran
UP bulan lalu
(4 rangkap)
9a 10a SP2D GUP UP bulan lalu
pengeluaran
(2 rangkap) Kwitansi definitif (4 rangkap) 2a SPTB
(1 rangkap)
SPTB
DIPA-BLU SP2D GUP
(2 rangkap)
RBA (3 rangkap) Rekening
koran SP2D GUP
BLU (1 rangkap)
SPM GUP
1a
(1 rangkap) 8a Rekenin
Maks. tgl 5
1d Memeriksa
kelengkapan &
g koran
unit/
2b ketersediaan
anggaran 3b
Melakukan
verifikasi dan
Jurnal
subsatke
r BLU
menyusun
Memverifikasi
otorisasi SP2D 10b
pertanggungjawaban
kelengkapan dan 3e Membuat dan
dengan stempel
lunas bayar
pengeluaran UP unit
keabsahan SPJ serta menandatangani melalui transfer 11b
BLU yang telah
1b dikeluarkan pada
meminta pengesahan
ke PPKUB berupa tidak Sah
SP2D dilampiri Bilyet
Giro Bank
rekening bank
Buku
bulan sebelumnya
stempel dan
tandatangan dan 9b 10c Besar
tgl
SPTB dari kuasa
otorisator unit BLU
8b
3c SP2D GUP
1c 2e SP2D GUP
(3 rangkap)
Laporan
tidak Sah
2c (5 rangkap)
(4 rangkap)
Kwitansi definitif 2f Rekening
(2 rangkap)
2d 8c koran
SPTB BLU
4a Melalui BPP
3d Diserahkan ke PKPPB
Pengesahan SPJ oleh
UP bulan lalu DITERIMA OLEH 8e Bendahara
Pengeluaran BLU-
BENDAHARA
SPTB UNDP
PENGELUARAN Rekening
PEMBANTU koran unit/
subsatker 9d
9e BLU
tgl
9g
155
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Pelaksana Pelaksana
Bendahara Pengeluaran
Penatausahaan Unit / Penatausahaan BLU Kuasa Otorisator
Pembantu
Subsatker BLU (PKPPB)- Fungsi Unit/Subsatker BLU
( Unit /Subsatker BLU)
(PKPPUB)- Fungsi Verifikasi
pembuat dokumen (BAUK)
SPTB
1
SPP GUP 1 SPM GUP
(2 rangkap) (4 rangkap)
Pengesahan SPJ
7a
UP bulan lalu
6a
5a SPM GUP
SPTB
tgl
SPTB 5e
SPM GUP
(4 rangkap)
Pengesahan SPJ
SPP GUP
(2 rangkap) UP bulan lalu
5f
tgl
SPTB
SPM GUP
(3 rangkap)
Pengesahan SPJ
SPP GUP
(1 rangkap) UP bulan lalu
6c
tgl
6d
1
156
tgl
2.II.7.PROSEDUR AKUNTANSI PEMBERIAN TAMBAH UANG PERSEDIAAN KE UNIT /SUBSATKER BLU DARI DANA DIPA BLU-RBA
Pejabat Keuangan Pejabat Keuangan
Pejabat Keuangan Pelaksana Pejabat Keuangan Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran
Penatausahaan Unit/ Penatausahaan BLU (PKPPB)- Penatausahaan BLU Penatausahaan Unit /
Pembantu BLU - UNDIP BANK PERSEPSI
Subsatker BLU (PKPPUB)- Fungsi Verifikasi (PKPPB)-Fungsi Subsatker BLU
( Unit /Subsatker BLU) Fungsi pembuat dokumen (BAUK) Akuntansi (PKPPUB)- Fungsi
(BAUK) Verifikasi
6a
MULAI
2a 3a 4a Rekening
Pengesahan
SPM-TUP 5a Rekening 7a koran unit/
SPJ TUP
SPP-TUP bulan lalu (2 rangkap) SPM-TUP koran subsatker
(3 rangkap) 3b (1 rangkap) SP2D-TUP BLU SP2D-TUP BLU SP2D-TUP
1a Pengesahan Pengesahan SPP-TUP (3 rangkap) (1 rangkap)
SPJ TUP SPJ UP bulan (1 rangkap) Pengesahan (1 rangkap)
bulan lalu lalu SPJ TUP 4b
bulan lalu
5b
Pengesahan
SPJ UP bulan
Pengesahan
SPJ UP bulan Membuat dan 7b
lalu lalu
menandatangani
Memverifikasi dan Jurnal 6b
SP2D
2c mengotorisasi SP2D
2b dengan memberi
1b tidak Lengkap 3c 4d stempel lunas bayar
ditolak
& benar 7c
3e SP2D-TUP
melalui transfer rek.
Buku
Membuat SPP-TUP bank
Besar
berdasarkan
ya
2d Lengkap tidak
ditolak
(5 rangkap)
kebutuhan tambahan & benar
UP yg diperlukan SPM-TUP
(1 rangkap)
Membuat &
1c mengotorisa
si SPM-TUP
ya SP2D-TUP Laporan
2e 3f 3d 4c (3 rangkap) 5f
SPP-TUP
(3 rangkap) 1d 7d
Pengesahan Nilai
SPJ TUP
Pengesahan tidak TUP
tgl
SPJ UP bulan disetujui tgl SELESAI
bulan lalu
lalu
5c 5d
SPM-TUP SPM-TUP 3g
(3 rangkap) (4 rangkap)
Diterima oleh Rekening
koran
SPP-TUP SPP-TUP Bendahara 4e BLU
(2 rangkap) (3 rangkap)
2f Memverifikasi SPM dan Pengeluaran
PPKB memberi stempel Pembantu
serta tandatangan
2gii tgl persetujuan penerbitan
SP2D pada dok. SPM
5e
Rekening
3h koran unit/
2gi SPM-TUP 3i subsatker
(2 rangkap) BLU
tgl SPP-TUP
(1 rangkap)
tgl
5gii
SP2D-TUP
(1 rangkap) 5gi
157
2.II.8. PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN LS DARI DANA DIPA BLU-RBA
3eii tgl
3d
158
2.II.9.PROSEDUR AKUNTANSI PENGESAHAN SPM KE KPPN ATAS PENGGUNAAN DANA DIPA BLU-RBA
Mulai 6a
Rekap
pengeluaran
Data SPM
3a 4a 5a
dokumen Pengesahan
(5 rangkap) SPM SPM SPM SPM
SP2D-LS Pengesahan Pengesahan
4c Pengesahan Pengesahan
2f (3 rangkap) (1 rangkap) (1 rangkap)
SP2D-LS
3b
Menandatangani
SP2D-GU
SPM Pengesahan
4b
PENGESAHAN (3 bulan) Memverifikasi 5b 6b
SPJ UP/GU Jurnal dgn
PENGESAHAN kelengkapan
(3 bulan) SPJ UP/GU aplikasi Arsip Arsip
SPM
KPPN
(3 bulan)
2g Pengesahan urut urut
PENGESAHAN tgl tgl
SPJ TU SPM
Pengesahan
SP2D-TU (5 rangkap) tdk
2a PENGESAHAN lengkap Arsip 4c
Memverifikas SPJ TU urut
i kecocokan
3d tgl
dokumen (3
2h ya3c
bulan
Petugas dari
terakhir) 1a PKPPB Mengesahkan
2d Menyusun
2b rekap
tdk cocok Melalui PKPPB
pengeluaran
ya yang sah SPM
Pengesahan
2c 1b (5 rangkap)
Membuat SPM
pengesahan dan Rekap
PPKB memberi pengeluaran
paraf bahwa telah
diuji kebenarannya Arsip
urut
tgl
SPM
Pengesahan
(5 rangkap) Arsip
urut
2e tgl
159
04 PELAKSANAAN & PELAPORAN
1. Pengesahaan
2. Pelaksanaan
3. Revisi
160
Pengesahan SOP
1. SOP harus disahkan oleh pejabat yang
berwenang
2. SOP langsung berlaku setelah disahkan
3. Pelaksanaan SOP didahului adanya
sosialisasi / pelatihan
4. Apabila dari awal telah melibatkan user /
pelaksana maka tahapan pelaksanaan tidak
banyak ada masalah
5. Apabila ada kesalahan-kesalahan di
inventarisir terlebih dahulu untuk kemudian
direvisi
161
05 EVALUASI SOP
162
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI SOP
SOP dievaluasi secara periodik minimal satu
tahun sekali untuk melihat :
1. Kesesuaian antara SOP dengan tata aturan
2. Kesesuaian SOP dengan proses bisnis
3. Kesesuaian SOP dengan
kecukupan/keandalan SPI
4. Kesesuaian SOP dengan konsep
efektivitas dan efisiensi
5. Kesesuaian SOP dengan perubahan
struktur organisasi
163