Anda di halaman 1dari 2

Nomor : 008/SOP-BC/KPP MP C/2014 Tanggal : 30 Juni 2014

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KPPBC TIPE MADYA PABEAN C

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGAWASAN KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS
PELAYANAN, ADMINISTRASI, DAN PENGAWASAN

DASAR HUKUM :
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2007.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 01/PM.4/2008 tentang Kode Etik Pegawai
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Tugas Unit Kerja Kepatuhan Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :
1. SOP ini menggambarkan proses Pengawasan Kepatuhan Pelaksanan Tugas (PKPT) Pelayanan,
Administrasi, dan Pengawasan, dimulai sejak petugas membuat konsep surat tugas pelaksanaan
PKPT sampai dengan konsep laporan pelaksanaan tugas dan/atau rekomendasi untuk peningkatan
pelaksanaan tugas disampaikan kepada Kepala Kantor.
2. Pengawasan Kepatuhan Internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh UKKI terhadap
kesesuaian kegiatan unit kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya terhadap tujuan, sasaran,
rencana, kebijakan, instruksi, dan/atau ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam organisasi dan
ketaatan atau kesesuaian sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai terhadap kode etik dan/atau
peraturan disiplin pegawai sesuai dengan ruang lingkup wilayah kerja berdasarkan struktur
organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. PKPT dilakukan terhadap kegiatan unit kerja dan/atau sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dalam
rangka pelaksanaan tugas yang terdiri atas pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan
tugas administrasi.
4. Tujuan PKPT adalah untuk memastikan, menjamin, atau memberikan keyakinan memadai tentang
kesesuaian proses pelaksanaan tugas dengan prosedur, tata kerja, dan peraturan perundang-
undangan dan kesesuaian sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dengan kode etik dan/atau
peraturan disiplin pegawai.
5. Pelaksanaan PKPT dilakukan melalui kegiatan pengamatan, pemantauan, pemeriksaan,
peninjauan, dan/atau penilaian.
6. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan.

PERSYARATAN :
1. Pelaksanaan PKPT dilakukan oleh Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan berdasarkan :
a. analisis manajemen risiko atas data-data kegiatan atau kinerja pelaksanaan tugas menunjukkan
adanya potensi penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang
merugikan masyarakat dan negara;
b. laporan atau pengaduan masyarakat tentang terjadinya penyimpangan, pelanggaran peraturan
perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara dalam pelaksanaan
tugas;
c. perintah dari kepala instansi vertikal;
d. pemintaan Kepala Kanwil DJBC;
e. permintaan dari Kepala Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.
2. Dalam rangka pelaksanaan PKPT, tim atau petugas yang ditunjuk pada Seksi Kepatuhan Internal
dan Penyuluhan berwenang untuk meminta data, informasi, dan bukti-bukti yang diperlukan dan para
pegawai terkait wajib untuk membantu dan memenuhi data, informasi, dan bukti-bukti yang
diperlukan.
BIAYA :
Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:
Norma waktu pelaksanaan SOP ini terbagi atas 3 (tiga) tahap yaitu :
- Penyusunan konsep surat tugas PKPT sampai dengan penandatanganan surat tugas paling lama
2 (dua) hari kerja.
- Pelaksanaan PKPT sesuai dengan periode surat tugas.
- Penyusunan Laporan Pelaksanaan PKPT dan/atau nota dinas rekomendasi tindak lanjut hasil
PKPT disampaikan kepada Kepala Kantor paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah PKPT dilakukan.

Mengetahui :
Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Iyan Rubiyanto
NIP 19660927 199103 1 002

Anda mungkin juga menyukai