DISUSUN OLEH:
CITRA FEBRIANTI RAMADANI
8102030
Tanggal
April 2016
Mengesahkan,
Kepala Seksi Pemeriksaan
MUH TAHIR
NIP 196212311985031030
Menilai,
Nilai
(1-100)
Presentasi Workshop
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2011 tentang
tata cara pemeriksaan pajak pasal 1 ayat (2) yang berbunyi pemeriksaan adalah
serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Berdasarkan pengertian tersebut apabila wajib pajak tidak
patuh terhadap kewajiban perpajakannya dan/atau dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan maka akan dilakukan pemeriksaan.
Sebelum tim pemeriksa melakukan pemeriksaan maka akan dilakukan persiapan
pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak.
1. Kondisi Ideal
Proses persiapan pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak Nota Dinas Penunjukan
Supervisor diterima. Namun, bila data profile wajib pajak tidak ditemukan atau belum
dibuat maka akan ada penambahan 1 bulan untuk pembuatan dokumen tersebut
yang dilakukan oleh seksi pengawasan dan konsultasi. Profile adalah informasi
mengenai wajib pajak yang memuat identitas dan kegiatan usaha serta riwayat
aktivitas perpajakannya secara berkesinambungan yang dapat diklasifikasikan atas
data permanen, data akumulatif, dan data lain. Sesuai dengan surat edaran Direktur
Jendral Pajak nomor s-126/PJ.41/2006 tanggal 15 Mei 2016, cakupan minimal
profile wajib pajak adalah KLU, gambaran kegiatan usaha wajib pajak, pihak-pihak
yang terkait dengan usaha wajib pajak, omzet, penghasilan kena pajak, PPh pasal
25/29 terutang, jumlah karyawan dan Pasal 21 terutang (jika ada), harta yang
dimiliki, daya listrik yang dipakai oleh wajib pajak yang bersangkutan, dan rekening
telepon dan PAM. Tujuan dari dilaksanakannya pemeriksaan ada dua. Pertama,
menguji kepatuhan yaitu pemeriksaan yang akan berujung pada ketetapan pajak
terutang. Hasilnya berupa SKPKB, SKPLB, SKPN, atau STP. Kedua, tujuan lain yaitu
pemeriksaan yang berujung rekomendasi atau pendapat pemeriksa.
2. Kondisi Saat Ini
Secara keseluruhan proses persiapan pemeriksaan di kantor pelayanan
pajak maros sudah sesuai dengan SOP KPP50-0031. Mulai dari diterimanya lembar
penugasan pemeriksaan, penunjukan supervisor dan permintaan data wajib pajak,
pembentukan tim pemeriksa, hingga dibuatnya surat perintah pemeriksaan. Namun
terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya sumber daya
manusia yang memadai.
iii
B. Sasaran
Berdasarkan kondisi yang telah diungkapkan diatas, adapun sasaran yang ingin dicapai oleh
penulis, yaitu mengetahui proses persiapan pemeriksaan, mengidentifikasi permasalahan,
serta memberikan saran atas permasalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Permasalahan
Berdasarkan pengamatan penulis selama kegiatan OJT (on the job training), proses persiapan
pemeriksaan sudah sesuai dengan SOP yang berlaku. Namun pelaksana pemeriksaan mendapatkan
beberapa kendala antara lain:
Kurangnya sumber daya manusia yang dapat membantu pekerjaan pelaksana pemeriksa.
Kurangnya pengetahuan sumber daya manusia.
Kurangnya Sarana dan Prasarana yang memadai.
sehingga banyak kardus penyimpanan berkas berada diluar lemari. Meskipun terlihat rapi,
tapi akan menyulitkan dalam mengambil dan merapikan kembali.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara keseluruhan proses persiapan pemeriksaan di kantor pelayanan pajak maros sudah
sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) Direktorat Jendral Pajak Nomor
KPP50-0031 tentang Tata Cara Persiapan Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Maros.
Mulai dari diterimanya lembar penugasan pemeriksaan, membuat konsep nota dinas
penunjukan supervisor dan konsep Bon Peminjaman Berkas dan profile wajib pajak, hingga
diterbitkannya surat perintah pemeriksaan.
Dalam prakteknya, pelaksana seksi Ekstensifikasi menemui berbagai permasalahan dalam
menerbitkan proses persiapan pemeriksaan. Permasalahan tersebut diantaranya masih
kurangnya sumber daya manusia, kurangnya pengetahuan pelaksana pemeriksaan, dan
kurangnya sarana dan prasarana.
Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran berkenaan dengan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh seksi Pemeriksaan di KPP Pratama Maros dalam hal
persiapan pemeriksaan, antara lain:
Penambahan jumlah pegawai pelaksana seksi Ekstensifikasi agar penerbitan surat perintah
pemeriksaan lebih efektif dan efisien.
Perlunya bimbingan tambahan sehingga mempercepat proses pelaksanaan tugas
pemeriksaan.
Perlunya tambahan sarana dan prasarana yang menunjang sehingga dapat membuat
proses pelaksanaan tugas dari seksi pemeriksaan lebih cepat, rapi, dan tuntas.
iii