SURAT EDARAN
NOMOR SE-6/BC/2022
TENTANG
A. Umum
Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan
Cukai dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 64 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai, perlu
disusun pedoman implementasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan
Cukai dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 64 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai. Kedua
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tersebut
mencabut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 31 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai.
C. Ruang Lingkup
Surat Edaran ini mengatur mengenai:
1. Pelaksanaan tugas berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea
dan Cukai.
2. Pelaksanaan tugas berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 64 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa
Bea dan Cukai.
3. Tindak lanjut pencabutan Nota Dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 445 Tahun
2020 tentang Pedoman dan Tata Kerja Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli
Pertama.
4. Bukti pendukung dan penilaian angka kredit berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang
Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan PermenPANRB Nomor 64 Tahun 2021
tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai.
5. Penjelasan butir kegiatan tugas jabatan, kegiatan pengembangan profesi dan kegiatan
penunjang dalam PermenPANRB Nomor 63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional
Pemeriksa Bea dan Cukai dan PermenPANRB Nomor 64 Tahun 2021 tentang Jabatan
Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai.
6. Pengelolaan kinerja bagi pejabat fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai.
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.04/2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan Angka Kreditnya.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal DJBC sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 183/PMK.01/2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Laboratorium Bea dan Cukai.
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai.
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.01/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.01/2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis
Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Kementerian Keuangan
9. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 16 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai.
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai.
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
64 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai.
E. Pelaksanaan Tugas Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan Pejabat
Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai Secara Umum
Secara umum, Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai (PBC) dan Pejabat Fungsional
Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai (APBC) dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan khususnya melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional
Pemeriksa Bea dan Cukai dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 64 tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai.
Beberapa hal umum yang menjadi dasar pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tugas Lintas Unsur dan Sub Unsur
Merupakan penugasan kepada PBC dan APBC untuk melaksanakan uraian butir kegiatan
diluar sub unsur nya, penugasan lintas sub unsur dapat dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Terdapat penugasan dari atasan langsung yang secara spesifik menyebutkan butir
kegiatan; dan
b. Memenuhi persyaratan dan kompetensi untuk melaksanakan uraian butir kegiatan
pada sub unsur yang dituju.
c. Penugasan di jenjang jabatan yang sama, satu tingkat di bawah atau satu tingkat di
atas.
d. Bukti pendukung menyesuaikan bukti pendukung kegiatan sub unsur tujuan
penugasan.
e. Ada kesesuaian dengan kewenangan serta tugas dan fungsi unit kerja yang
bersangkutan.
2. Pelaksanaan Tugas Limpah
Merupakan penugasan kepada PBC dan APBC untuk melaksanakan uraian butir kegiatan
satu tingkat dibawah dan/atau satu tingkat diatas jenjang jabatan yang seharusnya, baik
dalam sub unsur yang sama atau lintas sub unsur. Pelaksanaan tugas limpah dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Satu tingkat di bawah atau satu tingkat di atas dari jenjang PBC dan APBC yang
ditugaskan dalam jabatan fungsional yang sama;
b. Terdapat penugasan dari atasan langsung yang secara spesifik menyebutkan butir
kegiatan;
c. Pada jenjang yang dituju terdapat kekurangan PBC dan APBC atau tidak terdapat PBC
dan APBC.
d. Bagi PBC dan APBC yang ditugaskan untuk melaksanakan butir kegiatan berjenjang
sesuai dengan jabatan sendiri sekaligus tugas limpah atas atau bawah, hanya dapat
mengakui angka kredit dari satu butir kegiatan saja.
e. Butir kegiatan dengan skema angka kredit harian dan butir kegiatan dengan kriteria
tertentu sebagaimana lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Edaran ini tidak diperbolehkan untuk dilimpahtugaskan.
3. Pelaksanaan Butir Kegiatan dengan Skema Harian
Butir kegiatan yang dilaksanakan dengan skema harian dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang
Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 64 tentang Jabatan Fungsional Asisten
Pemeriksa Bea dan Cukai dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) PBC dan APBC yang sedang menjalankan cuti tidak berhak untuk mendapatkan
angka kredit harian.
b) PBC dan APBC yang melaksanakan cuti 0,5 (setengah) hari hanya dapat mengakui
angka kredit sebesar 0,5 (setengah) kali angka kredit harian yang seharusnya.
c) Hari kerja yang ditentukan adalah hari kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
lingkungan Kementerian Keuangan yaitu Senin s.d. Jumat untuk kantor yang
menerapkan hari kerja biasa, dan sesuai hari kerja efektif bagi pegawai di kantor
yang menerapkan sistem 24/7.
d) Jam kerja regular yang berlaku untuk 1 (satu) hari kerja mengacu pada ketentuan jam
kerja dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238 Tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.01/2016 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
e) Dalam hal PBC dan APBC ditugaskan untuk melaksanakan butir kegiatan harian di
luar hari kerja normal (hari Sabtu/ Minggu/ hari libur), maka pengakuan angka kredit
berlaku proporsional dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika jumlah jam kerja di bawah 0,25 (seperempat) hari kerja, pengakuan angka
kredit harian sebesar 0% (nol persen);
Jika jumlah jam kerja antara 0,25 (seperempat) s.d. 0,75 (tiga per empat) hari kerja,
pengakuan angka kredit harian sebesar 50% (lima puluh persen); atau
Jika jumlah jam kerja di atas 0,75 (tiga per empat) hari kerja, pengakuan angka
kredit sebesar 100% (seratus persen).
Hari kerja tersebut dihitung berdasarkan jam kerja total, bukan jam kerja efektif sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
f) Jika PBC dan APBC melaksanakan lembur pada hari kerja, atas pelaksanaan lembur
tersebut tidak memperoleh tambahan angka kredit. Angka kredit yang didapatkan
dalam satu (1) hari kerja ditambah lembur tetap diakui sebesar 100% (seratus
persen).
g) Jika PBC dan APBC ditugaskan untuk melaksanakan dinas luar maka berhak
mendapatkan angka kredit harian jika dinas luar tersebut berkenaan dengan tugas
dan fungsinya.
h) Jika selama periode pelaksanaan tugas harian PBC dan APBC mendapatkan
penugasan lain yang berhubungan dengan angka kredit, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
(1) Untuk penugasan dengan penunjukkan dari Sekretaris DJBC dan mendapatkan
angka kredit atas keikutsertaan dalam kegiatan
pelatihan yang pelaksanaannya selama 1 (satu) hari penuh;
kegiatan seminar/ lokakarya/ workshop; atau
kegiatan sejenis lainnya.
selama kegiatan berlangsung, PBC dan APBC harus memilih salah satu
pengakuan angka kredit antara angka kredit tugas jabatan secara harian atau
angka kredit dari keikutsertaan kegiatan di atas.
(2) Untuk penugasan dengan penunjukkan dari Sekretaris DJBC dan mendapatkan
angka kredit atas keikutsertaan dalam kegiatan e-learning atau sejenisnya
dengan durasi pelaksanaan per hari tidak melebihi 0,5 (setengah) hari kerja,
maka PBC dan APBC dapat mengakui angka kredit tugas jabatan secara harian
sebesar 50% (lima puluh persen). Jika dalam 1 (satu) hari mendapatkan
penugasan lebih dari 1 (satu) e-learning atau sejenisnya dengan penunjukkan
dari Sekretaris DJBC, maka tidak mendapatkan angka kredit harian.
(3) Untuk penugasan menjadi pengajar, PBC dan APBC mengakui angka kredit
tugas jabatan secara harian dengan menyesuaikan proporsi sisa jam kerja yang
tersisa sebagai berikut:
Jika jumlah sisa jam kerja di bawah 0,25 (seperempat) hari kerja, pengakuan
angka kredit tugas jabatan secara harian sebesar 0% (nol persen);
Jumlah sisa jam kerja antara 0,25 (seperempat) s.d. 0,75 (tiga per empat) hari
kerja, pengakuan angka kredit tugas jabatan secara harian sebesar 50% (lima
puluh persen); atau
Jumlah sisa jam kerja diatas 0,75 (tiga per empat) hari kerja, pengakuan angka
kredit tugas jabatan secara harian sebesar 100% (seratus persen).
Hari kerja tersebut dihitung berdasarkan jam kerja total, bukan jam kerja efektif
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
i) Bagi PBC dan APBC yang telat melakukan presensi masuk (TL) dan/atau melakukan
presensi keluar sebelum batas waktu (PSW), pengakuan angka kredit bagi PBC dan
APBC tersebut adalah sebagai berikut:
No Jenis TL dan PSW Keterangan
H. Tindak Lanjut Pencabutan Nota Dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 445
Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Kerja Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan
Cukai Ahli Pertama
Dengan ditetapkannya Nota Dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND-10/BC/2022
hal Pemberlakuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 63 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 64
Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai, maka Nota Dinas
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 445/BC/2020 tentang Pedoman dan Tata Kerja
Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli Pertama dinyatakan tidak berlaku
sehingga pelaksanaan tugas PBC dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tugas PBC didasarkan pada uraian kegiatan pada sub unsur masing-masing
dan dapat diberikan penugasan lintas unsur/ sub unsur lain dan penugasan limpah sesuai
dengan kebutuhan unit kerja.
2. Penggunaan butir kegiatan PBC “Melakukan reviu atas pelaksanaan tugas
pengawasan dan/atau pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai pada tempat-
tempat tertentu yang ditunjuk oleh pimpinan unit atau kondisi tertentu” tidak dapat
lagi digunakan di dalam kantor, sehingga implementasinya merujuk pada kriteria
terminologi tempat-tempat tertentu dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor 22/BC/2017 tentang Bukti Pendukung, Tugas Limpah, Pelatihan, Uji Kompetensi,
serta Waktu Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea
dan Cukai Sub Unsur Penelitian Dokumen, dan penggunaan kategorisasi tempat-tempat
tertentu yang sesuai dengan jenjang jabatan.
3. Output atau bukti dukung pelaksanaan butir kegiatan per satuan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada angka 2 adalah “Laporan reviu pelaksanaan tugas harian” untuk PBC.
L. Pengelolaan Kinerja bagi Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai dan Pejabat
Fungsional Asisten Pemeriksa Bea dan Cukai
Ketentuan terkait pengelolaan kinerja bagi PBC dan APBC dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam Nota Dinas Direktur Kepatuhan Internal Nomor ND-22/BC.08/2021
hal Panduan Penyusunan Kontrak Kinerja Pejabat Fungsional di Lingkungan DJBC Tahun
2022.
M. Penutup
Surat Edaran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.