Anda di halaman 1dari 142

t

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTAI{AHAN NASIONAL
SEKRETARIAT JEI\DERAL

Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12014Kolak Pos '1403 Telepon: 7228901, 7393939 email :surat@atrbpn.go.id

Yth. 1. Para Pejabat Pirnpinan Tinggi Madya;


2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
3. Para Kepala Kantor Wilayah BPN;
4. Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional {STPN);
5. Para Kepala Kantor Pertanahan.
di Tempat

SURAT EDARAN
NOMOR 2 i SE-KU .O1 .A2 lfir I 2023
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
REALISASI ANGGARAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANGI
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

1. Umurn
Bahwa dalam rangka tertib administrasi, akuntabilitas, dan
transparansi pengelolaan anggaran serta keseragaman pertanggungjaw'aban
peiaksanaan anggaran di iingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/tsadan Pertanahan It{asionai, maka perlu dibuat pedoman pelaksanaan
dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini agar terdapat keseragaman
dalam pertanggungj awaban pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini berisi ketentuan-ketentuan, tata cara
dan prosedur pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kernenterian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

4. Dasar

fulWi Poof"e,a,ra( TroTu*oya


-2-

4. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6736);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan
dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi
Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5174);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5804);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 6767);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian
Pengaturan di Bidang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6836);
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang
Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
678);

g. Peraturan...
-3-

g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1272) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
181/PMK.05/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Perjalanan Dinas Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1547);
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2017 tentang
Administrasi Pengelolaan Hibah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 990);
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.05/2017 tentang Tata Cara
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Sebelum Barang/Jasa Diterima (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1475);
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.02/2021 tentang Tata Cara
Revisi Anggaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
1429);
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.02/2022 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 494);
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2022 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
1333);
m. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi;

n. Peraturan...
-4-

n. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2016


tentang Tata Cara Pembayaran Penghasilan bagi Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri yang Dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2016
tentang Tata Cara Pembayaran Penghasilan bagi Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri yang Dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
o. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 23/PJ/2020 tentang Bentuk
dan Tata Cara Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Serta
Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Penghasilan Unifikasi;
p. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-331/PB/2021
tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar;

5. Dalam rangka tertib administrasi, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan


anggaran dan keseragaman pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
perlu disampaikan ketentuan-ketentuan, tata cara dan prosedur
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sebagai berikut:
A. Pembebanan dan Penetapan Honorarium
1. Pembebanan honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan,
Pengelola PNBP, Pengelola SAI, dan Pengurus/Penyimpan Barang Milik
Negara (BMN), Penanggung Jawab Pengelola Keuangan pada Satuan
Kerja yang Khusus Mengelola Belanja Pegawai menggunakan akun
521115 dan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN)
dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21 sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 80 Tahun 2010 dengan tarif:

GOL…
-5-

TARIF PAJAK
GOL
Memiliki NPWP Tidak Memiliki NPWP
IV 15% 18%
III 5% 6%
II 0% 0%

Dalam hal telah diberikan tunjangan jabatan fungsional di bidang


perbendaharaan atau tunjangan jabatan fungsional pengelola
pengadaan barang/jasa, maka diberikan honorarium sebesar 40%
(empat puluh persen) dari besaran ketentuan honorarium tersebut.
2. Tim dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan
a. Ketentuan pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan sebagai berikut:
1) mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur;
2) bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan
unit Eselon I/Kementerian Negara/Lembaga/Instansi Pemerintah
lainnya;
3) bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan;
4) khusus untuk pejabat negara/pegawai Aparatur Sipil Negara
diberikan sepanjang merupakan tugas tambahan di samping
tugas pokoknya sehari-hari;
5) dilakukan secara selektif, efektif dan efisien; dan
6) tim yang telah terbentuk selama tiga tahun berturut-turut,
dilakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektivitas keberadaan
tim dimaksud untuk dipertimbangkan menjadi tugas dan fungsi
suatu unit organisasi.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
menerima tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-
undangan mengenai tunjangan kinerja dengan tunjangan kinerja
pada kelas jabatan tertinggi lebih besar atau sama dengan
Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan kurang dari
Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) masuk klasifikasi II

dalam…
-6-

dalam pemberian honorarium tim kegiatan, maka pemberian


honorarium Pejabat Negara, Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II,
Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pejabat
fungsional dalam satu tahun hanya diperkenankan menerima
honorarium 2 (dua) tim yang bersumber dari DIPA Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional maupun dari
DIPA Kementerian/Lembaga lainnya.
Untuk tim yang keanggotaannya berasal dari lintas Eselon I di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, jumlah orang dalam tim tersebut dibatasi maksimal
sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, sedangkan untuk tim yang
keanggotaannya selain berasal dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga melibatkan Kementerian
Negara/Lembaga lain dapat lebih dari 25 (dua puluh lima) orang
dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan negara yaitu akuntabilitas, efektif, efisien dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
b. Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari tim pelaksana kegiatan. Sekretariat tim pelaksana
kegiatan hanya diperuntukkan untuk menunjang tim pelaksana
kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri. Jumlah sekretariat
tim pelaksana kegiatan sebagai berikut:
1) paling banyak 10 (sepuluh) orang untuk tim pelaksana kegiatan
yang ditetapkan oleh Presiden;
2) paling banyak 7 (tujuh) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang
ditetapkan oleh Menteri/Pejabat setingkat Menteri.
c. Pembayaran honorarium tim pelaksana kegiatan per tim dapat
dilakukan dengan cara Uang Persediaan (UP)/Pembayaran Langsung
(LS) ke rekening Bendahara atau rekening bank para penerima
honorarium. Akun yang digunakan adalah 521213.

3. Honorarium...
-7-

3. Honorarium Pengadaan Barang/Jasa:


a. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
Honorarium diberikan kepada seseorang yang diangkat oleh
Pengguna Anggaran (PA)/KPA sebagai Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa
melalui pengadaan langsung, penunjukan langsung, dan/atau e-
purchasing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Honorarium Kelompok Kerja Pemilihan Unit Kerja Pengadaan Barang
dan Jasa (UKPBJ)
Honorarium diberikan kepada seseorang yang diangkat oleh PA/KPA
menjadi Kelompok Kerja Pemilihan di UKPBJ untuk melaksanakan
pemilihan penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Honorarium Pengguna Anggaran
diberikan kepada Pengguna Anggaran dalam hal:
1) menetapkan pemenang atas pelelangan atau penyedia pada
penunjukkan langsung untuk paket pengadaan
barang/konstruksi/jasa lainnya; atau
2) menetapkan pemenang pada seleksi atau penyedia pada
penunjukkan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Catatan:
Dalam hal Pejabat Pengadaan Barang/Jasa atau anggota UKPBJ telah
menerima tunjangan fungsional pengelola pengadaan barang/jasa, maka
pemberian honorarium tersebut dilaksanakan dengan ketentuan:
1. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa diberikan honorarium sebesar 40%
(empat puluh persen) dari besaran Honorarium Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa;
2. Honorarium dapat diberikan kepada anggota Kelompok Kerja UKPBJ
setelah mengerjakan 30 (tiga puluh) paket; dan
3. Pejabat…
-8-

3. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa dan/atau anggota UKPBJ hanya


dapat diberikan paling banyak sebesar Rp44.000.000,00 (empat
puluh empat juta rupiah) per orang per tahun.
d. Honorarium Perangkat Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
(UKPBJ) diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota
Polri/TNI yang berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang
diberi tugas tambahan sebagai perangkat pada UKPBJ. Yang
dimaksud dengan UKPBJ adalah unit yang struktur organisasinya
dilekatkan pada unit organisasi yang sudah ada. Dalam hal UKPBJ
sudah merupakan struktur organisasi tersendiri dan perangkat
UKPBJ telah diberikan remunerasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka perangkat UKPBJ tidak
diberikan honorarium.
e. Akun yang digunakan adalah 521213.

4. Honorarium Kegiatan Pelaksanaan Seminar/Rapat/Sosialisasi/


Diseminasi/Bimtek/Workshop/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/FG-
D/Kegiatan Sejenis yang diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai
Aparatur Sipil Negara baik yang dilaksanakan di dalam negeri maupun
di luar negeri yang dilaksanakan secara langsung (offline) maupun daring
(online) melalui aplikasi secara live dan bukan rekaman/hasil tapping,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk
kegiatan diklat/pelatihan.
a. Honorarium Narasumber/Pembahas
Penunjukan dan pembayaran honorarium Narasumber/Pembahas
dapat diberikan dengan ketentuan:
1) Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium
narasumber/pembahas adalah 60 (enam puluh) menit baik
dilakukan secara panel maupun individual;
2) Narasumber berasal dari luar kementerian negara/lembaga
penyelenggara atau dari perguruan tinggi di luar satker
penyelenggara;
3) Khusus…
-9-

3) Khusus Kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, narasumber


dapat diberikan honorarium sepanjang berasal dari luar Bagian
Anggaran (BA) penyelenggara;
4) Hanya dapat diberikan oleh satker penyelenggara;
5) Honorarium narasumber/pembahas dapat diberikan dengan
ketentuan sepanjang berasal dari luar unit Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
6) Honorarium Narasumber/Pembahas untuk setiap materi pada
kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya diatur sebagai berikut:
a) Narasumber setingkat pejabat Eselon I dan pejabat Eselon II
dapat membawa maksimal 2 (dua) orang pendamping sebagai
narasumber;
b) Narasumber setingkat pejabat Eselon III dapat membawa
maksimal 1(satu) orang pendamping sebagai narasumber; atau
c) Narasumber setingkat pejabat Eselon IV ke bawah tanpa
pendamping.
b. Honorarium Moderator
Honorarium Moderator dapat diberikan dengan ketentuan:
1) dilaksanakan secara langsung (offline) maupun daring (online)
melalui aplikasi secara live dan bukan rekaman/hasil tapping baik
di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk
kegiatan diklat/pelatihan;
2) sepanjang berasal dari luar unit Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3) khusus Kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, moderator
dapat diberikan sepanjang berasal dari luar Bagian Anggaran (BA)
penyelenggara;
4) hanya dapat diberikan oleh satker penyelenggara.

c. Honorarium…
-10-

c. Honorarium Pembawa Acara


Honorarium Pembawa Acara dapat diberikan dengan ketentuan apabila
dihadiri oleh Menteri/Pejabat Setingkat dengan peserta kegiatan
minimal 300 (tiga ratus) orang dan sepanjang dihadiri dari luar
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional/Lembaga lainnya/masyarakat baik dilaksanakan secara
langsung (offline) maupun daring (online) melalui aplikasi secara live
dan bukan rekaman/hasil tapping.
d. Honorarium Panitia
Honorarium panitia dapat diberikan dengan ketentuan apabila peserta
yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional/lembaga
lainnya/masyarakat serta dilaksanakan secara langsung (offline).
Dalam hal pelaksanaan kegiatan memerlukan tambahan panitia yang
berasal dari non-pegawai Aparatur Sipil Negara harus dilakukan secara
selektif dengan mempertimbangkan urgensi, dengan besaran
honorarium mengacu pada besaran honorarium untuk anggota panitia.
Jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium maksimal 10%
(sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan
efisiensi dan efektivitas. Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40
(empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium
paling banyak 4 (empat) orang.
Pembayaran honorarium narasumber/pembahas, moderator,
pembawa acara menggunakan akun 522151, sedangkan honor panitia
menggunakan akun 521213.
Honorarium Pegawai ASN dan bukan pegawai ASN kegiatan
Pelaksanaan Seminar/Rapat/Sosialisasi/Diseminasi/Bimtek/
Workshop/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/FGD/Kegiatan sejenis
dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan tarif:

Uraian…
-11-

TARIF PAJAK
Uraian
Memiliki NPWP Tidak Memiliki NPWP
Pegawai PNS

Gol. IV 15 % 18 %
Gol. III 5% 6%
Gol. II 0% 0%
Bukan Pegawai PNS

Jumlah Bruto x 50% x Jumlah Bruto x 50%


Penghitungan Tarif pasal 17 ayat (1)*) x (Tarif pasal 17 ayat
(1)*) + 20%)

Keterangan:
*) Lapisan tarif Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan pasal 17 ayat (1):

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Dipakai


Sampai dengan Rp60.000.000,00 5%
di atas Rp60.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00 15%
di atas Rp250.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00 25%
di atas Rp500.000.000,00 s.d. Rp5.000.000.000,00 30%
di atas Rp5.000.000.000,00 35%

e. Honorarium Narasumber Pakar/Praktisi/Profesional


1) Satuan biaya honorarium narasumber pakar/praktisi/profesional
merupakan satuan biaya yang digunakan untuk kebutuhan
honorarium narasumber pakar/praktisi/profesional yang
mempunyai keahlian/profesionalisme dalam ilmu/bidang tertentu
dalam kegiatan seminar/rapat/sosialisasi/diseminasi/
workshop/sarasehan/simposium/diklat/lokakarya/Focus Group
Discussion/kegiatan sejenis yang diselenggarakan baik di dalam
negeri maupun di luar negeri yang dilaksanakan secara langsung
(offline) maupun daring (online) melalui aplikasi secara live dan
bukan rekaman/hasil tapping.
2) Untuk…
-12-

2) Untuk kegiatan yang diselenggarakan di luar negeri,


narasumber/pembahas dikelompokkan sebagai berikut:
Kelas A : Narasumber Pakar/Praktisi/Profesional yang
disetarakan dengan Menteri, ketua dan wakil ketua
lembaga negara.
Kelas B : Narasumber Pakar/Praktisi/Profesional yang
disetarakan dengan duta besar yang menjabat kepala
perwakilan, pegawai negeri Gol. IV/c ke atas, perwira
tinggi Anggota Polri/TNI, dan anggota lembaga
negara.
Kelas C : Narasumber Pakar/Praktisi/Profesional yang
disetarakan dengan pegawai negeri Gol. III/c sampai
dengan Gol. IV/b dan perwira menengah Anggota
Polri/TNI.
Pembayaran honorarium narasumber/pembahas pakar/praktisi
/profesional menggunakan akun 522151.

f. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang terdiri atas Asisten
Verifikator Berkas, Operator Komputer, Pengelola Aplikasi, Petugas
Teknisi (Mechanical Electrical), Customer Service Officer, Asisten
Pengadministrasian Umum, Tenaga Satpam, Pengemudi, Petugas
Kebersihan, Pramubakti dan Supir.
Penunjukan dan Pembayaran honorarium Asisten Verifikator Berkas,
Operator Komputer, Pengelola Aplikasi, Petugas Teknisi (Mechanical
Electrical), Customer Service Officer, Asisten Pengadministrasian Umum,
Tenaga Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, Pramubakti dan Supir
dibebankan tiap bulan yang diberikan hanya kepada non-pegawai
Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan tugas dan fungsinya berdasarkan surat keputusan pejabat yang
berwenang/kontrak kerja. Dalam 1 (satu) tahun anggaran dapat
dialokasikan tambahan honorarium sebanyak 1 (satu) bulan sebagai
tunjangan hari raya keagamaan.
Dalam…
-13-

Dalam hal pengadaan dimaksud melalui pihak ketiga/diborongkan,


alokasi honorarium dapat ditambahkan paling banyak sebesar 25% (dua
puluh lima persen) dari satuan biaya di luar seragam dan perlengkapan.
Dalam hal suatu wilayah yang memiliki upah minimum lebih tinggi dari
pada satuan biaya dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
2023, maka satuan biaya ini dapat dilampaui mengacu pada ketentuan
tersebut sepanjang anggaran tersedia dengan mengukur efisien dan
efektivitas.
Dalam rangka pelaksanaan kewajiban pemberi kerja untuk membayar
iuran/premi jaminan sosial, maka atas Honorarium Asisten Verifikator
Berkas, Operator Komputer, Pengelola Aplikasi, Petugas Teknisi
(Mechanical Electrical), Customer Service Officer, Asisten
Pengadministrasian Umum, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan,
Pramubakti dan Supir/upah minimum di suatu wilayah dapat
ditambahkan iuran/premi jaminan sosial sesuai ketentuan yang berlaku.
Kegiatan perjalanan dinas yang mengikutsertakan PPNPN, untuk tingkat
biaya perjalanan disesuaikan dengan tingkat
pendidikan/kepatutan/tugas yang bersangkutan.
Pembayaran honorarium PPNPN menggunakan akun 521111. Atas
penghasilan PPNPN yang tidak berkesinambungan sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, dasar pengenaan PPh
Pasal 21 adalah:

Jumlah Bruto x 5% (tarif pasal 17 ayat (1))

g. Honorarium Rohaniwan
Untuk rohaniwan pembayarannya menggunakan Akun 521213 dan bagi
rohaniwan yang merupakan pegawai ASN dikenakan Pajak Penghasilan
Pasal 21 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 dengan
tarif:

GOL…
-14-

TARIF PAJAK
GOL Memiliki NPWP Tidak Memiliki NPWP
IV 15 % 18 %
III 5% 6%
II 0% 0%

Apabila rohaniwan bukan merupakan pegawai ASN, dikenakan Pajak


Penghasilan Pasal 21 sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor
PER-16/PJ/2016 adalah:

Jumlah Bruto x 50% x 5% (tarif pasal 17 ayat (1))

B. Biaya Konsumsi
Biaya konsumsi rapat dapat diberikan dengan ketentuan:
1. rapat koordinasi dilaksanakan secara langsung (offline) minimal selama
2 (dua) jam;
2. jika melibatkan unit Eselon II lainnya/kantor vertikal berdasarkan
struktur organisasi, diberikan konsumsi rapat berupa kudapan/snack;
3. jika melibatkan unit Eselon I lainnya/kementerian negara/lembaga
lainnya/instansi pemerintah/masyarakat, diberikan konsumsi rapat
berupa makan dan kudapan/snack.
C. Perjalanan Dinas dalam Negeri
Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip selektif,
ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja,
efisiensi, akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan perjalanan dinas
dan pembebanan biaya perjalanan dinas.
Perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas jabatan dan perjalanan dinas
pindah. Surat Edaran ini hanya mengatur perjalanan dinas jabatan yang
melewati batas kota, perjalanan dinas dalam kota sampai dengan 8
(delapan) jam dan dalam kota lebih dari 8 (delapan) jam.

Unsur…
-15-

Unsur biaya perjalanan dinas terdiri atas uang harian, uang representasi,
uang transpor (taksi/bus/kereta api/pesawat/moda transportasi lainnya)
dan biaya penginapan.
Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax,
bagasi, dan biaya retribusi lainnya. Uang harian terdiri atas uang makan,
uang transpor lokal, uang saku dan uang representasi dibayarkan secara
lumpsum, sedangkan biaya transpor dibayarkan berdasarkan metode
at cost (tetap memperhatikan kelas moda transportasi) serta biaya
penginapan dibayarkan dengan memperhatikan tarif tertinggi sesuai
Standar Biaya Masukan. Agar terdapat keseragaman dalam
pertanggungjawaban dan adanya efisiensi dalam pelaksanaannya,
perjalanan dinas jabatan dapat dibagi sebagai berikut:
1. Perjalanan Dinas Jabatan yang Melewati Batas Kota dengan akun
524111
a. Dilengkapi Surat Tugas dan Surat Perjalanan Dinas (SPD) sesuai
dengan format dalam Lampiran XII;
b. Mendapatkan uang harian yang dibayarkan secara lumpsum;
c. Tarif uang representasi Menteri sebesar Rp250.000,00 (dua
ratus lima puluh ribu rupiah), pejabat Eselon I sebesar
Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dan pejabat Eselon II
sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
d. Satuan biaya taksi adalah biaya transpor menuju
bandara/pelabuhan/terminal/stasiun keberangkatan atau dari
bandara/pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan menuju
tempat tujuan di kota kedatangan dan sebaliknya. Satuan biaya
taksi menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran) dengan
bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
e. Transpor menggunakan pesawat udara dibayar dengan
menggunakan metode at cost. Bukti harga tiket adalah sesuai tarif
harga maskapai dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

f. Biaya…
-16-

f. Biaya penginapan/hotel dalam rangka perjalanan dinas biasa


dibayar menggunakan metode at cost, dengan memperhatikan tarif
tertinggi pada Standar Biaya Masukan. Untuk perjalanan dinas
jabatan yang dilakukan oleh Menteri maka ajudan Menteri dapat
menginap pada hotel/penginapan yang sama. Dalam hal biaya
penginapan pada hotel/penginapan yang sama tersebut lebih
tinggi dari satuan biaya hotel/penginapan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya,
maka ajudan Menteri dapat menggunakan fasilitas kamar dengan
biaya terendah pada hotel/penginapan tersebut.
g. Pegawai Aparatur Sipil Negara golongan III ke bawah atau pejabat
struktural Eselon III, Eselon IV dan Eselon V yang melaksanakan
perjalanan dinas bersama-sama dapat diberikan 1 (satu) kamar
hotel untuk berdua, kecuali dalam Tim berbeda jenis kelamin,
biaya penginapan/hotel yang bisa dibayarkan adalah batas
tertinggi penjumlahan tarif pada Standar Biaya Masukan masing-
masing pelaksana perjalanan dinas.
h. Dalam hal pelaksanaan Perjalanan Dinas tidak menggunakan
biaya penginapan atau tidak diperoleh bukti penginapan, kepada
pelaksana perjalanan dinas dapat diberikan biaya penginapan
sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat
tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Standar Biaya Masukan. Biaya tersebut dibayarkan
secara lumpsum dan masuk perhitungan dalam Daftar
Pengeluaran Riil (DPR).

i. Biaya…
-17-

i. Biaya pembatalan perjalanan dinas dapat dibebankan pada Daftar


Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja berkenaan
dengan ketentuan seperti diatur dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat
(3), Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam
Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak
Tetap. Dokumen yang harus dilampirkan dalam rangka
pembebanan biaya pembatalan perjalanan dinas jabatan meliputi:
1) Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan
dari atasan Pelaksana SPD, atau paling rendah Pejabat Eselon
II bagi Pelaksana SPD Pejabat Eselon III ke bawah, yang dibuat
sesuai format Lampiran I Surat Edaran ini.
2) Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan
Dinas Jabatan yang ditandatangani oleh PPK sesuai format
Lampiran II Surat Edaran ini.
3) Pernyataan/Tanda Bukti Besaran Pengembalian Biaya
Transpor dan/atau biaya penginapan dari perusahaan jasa
transportasi dan/atau penginapan yang disahkan oleh PPK.
j. Komponen biaya perjalanan dinas jabatan melewati batas kota
dapat dilihat pada Lampiran III.
2. Perjalanan Dinas Jabatan yang Dilaksanakan di Dalam Kota dengan
Akun 524113
Perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan di dalam kota dibedakan:
a. Perjalanan Dinas Jabatan dalam kota yang dilaksanakan sampai
dengan 8 (delapan) jam.
1) Perjalanan Dinas Jabatan dalam kota yang dilaksanakan
sampai dengan 8 (delapan) jam, apabila penugasan yang
dilaksanakan lebih dari 1 tujuan pelaksanaan dinas jabatan
dan merupakan suatu kesatuan penugasan, hanya diberikan
sebesar 1 (satu) kali biaya transpor dalam kota.
2) Bagi…
-18-

2) Bagi pejabat/pegawai yang telah mendapatkan fasilitas


kendaraan dinas sesuai Surat Keputusan penunjukan
pemegang kendaraan bermotor, maka tidak dapat dibayarkan
uang transpor perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan di
dalam kota.
3) Perjalanan dinas dalam kota yang dilaksanakan sampai dengan
8 (delapan) jam dapat dilakukan tanpa penerbitan SPD, bukti
kehadiran menggunakan form Lampiran IV Surat Edaran ini.
Besaran transpor dalam kota adalah Rp150.000,00 (seratus
lima puluh ribu rupiah)/orang/hari diberikan secara lumpsum
dan dalam hal biaya transpor melebihi satuan biaya tersebut
dapat dibayarkan sesuai bukti riil moda transportasi yang
digunakan (at cost) menggunakan form Lampiran V. Pegawai
ASN yang melaksanakan perjalanan dinas jabatan yang
dilaksanakan di dalam kota sampai dengan 8 (delapan) jam
dapat diberikan uang makan sepanjang pegawai ASN yang
bersangkutan mengisi daftar hadir kerja pada hari kerja
berkenaan.
4) Komponen biaya perjalanan dinas jabatan dalam kota sampai
dengan 8 (delapan) jam dapat dilihat pada Lampiran VI.
b. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan lebih dari 8 (delapan)
jam.
1) Perjalanan dinas untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang
memerlukan waktu tempuh melebihi 8 (delapan) jam pergi
pulang termasuk pelaksanaan kegiatannya, dilakukan dengan
penerbitan SPD, bukti kehadiran dengan menggunakan form
Lampiran VII Surat Edaran ini.

2) Besaran…
-19-

2) Besaran transpor dalam kota adalah Rp150.000,00 (seratus


lima puluh ribu rupiah)/orang/hari diberikan secara lumpsum
dan dalam hal biaya transpor melebihi satuan biaya tersebut
dapat dibayarkan sesuai bukti riil moda transportasi yang
digunakan (at cost).
3) Uang harian dibayarkan secara lumpsum dengan besaran
sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya.
4) Uang representasi untuk Menteri, Pejabat Eselon I dan Pejabat
Eselon II yaitu:
a. Menteri sebesar Rp125.000,00 (seratus dua puluh lima ribu
rupiah);
b. Pejabat Eselon I sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu
rupiah);
c. Pejabat Eselon II sebesar Rp75.000,00 (tujuh puluh lima
ribu rupiah).
5) Komponen biaya perjalanan dinas jabatan di dalam kota lebih
dari 8 (delapan) jam dapat dilihat pada Lampiran VIII.
3. Kegiatan Rapat, Seminar dan Sejenisnya
a. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor dapat
dilaksanakan di luar kota maupun di dalam kota, menggunakan
metode fullboard/fullday/halfday.
b. Syarat-syarat kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor
adalah sebagai berikut:
1) Dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu dilakukan secara
intensif dan bersifat koordinatif yang sekurang-kurangnya
melibatkan peserta dari Kementerian Negara/Lembaga lainnya
yang terkait pelaksanaan tugas dan fungsi/masyarakat.

2) pelaksanaannya…
-20-

2) pelaksanaannya memperhatikan prinsip efisiensi dan efektivitas


kerja dengan mendahulukan penggunaan ruang
rapat/aula/serbaguna/sejenisnya, yang dimiliki oleh kantor.
3) penggunaan fasilitas hotel/pertemuan/rapat villa/cottage/resort
dan/atau fasilitas ruang gedung lainnya yang bukan milik
pemerintah dapat dilaksanakan secara selektif dengan memenuhi
kriteria penyelenggaraan sidang/konvensi/konferensi
internasional/workshop/seminar/simposium/sosialisasi/bimbi-
ngan teknis/sarasehan berskala internasional yang
diselenggarakan di dalam negeri.
c. Untuk uang harian dibayarkan secara lumpsum sebesar uang harian
paket meeting fullboard/fullday/halfday sesuai jumlah hari riil
pelaksanaan rapat/pertemuan, dan besaran biaya satuan biaya paket
kegiatan rapat/pertemuan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan.
d. Satuan biaya paket kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar
kantor menurut pesertanya terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:
1) Kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar kantor pejabat
Menteri/setingkat Menteri adalah kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya yang melibatkan pejabat Menteri/setingkat Menteri;
2) Kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar kantor pejabat
Eselon I/Eselon II adalah kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang melibatan pejabat Eselon I/Eselon II/yang disetarakan;
3) Kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya di luar kantor pejabat
Eselon III ke bawah adalah kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya
yang melibatkan pejabat Eselon III/yang disetarakan.

e. Kegiatan…
-21-

e. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor dilengkapi


dengan:
1) Hasil output kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya berupa
transkrip hasil rapat/notulen rapat/laporan;
2) Surat undangan yang ditandatangani serendah-rendahnya pejabat
setingkat Eselon II/kepala satuan kerja;
3) Surat tugas bagi peserta;
4) Bukti kehadiran perjalanan dinas jabatan paket meeting
fullboard/fullday/halfday (menggunakan form Lampiran IX);
5) Surat Pernyataan (sesuai dengan Lampiran X);
6) SPD dapat dibuat secara kolektif dengan melampirkan daftar
peserta yang telah disahkan oleh PPK pada satuan kerja
penyelenggara (menggunakan form Lampiran XI dan XII).
f. Kegiatan Rapat, Seminar dan Sejenisnya (Fullboard/Fullday/Halfday)
di Luar Kantor di Dalam Kota.
Uraian Paket Fullboard (Dalam Paket Fullday Paket Halfday
Kota/Luar Kota)

Waktu Sehari penuh dan Minimal 8 jam Minimal 5 jam


Pelaksanaan menginap tanpa menginap tanpa menginap

Akun 1. Apabila 524114 524114


dibebankan DIPA
penyelenggara:
524114
2. Apabila
dibebankan DIPA
dari luar kota
penyelenggara:
524119
Uang harian 1. Besaran uang Besaran uang Besaran uang
harian untuk harian untuk harian untuk
semua golongan semua golongan semua golongan
peserta peserta peserta
rapat/pertemuan rapat/pertemuan rapat/pertemuan
sama, namun sama, namun sama, namun
berbeda tarif sesuai berbeda tarif berbeda tarif
dengan lokasi sesuai dengan sesuai dengan
provinsi. lokasi provinsi. lokasi provinsi.

Uraian…
-22-

Uraian Paket Fullboard (Dalam Paket Fullday Paket Halfday


Kota/Luar Kota)
2. Pembayaran uang
harian untuk
kegiatan 1 (satu)
paket meeting
fullboard diberikan
2 (dua) hari, untuk
kegiatan 2 (dua)
paket meeting
fullboard diberikan
3 (tiga) hari dan
seterusnya
Peserta dari luar
Kota/Kantor
Wilayah/Kantor
Pertanahan
Kabupaten/Kota: bagi
peserta yang karena
faktor transportasi
memerlukan waktu
tambahan untuk
berangkat/pulang di
luar waktu
pelaksanaan kegiatan
dapat dialokasikan
biaya penginapan dan
uang harian
perjalanan dinas
sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-
undangan, untuk 1
(satu) hari sebelum
dan/atau 1 (satu) hari
sesudah pelaksanaan
Uang Transpor a) Uang transpor Uang transpor Uang transpor
peserta peserta peserta
rapat/pertemuan rapat/pertemuan rapat/pertemuan
dari tempat dari tempat dari tempat
penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan
(lokal) sebesar (lokal) sebesar (lokal) sebesar
Rp150.000,00 Rp150.000,00 Rp150.000,00
(seratus lima (seratus lima (seratus lima
puluh ribu rupiah). puluh ribu puluh ribu
b) Uang transpor rupiah). rupiah).
peserta dari luar
kota adalah at cost.

a. Akomodasi…
-23-

a. Akomodasi paket fullboard diatur sebagai berikut:


Menteri, Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II ke atas diberikan 1
(satu) kamar untuk 1 (satu) orang. Pejabat Eselon III ke bawah
diberikan 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) orang. Satuan biaya paket
fullboard ini digunakan untuk penghitungan biaya paket fullboard per
peserta dengan akomodasi 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) orang.
Sedangkan besaran indeks satuan biaya paket fullboard untuk
pejabat Eselon II ke atas sebagaimana tersebut di atas, dapat
diberikan sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari satuan biaya paket
fullboard.
b. Apabila menggunakan kerja sama dengan pihak hotel dikenakan
Pajak Penghasilan Pasal 23 dari nilai bruto tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai. Namun bila menggunakan Event Organizer (EO)
dipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015.
c. Komponen perjalanan dinas yang dilakukan di luar kantor
penyelenggara (hotel/tempat lain) untuk kegiatan
fullboard/fullday/halfday dapat dilihat dalam Lampiran XIII.
3. Ilustrasi penggunaan akun perjalanan dinas jabatan dapat dilihat dalam
Lampiran XIV.
4. Biaya Rapid Tes Antigen-Swab/Swab PCR
Batasan tarif Rapid Tes Antigen-Swab/Swab PCR dapat berubah dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga Negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
5. Biaya Paket Data dan Komunikasi
Biaya paket data dan komunikasi hanya dapat diberikan kepada pegawai
yang dalam pelaksanaan tugasnya sebagian besar membutuhkan
komunikasi secara daring (online).

Kepada…
-24-

Kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara


daring (online) dan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan secara daring
(online) yang bersifat insidentil dapat diberikan biaya paket data sesuai
kebutuhan paling tinggi sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu
rupiah) per orang/bulan.
Catatan:
Pemberian biaya paket data dan komunikasi dilakukan secara selektif
dengan mempertimbangkan intensitas pelaksanaan tugas dan fungsi
penggunaan media daring (online) dan ketersediaan anggaran, dan sesuai
dengan prinsip tata kelola yang baik dan akuntabilitas.
6. Penggunaan Akun COVID-19
Penggunaan akun COVID-19 menyesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam hal penanganan COVID-19.
Matriks petunjuk pelaksanaan pemutakhiran akun COVID-19 terdapat
pada Lampiran XXI.

D. Perjalanan Dinas Luar Negeri


Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah perjalanan yang dilakukan ke luar
dan/atau masuk wilayah Republik Indonesia, termasuk perjalanan di luar
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan dinas/negara.
Perjalanan dinas luar negeri meliputi perjalanan dinas jabatan dan perjalanan
dinas pindah.
Surat edaran ini hanya mengatur perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan
oleh pelaksana SPD di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan luar lingkungan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan menggunakan anggaran
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan.

a. Perjalanan…
-25-

a. Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan untuk keperluan sebagai berikut:


1. melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan;
2. mengikuti kegiatan magang di luar negeri;
3. melaksanakan Pengumandahan (Detasering);
4. mengikuti konferensi/sidang internasional, seminar, lokakarya, studi
banding, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis;
5. mengikuti dan/ atau melaksanakan pameran dan promosi;
6. mengikuti training, pendidikan dan pelatihan, kursus singkat (short
course), penelitian, atau kegiatan sejenis.
b. Perjalanan dinas luar negeri harus dilengkapi dengan Exit Permit atau Izin
Berangkat ke Luar Negeri, Surat Persetujuan dari Presiden/Pejabat yang
ditunjuk, Surat Tugas, Surat Perjalanan Dinas, dan paspor.
c. Komponen yang dapat dibayarkan adalah:
1. Biaya transpor termasuk biaya transportasi ke terminal
bus/stasiun/bandar udara/pelabuhan dan biaya transportasi dari
terminal bus/ stasiun/bandar udara/pelabuhan.
Satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas luar negeri pergi pulang
(PP) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Standar Biaya Masukan merupakan satuan biaya yang digunakan
untuk perencanaan kebutuhan biaya pembelian tiket pesawat udara
dari bandara di Jakarta ke berbagai bandara kota tujuan di luar negeri
pergi pulang (PP). Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak
termasuk airport tax dan biaya retribusi lainnya.
2. Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas luar
negeri menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran).
3. Biaya aplikasi visa dan biaya lainnya dalam rangka melaksanakan
Perjalanan Dinas sepanjang dipersyaratkan di negara penerima.
4. Uang harian terdiri atas biaya penginapan, uang makan, uang saku
dan uang transportasi lokal.

5. Golongan…
-26-

5. Golongan uang harian untuk perjalanan dinas bersifat rombongan dan


tidak terpisahkan, dapat ditetapkan mengikuti salah satu golongan
uang harian yang memungkinkan pelaksana Surat Perjalanan Dinas
(SPD) menginap dalam 1 (satu) tempat penginapan yang sama. Dalam
hal golongan uang harian bagi pelaksana SPD yang ditetapkan tidak
memungkinkan mereka menginap dalam 1 (satu) tempat penginapan
yang sama, diatur sebagai berikut:
a) masing-masing golongan yang lebih rendah dapat dinaikkan 1 (satu)
tingkat di atasnya; atau
b) dalam hal uang harian untuk golongan sebagaimana dimaksud
huruf a tidak mencukupi, golongan uang hariannya dapat dinaikkan
melebihi 1 (satu) tingkat di atasnya.
6. Tambahan uang harian dalam hal terdapat hambatan transportasi
dapat diberikan dengan ketentuan:
a) Dibayarkan 30% (tiga puluh persen) dalam hal biaya penginapan
dan/atau makan ditanggung oleh penyedia Moda Transportasi;
b) Dibayarkan 100% (seratus persen) dalam hal biaya penginapan dan
makan tidak ditanggung oleh penyedia Moda Transportasi;
c) Uang harian suami/istri, bagi istri/suami pejabat negara, PNS,
anggota TNI, anggota Polri dan pejabat lainnya yang diizinkan
untuk ikut serta dalam perjalanan dinas jabatan diberikan uang
harian paling tinggi 80%;
d) Dalam hal biaya akomodasi disediakan oleh pengundang/pihak
penyelenggara/pihak di luar negeri kepada pelaksana SPD yang
melaksanakan perjalanan dinas diberikan uang harian paling tinggi
30% dari tarif uang harian.
7. Uang representasi

d. Perhitungan…
-27-

d. Perhitungan waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan


tugas pergi-pulang:
1. lama perjalanan 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam
dihitung 1 (satu) hari;
2. lama perjalanan 25 (dua puluh lima) sampai dengan 48 (empat puluh
delapan) jam dihitung 2 (dua) hari;
3. lama perjalanan 49 (empat puluh sembilan) sampai dengan 72 (tujuh
puluh dua) jam dihitung 3 (tiga) hari. Diberikan juga uang harian
paling tinggi 40% dari tarif uang harian.
e. Perjalanan dinas luar negeri menggunakan akun 524211/
524212/524219.

E. Pembayaran Tagihan kepada Penyedia Barang dan Jasa


Untuk keseragaman pertanggungjawaban tagihan kepada penyedia
barang dan jasa, perlu disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bentuk bukti pertanggungjawaban untuk pengeluaran/pembiayaan:
a. Sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dilengkapi
berkas:
1) Bukti pembelian (faktur pembelian/nota pembelian/dan bukti-
bukti lain sejenisnya); dan
2) Faktur pajak/faktur barang/Surat Setoran Pajak (SSP).
b. Untuk biaya di atas Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) berupa kuitansi
yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, contoh
pada Lampiran XV dan dilengkapi berkas:
1) Faktur barang; dan
2) Faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP).
c. Untuk pengeluaran pengadaan barang/jasa di atas Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan jasa konsultansi kurang dari Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) berupa Surat Perintah Kerja (SPK), dilengkapi
berkas:
1) Kuitansi…
-28-

1) Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan


PPK contoh pada Lampiran XV;
2) Faktur barang;
3) Faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP);
4) Jaminan yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga keuangan
lainnya (apabila dipersyaratkan);
5) Surat Kuasa (apabila dipersyaratkan);
6) Berita Acara Pembayaran;
7) Surat permohonan pembayaran;
8) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;
9) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
10) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan;
11) Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening
penyedia barang/jasa;
12) Berkas perizinan pihak ketiga *);
13) Kartu Pengawasan Kontrak (Karwas); dan
14) Nomor Register Kontrak (NRK).
d. Pembiayaan untuk pengadaan barang/jasa lebih dari
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi lebih
dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan Kontrak/Surat
Perjanjian, dilengkapi berkas:
1) Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan
PPK contoh pada Lampiran XV;
2) Faktur barang;
3) Faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP);
4) Jaminan yang dikeluarkan oleh Bank atau lembaga keuangan
lainnya (apabila dipersyaratkan);
5) Surat Kuasa (apabila dipersyaratkan);
6) Berita Acara Pembayaran;

7) Surat…
-29-

7) Surat permohonan pembayaran;


8) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;
9) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
10) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan;
11) Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening
penyedia barang/jasa;
12) Berkas perizinan pihak ketiga/Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pajak *);
13) Kartu Pengawasan Kontrak (Karwas); dan
14) Nomor Register Kontrak (NRK).
Keterangan:
*) sebagai dasar melakukan pemotongan atau pemungutan PPH, PPN
2. Bea Meterai
Bukti pertanggungjawaban bea meterai mulai tahun 2021 menjadi tarif
tunggal sebesar Rp10.000,00.
3. Perpajakan
a. PPN
Instansi Pemerintah menyetor PPN atau PPN dan PPnBM yang telah
dipungut ke kas negara dengan menggunakan surat setoran pajak
atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan surat setoran
pajak atas nama Instansi Pemerintah.
Pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga/rekanan
(Pengusaha Kena Pajak /PKP) yang dibayar oleh bendahara dengan
nilai transaksi di atas Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dikenakan
PPN sebesar 11%.
Contoh: pembelian alat tulis kantor, penunjang komputer,
penggandaan, penjilidan, pemeliharaan gedung, pembelian seragam
untuk keperluan dinas, pembelian komputer, pembelian mesin
absensi Pegawai, perolehan jasa konstruksi, perolehan jasa
pemasangan mesin absensi, perolehan jasa perawatan AC kantor,
perolehan jasa atas tenaga keamanan dan tagihan lainnya yang
menurut ketentuan harus dikenakan PPN.
Transaksi…
-30-

Transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga


yang tidak perlu dipungut PPN oleh bendahara yaitu:
1) Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-
pecah;
2) Dengan Kartu Kredit Pemerintah;
3) Pembayaran atas rekening telepon/air/listrik;
4) Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan
Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero);
5) Jasa perhotelan;
6) Jasa pendidikan;
7) Katering;
8) Jasa angkutan umum; dan
9) Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang
menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

b. PPh Pasal 22
Pembelian barang dengan nilai pembelian di atas Rp2.000.000,00
(dua juta rupiah) dan pemecahan nilai pembelian atas suatu transaksi
yang menjadi satu kesatuan tersebut, walaupun nilai transaksi
pembelian yang terpisah kurang dari Rp2.000.000,00 (dua juta
rupiah) namun tetap dilakukan pemungutan PPh Pasal 22 sebesar
1,5%. Apabila pihak ketiga tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif
sebesar 3%.
Contoh: pembelian komputer, mebel, mobil dinas, ATK, penunjang
komputer dan barang lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak
penjual barang.
Transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga
yang tidak perlu dipungut PPh Pasal 22 oleh bendahara yaitu:

1) pembelian…
-31-

1) pembelian barang dengan nilai pembelian paling banyak


Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dengan tidak dipecah-pecah
dalam beberapa faktur;
2) dengan Kartu Kredit Pemerintah;
3) pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air
minum/PDAM dan benda-benda pos.
c. PPh Pasal 23
Pemotongan PPh Pasal 23 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun
berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
oleh bendahara kepada pihak lain, sebesar 2%. Apabila pihak ketiga
tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif sebesar 4%.
d. PPh Pasal 4 ayat (2)
Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat
(2) adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain
melalui pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas
penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Apabila pihak ketiga tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif 100%
lebih tinggi dari tarif pajak terutang. Skema pajak PPh pasal 4 ayat (2)
terdapat pada Lampiran XVI.

e. PPh atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib
pajak yang memiliki peredaran bruto yang menerima atau
memperoleh penghasilan dengan peredaran bruto tidak melebihi
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam
1 (satu) tahun pajak, dikenakan tarif 0,5% (nol koma lima persen)
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2022 tentang
Penyesuaian Pengaturan di Bidang Pajak Penghasilan.

f. Kementerian…
-32-

f. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


tidak melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak
Penghasilan untuk setiap transaksi yang merupakan objek
pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan yang tidak
bersifat final apabila telah menerima fotokopi Surat Keterangan Bebas
Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh Pasal 21/Pasal 22/Pasal 23
yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
menyampaikan kewajiban Surat Pemberitahuan Tahunan.
g. Implementasi Modul Penerimaan Negara (MPN)
Sudah menggunakan Portal Penerimaan Negara (SSO) MPN G-3 yang
telah mengintegrasikan aktivitas pembuatan, pembayaran dan
penagihan terkait:
1) kegiatan perbendaharaan yang dikelola oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
2) penagihan PNBP yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Anggaran;
3) penagihan pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak; dan
4) penagihan bea dan cukai yang dikelola oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
Modul ini secara bertahap akan menggantikan modul sebelumnya
(MPN G-2). Website MPN G-3 dapat diakses melalui tautan
https://mpn.kemenkeu.go.id/.
h. Setelah melakukan penyetoran selanjutnya Bendahara Pengeluaran
melaporkan pajak yang telah disetor. Pelaporan pajak dapat berbentuk
dokumen elektronik yang dilaporkan melalui ebupot unifikasi pada
https://ebupotip.pajak.go.id/. Dalam hal Bendahara tidak atau
terlambat melapor dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka
sanksi administrasi adalah dikenai denda sebesar:
1. Rp500.000,00 untuk SPT Masa PPN.
2. Rp100.000,00 untuk SPT Masa Lainnya.
3. Rp100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP OP.
i. Instansi…
-33-

i. Instansi Pemerintah tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2)


dalam hal pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas
transaksi persewaan tanah dan/ atau bangunan; pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan; usaha jasa konstruksi; hadiah undian;
dan pembelian barang atau penggunaan jasa dari Wajib Pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu yang dilakukan melalui Pihak Lain
dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22
oleh Pihak Lain.
j. Instansi Pemerintah tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas
pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan, dengan nama dan dalam bentuk apa
pun yang dibayarkan kepada rekanan pemerintah yang dilakukan
melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah
dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain.
k. Instansi Pemerintah tidak melakukan pemungutan PPh Pasal 22 atas
pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas pembelian
barang yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi
Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain.
l. Instansi Pemerintah tidak melakukan pemotongan PPh Pasal 23
penghasilan yang dibayarkan kepada rekanan pemerintah dengan
mekanisme Uang Persediaan atas sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan
lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh
Pasal 4 ayat (2); atau penggunaan jasa yang pembayarannya
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, atau anggaran pendapatan dan
belanja desa selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21 yang
dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan,
yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain.

m. PPN…
-34-

m. PPN atau PPn dan PPnBM tidak dipungut oleh Instansi Pemerintah
dalam hal pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh PKP
Rekanan Pemerintah kepada Instansi Pemerintah yang dilakukan
melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan.

F. Pembayaran APBN sebelum Barang/Jasa Diterima


Khusus untuk pembayaran pembuatan komitmen dalam rangka
pengadaan barang/jasa berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa diterima;
2. Dalam hal pengadaan barang/jasa yang karena sifatnya harus
dilakukan pembayaran terlebih dahulu, pembayaran atas beban APBN
dapat dilakukan sebelum barang/jasa diterima meliputi:
a. pemberian uang muka kerja;
b. sewa menyewa (tanah, bangunan, kendaraan, peralatan, dan
mesin, jaringan/akses untuk operasionalisasi piranti lunak) untuk
memenuhi kebutuhan operasional Satker;
c. jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko;
d. kontrak penyelenggaraan beasiswa;
e. pekerjaan pemeliharaan (pekerjaan pemeliharaan yang merupakan
masa uji coba dan atau pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
pekerjaan pokok, dan atas segala cacat kerusakan kekurangan
yang terjadi selama masa tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa);
f. pemasangan atau penambahan daya listrik oleh perusahaan listrik
negara;
g. pengadaan jurnal asing yang dibayarkan dengan uang persediaan
(dalam hal penyedia barang jasa mempersyaratkan pembayaran
terlebih dahulu); dan/atau
h. pengadaan barang/jasa secara elektronik yang dibayarkan dengan
uang persediaan (dalam hal penyedia barang jasa
mempersyaratkan pembayaran terlebih dahulu).
3. Pembayaran…
-35-

3. Pembayaran sebelum barang dan/atau jasa diterima juga dilakukan


untuk tagihan pihak ketiga yang diajukan kepada KPPN pada akhir
tahun anggaran sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai pedoman pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran negara pada akhir tahun anggaran;
4. Pembayaran atas beban APBN sebagaimana dimaksud pada angka 2
dilakukan setelah penyedia barang/jasa menyampaikan jaminan atas
uang pembayaran yang akan dilakukan;
5. Jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 dapat berupa :
a. Surat jaminan (Garansi Bank/Surety Bond);
b. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa (SPKPBJ);
atau
c. Komitmen penyedia barang jasa.
6. Surat Jaminan/(Garansi Bank/Surety Bond) diterbitkan oleh Bank,
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Penjaminan.
a. Syarat Umum Surat Jaminan sebagai berikut:
1) Menggunakan bahasa Indonesia.
2) Diterbitkan oleh Penjamin yang berkedudukan atau memiliki
perwakilan operasional di Indonesia.
3) Masa berlaku surat jaminan paling singkat sampai dengan
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan dalam
kontrak.
4) Masa pengajuan klaim oleh penerima surat jaminan paling
singkat 30 hari kalender setelah berakhirnya masa berlaku surat
jaminan.
5) Masa pembayaran dari penjamin kepada Penerima jaminan
paling lama 14 hari kerja tanpa syarat setelah diterimanya
pengajuan klaim dari penerima jaminan.
6) Nilai surat jaminan paling sedikit sama dengan nilai pembayaran
kepada penyedia barang/jasa.

7) Dalam…
-36-

7) Dalam pembayaran klaim mengacu kepada Pasal 1832 KUH


Perdata dengan mengesampingkan Pasal 1831 KUH Perdata.
8) Memuat klausul bahwa surat jaminan bersifat Mudah Dicairkan
dan Tidak Bersyarat (Unconditional).
b. Syarat Khusus Surat Jaminan dari Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Penjaminan, dan/atau Konsorsium telah dicatat
produknya dan telah mendapatkan izin dari OJK.
c. Surat Jaminan paling sedikit harus memuat:
1) Nama dan alamat penerima jaminan (obligee);
2) Penyedia barang/jasa yang ditunjuk terjamin (principal);
3) Hak penjamin;
4) Nama paket kontrak pekerjaan;
5) Nilai surat jaminan dalam angka dan huruf;
6) Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat jaminan
dengan segera kepada penerima jaminan (obligee);
7) Masa berlaku surat jaminan;
8) Dalam pembayaran klaim mengacu kepada Pasal 1832 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dengan mengesampingkan
Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; dan
9) Tanda tangan penjamin.
d. Kriteria Jaminan telah memenuhi persyaratan mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional) tersebut harus dituangkan dalam
surat pernyataan Penerbit Jaminan sebagai lampiran dari Surat
Jaminan sesuai dengan Lampiran XVII.
e. Pengajuan tagihan pembayaran dari penyedia barang dan jasa
kepada PPK yang menggunakan Surat Jaminan (Garansi
Bank/Surety Bond) disertai dengan:
1) surat pernyataan bahwa jaminan telah sesuai kriteria;
2) surat kuasa klaim dari KPA/PPK kepada Kepala KPPN (khusus
jaminan akhir TA).

Persyaratan…
-37-

Persyaratan tersebut di atas digunakan sebagai lampiran SPP dan


SPM yang menggunakan Surat Jaminan (Garansi Bank/Surety
Bond).
f. PPSPM melakukan pengujian atas keaslian dan keabsahan Jaminan.
g. PPSPM melakukan pengujian dengan cara konfirmasi secara tertulis
kepada penjamin atau melalui laman resmi yang disediakan oleh
penjamin.
h. Surat Jaminan (Garansi Bank/Surety Bond) dikembalikan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah selesai digunakan (BAST).
i. Penatausahaan dan pengawasan Surat Jaminan (Garansi
Bank/Surety Bond) diatur sebagai berikut:
1) Asli Jaminan Pembayaran akhir tahun oleh KPPN;
2) Asli jaminan pembayaran uang muka dan jaminan pembayaran
pemeliharaan dilakukan oleh Satker (pada PPSPM).
7. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa (SPKPBJ)
SPKPBJ adalah pernyataan yang diterbitkan/dibuat oleh penyedia
barang/jasa yang memuat jaminan atau pernyataan kesanggupan
untuk mengembalikan kepada negara dalam hal penyedia barang/jasa
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam
kontrak/perjanjian/bentuk perikatan lainnya.
a) Jaminan berupa SPKPBJ digunakan untuk kegiatan:
1) sewa menyewa yang nilainya lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah);
2) jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko yang nilainya lebih
dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
3) pemasangan atau penambahan daya listrik oleh perusahaan
listrik negara.

b) Penggunaan…
-38-

b) Penggunaan SPKPBJ untuk kegiatan jasa asuransi dan/atau


pengambil alih risiko adalah pembayaran kegiatan jasa
asuransi/pengambil alih risiko untuk:
1) pegawai/non-pegawai yang melaksanakan tugas tertentu
dan/atau yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan;
2) memberikan perlindungan terhadap aset barang milik negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai pengasuransian barang milik negara; dan/atau
3) penugasan tertentu dari pemerintah kepada Perusahaan
Asuransi.

c) SPKPBJ digunakan sebagai lampiran SPP atas pembayaran tagihan


tersebut di atas pada huruf a.
d) PPSPM menguji, melakukan konfirmasi SPKPBJ kepada penyedia
barang dan jasa, menatausahakan dan melakukan pengawasan atas
SPKPBJ tersebut.
e) Format SPKPBJ terdapat pada Lampiran XVIII.

8. Komitmen penyedia barang/jasa.


Jaminan berupa komitmen penyedia barang/jasa digunakan untuk
kegiatan:
a) kontrak penyelenggaraan beasiswa kepada penyelenggara beasiswa
yang tidak termasuk dalam skema bantuan pemerintah
(dilaksanakan kepada penerima beasiswa, Jaminan pembayaran
dilengkapi dengan komitmen dari penerima beasiswa tersebut);
b) sewa menyewa dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah);
c) jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko dengan nilai sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

d) pengadaan…
-39-

d) pengadaan jurnal asing yang dibayar dengan uang persediaan; dan


e) pengadaan barang/jasa secara elektronik yang dibayar dengan uang
persediaan.
Komitmen penyedia barang/jasa digunakan sebagai lampiran
pengajuan tagihan dari Penyedia Barang/Jasa kepada PPK. PPK
menguji pencantuman komitmen penyedia dalam perikatan dan
mengawasi terpenuhinya komitmen.

G. Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Penyetoran


Pengembalian Belanja
Dalam rangka mempercepat proses penyetoran PNBP dan Penyetoran
Pengembalian Belanja serta percepatan proses Rekonsiliasi
Internal/Eksternal, diatur hal-hal sebagai berikut:
1) Penyetoran pendapatan PNBP agar memperhatikan kode Bagian
Anggaran/Unit Organisasi/Satuan Kerja/Fungsi/Subfungsi/Program/
Kegiatan/Output/Lokasi dan akun pendapatan;
2) Pengembalian belanja ke Kas Negara agar memperhatikan Kode Bagian
Anggaran/Unit Organisasi/Satuan Kerja/Fungsi/Subfungsi/Program/
Kegiatan/Lokasi sesuai SPP/SPM pengeluaran belanja tersebut;
3) Proses penyetoran tersebut di atas agar dilakukan melalui Aplikasi
SIMPONI (Sistem Informasi PNBP Online). SIMPONI adalah merupakan
sistem billing yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan untuk memfasilitasi pembayaran/penyetoran
PNBP dan penerimaan nonanggaran;
4) SIMPONI memberi kemudahan bagi Wajib Bayar/Wajib Setor untuk
membayar/menyetor PNBP dan penerimaan nonanggaran melalui
berbagai channel pembayaran seperti teller (Over The Counter), ATM
(Automatic Teller Machine), EDC (Electronic Data Capture), maupun
internet banking.

H. Pengaturan…
-40-

H. Pengaturan Lainnya
1. Bukti Pertanggungjawaban (Evidence)
a. Pekerjaan Lapang
Bukti pertanggungjawaban (evidence) surat tugas dalam pekerjaan
lapang, khususnya kegiatan penyuluhan, pengukuran lapang
minimal memuat uraian:
1) nama petugas;
2) NIP petugas;
3) jabatan petugas dalam kegiatan;
4) lokasi dan volume;
5) waktu (mulai dan selesai)/lama pelaksanaan; dan
6) sumber pendanaan.
b. Pembantu Ukur
Bukti pertanggungjawaban (evidence) anggaran untuk pembantu
ukur lapangan berupa surat tugas (ST) dari perangkat desa atau
kepala kantor pertanahan dan foto geotagging pembantu ukur di
lokasi bidang tanah pada saat pelaksanaan pengukuran.
2. Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas
Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan
dinas kepada pemberi tugas dan biaya perjalanan dinas kepada PPK
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan.
3. Jasa Konsultansi (Konsultan Perorangan) dan Jasa Lainnya (Tenaga
Pendukung)
Mekanisme penggunaan jasa konsultansi oleh konsultan
perorangan/tenaga ahli dan jasa lainnya oleh tenaga pendukung dalam
pelaksanaan anggaran agar berpedoman pada Surat Sekretaris Jenderal
Nomor B/KU.01.03/308-100/II/2023 tanggal 10 Februari 2023 hal
Mekanisme Penggunaan Jasa Konsultan oleh Konsultan
Perorangan/Tenaga Ahli dan Jasa Lainnya oleh Tenaga Pendukung
dalam Pelaksanaan Anggaran.

4. Rincian…
-41-

4. Rincian Anggaran Biaya (RAB), Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Standar
Biaya
Rincian Anggaran Biaya (RAB) dan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of
Reference (TOR) dapat dilihat dan diunduh pada tautan
https://linktr.ee/pagualokasianggaran2023 pada folder Template TOR
RAB.
5. Revisi Anggaran
a. Revisi anggaran bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, kualitas
belanja, dan pemanfaatan penggunaan anggaran;
b. Jika target suatu kegiatan sudah tercapai namun masih terdapat sisa
anggaran maka satker agar melakukan optimalisasi dengan prioritas
menambah volume kegiatan dan kebutuhan untuk mendukung
output tersebut dengan memperhatikan ketentuan revisi anggaran;
c. Revisi kegiatan operasional layanan untuk belanja kegiatan lain dapat
dilakukan setelah satker mendapatkan persetujuan dari Dirjen teknis
terkait.
Contoh:
Revisi pemanfaatan anggaran sumber dana PNBP yang berpotensi
tidak terserap karena perubahan kebijakan, kebutuhan ATK yang
sudah tercukupi, dan lain-lain dapat diubah untuk kegiatan prioritas.
d. Salah satu bagian untuk penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) Satker adalah bobot Revisi Anggaran.
6. Pembayaran Tunjangan Kinerja, Uang Makan dan Uang Lembur Bulan
Desember
Pembayaran tunjangan kinerja, uang makan dan uang lembur bulan
Desember dapat dibayarkan pada bulan Desember sepanjang pagu
anggaran tersedia dalam DIPA tahun berjalan. Pengaturan lebih lanjut
terkait pembayaran tersebut menyesuaikan ketentuan langkah-langkah
akhir tahun yang diterbitkan Kementerian Keuangan.

7. Pengelolaan…
-42-

7. Pengelolaan Hibah
a. Pengelolaan Hibah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 99/PMK.05/2017 Tanggal 18 Juli 2017
tentang Administrasi Pengelolaan Hibah;
b. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 271/PMK.05/2014
Tanggal 31 Desember 2014 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Hibah.
8. Hibah Langsung Uang
Mekanisme pengelolaan hibah langsung uang adalah sebagai berikut:
a. Pembicaraan awal antara pemberi dan penerima hibah;
b. Konsultasi Rencana Penerimaan Hibah
1) Setiap hibah langsung yang akan diterima oleh K/L atau satuan
kerja dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Menteri Keuangan
Cq. DJPPR atau Kanwil DJPb. Konsultasi dilakukan dalam hal:
a) Penerimaan hibah untuk pertama kalinya dan/atau tidak
berulang; dan
b) Tidak sama dengan penerimaan hibah sebelumnya.
2) Cara konsultasi melalui:
a) Tatap muka;
b) Surat menyurat;
c) Rapat; dan/atau
d) Komunikasi melalui sarana elektronik.
c. Membuat Perjanjian Hibah
1) Hibah harus dituangkan dalam perjanjian hibah/dokumen yang
dipersamakan;
2) Salinan perjanjian hibah disampaikan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan;

3) Perjanjian…
-43-

3) Perjanjian hibah paling sedikit memuat:


a) Identitas pemberi hibah dan penerima hibah;
b) Tanggal perjanjian hibah/penandatangan perjanjian hibah;
c) Jumlah hibah;
d) Peruntukan hibah;
e) Ketentuan persyaratan.
4) Perjanjian Hibah langsung ditandatangani oleh Menteri/Pejabat
yang diberi kuasa dan pemberi hibah;
5) Dalam hal tidak terdapat perjanjian hibah langsung untuk
penggunaan hibah dalam mendukung penanggulangan bencana
alam dan bantuan kemanusiaan, perjanjian hibah dapat
digantikan dengan SPTMHL yang ditandatangani oleh PA/KPA.
d. Mengajukan Nomor Register
1) PA/KPA mengajukan permohonan nomor register atas hibah
langsung dalam bentuk uang dari luar negeri ke DJPPR;
2) PA/KPA mengajukan permohonan nomor register atas hibah
langsung dalam bentuk uang dari dalam negeri ke Kanwil DJPb
(Lampiran XXIV) atau melalui Aplikasi SEHATI (Sistem Aplikasi
Pengelolaan Hibah Terintegrasi);
3) Permohonan nomor register hibah uang dilampiri (asli/salinan
yang dilegalisir oleh penerima hibah):
a) Perjanjian hibah/dokumen lain yang dipersamakan (Lampiran
XXV);
b) Ringkasan hibah (Lampiran XXVI);
c) Dokumen surat kuasa/pendelegasian kewenangan untuk
menandatangani perjanjian hibah;
d) Surat/Berita Acara Hasil Rapat Konsultasi.

4) Dalam…
-44-

4) Dalam hal penggunaan hibah langsung untuk mendukung


penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan tidak
terdapat dokumen persyaratan, maka permohonan nomor register
untuk hibah langsung dalam bentuk uang dilampiri dengan
SPTMHL (Lampiran XXVII);
e. Mengajukan Persetujuan Pembukaan Rekening
1) Tata cara pembukaan dan pengelolaan rekening hibah mengacu
pada PMK Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian
Negara/Lembaga;
2) Jika ijin persetujuan pembukaan rekening belum diperoleh,
Kementerian atau satuan kerja penerima hibah dapat membuka
rekening untuk menampung uang dari hibah;
3) Dalam hal telah dibuka rekening untuk menampung dana hibah
sebelum persetujuan pembukaan rekening pengelolaan hibah
diterbitkan, Kementerian atau satuan kerja melakukan hal
sebagai berikut:
a) Mengajukan persetujuan pembukaan rekening pengelolaan
hibah (Lampiran XXVIII), dengan melampirkan:
1. Surat Pernyataan Penggunaan Rekening (Lampiran XXIX);
2. Surat Kuasa (Lampiran XXX);
3. Surat Keterangan Sumber Dana, mekanisme penyaluran
dana dan perlakuan mengenai penyetoran bunga/jasa giro
(Lampiran XXXI);
4. Surat pernyataan kesanggupan untuk memasukan dana
hibah dalam DIPA (Lampiran XXXII);
5. Nomor Register.
b) Membuka rekening pengelolaan hibah berdasarkan persetujuan
yang telah diterbitkan;
c) Memindahkan saldo dana hibah ke rekening yang telah
mendapat persetujuan;
d) Menutup…
-45-

d) Menutup rekening penampungan dana hibah sebelumnya


(Lampiran XXXIII).
4) Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas
negara sebagai penerimaan negara bukan pajak, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian hibah;
5) Rekening hibah yang sudah tidak digunakan sesuai dengan
tujuan pembukaannya wajib ditutup dan saldonya disetor ke kas
negara, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian;
6) Melakukan Penyesuaian Pagu Belanja yang Bersumber dari Hibah
dalam DIPA
a) PA/KPA melakukan penyesuaian pagu belanja yang bersumber
dari hibah langsung dalam bentuk uang melalui revisi DIPA,
yaitu:
1. Sebesar yang direncanakan akan digunakan sampai akhir
tahun anggaran berjalan;
2. Sebesar realisasi penerimaan hibah; atau
3. Paling tinggi sebesar perjanjian hibah.
b) Kementerian/satker dapat langsung menggunakan uang yang
berasal dari hibah langsung tanpa menunggu terbitnya revisi
DIPA;
c) Dalam hal terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari
hibah langsung bentuk uang yang akan digunakan pada tahun
anggaran berikutnya, sisa pagu belanja dimaksud dapat
menambah pagu belanja DIPA tahun anggaran berikutnya;
d) Penambahan pagu DIPA dari sisa pagu belanja tahun
sebelumnya dilaksanakan melalui revisi DIPA.
f. Melakukan Pengesahan Pendapatan Hibah Dan Belanja Dalam
Bentuk Uang
1) PA/KPA mengajukan SP2HL kepada KPPN Khusus Pinjaman dan
Hibah atas pendapatan dan belanja hibah langsung uang dari luar
negeri
a) Pendapatan…
-46-

a) Pendapatan hibah langsung luar negeri sebesar yang telah


diterima; dan/atau
b) Belanja dari hibah langsung luar negeri sebesar yang telah
dibelanjakan pada tahun anggaran berjalan.
2) PA/KPA mengajukan SP2HL kepada KPPN mitra kerjanya atas
Pendapatan dan belanja hibah langsung Uang dari dalam negeri
a) Pendapatan hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang
sebesar yang telah diterima; dan/atau
b) Belanja dari hibah langsung dalam negeri sebesar yang telah
dibelanjakannya pada tahun anggaran berjalan.
3) Penyampaian SP2HL paling sedikit 1 (satu) kali dalam tahun
anggaran bersangkutan dan paling tinggi sebesar nilai yang
tercantum dalam perjanjian hibah dengan melampirkan:
a) Salinan rekening koran atas rekening hibah;
b) Salinan surat penetapan nomor register hibah untuk pengajuan
SP2HL pertama kali;
c) SPTMHL; dan
d) Salinan surat persetujuan pembukaan rekening untuk
pengajuan SP2HL pertama kali.
g. Melakukan Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung
dalam bentuk uang
1) Sisa uang yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk
uang sesuai perjanjian dapat:
a) Dikembalikan kepada Pemberi Hibah;
b) Disetorkan ke Kas Negara; atau
c) Dipergunakan/dibelanjakan di tahun berikutnya.
2) Untuk pengembalian sebagaimana angka 1), PA/KPA mengajukan
Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah
Langsung (SP4HL) dengan ketentuan:

a) Bagi…
-47-

a) Bagi hibah yang berasal dari luar negeri kepada KPPN khusus
pinjaman dan hibah; dan
b) Bagi hibah yang berasal dari dalam negeri kepada KPPN mitra
kerjanya;
dengan dilampiri:
1. Salinan rekening koran atas rekening hibah; dan
2. Salinan bukti pengiriman/transfer kepada pemberi hibah
3) Berdasarkan SP3HL yang diterbitkan oleh KPPN, PA/KPA
membukukan pengurangan saldo kas di K/L dari hibah.
9. Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN) Program Percepatan Reforma
Agraria (PPRA)
Tata cara penganggaran, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan
pelaporan dana Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN) Program
Percepatan Reforma Agraria (PPRA) mengacu pada Petunjuk Teknis
Nomor 2/Juknis-100.03.02/II/2021 Tanggal 17 Februari 2021 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Pertanggungjawaban, dan
Pelaporan Dana Pinjaman atau Hibah Luar Negeri (PHLN).
10. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
a. Penggunaan belanja terkait layanan pertanahan sumber dana PNBP
dengan tarif Rp0,00
Penerimaan layanan pertanahan Rp0,00 tidak diartikan belanja
operasional layanan juga Rp0,00. Belanja operasional layanan
dicairkan berdasarkan adanya permohonan terhadap layanan (baik
diberikan tarif Rp0,00 maupun tarif normal). Untuk itu belanja
operasional layanan terhadap layanan dengan penerimaan Rp0,00,
tetap dapat dialokasikan anggaran belanja sesuai dengan perhitungan
pembiayaan seperti pekerjaan lainnya yang tarifnya normal selama
alokasi penggunaan dana PNBP tersedia, sesuai dengan aturan yang
berlaku untuk menghasilkan output layanan dimaksud.

b. Pembayaran…
-48-

b. Pembayaran Belanja dengan Sumber Dana PNBP


Perubahan struktur sumber dana terhadap kegiatan prioritas
nasional yang menggunakan sumber dana PNBP memerlukan
pengaturan prioritas pembayaran belanja PNBP. Satker agar
menggunakan sumber dana PNBP terutama untuk prioritas kegiatan
sebagai berikut:
1) Belanja Operasional Layanan;
2) Belanja Kegiatan Prioritas Nasional seperti: PTSL, Redistribusi
Tanah, dan lain-lain (Daftar Lengkap pada Lampiran XXIII);
3) Kegiatan Dukungan Manajemen untuk mendukung operasional
layanan perkantoran seperti listrik, air, internet, lisensi, sarana
internal, prasarana internal, dan lain-lain;
4) Kegiatan lainnya.
c. Perlakuan Pengenaan Pajak Penghasilan terhadap Pembayaran
Belanja Operasional Lapang
Semua belanja operasional layanan pertanahan (kegiatan lapang
akun 521219) tidak dikenakan Pajak Penghasilan (PPh).
d. Setoran PNBP Fungsional
Pengaturan terhadap penerimaan PNBP Fungsional adalah sebagai
berikut:
1) penetapan target, pencatatan target, dan penyetoran PNBP atas
Pelayanan Pertanahan (akun 425341) dan Pelayanan Perizinan
Lainnya (akun 425259) dengan menggunakan kode satuan kerja
masing-masing;
2) kepala satker agar menunjuk pegawai sebagai petugas yang
mengadministrasikan PNBP dengan ruang lingkup tugas
sekurang-kurangnya meliputi:
a) memonitor penerimaan;
b) mencatat penerimaan;
c) merekapitulasi penerimaan;
d) melaporkan…
-49-

d) melaporkan penerimaan ke KPPN;


e) memastikan pencatatan dalam Laporan Keuangan; dan
f) memproses penyelesaian pengembalian PNBP.
e. Pengembalian Setoran PNBP Layanan Pertanahan
Sejalan dengan kebijakan pencatatan penyetoran PNBP Layanan
Pertanahan yang sudah di satker masing-masing, maka penyelesaian
pengembalian PNBP diproses oleh satker masing-masing dimana
permohonan layanan dilaksanakan.
11. Pertanggungjawaban Anggaran atas Layanan Pertanahan yang Melewati
Tahun Anggaran
Pembayaran tunggakan pekerjaan atas Layanan Pertanahan (akun
425341), dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Kegiatan layanan pertanahan yang PNBP-nya telah diterima pada Kas
Negara pada tahun yang lalu namun baru diselesaikan kegiatan
layanannya pada tahun berjalan; atau
b. Kegiatan layanan pertanahan yang PNBP-nya telah diterima pada Kas
Negara dan diselesaikan kegiatan layanannya pada tahun yang lalu,
namun belum dilakukan pembayaran atas kegiatan layanan tersebut.
Tata cara mengacu pada Surat Sekretaris Jenderal Nomor
KU.01.04/1423-100/VIII/2022 tanggal 25 Agustus 2022 hal
Pertanggungjawaban atas Layanan Pertanahan yang Melewati Tahun
Anggaran dan peraturan terkait.

12. Kegiatan…
-50-

12. Kegiatan Direktorat Jenderal Tata Ruang


Ketentuan terkait Pelaksanaan Anggaran Pelayanan Penerbitan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), antara lain sebagai
berikut:
a. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
143/PMK.02/2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Kebutuhan Mendesak Atas Pelayanan
Penerbitan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang Berlaku
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, PNBP dari pelayanan penerbitan KKPR saat ini meliputi:
1) layanan penerbitan KKPR untuk kegiatan berusaha; dan
2) layanan penerbitan KKPR untuk kegiatan yang bersifat strategis
nasional.
b. Berdasarkan kewenangan penerbitannya, KKPR terdiri dari:
1) kewenangan pusat (kode kewenangan 00);
2) kewenangan provinsi (kode kewenangan 01); dan
3) kewenangan kabupaten/kota (kode kewenangan 02).
c. Dalam rangka penerimaan PNBP layanan penerbitan KKPR untuk
kegiatan berusaha, kode billing diterbitkan melalui sistem Online
Single Submission (OSS) atau aplikasi SIMPONI dengan
menggunakan akun Pendapatan Perizinan Lainnya (425259);
d. Penggunaan belanja yang bersumber dari dana PNBP KKPR yang
tercantum pada DIPA Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan
dilakukan melalui mekanisme Swakelola Tipe I yang meliputi
kegiatan:
1) monitoring penerbitan persetujuan KKPR; dan
2) bimbingan teknis KKPR.

e. Penggunaan…
-51-

e. Penggunaan belanja yang bersumber dari dana PNBP KKPR yang


menjadi kewenangan organisasi perangkat daerah provinsi dan/atau
kabupaten/kota melalui mekanisme Swakelola Tipe II, yang berupa
Pelayanan Publik Lainnya dalam rangka penerbitan persetujuan
KKPR yang terdiri dari:
1) rapat koordinasi (audiensi/rapat forum penataan ruang); dan
2) peninjauan lapangan/survei dalam rangka verifikasi lapangan
untuk penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang.
f. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia (LKPP)
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola Pasal 5 huruf (b)
bahwa pengertian Swakelola Tipe II adalah Swakelola yang
direncanakan dan diawasi oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola.
Untuk mendukung operasional penerbitan KKPR di daerah
diperlukan adanya regulasi terkait, yaitu Petunjuk Pelaksanaan
Anggaran PNBP KKPR sebagai acuan dalam penggunaan anggaran
PNBP KKPR Tahun Anggaran 2023 yang dapat diunduh pada tautan
https://linktr.ee/juklakanggaranpnbpkkpr2023. Untuk mekanisme
pencairan anggarannya sendiri tetap memperhatikan standar biaya
yang berlaku.
13. Kegiatan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang
a. Pengaturan kegiatan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Surveyor
Berlisensi
Kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah harus dilaksanakan
kurang dari 60 (enam puluh) hari kalender sejak surat keputusan
pengangkatan diterbitkan. Berikut contoh RAB rincian kertas kerja:

1) Contoh…
-52-

1) Contoh RAB untuk 5 orang:

2) Contoh RAB untuk 60 orang:

Contoh perhitungan:
Jumlah target fisik pelantikan untuk seluruh Kanwil BPN
Provinsi sebanyak 775 orang, dengan total penerimaan PNBP
sebesar Rp61.391.000,00. Jika Kanwil A menerima permohonan
pelantikan sebanyak 5 orang maka jumlah PNBP yang akan
disetor sejumlah 5 orang x Rp100.000,00 = Rp500.000,00.
Sehingga biaya operasional lebih besar dari biaya penerimaan.

Jika…
-53-

Jika Kanwil B menerima permohonan pelantikan sebanyak 60


orang, maka jumlah PNBP yang akan disetor sejumlah 60 orang
x Rp 100.000,00 = Rp6.000.000,00, sehingga biaya operasional
lebih kecil dari biaya penerimaan. Dengan demikian akan terjadi
subsidi silang biaya operasional dengan PNBP yang diterima
antara Kanwil A dan Kanwil B.
b. Pelayanan Pemetaan Tematik Kawasan Skala 1:10.000

Kegiatan Layanan Pemetaan Tematik Kawasan Skala 1:10.000


dilaksanakan di kantor wilayah dengan contoh template rincian kerja
sebagai berikut:
1) dengan kapasitas orang survei per hari 20 ha/hari maka 1 OK =
20 Ha;
2) jika terdapat permohonan seluas 100 ha maka jumlah orang
dibutuhkan adalah = 100/20 = 5 OK.
Contoh Perhitungan:
1) bila terdapat permohonan seluas 100 ha, maka nilai SPS nya
adalah 100 ha x Rp40.000 = Rp4.000.000,00;
2) maksimum biaya operasional yang dapat digunakan adalah
sebesar 80% x 85,54% x Rp4.000.000,00 = Rp2.737.280,00.
Adapun…
-54-

Adapun pertanggungjawaban keuangan dan output dari kegiatan


layanan antara lain:
1) Persiapan Administrasi dan Teknis
Bentuk pertanggungjawaban keuangan terkait kegiatan
persiapan administrasi dan teknis berupa bukti pembelian ATK,
bahan penunjang komputer dan konsumsi rapat persiapan.
Output kegiatan ini berupa surat tanda terima berkas lengkap,
formulir DI 302, dan surat tugas.
2) Pelaksanaan Kegiatan Lapangan
Bentuk pertanggungjawaban keuangan terkait kegiatan ini
berupa daftar pembayaran biaya koordinator dan petugas ukur
serta pembelian bahan habis pakai untuk perlengkapan
lapangan.
Output kegiatan ini berupa gambar survei.
3) Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Bentuk pertanggungjawaban keuangan terkait kegiatan
pengolahan data dan penyusunan laporan berupa bukti
pembelian bahan untuk pengolahan data dan penyusunan
laporan.
Output kegiatan ini berupa peta tematik kawasan dan laporan.
c. Layanan Pengukuran Bidang Tanah dengan Luasan 25-1.000 ha
Kegiatan layanan pengukuran bidang tanah dan pengembalian batas
untuk luas di atas 25-1.000 ha dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
BPN Provinsi dengan template pada tautan
https://bit.ly/TemplateLayananKantahKanwil2023.

d. Layanan…
-55-

d. Layanan Pengukuran Bidang Tanah yang Kewenangannya pada


Kantor Pertanahan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan Kegiatan
Pendaftaran Tanah, maka dilakukan perubahan kewenangan
pengukuran bidang tanah dalam rangka kegiatan Layanan
Pengukuran dan Layanan Pengembalian Batas oleh Kantor
Pertanahan yang semula hanya untuk luasan kurang dari 10 ha
menjadi untuk luasan sampai dengan 25 ha. Sehubungan dengan
perubahan tersebut maka perhitungan belanja kegiatan Layanan
Pengukuran dan Layanan Pengembalian Batas agar menggunakan
template atau gradasi perhitungan pengukuran dan pengembalian
batas yang dapat diunduh melalui tautan
https://bit.ly/TemplateLayananKantahKanwil2023.

Tabel…
-56-

Tabel Matriks Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan Layanan


Pengukuran Bidang Tanah

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015,


anggaran belanja untuk kegiatan layanan pengukuran dengan tarif
layanan sebesar Rp0,00 tetap dapat dialokasikan anggaran belanja
kegiatan sesuai dengan perhitungan pembiayaan seperti biaya
layanan pengukuran dan pemetaan bidang tanah lainnya selama
alokasi penggunaan dana PNBP tersedia.
Prosedur pencairan dan pertanggungjawaban anggaran dilakukan
seperti layanan dengan tarif normal sedangkan biaya transportasi,
akomodasi, dan konsumsi ditanggung oleh pemohon.

14. Kegiatan…
-57-

14. Kegiatan Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah


a. Pengaturan Pembiayaan Honor Sidang Panitia A Kegiatan PTSL
Dalam rangka pembiayaan Honor Sidang Panitia A Kegiatan PTSL,
pembiayaan sebesar Rp28.000,00 kepada 7 orang panitia, dengan
ketentuan per orang dibayarkan sebesar Rp4.000,00 sesuai PMK
Standar Biaya Masukan. Pembiayaan Honor Sidang Panitia A
menggunakan akun 521213, dan dikenakan potongan PPh Pasal 21.
b. Pengaturan Tim Peneliti Tanah
Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah,
maka:
1) Pemeriksaan tanah dilakukan oleh:
a) Panitia A;
b) Panitia B; dan
c) Petugas Konstatasi;
tidak lagi mengatur tentang Tim Peneliti Tanah.
2) Dalam rangka kegiatan Layanan Pendaftaran Tanah dengan tarif
Rp0,00 untuk sertipikasi tanah aset Instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah, yang semula dilaksanakan pemeriksaan
tanahnya oleh tim peneliti tanah dengan tarif sesuai ketentuan
Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015, maka
untuk selanjutnya kegiatan pemeriksaan tanah dilaksanakan
oleh Panitia A dan sesuai dengan pasal 22 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 128 tahun 2015 dan Surat Edaran Sekretaris
Jenderal Nomor KU.01.04/1301-100/VIII/2020 tanggal 19
Agustus 2020 mengenai Pengenaan Tarif Rp0,00 (nol rupiah)
Untuk Sertipikasi Tanah Aset Instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menyatakan tarif Pelayanan Pemeriksaan
Tanah oleh Panitia A atau oleh Petugas Konstatasi sebesar
Rp0,00 (nol rupiah).
3) Dalam…
-58-

3) Dalam rangka pelaksanaan anggaran, Satker terlebih dahulu


melakukan revisi POK dengan merubah detail dari Tim Peneliti
Tanah menjadi Panitia Pemeriksaan Tanah A atau Panitia A
(termasuk yang dikenakan tarif Rp0,00);
15. Kegiatan di Direktorat Jenderal Penataan Agraria
a. Pelaksanaan Anggaran pada Kegiatan Redistribusi Tanah
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terkait dengan
penggunaan anggaran belanja dan untuk mencegah terjadinya
pembiayaan ganda terhadap:
1) tanah-tanah pada lokasi yang pernah dilaksanakan inventarisasi
dan identifikasi subjek dan objek pada tahun sebelumnya, maka
hanya dapat dibayarkan anggaran tahapan inventarisasi dan
identifikasi subjek dan objek serta anggaran pada tahapan
selanjutnya bila terdapat perubahan subjek dan objek yang telah
diidentifikasi;
2) tanah yang telah atau pernah ditegaskan menjadi tanah objek
landreform (sudah diterbitkan SK Penegasan TOL) namun belum
diredistribusikan, maka hanya dapat dibayarkan anggaran
tahapan inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek serta
anggaran pada tahapan selanjutnya bila daftar objek dan
subjeknya telah berubah.
Hal lain dalam kegiatan redistribusi tanah yang perlu menjadi
perhatian adalah:
1) untuk komponen 051 penyuluhan redistribusi tanah:
a) pencairan anggaran belanja penyuluhan dilaksanakan
dengan perhitungan jumlah orang dan hari sesuai surat
tugas. Dalam hal diperlukan penambahan petugas penyuluh
dan penginapan karena lokasinya jauh, maka besaran biaya
dapat disesuaikan dengan catatan tidak melebihi total
anggaran yang tersedia dan harga satuan tetap mengacu
pada standar biaya yang berlaku di daerah tersebut;
b) pembayaran…
-59-

b) pembayaran penyuluhan dapat dilakukan setelah


dilaksanakan tahapan inventarisasi dan identifikasi subjek
dan objek serta diperoleh daftar hasil inventarisasi dan
identifikasi subjek dan objek yang menunjukkan
kesimpulannya dapat dilaksanakannya tahapan redistribusi
tanah berikutnya;
2) untuk komponen 052 inventarisasi dan identifikasi subjek dan
objek, anggaran yang dialokasikan untuk pembiayaan
inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek sudah termasuk
biaya petugas desa sebesar Rp10.000,00 per bidang;
3) untuk komponen 053 sidang panitia pertimbangan landreform
(PPL):
a) pencairan anggaran konsumsi pada pelaksanaan sidang PPL
disesuaikan dengan jumlah peserta pada daftar undangan;
b) apabila pada tahap sidang PPL ditemukan bahwa objek dan
subjek tidak memenuhi syarat sehingga tidak
direkomendasikan untuk ditindaklanjuti, maka untuk tahap
kegiatan yang telah dilaksanakan tetap dapat direalisasikan
anggarannya dengan dilengkapi Surat Pernyataan Obyek dan
Subyek yang Tidak Direkomendasikan PPL yang disusun
berdasarkan formulir seleksi subjek dan objek.
b. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) Data dan Informasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah
Hal yang perlu mendapat perhatian terkait dengan penggunaan
anggaran kegiatan data dan informasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah:

1) untuk…
-60-

1) untuk komponen 051 pelatihan pembantu desa, dalam tahapan


kegiatan pelatihan pembantu desa memerlukan biaya
penginapan karena lokasinya jauh, maka besaran biaya tersebut
dapat disesuaikan dengan catatan tidak melebihi total anggaran
yang tersedia dan harga satuan tetap mengacu pada standar
biaya yang berlaku di daerah tersebut;
2) untuk komponen 052 penyuluhan, verifikasi data P4T, dan
pengumpulan data sekunder, terkait sub komponen penyuluhan
data dan informasi P4T, dalam hal tahapan kegiatan penyuluhan
memerlukan biaya penginapan karena lokasinya jauh, maka
besaran biaya tersebut dapat disesuaikan dengan catatan tidak
melebihi total anggaran yang tersedia dan harga satuan tetap
mengacu pada standar biaya yang berlaku di daerah tersebut.
c. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) GTRA Provinsi dan
GTRA Kabupaten/Kota
1) untuk komponen 051 pembentukan GTRA,
a) honorarium tim GTRA dibayarkan kepada penerima yang
namanya tercantum dalam surat keputusan kegiatan atau
yang ditugaskan untuk mewakili serta dikenakan PPh Pasal
21;
b) mekanisme penggunaan jasa konsultan oleh konsultan
perorangan/tenaga ahli dan jasa lainnya oleh tenaga
pendukung dalam pelaksanaan anggaran agar berpedoman
pada Surat Sekretaris Jenderal Nomor B/KU.01.03/308-
100/II/2023 tanggal 10 Februari 2023;
2) untuk komponen 052 penyelenggaraan reforma agraria (RA),
jumlah narasumber pada rapat koordinasi GTRA dapat berasal
dari K/L lain atau organisasi perangkat daerah (OPD) yang
diundang sesuai dengan kebutuhan; dan

3) optimalisasi…
-61-

3) optimalisasi anggaran pada RO GTRA provinsi dan RO GTRA


kabupaten/kota, dapat dilakukan untuk menambah volume
rapat, paket meeting, dan perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas GTRA.
d. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) Data Penerima
Akses Reforma Agraria Daerah
1) untuk komponen 051 pengumpulan bahan dan penyusunan
konsep kegiatan, mekanisme penggunaan jasa konsultan oleh
konsultan perorangan/tenaga ahli dan jasa lainnya oleh tenaga
pendukung dalam pelaksanaan anggaran agar berpedoman pada
Surat Sekretaris Jenderal Nomor B/KU.01.03/308-100/II/2023
Tanggal 10 Februari 2023;
2) untuk komponen 052 bimbingan teknis pemberdayaan tanah
masyarakat, jumlah narasumber pada bimbingan teknis
pemberdayaan tanah masyarakat berasal dari K/L lain,
organisasi perangkat daerah (OPD) dan pakar/praktisi yang
diundang sesuai dengan kebutuhan;
3) untuk komponen 053 tabulasi data penerima akses reforma
agraria, jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan
perjalanan dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing wilayah; dan
4) optimalisasi anggaran pada RO data penerima akses reforma
agraria daerah, dapat dilakukan untuk menambah volume rapat,
paket meeting, dan perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan
tugas data penerima akses reforma agraria.

e. Pelaksanaan…
-62-

e. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) Akses Reforma


Agraria
1) untuk komponen 051 penetapan lokasi, mekanisme penggunaan
jasa konsultan oleh konsultan perorangan/tenaga ahli dan jasa
lainnya oleh tenaga pendukung dalam pelaksanaan anggaran
agar berpedoman pada Surat Sekretaris Jenderal Nomor
B/KU.01.03/308-100/II/2023 Tanggal 10 Februari 2023;
2) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah; dan
3) optimalisasi sisa anggaran dapat dilakukan dengan menambah
volume rapat, jasa profesi/narasumber, paket meeting, dan
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas Program
Penanganan Akses Reforma Agraria (Access Reform).
f. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) Penataan
Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria
1) untuk komponen 051 penguatan kelembagaan, mekanisme
penggunaan jasa konsultan oleh konsultan perorangan/tenaga
ahli dan jasa lainnya oleh tenaga pendukung dalam pelaksanaan
anggaran agar berpedoman pada Surat Sekretaris Jenderal
Nomor B/KU.01.03/308-100/II/2023 Tanggal 10 Februari 2023;
2) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah; dan
3) optimalisasi sisa anggaran dapat dilakukan dengan menambah
volume rapat, jasa profesi/narasumber, paket meeting, dan
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas Program
Penanganan Akses Reforma Agraria (Access Reform).

g. Pelaksanaan…
-63-

g. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) Pengembangan


Usaha dan Fasilitasi Akses Reforma Agraria
1) untuk komponen 052 fasilitasi akses pemasaran, mekanisme
penggunaan jasa konsultan oleh konsultan perorangan/tenaga
ahli dan jasa lainnya oleh tenaga pendukung dalam pelaksanaan
anggaran agar berpedoman pada Surat Sekretaris Jenderal
Nomor B/KU.01.03/308-100/II/2023 Tanggal 10 Februari 2023;
2) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah; dan
3) optimalisasi sisa anggaran dapat dilakukan dengan menambah
volume rapat, jasa profesi/narasumber, paket meeting, dan
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas Program
Penanganan Akses Reforma Agraria (Access Reform).
h. Pelaksanaan Anggaran dan Pertanggungjawaban pada Rincian
Output (RO) Neraca Penatagunaan Tanah Kabupaten/Kota dan
Rincian Output (RO) Neraca Penatagunaan Tanah Kecamatan
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian:
1) untuk komponen 057 konsultasi publik hasil neraca
penatagunaan tanah,
a) jumlah narasumber pada konsultasi publik berasal dari
organisasi perangkat daerah (OPD) dan/atau pakar/praktisi
yang diundang sesuai dengan kebutuhan; dan
b) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan
perjalanan dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing wilayah.
2) optimalisasi anggaran pada RO Neraca Kabupaten/Kota dan
pada RO Neraca Kecamatan, dapat dilakukan untuk menambah
volume rapat, paket meeting, dan perjalanan dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas.

i. Pelaksanaan…
-64-

i. Pelaksanaan Anggaran dan Pertanggungjawaban pada Rincian


Output (RO) Data Sawah Update
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian:
1) untuk komponen 051 penyiapan kegiatan, Mekanisme
Penggunaan Jasa Konsultan oleh Konsultan Perorangan/Tenaga
Ahli dan Jasa Lainnya oleh Tenaga Pendukung dalam
Pelaksanaan Anggaran agar berpedoman pada Surat Sekretaris
Jenderal Nomor B/KU.01.03/308-100/II/2023 Tanggal 10
Februari 2023;
2) jumlah narasumber pada Penyelenggaraan Rapat Koordinasi
Awal Data Sawah Update berasal dari organisasi perangkat
daerah (OPD) dan/atau pakar/praktisi yang diundang sesuai
dengan kebutuhan;
3) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah; dan
4) optimalisasi anggaran pada RO Data Sawah Update, dapat
dilakukan untuk menambah volume rapat, paket meeting, dan
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas.
j. Pelaksanaan Anggaran pada Kegiatan Data Potensi Penataan
Pertanahan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan
Wilayah Tertentu (WP3WT)
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah; dan
2) optimalisasi anggaran pada Kegiatan Data WP3WT, dapat
dilakukan untuk menambah volume rapat dan perjalanan dinas
dalam rangka pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan…
-65-

k. Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan pada Rincian Output (RO) Data


Tanah Kritis
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) jumlah petugas dan jumlah hari dalam pelaksanaan perjalanan
dinas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
wilayah; dan
2) optimalisasi anggaran pada RO Data Tanah Kritis, dapat
dilakukan untuk menambah volume rapat dan perjalanan dinas
dalam rangka pelaksanaan tugas.
l. Pelaksanaan Anggaran Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan
1) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
180/PMK.02/2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Kebutuhan Mendesak atas
Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan yang Berlaku pada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, saat ini jenis layanan Pertimbangan Teknis Pertanahan
(PTP) meliputi:
a) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
Kegiatan Berusaha (PTP PKKPR Berusaha);
b) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
Kegiatan Nonberusaha (PTP PKKPR Non Berusaha);
c) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Persetujuan/Rekomendasi KKPR untuk kegiatan yang
bersifat Strategis Nasional (PTP Persetujuan/Rekomendasi
KKPR untuk Kegiatan yang Bersifat Strategis Nasional);

d) Pelayanan…
-66-

d) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan untuk kegiatan


Penegasan Status dan Rekomendasi Penguasaan Tanah
Timbul (PTP Penegasan Status dan Rekomendasi Penguasaan
Tanah Timbul);
e) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka
Penyelenggaraan Kebijakan Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah (PTP Penyelenggaraan Kebijakan Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah).
2) Dalam rangka pelaksanaan anggaran untuk Pelayanan PTP pada
nomor 1) tersebut di atas, maka satker daerah membuat kode
billing setoran dengan kode satker masing-masing menggunakan
akun 425341.
m. Pelaksanaan Anggaran pada Rincian Output (RO) Layanan
Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Optimalisasi anggaran pada rincian output (RO) Layanan
Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Penataan dan Pemberdayaan,
dapat dilakukan untuk menambah volume rapat dan perjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan tugas.
Pengaturan lebih lanjut terhadap kegiatan-kegiatan di Direktorat
Jenderal Penataan Agraria diatur lebih lanjut sesuai Petunjuk
Pelaksanaan per kegiatan masing-masing dari unit Direktorat Jenderal
Penataan Agraria.

16. Kegiatan…
-67-

16. Kegiatan di Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik


Pertanahan
Untuk perjalanan dinas menghadiri sidang dan honorarium pemberi
keterangan ahli/saksi ahli, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pencairan anggaran:
1) Perjalanan dinas untuk menghadiri sidang yang dilaksanakan di
dalam kota terdiri dari:
a) perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan lebih dari 8 (delapan)
jam; dan
b) perjalanan dinas jabatan yang dilaksanakan sampai dengan 8
(delapan) jam.
Pejabat yang melaksanakan penugasan dalam kota yang
memerlukan waktu sampai dengan 8 (delapan) jam (termasuk
waktu menunggu giliran sidang), biaya transpor kegiatan dalam
kota dibayarkan secara lumpsum sesuai standar biaya.
Namun demikian, biaya transpor dalam kota tidak diberikan
kepada pelaksana SPD yang melaksanakan penugasan
menggunakan kendaraan dinas ataupun melakukan rapat dalam
komplek perkantoran yang sama, sebagaimana diatur dalam
Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan Nomor
113/PMK.05/2012 dan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2023.
2) Pembayaran transpor dalam kota dapat melebihi standar biaya jika
diperlukan sesuai kondisi moda transportasi yang digunakan dengan
melampirkan bukti pengeluaran riil atas biaya transportasi atau biaya
lain yang terkait dengan transportasi (kuitansi bensin, kuitansi tol,
kuitansi parkir).

3) Berdasarkan…
-68-

3) Berdasarkan SBM 2023, honorarium pemberi keterangan ahli/saksi


ahli diberikan kepada pejabat negara/pegawai aparatur sipil
negara/anggota Polri/TNI yang diberi tugas menghadiri dan
memberikan informasi/keterangan sesuai dengan keahlian di bidang
tugasnya yang diperlukan dalam tingkat penyidikan dan/atau
persidangan di pengadilan. Dalam memberikan keterangan di tingkat
penyidikan pada kepolisian/kejaksaan, saksi ahli dapat dibayarkan
honorariumnya dengan melampirkan surat panggilan dari
kepolisian/kejaksaan dan surat tugas.
Dalam hal instansi yang mengundang/memanggil pemberi
keterangan ahli/saksi ahli tidak memberikan honorarium dimaksud,
instansi pengirim pemberi keterangan ahli/saksi ahli dapat
memberikan honorarium dimaksud.
Honorarium narasumber yang dianggarkan pada DIPA merupakan
pagu tertinggi sesuai dengan jenjang jabatan penerima honorarium.
Namun demikian, pembayaran honorarium disesuaikan dengan
jenjang jabatan narasumber yang betul-betul hadir sesuai dengan
penugasan/surat tugas yang bersangkutan.
6. Lain-lain
a. Skema Pajak PPh 21 terdapat pada PPh Pasal 21 Lampiran XIX;
b. Kode Akun Pajak serta Kode Jenis Setoran terdapat pada Lampiran XX;
c. Kompilasi peraturan lainnya dapat diakses pada
https://bit.ly/bahanperaturan.
7. Pada saat berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Nomor 1/SE-
100.3/I/2022 Tanggal 10 Januari 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Realisasi Anggaran di Lingkungan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dinyatakan tidak berlaku.

8. Surat…
I

-59-

8. Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila terdapat


perubahan ketentuan terkait dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban
realisasi anggarall, rRaka Sunat Edaran ini akan disesuaikan lebih lanjut.
Dernikian Surat Edaran ini untuk dipedomani dan di.traksanakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapl<an c.li. Jakanta


pacla tanggal 2 i',i;l; (:i ii,,i.l

a.n. IVlenteri,{grania dan Tata Ruang/


F[asionatr
enderal,

Sugoto

Tembusan:
ftrlenteri A,graria dan Tata Ruang/Kepala Eadan Fertanahan Nasional, di
Jakarta.
Lampiran I Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN


NOMOR…………………

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………………………………………(1)
NIP : ……………………………………………………………(2)
Jabatan : ……………………………………………………………(3)
Unit Organisasi : ……………………………………………………………(4)
Kementerian/Lembaga : ……………………………………………………………(5)
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas Perjalanan Dinas Jabatan atas
nama:
Nama : ……………………………………………………………(6)
NIP : ……………………………………………………………(7)
Jabatan : ……………………………………………………………(8)
Unit Organisasi : ……………………………………………………………(9)
Kementerian/Lembaga : …………………………………………………………..(10)
dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya keperluan dinas
lainnya yang sangat mendesak/penting dan tidak dapat ditunda yaitu …………….
…….…...........................................................(11)...................................................
.........

Sehubungan dengan pembatalan tersebut, pelaksanaan perjalanan dinas tidak


dapat digantikan oleh pejabat/pegawai negeri lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila di


kemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab
penuh dan bersedia diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

…………………………………...(12)
Yang Membuat Pernyataan

…………………………………...(13)
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT
SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN

[1] Diisi nama atasan Pelaksana SPD, yaitu:


a. Kepala Satuan Kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh
Pelaksana SPD pada Satuan Kerja berkenaan;
b. Atasan langsung kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja;
c. Pejabat Eselon II untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh
Pelaksana SPD dalam lingkup Eselon II/setingkat Eselon II berkenaan; atau
d. Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk Perjalanan Dinas
Jabatan yang dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon
I/Pejabat Eselon II.
[2] Diisi NIP atasan Pelaksana SPD
[3] Diisi jabatan atasan Pelaksana SPD
[4] Diisi nama Unit Organisasi atasan Pelaksana SPD
[5] Diisi nama kementerian negara/lembaga dari atasan Pelaksana SPD
[6] Diisi nama Pelaksana SPD
[7] Diisi NIP Pelaksana SPD
[8] Diisi jabatan Pelaksana SPD
[9] Diisi nama Unit Organisasi Pelaksana SPD
[10] Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari Pelaksana SPD
[11] Diisi alasan pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas
[12] Diisi tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat penyataan
[13] Diisi tanda tangan dan nama jelas atasan Pelaksana SPD
Lampiran II Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

SURAT PERNYATAAN PEMBEBANAN


BIAYA PEMBATALAN PERJALANAN DINAS JABATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………………………………………(1)
NIP : ……………………………………………………………(2)
Jabatan : ……………………………………………………………(3)
Satker : ……………………………………………………………(4)
Kementerian/Lembaga : ……………………………………………………………(5)
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Perjalanan Dinas Jabatan
berdasarkan Surat Tugas Nomor: .........tanggal.......... dan SPD
Nomor.........tanggal...........atas nama:
Nama : ……………………………………………………………(6)
NIP : ……………………………………………………………(7)
Jabatan : ……………………………………………………………(8)
Satker : ……………………………………………………………(9)
Kementerian/Lembaga : …………………………………………………………..(10)

dibatalkan sesuai dengan surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas


Jabatan Nomor ............. tanggal .........

Berkenaan dengan pembatalan tersebut, biaya transpor berupa ………….(11)…..


dan biaya penginapan yang telah terlanjur dibayarkan atas beban DIPA tidak
dapat dikembalikan/refund (sebagian/seluruhnya) sebesar
Rp......................(12)…........., sehingga dibebankan pada DIPA Nomor: ...............
tanggal................Satker ............................(13).

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian
hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian negara,
saya bertanggung jawab penuh dan bersedia menyetorkan kerugian negara tersebut
ke Kas Negara.

…………………………………...(14)
Yang Membuat Pernyataan

…………………………………..(15)
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT
SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN

[1] Diisi nama PPK satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[2] Diisi NIP PPK satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[3] Diisi jabatan PPK satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[4] Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[5] Diisi nama kementerian negara/lembaga dari satuan kerja yang dibebani
biaya perjalanan dinasnya
[6] Diisi nama Pelaksana SPD
[7] Diisi NIP Pelaksana SPD
[8] Diisi jabatan Pelaksana SPD
[9] Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya
[10] Diisi nama kementerian negara/lembaga dari satuan kerja yang dibebani
biaya perjalanan dinasnya
[11] Diisi transpor yang digunakan
[12] Diisi dengan jumlah rupiah biaya transpor dan penginapan yang tidak dapat
dikembalikan/refund sebagian/seluruhnya
[13] Diisi nomor DIPA, tanggal, dan nama satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya
[14] Diisi dengan tempat dan tanggal menandatangani surat penyataan
[15] Diisi tanda tangan dan nama jelas PPK satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya
Lampiran III Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN MELEWATI BATAS KOTA

Biaya
Biaya Jumlah Pemetian
Jenis Perjalanan Dinas Biaya
Uang Harian Transpor Hari yang dan
Jabatan Penginapan
Pegawai dibayarkan Angkutan
Jenazah
a. Perjalanan Dinas
Jabatan dalam rangka
Sesuai
pelaksanaan tugas dan √ √ √ -
Penugasan
fungsi yang melekat pada
jabatan
b. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk mengikuti Sesuai
√ 1) √ 1) √ 1) -
rapat, seminar dan Penugasan
sejenisnya
c. Perjalanan Dinas Maksimal
Jabatan dalam rangka 90
√ √ 2) √ 3) -
Pengumandahan (Sembilan
(Datasering) puluh) hari

d. Perjalanan Dinas 2 (dua)


Jabatan untuk menempuh √ √ √ -
hari
ujian dinas/ujian jabatan
e. Perjalanan Dinas
Maksimal
Jabatan untuk mengikuti
√ √ √ 2 (dua) -
pendidikan setara
hari
Diploma/S1/S2/S3

f. Perjalanan Dinas Sesuai


Jabatan untuk mengikuti √ 4) √ 5) √ -
Penugasan
pendidikan dan pelatihan

g. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan Maksimal
ke tempat pemakaman √ √ √ 3 (tiga) √
jenazah pejabat hari
negara/pegawai negeri
yang meninggal dunia
dalam melakukan
perjalanan dinas
h. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan
ke tempat pemakaman Maksimal
jenazah pejabat √ √ √ 3 (tiga) √
negara/pegawai negeri hari
yang meninggal dunia dari
tempat Kedudukan yang
terakhir ke kota tempat
pemakaman
Keterangan :

1. √ 1) : Rincian Biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat,


seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
2. √ 2) : Biaya penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa
Pengumandahan (Datasering) dalam hal tidak tersedia rumah dinas.
3. √ 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan dan
kepulangan.
4. √ 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama
mengikuti kegiatan.
5. √ 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1 (satu)
hari kepulangan.
6. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g dan h: uang harian, biaya transpor
pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak untuk 4 (empat)
orang.
Lampiran IV Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORM BUKTI KEHADIRAN


PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN
DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 (DELAPAN) JAM

Pejabat/Petugas yang
mengesahkan
No Pelaksana SPD Hari Tanggal
Tanda
Nama Jabatan
Tangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
1. Diisi nomor urut
2. Diisi nama Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas
3. Diisi hari pelaksanaan Perjalanan Dinas
4. Diisi tanggal pelaksanaan Perjalanan Dinas sesuai yang tercantum dalam
Surat Tugas
5. Diisi nama pimpinan/pejabat/petugas di Tempat Tujuan Perjalanan Dinas.
6. Diisi jabatan pimpinan/pejabat/petugas di Tempat Tujuan Perjalanan Dinas.
7. Diisi tanda tangan pejabat sebagaimana dimaksud pada angka (5) yang
ditunjuk untuk menandatangani bukti kehadiran pelaksanaan perjalanan
dinas.

Catatan:
Untuk angka (3) dan (4), apabila penugasan lebih dari 1 (satu) hari, maka diisi per
hari dan per tanggal pelaksanaan Perjalanan Dinas.
Lampiran V Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

DAFTAR PENERIMAAN BIAYA TRANSPOR

DAFTAR : PENERIMAAN BIAYA TRANSPOR


BERDASARKAN : (1)
NOMOR/TANGGAL : (2)
AKUN : (3)

NO NAMA JABATAN GOL. BIAYA TRANSPOR TANDA TANGAN

(4) (5) (6) (7) (8) (9)

JUMLAH (10)

.............,....................(13)

Lunas Bayar,
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran

(11) (12)

................................ ................................
NIP................................ NIP.............................
Keterangan:

1. Diisi dasar penerimaan biaya transpor


2. Diisi nomor dan tanggal Surat Tugas
3. Diisi akun pencairan biaya transpor
4. Diisi nomor urut penerima biaya transpor
5. Diisi nama penerima biaya transpor
6. Diisi jabatan penerima biaya transpor
7. Diisi golongan penerima biaya transpor
8. Diisi nominal biaya transpor
9. Diisi tanda tangan penerima biaya transpor
10. Diisi jumlah/total penerima biaya transpor
11. Diisi tanda tangan, nama, dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen
12. Diisi tanda tangan, nama, dan NIP Bendahara Pengeluaran
13. Diisi tempat dan tanggal penerimaan biaya transpor
Lampiran VI Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DI DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8


(DELAPAN) JAM

Biaya Transpor Jumlah Hari Biaya Pemetian


Jenis Perjalanan Dinas
Kegiatan Dalam yang dan Angkutan
Jabatan
Kota dibayarkan Jenazah

a. Perjalanan Dinas Sesuai


√ -
Jabatan biasa Penugasan

b. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk mengikuti
√ 1) √ 1) -
rapat, seminar dan
sejenisnya
c. Perjalanan Dinas Keberangkatan
Jabatan untuk menempuh √ dan -
ujian dinas/ujian jabatan Kepulangan
d. Perjalanan Dinas
Keberangkatan
Jabatan untuk mengikuti
√ dan -
pendidikan setara
Kepulangan
Diploma/S1/S2/S3
e. Perjalanan Dinas Sesuai
Jabatan untuk mengikuti √ -
Penugasan
pendidikan dan pelatihan
f. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan
ke tempat pemakaman
Dibayarkan 1
jenazah pejabat √ √
(satu) kali
negara/pegawai negeri
yang meninggal dunia
dalam melakukan
perjalanan dinas
g. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/mengantarkan
ke tempat pemakaman
jenazah pejabat Dibayarkan 1
√ √
negara/pegawai negeri (satu) kali
yang meninggal dunia dari
Tempat Kedudukan yang
terakhir ke kota tempat
pemakaman
Keterangan :
1. √ 1) : Rincian Biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat,
seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
2. Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kota dibayarkan secara lumpsum sesuai standar
biaya dan tidak diberikan kepada pelaksana SPD yang melakukan rapat dalam
komplek perkantoran yang sama.
3. Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota dapat diberikan sepanjang tidak
menggunakan kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat
rutin.
4. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g dan h: biaya transpor
pegawai/keluarga diberikan paling banyak untuk 4 (empat) orang.
5. Lama Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf c dan d adalah sesuai
waktu yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.
Lampiran VII Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

DAFTAR HADIR PENUGASAN


Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Lebih Dari 8 (delapan) Jam
………………………………………...…….. 1
Sesuai Surat Tugas Nomor ………………..2
Bulan………………..
Tanggal
Jumlah
No. Nama NIP 1 2 3 dst
Hari
Datang/ Pulang/ Datang/ Pulang/ Datang/ Pulang/ Datang/ Pulang/
Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf Paraf
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pejabat/Petugas yang Penanggung Jawab Kegiatan


Mengesahkan

15 16
(…………….……) (…………………)

Mengetahui
Direktur/Setditjen/Setitjen/Kapus/Kabiro/
Ketua STPN/Kakanwil/Kakantah

17
(…….…...……….)
Keterangan:

1. Diisi nama penugasan/kegiatan


2. Diisi nomor surat tugas
3. Diisi nomor urut Pelaksana SPD
4. Diisi nama Pelaksana SPD
5. Diisi NIP Pelaksana SPD
6. (Nomor 6,8,10,12) Diisi jam kehadiran di tempat tujuan dan paraf Pelaksana
SPD
7. (Nomor 7,9,11,13) Diisi jam kepulangan dari tempat tujuan dan paraf
Pelaksana SPD
14. Diisi jumlah hari kehadiran
15. Diisi Nama/NIP Pimpinan/pejabat/petugas yang mengesahkan kehadiran dan
kepulangan tempat tujuan
16. Diisi Nama/NIP Penanggung jawab kegiatan
17. Diisi Nama/NIP Direktur/Setditjen/Setitjen/Kapus/Kabiro/Ketua STPN/Kakanwil/
Kakantah
Lampiran VIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DI DALAM KOTA LEBIH


DARI 8 (DELAPAN) JAM

Biaya Jumlah Hari Biaya Pemetian


Jenis Perjalanan Uang Biaya
Transpor yang dan Angkutan
Dinas Jabatan Harian Penginapan
Pegawai dibayarkan Jenazah
a. Perjalanan Dinas
Jabatan dalam
rangka pelaksanaan Sesuai
√ √ √ -
tugas dan fungsi Penugasan
yang melekat pada
jabatan
b. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
Sesuai
mengikuti rapat, √ 1) √ 1) √ 1) -
Penugasan
seminar dan
sejenisnya
c. Perjalanan Dinas
Jabatan dalam Maksimal 90
rangka √ √ 2) √ 3) (sembilan -
Pengumandahan puluh) hari
(Datasering)
d. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
√ √ √ 2 (dua) hari -
menempuh ujian
dinas/ujian jabatan
e. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
Maksimal 2
mengikuti √ √ √ -
(dua) hari
pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3
f. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
Sesuai
mengikuti √ 4) √ 5) √ -
Penugasan
pendidikan dan
pelatihan
g. Perjalanan Dinas
Jabatan untuk
menjemput/menga Maksimal 3
ntarkan ke tempat √ √ √ √
(tiga) hari
pemakaman
jenazah pejabat
negara/pegawai
negeri yang
meninggal dunia
dalam melakukan
perjalanan dinas
h. Perjalanan Dinas √ √ √ Maksimal 3 √
Jabatan untuk (tiga) hari
menjemput/menga-
ntarkan ke tempat
pemakaman
jenazah pejabat
negara/pegawai
negeri yang
meninggal dunia
dari Tempat
Kedudukan yang
terakhir ke kota
tempat pemakaman

Keterangan :

1. √ 1) : Rincian Biaya Perjalanan Dinas Jabatan untuk mengikuti kegiatan rapat,


seminar, dan sejenisnya berdasarkan Lampiran tersendiri sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Surat Edaran ini.
2. √ 2) : Biaya penginapan diberikan pada saat kedatangan dan selama masa
Pengumandahan (Datasering) dalam hal tidak tersedia rumah dinas.
3. √ 3) : Biaya transpor pegawai diberikan untuk transpor pada saat kedatangan
dan kepulangan
4. √ 4) : Uang Harian diberikan berupa uang saku sesuai standar biaya selama
mengikuti kegiatan.
5. √ 5) : Biaya Penginapan diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan 1
(satu) hari kepulangan.
6. Biaya Transpor Pegawai diberikan sesuai biaya riil. Dalam hal tidak diperoleh
bukti pengeluaran riil, diberikan berupa biaya transpor kegiatan dalam kota
yang dibayarkan secara lumpsum sesuai standar biaya.
7. Biaya Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan kendaraan
dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat rutin.
8. Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf g dan h: uang harian, biaya
transpor pegawai/keluarga, dan biaya penginapan diberikan paling banyak
untuk 4 (empat) orang.
9. Lama Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan pada huruf d dan e adalah sesuai
waktu yang ditempuh menuju tempat pendidikan/ujian.
Lampiran IX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORM BUKTI KEHADIRAN PERJALANAN DINAS JABATAN

Form Bukti Kehadiran Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan


Paket Meeting : Fullboard/Fullday/Halfday

Kegiatan :
Unit Kerja :
Hari :
Tanggal :
Tempat :

No Pelaksana SPD Jabatan Tanda Tangan


Lampiran X Surat Edaran Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT PERNYATAAN

KOP SURAT
………………………………….(1)

SURAT PERNYATAAN
Nomor:……………(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :………………….. (3)
Jabatan :………………….. (4)
Unit Kerja :………………….. (5)
Lembaga :………………….. (6)
Unit Organisasi :………………….. (7)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pekerjaan tersebut harus segera di selesaikan di luar kantor
(dalam/ luar kota) (*) dan tidak/ perlu menginap (*), mengingat pada kantor Kementrian Agraria/ Tata
Ruang……………….…. (8) tidak terdapat fasilitas tersebut di atas untuk menyelenggarakan kegiatan
…………………..…… (9)

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari ternyata surat
pernyataan ini tidak benar, saya bertanggung jawab penuh dan bersedia diproses sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

Mengetahui ………,…………..2014 (10)


Kabag Rumah Tangga/Kabag TU, Penanggung jawab Kegiatan,

(nama) (nama)
NIP………………….(12) NIP……………………..(11)

Menyetujui Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen Kepala Unit Kerja/Atasan Langsung

(nama) (nama)
NIP…………………..(14) NIP…………………..…(13)
Keterangan:

1. Diisi kop surat unit kerja


2. Diisi nomor surat pernyataan
3. Diisi nama penanggung jawab kegiatan
4. Diisi jabatan penanggung jawab kegiatan
5. Diisi nama unit kerja
6. Diisi nama lembaga
7. Diisi nama unit organisasi atas penanggung jawab kegiatan
8. Diisi nama unit kerja
9. Diisi nama/jenis kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya
10. Diisi tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat pernyataan
11. Diisi tanda tangan, nama, dan NIP penanggung jawab kegiatan
12. Diisi nama dan NIP Kabag Rumah Tangga Biro Umum untuk kerja di
Kantor Pusat Kementerian ATR/BPN dan Kabag TU untuk Unit Kerja
Perwakilan ATR/BPN
13. Diisi nama/NIP Kepala Unit Kerja atau Atasan Langsung Penanggung
Jawab Kegiatan
14. Diisi nama/NIP Pejabat Pembuat Komitmen terkait ketersediaan
anggaran dan pertimbangan teknis penyelenggaraan kegiatan
Lampiran XI Surat Edaran Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022
Lampiran SPD
NOMOR........... TANGGAL................. (1)

DAFTAR PESERTA KEGIATAN ………………………………… (2)


TANGGAL PENYELENGGARAAN …………...SD.……………. (3)
KOTA TEMPAT PENYELENGGARAAN……………………..… (4)
SATUAN KERJA …………………………... (5)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA………………………... (6)

Surat Tugas Tanggal


Tempat Tingkat Alat
Nama Pelaksana Kedudukan
Pangkat/ Biaya Angkutan Tiba Lamanya
No Jabatan Asal Keberangkatan Keterangan
SPD/NIP Golongan Perjalanan yang Kembali Perjalanan
Nomor Tanggal Dari Tempat
Dinas digunakan Kedudukan Dinas
Kedudukan Asal
Asal
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

……………………………………………… (20)
PPK SATUAN KERJA PENYELENGGARA

(21) (22)

NAMA/NIP
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PESERTA
KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA (LAMPIRAN SPD)

[1] Diisi nomor dan tanggal Surat Perjalanan Dinas (SPD).


[2] Diisi nama/jenis kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
[3] Diisi tanggal penyelenggaraan kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
[4] Diisi nama kota tempat penyelenggaraan kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya.
[5] Diisi nama satuan kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya.
[6] Diisi nama kementerian negara/lembaga satuan kerja penyelenggara kegiatan
rapat, seminar dan sejenisnya.
[7] Diisi nomor urut.
[8] Diisi jabatan Pelaksana SPD.
[9] Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.
[10] Diisi jabatan Pelaksana SPD.
[11] Diisi kota tempat kedudukan asal/instansi/satuan kerja Pelaksana SPD.
[12] Diisi dengan tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.
[13] Diisi alat angkutan yang diigunakan/sesuai dengan bukti riil.
[14] Diisi nomor Surat Tugas Pelaksana SPD.
[15] Diisi tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.
[16] Diisi tanggal keberangkatan dari kota tempat kedudukan asal/instansi/
satuan kerja Pelaksana SPD.
[17] Diisi tanggal tiba kembali di tempat kedudukan asal/instansi/satuan kerja
Pelaksana SPD.
[18] Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau
jam.
[19] Diisi keterangan lain bilamana diperlukan.
[20] Diisi kota/tempat kedudukan asal PPK Satuan Kerja penyelenggara, dan
tanggal pengesahan PPK.
[21] Diisi tanda tangan PPK Satuan Kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar
dan sejenisnya.
[22] Diisi nama dan NIP PPK Satuan Kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar
dan sejenisnya.
Lampiran XII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

Lembar I :
(1) Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya.
(2) Diisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) / jenis PPK kegiatan tertentu apabila
dalam satuan kerja terdapat lebih dari 1 (satu) PPK.
(3) Diisi nama / NIP pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas (Pelaksana SPD).
(4) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.
(5) Diisi jabatan / instansi Pelaksana SPD.
(6) Diisi tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.
(8) Diisi jenis alat angkutan/transpor yang digunakan.
(9) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.
(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas.
(11) Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau
jam.
(12) Diisi tanggal keberangkatan pelaksanaan perjalanan dinas.
(13) Diisi tanggal harus kembali ke tempat kedudukan semula atau tiba di tempat
tujuan baru untuk perjalanan dinas pindah.
(14) Diisi nama pengikut atau yang turut serta dengan pegawai yang melaksanakan
perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah. Untuk perjalanan
dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(15) Diisi dengan tanggal lahir pengikut/yang turut serta dengan pegawai yang
melaksanakan perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah. Untuk
perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(16) Diisi hubungan pengikut dengan Pelaksana SPD, khusus untuk perjalanan dinas
pindah. Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas.
(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani.
(19) Diisi Nomor dan tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.
(20) Diisi tempat penandatanganan SPD.
(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.
(22) Diisi nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD.
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)
KHUSUS DALAM RANGKA RAPAT, SEMINAR DAN SEJENISNYA

Lembar I :
(1) Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang dibebani biaya
perjalanan dinasnya.
(2) Diisi “terlampir”.
(3) Diisi “terlampir”.
(4) Diisi “terlampir”.
(5) Diisi “terlampir”.
(6) Diisi “terlampir”.
(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.
(8) Diisi “terlampir”.
(9) Diisi “terlampir”.
(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka rapat,
seminar, dan sejenisnya.
(11) Diisi “terlampir”.
(12) Diisi “terlampir”.
(13) Diisi “terlampir”.
(14) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(15) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(16) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat,
seminar, dan sejenisnya.
(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani.
(19) Diisi “terlampir”.
(20) Diisi tempat penandatanganan SPD.
(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.
(22) Diisi nama dan NIP PPK yang menandatangani SPD.
Lembar II :
I. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD
(23) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.
(24) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(25) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas.
(26) Diisi nama jabatan penanda tangan SPD di tempat kedudukan
asal/keberangkatan.
(27) Diisi tanda tangan dan nama Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD
(28) Diisi NIP Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk pada instansi Pelaksana
SPD.
2. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara
(23) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(24) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(25) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(26) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(27) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(Tidak perlu ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
pada instansi Pelaksana SPD atau Atasan Pelaksana SPD).
(28) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

II, III, IV, V Diisi sebagai berikut:


(29) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(30) Diisi tanggal tiba di tempat tujuan perjalanan dinas.
(31) Diisi nama jabatan penanda tangan SPD di tempat tujuan.
(32) Diisi tanda tangan dan nama penanda tangan SPD di tempat tujuan.
(33) Diisi NIP penanda tangan SPD di tempat kedudukan tujuan.
(34) Diisi nama tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas.
(35) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas lanjutan.
(36) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas lanjutan.
(37) Diisi nama jabatan penanda tangan SPD di lokasi tempat keberangkatan
lanjutan.
(38) Diisi tanda tangan dan nama penanda tangan SPD di tempat lanjutan
keberangkatan.
(39) Diisi NIP penanda tangan SPD di tempat kedudukan untuk melanjutkan
perjalanan dinas.

VI. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD
(40) Diisi nama tempat kedudukan semula Pelaksana SPD.
(41) Diisi tanggal tiba di tempat kedudukan semula Pelaksana SPD.
(42) Diisi tanda tangan dan nama Pejabat Pembuat Komitmen.
(43) Diisi NIP Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara


(40) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(41) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(42) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(43) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
Lampiran XIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

KOMPONEN PERJALANAN DINAS YANG DILAKSANAKAN DI LUAR KANTOR


PENYELENGGARA (HOTEL/TEMPAT LAIN)
KOMPONEN BIAYA UANG UANG
UANG BIAYA UANG
PERJALANAN SAKU TRANSPOR
HARIAN PENGINAPAN HARIAN1)
DINAS RAPAT PEGAWAI
I. MELEWATI BATAS KOTA
1. Peserta √ 3) - √ 2) √ √
2. Panitia/
√ 3) - √ 2) √ √
Moderator
3. Narasumber - - √ 2) √ √
II. DALAM KOTA LEBIH DARI 8 JAM
1. Peserta √ 3) √ 3) √ √ 4) √
2. Panitia /
√ 3) √ 3) √ √ 4) √
Moderator
3. Narasumber - - √ √ 4) √
III. DALAM KOTA SAMPAI DENGAN 8 JAM
1. Peserta - √ 3) √ - -
2. Panitia /
- √ 3) √ - -
Moderator
3. Narasumber - - √ - -

Keterangan :
1. √ 1) : Uang Harian diberikan 1 (satu) hari pada saat kedatangan
dan 1 (satu) hari pada saat kepulangan.
2. √2) : Biaya transpor kepulangan Pelaksana SPD dalam rangka
mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat dibayarkan
sebesar biaya transpor kedatangan tanpa menyertakan bukti
pengeluaran transpor kepulangan.
3. √3) : Uang Saku Fullboard/Fullday/Halfday diberikan sesuai
dengan paket rapat, seminar, dan sejenisnya yang diatur dalam
Standar Biaya.
4. √4) : Biaya Penginapan diberikan apabila memerlukan waktu
untuk menginap 1 (satu) hari pada saat kedatangan dan/atau 1
(satu) hari pada saat kepulangan.
5. Uang Saku Paket Fullboard/Fullday/Halfday mengikuti ketentuan
yang diatur dalam Standar Biaya
6. Uang Transpor Pegawai diberikan sepanjang tidak menggunakan
kendaraan dinas, disertai dengan surat tugas, dan tidak bersifat
rutin.
Lampiran XIV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

ILUSTRASI PENGGUNAAN AKUN PERJALANAN DINAS 524113, 524114, DAN


524119

No. Jenis Kegiatan Kode Akun Keterangan


1. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Transport Dalam Kota 524113
2. Yang dilaksanakan di luar kantor dan
di dalam kota Satker Penyelenggara

a. Uang Saku Rapat Paket Untuk peserta,


524114 panitia/moderator,
Halfday/Fullday/Fullboard
524114 dan/atau
b. Uang Harian
narasumber
c. Uang Transpor pegawai
i. Melewati batas kota/ luar kota 524114
ii. Dalam kota 524114
d. Biaya Penginapan
i. Melewati batas kota/ luar kota 524114
ii. Dalam kota (lebih dari 8 jam) 524114
e. Biaya paket meeting 524114
Halfday/Fullday/Fullboard
3. Yang dilaksanakan di luar kota Satker
Penyelenggara
a. Uang saku Paket Fullboard Untuk peserta,
i. Melewati batas kota/luar kota 524119 panitia/moderator,
dan narasumber
ii. Dalam Kota 524119
b. Uang Harian 524119
c. Uang Transpor pegawai
i. Melewati batas kota/luar kota 524119
ii. Dalam Kota 524119
d. Biaya Penginapan
i. Melewati batas kota/ luar kota 524119
ii. Dalam kota (lebih dari 8 jam) 524119
e. Biaya paket meeting (fullboard) 524119
Lampiran XV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

CONTOH KUITANSI

KUITANSI

TA : (1)
Nomor Bukti : (2)
Mata : (3)
Anggaran

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Sudah terima : Pejabat Pembuat Komitmen


dari Satker ........(4).................
Jumlah uang : Rp ............(5)..................
Terbilang : ..................(6).........................................
...............................................................
Untuk : ...................(7)........................................
pembayaran

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Tempat/Tgl. (8)


Pejabat Pembuat Komitmen Jabatan Penerima Uang

Tanda Tangan dan Stempel Tanda Tangan

(10) (9)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP/NRP

Barang/pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik


Pejabat yang bertanggung jawab

Tanda Tangan

(11)

(Nama Jelas)
NIP/NRP
PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI

NO URAIAN ISIAN
(1) Diisi tahun anggaran berkenaan
(2) Diisi nomor urut kuitansi/bukti pembukuan
(3) Diisi mata anggaran yang dibebani transaksi pembayaran
(4) Diisi nama satker yang bersangkutan
(5) Diisi jumlah uang dengan angka
(6) Diisi jumlah uang dengan huruf
(7) Diisi uraian pembayaran yang meliputi jumlah barang/jasa dan
spesifikasi teknisnya
(8) Diisi tempat tanggal penerimaan uang
(9) Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan(apabila ada) dan
meterai sesuai ketentuan
(10) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP/NRP Pejabat Pembuat
Komitmen serta stempel dinas
(11) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP/NRP pejabat yang ditunjuk
dan bertanggung jawab dalam penerimaan barang/jasa
Lampiran XVI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT (2)


Lampiran XVII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

SURAT PERNYATAAN

Surat jaminan tersebut di atas memenuhi sifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional) sebagaimana dimaksud dalam Perpres No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Perpres No. 4 Tahun 2015

Penjamin memahami dan menyetujui serta akan melaksanakan maksud


“mudah dicairkan” dan “tidak bersyarat (unconditional)” sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Nomor .../PMK.05/2017 tentang Tata
Cara Pembayaran atas beban APBN sebelum Barang/Jasa diterima
sebagai berikut:
Meterai
Lampiran XVIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENYEDIA


BARANG/JASA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Dengan ini menyatakan bahwa Saya bertanggung jawab penuh untuk


Lampiran XIX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

PEMOTONGAN PPH PASAL 21/26


Lampiran XX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21

KODE

JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN

SETORAN

100 Masa PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih


harus disetor yang tercantum dalam SPT
Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT
pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.
402 PPh Final Pasal 21 atas untuk pembayaran PPh Final Pasal 21
honorarium atau imbalan atas honorarium atau imbalan lain yang
lain yang diterima Pejabat diterima Pejabat Negara, PNS, anggota
Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.
TNI/POLRI dan para
pensiunnya

2. Kode Akun Pajak 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22

KODE

JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN

SETORAN
900 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
non-Bendaharawan dipungut oleh Pemungut selain
Bendaharawan.
910 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendaharawan APBN dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBN
920 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendaharawan APBD dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBD
3. Kode Akun Pajak 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
100 Masa PPh Pasal 23 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang
harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas
dividen, bunga, royalti, dan jasa) yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal
23 termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.

104 PPh Pasal 23 atas Jasa untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang
harus disetor atas jasa yang dibayarkan
kepada Wajib Pajak dalam negeri yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23.

4. Kode Akun Pajak 411128 Untuk Jenis Pajak PPh Final

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
403 PPh Final Pasal 4 ayat (2) untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
atas Persewaan Tanah (2) atas Persewaan Tanah dan/atau
dan/atau Bangunan Bangunan.

409 PPh Final Pasal 4 ayat (2) untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
atas Jasa Konstruksi (2) atas jasa konstruksi

420 PP 23 tahun 2018 Untuk pembayaran PPh Final 0,5% atas


UKM (Usaha Kecil Menengah)

5. Kode Akun Pajak 411211 Untuk Jenis Pajak PPN Dalam Negeri

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
900 Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN Dalam Negeri yang
Negeri non-Bendaharawan dipungut oleh Pemungut selain
Bendaharawan.

910 Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN Dalam Negeri yang
Negeri Bendaharawan APBN dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBN

920 Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN Dalam Negeri yang
Negeri Bendaharawan dipungut oleh Pemungut Bendaharawan
APBD APBD
Lampiran XXI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

MATRIKS PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN AKUN COVID-19

Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban

1 2 3 5 6

1. Pengadaan Diberikan kepada a. Untuk a. Untuk penyedia


Masker dan pegawai ASN yang mendukung barang/jasa
Hand Sanitizer mendapat penugasan Operasional (≤
Kantor, Rp10.000.000,00):
untuk bekerja di kantor;
menggunakan
• Bukti Pembelian;
akun
Belanja Barang • SSP (Surat Setor
Operasional – Pajak);
Penanganan • Referensi Bank
Pandemi Covid- (bila diperlukan).
19 (521131);
b. Untuk penyedia
b. Untuk barang/jasa
persediaan, (Rp10.000.000,00
menggunakan s.d
akun Rp50.000.000,00):
Belanja barang
• Kuitansi;
persediaan –
Penanganan • Faktur Barang;
Pandemi Covid- • SSP (Surat Setor
19 (521841). Pajak);
2. Biaya a. Untuk yang • Faktur Pajak;
Penyemprotan dilaksanakan • Referensi Bank
Disinfektan secara swakelola, (bila diperlukan).
menggunakan c. Untuk penyedia
akun Belanja
barang/jasa
Barang
Operasional – (≥
Penanganan Rp50.000.000,00)
Pandemi Covid- :
19 (521131); • SPK;
b. Untuk yang • Kuitansi;
dilaksanakan oleh • Faktur Barang;
pihak ketiga, • SSP (Surat Setor
menggunakan Pajak);
akun
Belanja Jasa – • Faktur Pajak;
Penanganan • Berita Acara
Pandemi Covid-19 Pembayaran;
(522192). • Surat
Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban
1 2 3 5 6

3. Pengadaan Belanja Modal Permohonan


Thermogun Peralatan dan Mesin – Pembayaran;
(nilai manfaat Penanganan Pandemi • Berita Acara
Covid-19 (532119). Serah Terima;
lebih dari 1
tahun dan • Berita Acara
melebihi satuan Pemeriksaan
Hasil Pekerjaan;
minimum
kapitalisasi) • Referensi Bank ;
• Karwas;
4. Pengadaan Pembelian/pengadaan Belanja Barang
• NRK;
Thermogun agar tetap diinput ke Operasional –
dalam aplikasi SIMAK Penanganan Pandemi • Jaminan Bank
(nilai manfaat
BMN sehingga Covid-19 (521131). Atau Lembaga
lebih dari 1 Keuangan
menghasilkan aset
tahun dan esktrakomptabel Lainnya;
TIDAK melebihi • Dokumen Lain
satuan Yang
minimum Disyaratkan
kapitalisasi) Untuk Kontrak
Yang Dananya
Bersumber Dari
Hibah;
• Disyaratkan
Untuk Kontrak
Yang Dananya
Bersumber Dari
Hibah.
5. Pengadaan a. Apabila nilai di Belanja Pemeliharaan a. Untuk penyedia
tempat cuci bawah Gedung dan barang/jasa (≤
tangan Rp25.000.000,00 Bangunan – Rp10.000.000,00):
tidak terkapitalisasi Penanganan Pandemi • Bukti Pembelian;
sebagai aset tetap, Covid-19 (523114).
sehingga tidak perlu • SSP (Surat Setor
di catat pada aplikasi Pajak);
SIMAK BMN • Referensi Bank
(bila diperlukan).
b. Untuk penyedia
b. Apabila nilai di atas Belanja Modal gedung barang/jasa
Rp25.000.000,00 dan Bangunan (Rp10.000.000,00
terkapitalisasi Penanganan Pandemi s.d
sebagai aset tetap, Covid-19 (533119) Rp50.000.000,00):
sehinga harus dicatat
pada aplikasi SIMAK • Kuitansi;
BMN sebagai • Faktur Barang;
penambahan nilai • SSP (Surat Setor
gedung Pajak);
• Faktur Pajak;
6. Pengadaan a. Pengadaan dilakukan a. Untuk Masa Hak • Referensi Bank
Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban
1 2 3 5 6
lisensi Aplikasi pada level Satker; kurang dari atau (bila diperlukan).
Video Conference b. Dilakukan oleh sampai satu c. Untuk penyedia
satker dengan tahun, barang/jasa
besaran sesuai bukti menggunakan
(≥
riil dan tetap akun Belanja
Rp50.000.000,00):
memperhatikan Barang
Operasional – • SPK;
aspek efisiensi,
efektivitas, serta Penanganan • Kuitansi;
kepatutan dan Pandemi Covid-19
• Faktur Barang;
kewajaran. (521131);
• SSP (Surat Setor
b. Untuk Masa Hak
Pajak);
lebih dari satu
tahun, • Faktur Pajak;
menggunakan • Berita Acara
akun Belanja Pembayaran;
Modal Lainnya – • Surat
Penanganan Permohonan
Pandemi Covid-19 Pembayaran;
(536116).
• Berita Acara
Serah Terima;
• Berita Acara
Pemeriksaan
Hasil Pekerjaan;
• Referensi Bank ;
• Karwas;
• NRK;
• Jaminan Bank
atau Lembaga
Keuangan
Lainnya;
• Dokumen Lain
yang
Disyaratkan
untuk Kontrak
yang Dananya
Bersumber dari
Hibah.
Dokumen
No. Uraian Belanja Ketentuan Pelaksanaan Akun
Pertanggungjawaban
1 2 3 5 6

7. Biaya Karantina a. Diberikan kepada Belanja Barang a. Surat Keputusan


/Isolasi Mandiri pegawai yang Operasional – KPA/Kepala
memenuhi kriteria Penanganan Pandemi Satker.
Orang Dalam Covid-19 (521131). b. Kuitansi
Pantauan (ODP)
sehingga harus
melakukan isolasi
mandiri;
b. Apabila tidak
memungkinkan, K/L
atau Satker dapat
menyediakan fasilitas
(mess/asrama/wism
a Satker)
karantina/isolasi
mandiri dengan biaya
yang dapat
dibebankan kepada
APBN atau satker
dapat menggunakan
penginapan atau
sejensinya dengan
mempertimbangkan
efisiensi, efektivitas
dan ketersediaan
dana;
c. KPA/Kepala
Satker/Pejabat
Berwenang
melakukan penilaian
kewajaran dan
pengendalian bahwa
penerima adalah
yang benar-benar
berhak;
d. ASN yang diwajibkan
melaksanakan
protokol isolasi
mandiri ditetapkan
dengan SK
KPA/Kepala Satker;
e. Besaran biaya
menggunakan SBM
Diklat (jika
menggunakan
wisma/asrama
satker) atau uang
harian dan
akomodasi SPD (jika
tidak menggunakan
wisma/asrama
Satker).
Lampiran XXII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

Contoh Format Surat Tugas Lapangan

SURAT TUGAS
KEGIATAN ………………………………………………
NOMOR: …..

Dengan ini Kepala/Ketua .… Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan …..


menugaskan kepada:
1. a. Petugas Ukur:
No. Nama NIP/NL Jabatan dalam Tim

b. Dengan tugas:
Melaksanakan Kegiatan ….. Tahun Anggaran …..
2. Lokasi dan Volume Kegiatan:
a. Desa : …..
b. Kecamatan : …..
c. Volume : ….. (Bidang)
3. Waktu:
a. Mulai Tanggal : …..
b. Sampai Tanggal : …..
c. Lama Pelaksanaan : … Hari
4. Biaya dibebankan pada:
DIPA Tahun Anggaran … Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan …..
5. Hasil Pelaksanaan Tugas supaya dilaporkan.

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : ..…
Pada Tanggal : …..

Kepala/Ketua …..
Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan …..

………………………………………..
NIP. …………………………………..
Contoh Daftar Nominatif

Daftar : Biaya …..


Berdasarkan : …..
Nomor/Tanggal : …..
Kode Kegiatan, Output : …..
Akun : …..

JABATAN JUMLAH
JUMLAH SATUAN TANDA
NO. NAMA DALAM GOL. DITERIMA
BIDANG (RP) TANGAN
TIM (RP)
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH

….. , ……………………….

Setuju Bayar, Lunas Bayar,


Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara

…………………………………. ………………………………….
NIP. …………………………… NIP. ……………………………
Lampiran XXIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

Daftar Belanja Kegiatan Prioritas Nasional

No. RO
1 5523.PAC.001 Rancangan Peraturan Pemerintah/Rancangan Peraturan
Presiden Mengenai Penataan Ruang, Penataan Agraria, Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang, Serta Pengenaan Tarif Layanan
2 5543.RBO.001 Peta Dasar Pertanahan
3 5543.RBO.004 Peta Panjang Batas Kawasan Hutan
4 5546.QAA.003 PBT K4 Non Sistematis
5 6412.RBO.U03 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori I
6 6412.RBO.U04 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori II
7 6412.RBO.U05 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori III
8 6412.RBO.U06 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori IV
9 6412.RBO.U07 Peta Tematik Pertanahan dan Ruang Kategori V
10 6413.QAA.U21 PBT Redistribusi Tanah Kategori 1
11 6413.QAA.U22 PBT Redistribusi Tanah Kategori 2
12 6413.QAA.U23 PBT Redistribusi Tanah Kategori 3
13 6413.QAA.U24 PBT Redistribusi Tanah Kategori 4
14 6413.QAA.U25 PBT Redistribusi Tanah Kategori 5
15 4402.QAB.001 DATA TANAH ULAYAT
16 6416.QAA.009 SHAT PTSL PM Kategori 3
17 6416.QAA.010 SHAT PTSL PM Kategori 4
18 6416.QAA.011 SHAT PTSL PM Kategori 5
19 6416.QAA.U06 SHAT PTSL ASN Kategori 6
20 6416.QAA.U10 SHAT PTSL PM Kategori 4
21 6416.QAA.U13 SHAT Non Sistematis Kategori 1
22 6416.QAA.U14 SHAT Non Sistematis Kategori 2
23 6416.QAA.U15 SHAT Non Sistematis Kategori 3
24 6416.QAA.U16 SHAT Non Sistematis Kategori 4
25 6416.QAA.U17 SHAT Non Sistematis Kategori 5
26 6416.QAA.U19 SHAT Redistribusi Tanah
27 6416.QAA.U20 SHAT Konsolidasi Tanah
28 5557.PEA.005 Data GTRA Pusat
29 6418.PEA.002 Data GTRA Kabupaten/Kota
30 6420.RBO.001 Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
31 4403.RBO.002 Basis Data Pengadaan Tanah (Data)
32 4404.QCE.002 Surat Pemberitahuan Keputusan Penyelesaian Konflik
Pertanahan
33 6426.QCE.002 Surat Pemberitahuan Keputusan Penyelesaian Sengketa
Pertanahan
34 5573.QCE.002 Surat Pemberitahuan Keputusan Penyelesaian Sengketa
Pertanahan
35 6427.QCE.002 Laporan Hasil Sidang Perkara Pertanahan
36 5576.QCE.002 Laporan Hasil Sidang Perkara Pertanahan
37 5568.PBT.002 Rancangan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang
di Kawasan Lainnya
38 5568.QIA.001 Rekomendasi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
39 5568.QIE.001 Rekomendasi Peningkatan Kinerja Kawasan
40 5538.PBT.001 Materi Teknis dan RPP Revisi RTRWN
41 5538.PBT.002 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Pulau Sumatera
42 5538.PBT.003 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Pulau Jawa-Bali
43 5538.PBT.004 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Pulau Sulawesi
44 5538.PBT.005 Materi Teknis RTR Nasional (Pulau/Kep dan KSN) di
Kepulauan Nusa Tenggara
45 5538.PBT.006 Materi Teknis RDTR Calon IKN
46 5539.PBT.001 Dokumen Persetujuan/Rekomendasi Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
47 6668.PBT.033 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Sumatera
48 6668.PBT.034 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Jawa-Bali
49 6668.PBT.049 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Sulawesi
50 6668.PBT.050 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Kep Maluku
51 6668.PBT.051 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Pulau Papua
52 6668.PBT.052 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Hasil
Bimbingan Teknis di Kepulauan Nusa Tenggara
53 6668.PBT.035 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Sumatera
54 6668.PBT.036 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Jawa-Bali
55 6668.PBT.053 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Kalimantan
56 6668.PBT.054 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Pulau Papua
57 6668.PBT.055 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Kepulauan Nusa Tenggara
58 6668.PBT.056 Materi Teknis dan Ranperkada RDTR Kab/Kota Arahan
Prioritas Nasional Hasil Bantuan Teknis di Kepulauan Maluku
59 6669.PBT.001 Fasilitasi Penyusunan RTR Daerah
Lampiran XXIV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT PERMOHONAN PENERBITAN


NOMOR REGISTER HIBAH

KOP SURAT
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Permohonan Penerbitan Nomor
Register Hibah

Yth. .....................(1)....................

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan


Nomor:.................... tentang Administrasi Pengelolaan Hibah, dengan ini kami
mengajukan permohonan penerbitan nomor register hibah untuk
proyek/kegiatan .................... (2) .................... yang berasal dari
....................(3)....................
Sebagai syarat permintaan nomor register terlampir kami sampaikan:
1. dokumen perjanjian Hibah/dokumen lain yang dipersamakan;
2. ringkasan Hibah;
3. Surat/Berita Acara Hasil Rapat Konsultasi; dan
4. dokumen pendelegasian kewenangan untuk menandatangani
perjanjian Hibah.
Untuk memudahkan dalam penyampaian persetujuan nomor register,
persetujuan tersebut dapat disampaikan kepada ....................(4)....................
Demikian disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
Atas kerjasamanya yang baik diucapkan terima kasih.

............(5) ............ , ............ (6) .............


............ (7) ............

............(8).............
NIP....................................
Tembusan:
.......(9) ..........
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMOHONAN PENERBITAN NOMOR
REGISTER HIBAH

NO URAIAN ISIAN

(1) Diisi Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen untuk Hibah


langsung luar negeri atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi ....................... Untuk Hibah langsung
dalam negeri

(2) Diisi nama proyek/kegiatan Hibah sesuai Perjanjian Hibah atau


dokumen yang dipersamakan

(3) Diisi nama Negara/Lembaga Pemberi Hibah

(4) Diisi nama dan alamat instansi beserta nomor telepon/fax Pemohon
nomor register Hibah

(5) Diisi lokasi Pemohon nomor register Hibah

(6) Diisi tanggal surat permohonan nomor register Hibah

(7) Diisi jabatan penandatangan surat permohonan nomor register Hibah


dapat diisi Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/pejabat
setingkat pada K/L atau Kepala Satuan Kerja Penerima Hibah selaku
PA/KPA

(8) Diisi nama dan NIP pejabat penandatangan surat permohonan nomor
register Hibah

(9) Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan surat permohonan nomor


register Hibah, termasuk kepada unit pada K/L yang memiliki tugas
dan fungsi menyusun Laporan Keuangan K/L
Lampiran XXV Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

NASKAH PERJANJIAN HIBAH


ANTARA
………………………………………
DENGAN KANTOR PERTANAHAN
KOTA/KAB
………………………………
TENTANG
Pemberian Hibah Instansi………………
Kepada
Kantor Pertanahan Kota/Kab………………………..
Tahun Anggaran 20xx
NOMOR :
NOMOR :

Pada hari ini Tanggal …… , Bulan ……, Tahun ……., bertempat di……….. kami
yang bertanda tangan dibawah ini:
I Nama Pemberi Hibah : Kepala Instansi ……… dalam hal ini bertindak
NIP……………………… untuk atas nama …… Pemerintah Kota/Kab
………….. yang berkedudukan di Jalan ………...,
selaku Pemberi Hibah untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA

II Nama Penerima : Kepala ………... dalam hal ini bertindak untuk


dan atas nama Kantor Pertanahan Kota/kab
………. yang berkedudukan di Jl………………
selaku Penerima Hibah, selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut PARA PIHAK dan masing-
masing PIHAK bersepakat untuk membuat Perjanjian Hibah dengan ketentuan
sebagai benkut:

BAB I
BESARAN, MAKSUD DAN TUJUAN
PEMBERIAN HIBAH
Pasal 1
(1) Pihak Pertama memberikan Hibah kepada Pihak Kedua sebesar Rp.xxxxx
Melalui APBD Tahun Anggaran ...…… sesuai dengan keputusan Nomor :
………..... tanggal ……..... tentang …………
(2) Pemberian Hibah oleh Pihak PERTAMA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibebankan pada APBD pemerintah …………. Tahun Anggaran 20xx pada
kelompok Belanja Tidak Langsung dengan Kode Rekening ……….
(3) Maksud dan Tujuan Pembenan Hibah dari Pihak PERTAMA kepada Pihak
KEDUA adalah unluk bantuan dana ……………… sebagaimana tertuang
dalam proposal yang diajukan oleh Pihak KEDUA Kepada Pihak PERTAMA.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Bagian Kesatu Hak Pihak Pertama dan Pihak Kedua

Pasal 2
(1) Pihak PERTAMA berhak menerima laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana dan Pihak KEDUA berupa laporan realisasi penerimaan dan
realisasi pengeluaran.
(2) Pihak PERTAMA berhak melakukan audit atas penggunaan dana
hibah yang dilaksanakan oleh Pihak KEDUA baik oleh Inspektorat
Kota/Kab ………. lembaga auditor internal pemerintah lainnya maupun oleh
Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota/Kab……………..
(3) Pihak KEDUA berhak menerima hibah yang telah ditetapkan oleh Pihak
PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1).

Bagian Kedua
Kewajiban Pihak Pertama dan Pihak Kedua

Pasal 3
(1) Pihak PERTAMA menyalurkan pemberian hibah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dibayarkan sekaligus sesuai
permohonan terlampir sebesar Rp. xxxxxxx (……………. rupiah) dan
ditransfer kepada bendahara pengeluaran pada Bank ……. No
Rek………….. atas nama Kantor Pertanahan Kota/Kab ……….. setelah
Pihak KEDUA memenuhi persyaratan pencairan.
(2) Pihak KEDUA wajib mengelola dana hibah yang telah diterima
dari Pihak PERTAMA untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan
proposal pencairan hibah yang diajukan
(3) Pihak KEDUA berkewajiban menyelenggarakan penatausahaan
penggunaan keuangan dana hibah dari Pihak PERTAMA sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
(4) Pihak KEDUA berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana hibah berupa laporan realisasi penerimaan dan realisasi
pengeluaran sesuai dengan rencana anggaran yang tertuang dalam proposal
pencairan hibah kepada Pihak PERTAMA dan melaporkan hasil kegiatan paling
lambat setiap semester kepada……. Kota/Kab ……….. melalui SKPD terkait
dengan tembusan Inspektorat Kota/Kab …………....
(5) Pihak KEDUA wajib memberikan seluruh data, bahan dan dokumen
dalam bentuk apapun yang diminta oleh Pihak PERTAMA dalam rangka
pengawasan/pemeriksaan atas dana hibah
(6) Pihak KEDUA berkewajiban memenuhi semua dokumen yang
dipersyaratkan dalam pencairan dan bertangjawab terhadap kebenaran dan
keabsahan seluruh dokumen yang disampaikan sebagai dasar pencairan dana
hibah.
(7) Pihak Kedua Wajib bertanggung jawab dari segi fisik maupun
keuangan dan bersedia diproses secara hukum dan mengganti kerugian
sesuai dengan nilai nominal yang telah ditetapkan apabila terjadi
penyimpangan dalam pengunaan dana hibah.

BAB III
SANKSI

Pasal 4
Apabila Pihak KEDUA tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 dapat dilaporkan kepada Instansi berwenang untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB IV
PENUTUP

Pasal 5
(1) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), bermaterai cukup yang
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama
(2) Apabila terjadi perselisihan kedua belah pihak dapat diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat dan apabila tidak dicapai kemufakatam maka
diselesaikan melalui Kantor Panitera Pengadilan Negeri …………

Pasal 6
Perjanjian Hibah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan
ditandatanganinya perjanjian hibah ini
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(.……..…………….) (.…………………….)

*Catatan : contoh naskah perjanjian hibah ini dibuat disesuaikan dengan


kondisi masing- masing satuan kerja.
Lampiran XXVI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT RINGKASAN HIBAH

KOP SURAT
_______________________________________________________________________________

RINGKASAN HIBAH

1. Nama Hibah : .........(1)........


2. Nilai Hibah : .........(2)........
3. Mata Uang : .........(3)........
4. Nomor Hibah : .........(4)........
5. Nomor Referensi lain : .........(5)........
6. Tanggal Penandatanganan : .........(6)........
7. Kementerian Lembaga : .........(7)........
Kode Satuan Kerja : .....................

Penerima/Excecuting Agency
8. Implementing Agency/Beneficiary dan Kode Satuan Kerja (bisa lebih dari
satu)
a. Nama : .........(8)........
b. Alamat : .....................
c. Kode Satuan Kerja : .....................
d. Nomor Telepon/Faks : .........../.........
e. E-mail : .....................
9. Pemberi Hibah
a. Nama : .........(9)........
b. Alamat : .....................
c. Nomor Telepon/Faks : .........../.........
d. E-mail : .....................
10. Sumber Pembiayaan : Lembaga Lembaga
Bilateral
Multilateral
Lembaga Swasta Perorangan
Lainnya
:......(10)......
11. Jenis Pembiayaan : .........(11)........
12. Jenis Hibah : Terencana Langsung
13. Bentuk Hibah : Uang
Barang/Jasa/Surat
Berharga
14. Penarikan
Hibah.........(14a)........
a. Tata Cara Penarikan : PP L/C PL Reksus Hibah
Langsung
b. Rencana Penarikan/Disbursement Plan : .........(14b).......
No Penarikan Tanggal/Bulan/Tahun Nilai

1. I

2. II

3. III

4. IV

5. V

6. dan seterusnya

c. Diterushibahkan .......................(14c)....................
No Kepada Nilai

1.

2.

15. Sektor Pembiayaan : .........(15)........


16. Lokasi/Alokasi Proyek : .........(16)........
No. Lokasi Alokasi

1.

2.
17. Tanggal Efektif/Effective : .........(17)........ tanggal bulan tahun
Date
18. Tanggal Batas Waktu : .........(18)........ tanggal bulan tahun
Pengefektifan/Date Effective
Limit
19. Tanggal Batas Penarikan/ : .........(19)......... tanggal bulan tahun
Closing Date
20. Tanggal Penutupan : .........(20).......... tanggal bulan
tahun
Rekening/Date of Closing
Account
21. Biaya : .........(21)..........
No. Uraian I II III IV V

1. Jenis Biaya

2. Besar Biaya

3. Jatuh Tempo

22. Ketentuan pengiriman NoD : Ada Tidak Ada


23. Persyaratan : .........(23)........
Pengefektifan/Conditions
Precedent for Effectiveness

Tempat, tanggal, bulan, tahun


.........(24)........

Nama
NIP/NRP
PETUNJUK PENGISIAN
RINGKASAN HIBAH

NO URAIAN ISIAN

(1) Diisi dengan nama proyek sesuai yang tertulis dalam perjanjian Hibah

(2) Diisi dengan jumlah hibah sesuai yang tertulis dalam perjanjian Hibah

(3) Diisi dengan mata uang sesuai yang tertulis dalam perjanjian Hibah

(4) Diisi dengan nomor referensi dari Pemberi Hibah

(5) Diisi dengan nomor referensi lainnya (jika ada)

(6) Diisi dengan tanggal penandatanganan Hibah

(7) Diisi dengan nama K/L penerima Hibah

(8) Diisi dengan nama Eselon I/Satuan Kerja penerima dan pengelola Hibah

(9) Jelas

(10) Jelas

(11) Diisi dengan jenis peruntukkan pembiayaan dari Hibah, misal bantuan
program, bantuan proyek, technical assistance

(12) Jelas

(13) Jelas

(14) a. Jelas
b. Dilampirkan dengan rencana penarikan/disbursement schedule
dari
executing agency, termasuk alokasi per jenis kategori dan per tahun
c. Diisi nama Lembaga/Pemerintah Daerah/Badan Usaha Milik
Negara penerima penerusan Hibah

(15) Diisi dengan sektor yang dibiayai dalam Hibah, misal infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, dsb

(16) Dalam hal proyek di berbagai lokasi, disebutkan lokasi dan alokasi dana
per provinsi dan kabupaten/kota

(17) Diisi dengan tanggal efektif Hibah tersebut

(18) Jelas

(19) Jelas

(20) Diisi dengan tanggal penetapan penutupan rekening sesuai dengan


ketentuan Pemberi Hibah

(21) 1. Diisi dengan jenis - jenis biaya


2. Diisi dengan besarnya rate yang ditetapkan dalam perjanjian
Hibah
3. Diisi dengan saat jatuh tempo yaitu saat pembayarannya sesuai
yang telah disepakati dalam perjanjian Hibah (jika ada)

(22) Diisi penjelasan bahwa dalam perjanjian Hibah telah diatur/belum


tentang ketentuan pencantuman ketentuan pengiriman NoD oleh
Pemberi Hibah

(23) Diisi dengan keterangan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi


untuk pengefektifan Hibah tersebut (jika ada)

(24) Jabatan dari pejabat yang berwenang


Lampiran XXVII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG


(SPTMHL)

KOP SURAT
______________________________________________________________________________

SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)


NOMOR: . . . . . . . . . . . . .(1) TANGGAL (2)

Menyatakan bahwa saya atas nama :


Kementerian Negara/Lembaga : (056) Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN
Eselon I : (3....) (4)....................
Satker : (5….) Kantor Pertanahan Kota/Kab
(6)................

Bertanggung jawab penuh atas segala penerimaan hibah berupa (7)..... yang
diterima langsung dari :
Pemberi hibah : (8)................
Nilai hibah/Komitmen hibah : (9)................
Digunakan dalam rangka (10)...................tanpa melalui KPPN dengan rincian
sebagai berikut :

Nomor Pendapatan Belanja

(11).............. (12).............. (13).............. (14).............. (15)..............

Bukti-bukti / BAST*) terkait hal tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan


yang berlaku pada Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kota/Kab (16).............
untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas
fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Kota/Kab (17)............, ............ 2017


Kuasa pengguna Anggaran

Nama (18)…............
NIP (19)...............

*) dilampirkan pada saat pengesahan Hibah barang


______________________________________________________________________________
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)

NO URAIAN ISIAN

(1) Diisi nomor SPTMHL di K/L

(2) Diisi tanggal SPTMHL di K/L

(3) Diisi kode Eselon I

(4) Diisi uraian Eselon I

(5) Diisi kode Satuan Kerja

(6) Diisi uraian Satuan Kerja

(7) Diisi uraian bentuk hibah, antara lain: Hibah bentuk


uang/barang/jasa/surat berharga

(8) Diisi nama entitas Pemberi Hibah

(9) Diisi nilai hibah

(10) Diisi uraian tujuan penggunaan Hibah, syarat dan ketentuan

(11) Diisi nomor urut

(12) Diisi kode Akun Pendapatan sesuai Bagan Akun Standar

(13) Diisi uraian Akun Pendapatan sesuai Bagan Akun Standar

Kode Akun Uraian

431131 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang-


Perorangan

431132 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang-


Lembaga/Badan Usaha

431133 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang-


Pemerintah Daerah

431139 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang-


Lainnya
431231 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Uang-
Perorangan

431232 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Uang-


Lembaga/Badan Usaha

431233 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Uang-


Pemerintah Daerah

431239 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Uang-


Lainnya

431121 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Barang

431221 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Barang

431122 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Jasa

431222 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Jasa

431123 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Surat


Berharga

431223 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Surat


Berharga

(14) Diisi kode Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar

(15) Diisi uraian Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar

(16) Diisi uraian Nama Satuan Kerja penerima Hibah

(17) Diisi kota tempat PA/KPA dan tanggal penerbitan SPTMHL

(18) Diisi Nama PA/KPA

(19) Diisi NIP/NRP PA/KPA


Lampiran XXVIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN


PEMBUKAAN REKENING

KOP SURAT
______________________________________________________________________________

Nomor : …………../20 …...……., … … 20…


Sifat : ………………...
Lampiran : ………………...
Hal : Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan /


Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ………..…….(1)
Di
……………………..(2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : …………../PMK.05/2014


tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja, dengan
ini kami mengajukan permohonan persetujuan pembukaan rekening
……………………(3) pada ………………..(4) untuk keperluaN …………………….(5).
Apabila permohonan ijin pembukaan rekening ini disetujui, maka kami
menyatakan kesanggupan untuk melaporkan pembukaa rekening,
menyampaikan daftar saldo rekening setiap bulan dan ketentuan lain
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut di atas.
Demikian disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
Atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

…………………(6)
NIP……………

Tembusan : Sekretaris Jenderal Kementerian Negara/Lembaga


……………………..(7)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING

Nomor Uraian

(1) Diisi :
a) Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk permohonan ijin
pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN Pusat
b) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk
permohonan ijin pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN
di daerah sesuai dengan wilayah kerja masing-masing KPPN

(2) Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN

(3) Diisi : Penerimaan atau pengeluaran atau lainnya (selain


penerimaan atau pengeluaran)

(4) Diisi :
a) Bank Indonesia/Nama Bank Umum/Kantor Pos dan Giro
dimana rekening tersebut akan dibuka
b) “Bank Umum”
Untuk permohonan ijin pembukaan rekening pengelolaan kas
BLU dalam bentuk deposito
c) “Bank Umum di Luar Negeri”
Untuk rekening pada perwakilan RI

(5) Diisi :
a) Menampung pendapatan Negara dalam rangka
pelaksanaan APBN yang ditatausahakan oleh Bendahara
Penerimaan; atau
b) Menampung uang untuk keperluan belanja Negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang ditatausahakan oleh Bendahara
Pengeluaran; atau
c) Menampung selain diatas, berdasarkan kebutuhan yang
benar- benar diperlukan untuk kantor/satuan kerja sesuai
dengan bidang tugasnya.

(6) Diisi : Nama KPA atau Pejabat yang ditunjuk

(7) Diisi : Sekretaris Jenderal masing-masing Kementerian


Negara/Lembaga
Lampiran XXIX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN REKENING

KOP SURAT
______________________________________________________________________________

Nomor : …………../20 …...……., … … 20…


Sifat : ………………...
Lampiran : ………………...
Hal : Pernyataan Penggunaan Rekening

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan /


Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……………………….1)
Di
……………………..2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ………….../PMK.05/2014


tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja, dengan
ini kami menyatakan dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan surat kami
tanggal ……………………..3) Nomor ……………………..4) hal permohonan
persetujuan pembukaan rekening, untuk menggunakan rekening yang dibuka
atas nama jabatan, yaitu rekening ……………………..5) pada ……………….. 6)
hanya untuk keperluan …………………………...7).
Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

…………………8)
NIP……………
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN
PENGGUNAAN REKENING

Nomor Uraian

(1) a) Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk permohonan ijin


pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN Pusat
b) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk
permohonan ijin pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN di
daerah sesuai dengan wilayah kerja masing-masing KPPN

(2) Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN

(3) Diisi : Tanggal Surat Permohonan Persetujuan Pembukaan


Rekening

(4) Diisi : Nomor Surat Permohonan Persetujuan Pembukaan


Rekening

(5) Diisi : Penerimaan atau Pengeluaran atau lainnya (selain


penerimaan atau pengeluaran)

(6) Diisi :
a) Bank Indonesia/Nama Bank Umum/Kantor Pos dan Giro
dimana rekening tersebut akan dibuka
b) “Bank Umum”
Untuk permohonan ijin pembukaan rekening pengelolaan kas
BLU dalam bentuk deposito
c) “Bank Umum di Luar Negeri” Untuk rekening pada
perwakilan RI

(7) Diisi :
a) Menampung pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan
APBN yang ditatausahakan oleh Bendahara Penerimaan; atau
b) Menampung uang untuk keperluan belanja Negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang ditatausahakan oleh Bendahara
Pengeluaran; atau
c) Menampung selain diatas, berdasarkan kebutuhan yang benar-
benar diperlukan untuk kantor/satuan kerja sesuai dengan bidang
tugasnya.

(8) Diisi : Nama KPA atau Pejabat yang ditunjuk


Lampiran XXX Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT KUASA

KOP SURAT
______________________________________________________________________________
SURAT KUASA

Nomor : …………..........1)
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : ………………...2)
NIP : ………………...3)
Jabatan : ………………...4)
Memberikan kuasa kepada :
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan cq. Direktur Pengelolaan Kas Negara
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat; dan
2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.5) selaku Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah.
untuk bertindak sesuai dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : . . . . . . . . / PMK.05 / 2014 tentang
Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja atas rekening
pemerintah pusat pada . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6) untuk . . . . . . . . . . . . . . . 7),
yaitu :
1. Memperoleh segala informasi mengenai rekening;
2. Melakukan blokir atas rekening; dan
3. Menutup rekening dan memindahbukukan saldo ke rekening kas umum
negara.
Surat Kuasa ini berlaku selama rekening atas nama
………………………………..8)
masih dibuka.
Demikian digunakan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

KPA atau pejabat yang ditunjuk


MATERAI
…….…………………9)
NIP……………
PETUNJUK PENGISIAN SURAT KUASA

Nomor Uraian

(1) Diisi : Nomor Surat Kuasa yang diterbitkan oleh KPA atau pejabat
yang ditunjuk.

(2) Diisi : Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Diisi : Nomor Induk Pegawai KPA atau pejabat yang ditunjuk.

(4) Diisi : Jabatan KPA atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Diisi : Nama KPPN mitra kerja masing-masing


Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja.

(6) Diisi :
- Bank Indonesia/ nama bank umum kantor pos
giro rekening tersebut akan dibuka.
- " Seluruh bank umum dimana kami membuka
rekening" Untuk satuan kerja B LU.

(7) Diisi : Nama Kementerian / Lembaga / Satuan Kerja.

(8) Diisi : Nama Kementerian / Lembaga / Satuan Kerja.

(9) Diisi : Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk


Lampiran XXXI Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT KETERANGAN SUMBER DANA, MEKANISME PENYALURAN


DANA REKENING DAN PERLAKUAN PENYETORAN BUNGA/JASA

KOP SURAT
______________________________________________________________________________

Nomor : …………../20 ..…., … … 20…


Sifat : ………………...
Lampiran : ………………...
Hal : Keterangan Sumber Dana, Mekanisme
Penyaluran Dana Rekening dan
Perlakuan Penyetoran Bunga/Jasa Giro

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan /


Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ………………………..1)
Di
…………………..…..2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ………….../PMK.05/2014


tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja dan surat
kami tanggal …………………….. 3) Nomor ……………………..4) hal permohonan
persetujuan pembukaan rekening, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Sumber Dana ……………………….5)
2. Mekanisme Penyaluran Dana ……………………….6)
3. Perlakuan Penyetoran Bunga/Jasa Giro ………………………..7)
Demikian disampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

….…………………8)
NIP……………
PETUNJUK PENGISIAN SURAT KETERANGAN SUMBER DANA, MEKANISME
PENYALURAN DANA REKENING DAN PERLAKUAN PENYETORAN
BUNGA/JASA GIRO

Nomor Uraian

(1) Diisi :
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk pennohonan ijin
pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN Pusat.
- Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan untuk
permohonan ijin pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN
Daerah sesuai dengan wilayah kerja masing- masing KPPN

(2) Diisi : Nama kota tempat lokasi KPPN.

(3) Diisi : Tanggal surat permohonan persetujuan pembukuan


rekening.

(4) Diisi : Nomor surat permohonan persetujuan pembukaan rekening.

(5) Diisi : Penjelasan mengenai sumber dana rekening yang akan


dibuka.

(6) Diisi : Penjelasan mengenai mekanisme penyaluran dana rekening


yang akan dibuka mulai dari penerimaan dana dari pihak pemberi
sampai kepada penerima akhir.

(7) Diisi : Penjelasan mengenai perlakuan penyetoran bunga / jasa


giro.

(8) Diisi : Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk.


Lampiran XXXII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MEMASUKKAN DANA HIBAH


KEDALAM DIPA

KOP SURAT
______________________________________________________________________________

Nomor : …………../20 …...……., … … 20…


Sifat : ………………...
Lampiran : ………………...
Hal : Pernyataan Kesanggupan Memasukkan
Dana Hibah ke Dalam DIPA

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……………………..1 )


Di
……………………………… 2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ……………………./


PMK.05 / 2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/ Lembaga/ Satuan
Kerja, dengan ini kami menyatakan dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan
surat kami tanggal………………...3) Nomor ………………...4) hal permohonan
persetujuan pembukaan rekening, untuk memasukkan dana hibah yang akan
diperoleh berdasarkan ………………... 5) kedalam DIPA ………………... 6) Nomor
………………... 7) tanggal ……………………………..8) .
Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

….…………………9)
NIP……………
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
MEMASUKKAN DANA HIBAH KEDALAM DIPA

Nomor Uraian

(1) Diisi : Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sesuai


dengan wilayah kerja masing-masing KPPN.

(2) Diisi : Nama kota tempat lokasi KPPN.

(3) Diisi : Tanggal surat permohonan persetujuan pembukuan


rekening.

(4) Diisi : Nomor surat permohonan persetujuan pembukaan rekening.

(5) Diisi : Nomor Register Hibah.

(6) Diisi : Nama Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja yang


mengajukan.

(7) Diisi : Nomor DIPA Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja


yang mengajukan permohonan pembukaan rekening.

(8) Diisi : Tanggal DIP A Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja


yang mengajukan.

(9) Diisi : Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk


Lampiran XXXIII Surat Edaran Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor : 1/SE-100.KU.01.03/I/2022
Tanggal : 10 Januari 2022

FORMAT LAPORAN PENUTUPAN REKENING

KOP SURAT
______________________________________________________________________________

Nomor : …………../20 …...……., … … 20…


Sifat : ………………...
Lampiran : ………………...
Hal : Laporan Penutupan Rekening

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan /


Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……………………...1)
Di
……………………..2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ………/PMK.05/2014


tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja dengan ini
kami laporkan bahwa kami telah menutup rekening ……………….. 3) dengan
Nomor ……………………..4) dengan Nama Rekening “ ……………………..5)”
pada tanggal ……………………..6) pada ……………………..7) dan telah
memindahkan saldo rekening dimaksud sebesar Rp.……………………..8) ke
Rekening Kas Negara Nomor ………………………….9)
Demikian disampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

…………………10)
NIP……………

Tembusan :
……………………..11)
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENUTUPAN REKENING

Nomor Uraian

(1) Diisi :
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk penerbit ijin Kuasa
BUN Pusat.
2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk
penerbit ijin Kuasa BUN Daerah sesuai dengan wilayah kerja
masing- masing KPPN.

(2) Diisi : Jakarta atau nama kota tempat lokasi KPPN.

(3) Diisi : Penerimaan atau pengeluaran atau lainnya.

(4) Diisi : Nomor rekening yang telah ditutup sesuai dengan rekening
koran.

(5) Diisi : Nama rekening yang telah ditutup sesuai dengan rekening
koran.

(6) Diisi : Tanggal penutupan rekening.

(7) Diisi : Bank Indonesia/nama bank umum/kantor pos giro dimana


rekening tersebut ditutup.

(8) Diisi : Nominal dan jumlah terbilang saldo rekening yang


disetorkan ke kas Negara.

(9) Diisi : Nomor rekening kas negara tempat saldo rekening yang
telah ditutup disetorkan

(10) Diisi : Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk.

(11) Diisi :
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q Direktur Pengelolaan
Kas Negara, apabila surat persetujuan diterbitkan oleh KPPN ;
atau KPPN mitra kerja masing-masing Kementerian / Lembaga
/ Satuan Kerja apabila surat persetujuan diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q Direktur Pengelolaan
Kas Negara;
2. Sekretaris Jenderal instansi vertikal masing-masing
Kementerian / Lembaga / Satuan Kerja

Anda mungkin juga menyukai