Anda di halaman 1dari 36

PSAP 12

LAPORAN
OPERASIONAL
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL

• TRANSAKSI KAS  PELAKSANAAN ANGGARAN

TRANSAKSI AKRUAL
• Pendapatan masih harus diterima
• Pendapatan diterima dimuka
• Beban yang masih harus dibayar
• Beban dibayar dimuka
• Beban Penyusutan

2
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO Belanja dan Beban

LRA LO LRA LO

Pendapatan-LO Belanja
Sekaligus Sekaligus
Pendapatan-LRA Beban

Pendapatan Beban sudah


Pend. Belanja Utang atas
LO sudah Piutang dikeluarkan
Diterima Dibayar Belanja
diterima Kas- Pendapatan Kas-nya/
Dimuka Dimuka (YMHD)
nya Dibayar

3
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 64 TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH

• Tujuan  pedoman bagi pemerintah daerah • Ketentuan Umum


dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual. • Tujuan
• Ruang lingkup  kebijakan akuntansi
• Ruang Lingkup
pemerintah daerah; . SAPD; dan BAS.
• Permendagri dilengkapi dengan : • Kebijakan Akuntansi
• Lampiran I : Panduan penyusunan Pemerintah Daerah
kebijakan akuntansi pemerintah • Sistem Akuntansi
daerah Pemerintah Daerah
• Lampiran II : Panduan penyusunan • Bagan Akun Standar
SAPD
• Lampiran III : Bagan Akun Standar • Ketentuan Lain-lain
• Lampiran IV : Format konversi
penyajian LRA
4
Pendapatan-LRA
LAPORAN KEUANGAN Belanja
1 4 7
LRA SAL
PEMDA Transfer
Pembiayaan

PP Pendapatan-LO 2 5
71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas A
Permen Kebijakan Piutang L
dagri Akt &
Persediaan K
64/2013 SAPD 3
Investasi Jangka
Neraca
Panjang **)
Aset Tetap & 6
Penyusutan LAK
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Kewajiban Transaksi
Koreksi Kesalahan Transitoris
*)

Konsolidasi
ReStatement
Laporan Keuangan

5
LAPORAN KEUANGAN SKPD
1 5

Pendapatan-LRA LRA
Belanja

2 4
Pendapatan-LO
LPE
Beban LO
C
PP Permendag Kas & Setara Kas
A
71/2010 ri 64/2013 L
Piutang
K
Persediaan 3
Aset Tetap &
Penyusutan Neraca
Aset Lainnya
Kewajiban
Koreksi Kesalahan

Konsolidasi
Laporan Pemda

6
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan
Perubahan SAL)
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

7
PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN

 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan


tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi
 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas
Umum Negara/Daerah

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi


aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa
 Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah.
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Komponen laporan keuangan pokok:


 Laporan Realisasi Anggaran
 Laporan Perubahan SAL
 Neraca
 Laporan Operasional (LO)
 LAK
 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
 CaLK (Par 14)
Setiap entitas menyajikan komponen-komponen laporan keuangan
tersebut kecuali :
• LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum;
• Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara
Umum Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan
keuangan konsolidasiannya. (Par 1)

9
LAPORAN OPERASIONAL

 Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;

b) Beban dari kegiatan operasional ;

c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;

d) Pos luar biasa, bila ada;

e) Surplus/defisit-LO.

• Kegiatan dapat dianalisis menurut klasifikasi ekonomi atau fungsi.

(Par 92-93)

10
TRANSAKSI PENDAPATAN

Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata


sebesar 10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari
restoran Lazata membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari
yang sama bendahara penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada
25 Februari Hotel Melati membayar pajak hotel ke kas umum daerah.
Tanggal Finansial Anggaran

7 jan Piutang Pendapatan 310.000.000 Tidak dicatat


Pendapatan Pajak – LO 310.000.000

16 Feb Kas di Bendahara Penerimaan 10.000.000 Estimasi Perubahan SAL 10.000.000


Piutang Pendapatan Pendapatan Pajak – LRA 10.000.000
10.000.000
16 Feb R/K PPKD 10.000.000 Tidak dicatat
Kas Dibendahara 10.000.000
Penerimaan
25 Feb R/K PPKD 300.000.000 Estimasi Perubahan SAL 300.000.000
Piutang Pendapatan 300.000.000 Pendapatan Pajak – LRA 300.000.000
TRANSAKSI BELANJA

Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS sebesar


80.000.000
Tgl Finansial Anggaran

30 Jan Beban Gaji (LO) 80.000.000 Belanja Gaji 80.000.000


R/K PPKD 80.000.000 Estimasi Perubahan SAL 80.000.000

Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan kas sebesar
10.000.000
Tgl Finansial Anggaran
30 Jan Beban pemeliharaan (LO) 10.000.000 Belanja barang dan jasa 10.000.000
Kas Bendahara pengeluaran 10.000.000 Estimasi Perubahan SAL 10.000.000

12
LINGKUP DAN MANFAAT

RUANG LINGKUP
Berlaku untuk setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam
menyusun laporan operasional yang menggambarkan
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dalam
suatu periode pelaporan tertentu, tidak termasuk perusahaan
negara/daerah.

• MANFAAT LAPORAN OPERASIONAL


• Menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan
dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit
operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.
13
KONSEPSI BASIS

Surplus/defisit
Pendapatan dan akrual yang Pendapatan
Belanja over/ menambah/ dan belanja
underestimate mengurangi akrual
ekuitas
Pembiayaan Ada
Tidak ada
diperhitungkan Pemisahan pemisahan
pemisahan
dalam Kegiatan non laporan kegiatan
perhitungan operasional pertanggung non
SILPA/SIKPA jawaban operasional
dan pos luar
anggaran dan dan pos luar
biasa
laporan finansial biasa
PP 24/2005
PP 71/2010

LRA LRA & LO


14
KONSEPSI BASIS

• Pendapatan LO dan beban dalam bentuk barang/jasa harus


dilaporkan berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal transaksi
dan diungkap dalam CaLK
• Transaksi pendapatan dan beban dalam bentuk barang/jasa
antara lain hibah dalam wujud barang, barang rampasan, dan
jasa konsultasi
• Pembiayaan tidak diperhitungkan dalam perhitungan
surplus/defisit LO karena transaksi pembiayaan tidak terkait
dengan operasi pada periode pelaporan.

15
KONSEPSI BASIS

PP 24/2005 CTA PP 71/2010 AKRUAL


Opsional (Laporan Laporan pendapatan
Kinerja Keuangan) dan beban akrual

Besarnya beban yang harus ditanggung oleh


KONSEPSI BASIS
COST pemerintah dalam menjalankan pelayanan
LO menyediakan
informasi mengenai Operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna
seluruh kegiatan dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal
operasional Performace efisiensi, efektivitas dan kehematan perolehan dan
keuangan entitas penggunaan sumber daya ekonomi
pelaporan yang
penyajiannya Memprediksi pendapatan LO yang akan diterima
untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode
disandingkan Estimation mendatang dengan menyajikan laporan secara
dengan periode komparatif
sebelumnya

Peningkatan ekuitas (bila surplus operasional) dan


Equity penurunan ekuitas (bila defisit operasional)

16
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL

• Laporan Operasional menyajikan informasi beban akrual


yang dapat digunakan untuk menghitung cost per
program/kegiatan pelayanan

Laporan Operasional Perhitungan Cost


COST untuk
Beban pegawai Labor cost setiap
Beban belanja barang program/
Beban bunga
kegiatan
Beban subsidi Material cost
Beban hibah
Beban bantuan sosial
Beban penyusutan Overhead cost
Beban transfer
Beban lain-lain

17
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL

Konsep VFM digunakan untuk


Evaluasi kinerja menilai apakah suatu organisasi
berdasarkan telah mencapai benefit maksimal,
konsep Value for dengan mengunakan sumber daya
Money (ekonomi, yang ada.
efisien & efektif)

efektivitas
Output
(keluaran) Laporan
Input Operasional
efisien
(cost dari
program/
kegiatan)
ekonomi Laporan Kinerja

18
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL

UU 1/2004 & PP 8/2006


Mengatur tentang laporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah

Kinerja berupa keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah


dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran (beban/cost), dengan
kuantitas dan kualitas terukur

Manajemen Keuangan Manajemen Kinerja

Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban

Mengaitkan cost dengan kinerja

LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA

19
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL - EKUITAS

PP 71/2010 AKRUAL
PP 24/2005 CTA
Melaporkan perubahan ekuitas dan
Opsional
surplus/defisit

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Surplus/defisit LO
pada periode
bersangkutan

Dampak kumulatif
perubahan
Ekuitas awal
kebijakan/kesalahan
Ekuitas mendasar
akhir

20
PERIODE PELAPORAN

Disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.


Jika disatjikan lebih pendek entitas harus mengungkapkan :
 alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu
tahun;
 fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam
Laporan Operasional dan catatan-catatan terkait
tidak dapat diperbandingkan.

21
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
• Hak pemerintah • Penurunan
• Diakui sebagai manfaat
penambah ekuitas ekonomi/potensi
jasa dalam
• Dalam tahun anggaran periode pelaporan
yg bersangkutan Pendapatan- • menurunkan
LO (dari Beban (dari
• Tidak perlu dibayar ekuitas
kegiatan kegiatan • berupa
kembali
operasional) operasional) pengeluaran/
konsumsi
aset atau
timbulnya
kewajiban

Kegiatan
• Sifatnya tidak rutin, termasuk • Pendapatan/Beban
Non
surplus/defisit dari penjualan Pos Luar yg bukan operasi
aset non lancar dan Operasiona Biasa • Tidak diharapkan
penyelesaian kewajiban jangka sering/rutin terjadi
panjang l
• Di luar kendali/
pengaruh entitas
ybs
• Sifat & jumlah
diungkap dalam
Calk 22
STRUKTUR DAN ISI

– Menyajikan berbagai unsur


• pendapatan-LO,
• beban,
• surplus/defisit dari operasi,
• surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
• surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
• pos luar biasa,
• surplus/defisit-LO,

– Dalam Laporan Operasional ditambahkan pos, judul, dan sub


jumlah lainnya apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut
diperlukan untuk menyajikan Laporan Operasional secara
wajar

23
IDENTIFIKASI

Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara


jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap
halaman laporan, informasi berikut:
a) nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi
lainnya;
b) cakupan entitas pelaporan;
c) periode yang dicakup;
d) mata uang pelaporan; dan
e) satuan angka yang digunakan.

24
INFORMASI DALAM CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN

• Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-LO yang


diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.
• Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada
Catatan atas Laporan Keuangan.
• Entitas pelaporan menyajikan beban yang diklasifikasikan
menurut klasifikasi jenis beban.
• Beban berdasarkan klasifikasi organisasi dan klasifikasi lain
yang dipersyaratkan menurut ketentuan perundangan yang
berlaku, disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

25
Ilustrasi
Laporan
Operasional

26
Ilustrasi
Laporan
Operasional

27
PENDAPATAN LO

• Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.


• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak
mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
• Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto
(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan
tidak dapat di estimasi terlebih dahulu dikarenakan proses
belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
• Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.

28
KOREKSI KESALAHAN

KOREKSI KESALAHAN - PENDAPATAN


• Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas
pendapatan-LO pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
• Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang
pendapatan pada periode yang sama.
• Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

29
AKUNTANSI BEBAN

AKUNTANSI BEBAN

• Beban diakui pada saat:


– timbulnya kewajiban;
– terjadinya konsumsi aset;
– terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa.
• Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.
• Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.

30
AKUNTANSI BEBAN

• Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang


atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas
pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

• Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali


beban, yang terjadi pada periode beban dibukukan
sebagai pengurang beban pada periode yang sama.
Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas
beban dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal
mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan pada akun ekuitas.

31
SURPLUS DEFISIT KEGIATAN
OPERASIONAL

• Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih


antara pendapatan dan beban selama satu periode
pelaporan.
• Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang
antara pendapatan dan beban selama satu periode
pelaporan.
• Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban
selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.

32
KOMPONEN LAPORAN
OPERASIONAL

SURPLUS DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL


• Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu dikelompokkan
tersendiri dalam kegiatan non operasional.
• Selisih lebih/kurang antara surplus/defisit dari kegiatan operasional dan
surplus/defisit dari kegiatan non operasional merupakan surplus/defisit
sebelum pos luar biasa.
POS LUAR BIASA
• Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam Laporan
Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit sebelum Pos Luar
Biasa.
• Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan pula dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

SURPLUS / DEFISIT LO
• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
33
TRANSAKSI MATA UANG ASING

• Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah.
• Jika tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi.
• Jika tidak tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dalam
mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing
tersebut.
• Jika mata uang asing tersebut dibeli dengan menggunakan mata uang
asing\, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam
rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral tanggal transaksi.

34
TRANSAKSI BARANG DAN JASA

• Transaksi pendapatan-LO dan beban dalam bentuk


barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan
Operasional dengan cara menaksir nilai wajar
barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi.
• Transaksi ini harus diungkapkan pada Catatan atas
Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan
semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari
pendapatan dan beban.

35
LAPORAN OPERASIONAL

• Keterkaitan laporan keuangan mengingat dual basis penganggaran dan


pelaporan.
• Keterkaitan laporan keuangan, terutama Laporan Operasional, dengan
laporan kinerja
• Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus
akuntansi berbasis akrual sehingga :
– Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan
– Laporan pertanggungjawaban anggaran dapat dibedakan dengan
laporan kinerja keuangan
– Dapat diketahui kinerja operasional pemerintah untuk periode pelaporan
tertentu
– Laporan Operasional mempunyai nilai prediktif karena informasinya
dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan LO yang akan diterima
untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang

36

Anda mungkin juga menyukai