OLEH KELOMPOK 5 :
Pencatatan pendapatan dan beban menganut metode akrual basis yaitu diakui
pada saat terjadinya transaksi dan bukan pada saat realisasi pembayaran.
1. Bendesa Adat
3. Bupati Kabupaten
4. Camat
5. Lurah
7. Kelian Banjar
Dalam rangka menuju tata kelola organisasi yang baik, LPD perlu
memformalkan bahwa budaya perusahaan dalam bentuk "Catur Dharma LPD"
yang terdiri dari:
Pengurus LPD adalah pelaksana utama atau actor tata kelola LPD.
Keseluruhan model tata kelola organisasi mengakui peran sentral dari pengurus
sebagai salah satu pelaku tata kelola organisasi. Dengan menetapkan tekanan pada
pengelola puncak dan menangani operasi sehari-hari atau entitas, pengaruh
pengelolaan atas kualitas tata kelola menjadi signifikan. Pengelola bertanggung
jawab memantau risiko organisasi dan melaksanakan pengendalian untuk
mengurangi resiko.
2. Neraca percobaan;
3. Laporan neraca;
Laporan Bulanan
Laporan 3 Bulanan
1. Aktiva (Asset)
Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan dan memegang
peranan penting dalam operasional perusahaan.
2. Hutang (Liabilitas)
Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
3. Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham),
surplus, dan laba ditahan. Atau dengan kata lain, modal yakni
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap
seluruh hutang-hutangnya.
Pos – Pos Neraca LPD
Secara teknis operasional LPD tidak jauh bedanya dengan bank. Di
sisi pasiva neracanya berisi uang titipan masyarakat anggotanya
yang merupakan hutang bagi LPD. Di sisi aktiva neracanya berisi
piutang LPD kepada anggotanya. Seperti halnya bank, modal LPD
relatif sangat kecil dibandingkan dengan dana titipan anggotanya.
Di sisi pasiva LPD menghadapi risiko likuiditas bila anggotanya
tiba-tiba menarik dana dalam jumlah yang jauh melampaui
persediaan uang tunai yang dimiliki oleh LPD pada saat itu. Disisi
aktiva neracanya LPD menghadapi risiko kredit yang bisa
berakibat fatal bila uang yang dipinjamkan tidak dibayar kembali
pada waktunya oleh anggotanya.
Berikut adalah pos – pos Neraca Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
A. Aktiva
1. Kas
Diisi dengan uang tunai yang ada dalam kas LPD berupa uang
kertas dan uang logam yang merupakan alat pembayaran yang
sah di Indonesia.
2. Antar Bank Aktiva
Diisi dengan semua jenis simpanan LPD yang ditempatkan di
BPD seperti rekening giro, deposito berjangka dan tabungan.
Saldo rekening ini tidak boleh dikompensasikan dengan saldo
rekening – rekening simpanan dan tagihan LPD atau bank
lain.
3. Kredit yang Diberikan
Diisi dengan pinjaman yang diberikan pada nasabah, yaitu
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga tertentu. Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah angka yang
menunjukkan besarnya persentase perbandingan antara batas
maksimum pinjaman yang diberikan yang diperkenankan
terhadap modal LPD. BMPK kepada satu peminjam
dimaksudkan untuk mencegah agar risiko pinjaman yang
diberikan tidak terkonsentrasi pada satu peminjam. Batas
maksimum pemberian kredit kepada satu peminjam adalah
20% (dua puluh persen) dari jumlah modal LPD.
Adapun penggolongan kolektibilitas pinjaman, sebagai berikut:
a) Lancar
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan lancar
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga.
2) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
tetapi tidak lebih dari 3 kali angsuran.
3) Pinjaman yang diberikan belum jatuh tempo.
b) Kurang Lancar
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan kurang lancar
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
lebih dari 3 kali angsuran tetapi tidak lebih dari 6 kali
angsuran.
2) Pinjaman yang diberikan belum jatuh tempo.
c) Diragukan
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan diragukan
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
lebih dari 6 (enam) kali angsuran tetapi tidak lebih dari
12 (dua belas) kali angsuran.
2) Pinjaman yang diberikan telah jatuh tempo tetapi tidak lebih dari 3
(tiga) bulan.
d) Macet
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan macet
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga
lebih dari 12 (dua belas) kali angsuran.
2) Pinjaman yang diberikan telah jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan.
4. Aktiva Tetap dan Inventaris
Menurut PSAK No. 16, Asset tetap adalah asset berwujud yang :
1) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2) Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
Pembelian aktiva tetap dilakukan oleh LPD harus mendapat
persetujuan dari badan Pembina. Untuk mengontrol aktiva
tetap petugas LPD dapat membuat daftar aktiva tetap. Batas
maksimum pengadaan aktiva tetap dan inventaris adalah 50%
(lima puluh persen) dari modal.
a) Harga Perolehan
Diisi dengan aktiva tetap, yaitu harga perolehan atau nilai
revaluasi masing-masing dari tanah, gedung kantor, rumah
dan prabot milik LPD termasuk pula ke dalam pos ini
biaya - biaya yang dikeluarkan untuk:
1) Pembangunan gedung dalam penyelesaian
2) Mengubah bentuk, menambah, memperbaiki atau mengganti
b) Akumulasi penyusutan
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus
dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan dengan cara mengalokasikan
pengeluaran tersebut selama masa manfaat harta tersebut
melalui penyusutan.
Metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan UU
Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 (1)) adalah :
a. Metode garis lurus (straight-line method) yaitu metode
yang digunakan untuk menghitung penyusutan yang
dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta
tersebut. Penyusutan atas pengeluaran untuk
pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan atau
perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus
hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan
hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu (1)
tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta
tersebut.
b. Metode saldo menurun (declining-balance method)
yaitu metode yang digunakan untuk menghitung
penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun
dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa
buku dan nilai sisa buku pada akhir masa manfaat
harus disusutkan sekaligus.
5. Aktiva Lainnya
Diisi dengan saldo rekening-rekening aktiva lainnya yang
tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu pos di atas,
misalnya persediaan barang yang tidak merupakan objek
penyusutan (persediaan kertas dan formulir) dan pembebanan
sementara setoran jaminan listrik.
B. Pasiva
Pasiva terdiri atas hutang atau kewajiban LPD kepada nasabah
dan pihak ketiga lainnya serta modal sendiri.
1. Tabungan
Tabungan yaitu simpanan dana pihak ketiga bukan bank /BPR
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan cara – cara
tertentu. Dengan adanya berbagai deregulasi terhadap LPD
menyebabkan semua LPD memiliki berbagai jenis produk
tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa
adanya persetujuan dari BI, seperti tabungan harian, adanya
penarikan undian berhadiah, kemudahan untuk menyetor
maupun menarik dana serta berbagai fasilitas lainnya.
2. Deposito Berjangka
Deposito berjangka yaitu deposito yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian pihak
ketiga dengan LPD. Deposito baru bisa dicairkan sesuai
dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai
jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan
sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.
3. Antar Bank Pasiva
Merupakan pinjaman yang diterima LPD dari BPD.
4. Pinjaman yang diterima
Diisi dengan pinjaman yang diterima dari pihak lain
misalnya pinjaman dari LPD lain.
5. Rupa – Rupa Pasiva
Diisi dengan kewajiban lain-lain atau hutang yaitu saldo
rekening pasiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau
digolongkan ke dalam salah satu pos di atas. Misalnya bunga
simpanan berjangka yang belum dibayarkan.
6. Modal
LPD harus memenuhi kecukupan modal minimum 12% (dua
belas persen). Kecukupan modal ditentukan berdasarkan
perbandingan antara modal LPD dengan ATMR. Modal LPD
terdiri dari:
1) Modal inti
a. Modal disetor
b. Modal donasi
c. Modal cadangan
d. Laba tahun lalu
e. Laba tahun berjalan, diperhitungkan 50% (lima puluh
persen)
Modal inti diperhitungkan sebagai faktor pengurang
berupa pos rugi tahun- tahun lalu dan rugi tahun
berjalan.
2) Modal Pelengkap
a. Akumulasi penyusutan aktiva tetap dan inventaris
b. CPRR, diperhitungkan setinggi-tingginya
sebesar 1,25% dari aktiva tertimbang menurut
risiko.
7. Cadangan
1) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba bersih.
2) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang disisihkan untuk tujuan
tertentu
3) Cadangan Piutang Ragu – Ragu (CPRR), yaitu
cadangan yang dibentuk untuk menampung kerugian
yang mungkin timbul sebagai dari tidak dapat
diterimanya kembali sebagian/seluruh pinjaman yang
diberikan dan disajikan sebagai pos pengurang
pinjaman yang diberikan. Pembentukan CPRR pada
LPD didasarkan kepada kualitas pinjaman yang
diberikan yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
a. 0,5% dari pinjaman yang diberikan yang memiliki kualitas
lancar.
b. 10% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas kurang
lancar.
c. 50% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas diragukan.
d. 100% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas macet.
8. Laba/Rugi
a. Laba adalah laba bersih yang diperoleh yang belum ditetapkan
penggunaannya
b. Rugi adalah kerugian yang diderita hingga periode bersangkutan.
AKTIVA TETAP
Aktiva Tetap/Gedung 398.136.850 398.136.850 398.136.850
Harga Perolehan 231.495.950 - -
Akumulasi Penyusutan
(188.810.908) (21.565.727) (39.813.660)
Aktiva Tetap/Gedung
Aktiva Tetap/Peralatan
- 476.365.950 523.183.950
Kantor
Akumulasi Penyusutan
- (240.537.036) (322.861.760)
Peralatan Kantor
Jumlah Aktiva Tetap 440.821.892 612.400.037 558.645.380
JUMLAH AKTIVA 13.437.732.713 21.104.257.492 25.802.931.081
PASIVA
KEWAJIBAN
Tabungan Wajib 85.298.750 102.128.750 143.868.750
Tabungan Sukarela 7.353.385.548 12.377.612.723 13.302.680.940
Tabungan Berjangka 3.298.300.000 5.336.250.000 8.278.000.000
Tabungan Program
- - 33.910.900
SIMASDA
Titipan Adm Tabungan - - -
Titipan Provinsi - 23.000.000 -
Titipan Premi Asuransi - 2.035.550 2.189.250
Jumlah Kewajiban 10.736.984.298 17.841.027.023 21.760.649.840
MODAL
Modal Disetor 4.500.000 4.500.000 4.500.000
Modal Donasi 42.146.400 42.146.400 42.146.400
Cadangan Umum 1.799.466.588 2.167.423.374 2.652.095.319
Cad Tujuan/ Cad Khusus 241.374.117 241.374.117 241.374.117
Laba 613.261.310 807.786.576 1.102.165.403
Jumlah Modal 2.700.748.415 3.263.230.468 4.042.281.240
JUMLAH PASIVA 13.437.732.713 21.104.257.492 25.802.931.081
KESIMPULAN
LPD merupakan salah satu unsur kelembagaan Desa Pakraman yang menjalankan
fungsi keuangan Desa Pakraman untuk mengelola potensi keuangan Desa
Pakraman.Lembaga ini sangat berpotensi dan telah terbukti dalam memajukan
kesejahteraan masyarakat desa dan memenuhi kepentingan Desa itu sendiri.
Lembaga Perkreditan Desa berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan desa
yang berupa uang atau surat berharga lainnya, menjalankan fungsinya dalam
bentuk usaha-usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam
kegiatan usahanya banyak menunjang pembangunan desa.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/embeds/453933189/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf Di
Akses Pada Tanggal 10 maret 2024