Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Ramdani

Nim : 2111102431023
Kelas : H1
Prodi : S1 Manejemen
Sumber : https://www.kreditpintar.com/education/pajak-umkm

ATURAN PAJAK BAGI UMKM DAN PEDAGANG ONLINE(OLSHOP)

A. Apa Itu UMKM?

Dikutip dari laman resmi perpajakan menjelaskan bahwa UMKM memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional secara menyeluruh. Alasannya karena
UMKM mampu menyerap tenaga kerja lokal secara jelas dan nyata dalam jumlah banyak selama
rentang waktu satu dekade terakhir. Secara garis besar, ada tiga jenis usaha yang dikategorikan
dalam UMKM yakni usaha mikro, kecil dan juga menengah.

Sementara itu, suatu usaha dikatakan termasuk usaha kecil jika mempunyai kekayaan bersih
sebesar 50 juta rupiah namun kebutuhan yang digunakan maksimal mencapai 500 juta rupiah. Hasil
penjualannya pun harus mencapai minimal 300 juta rupiah dan maksimal 2,5 milyar rupiah per-
tahunnya. Untuk usaha kategori menengah, kekayaan yang dimiliki harus sudah mencapai 500 juta
rupiah hingga 10 milyar rupiah belum termasuk dalam harga tanah dan bangunan. Hasil penjualan
produk usaha-nya pun harus mencapai 2,5 milyar hingga 50 milyar rupiah per-tahunnya. Dilansir
dari laman Kompas.com, setiap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah termasuk di dalamnya
pengusaha online shop memiliki kewajiban untuk membayar pajak ketika mereka mendapatkan
keuntungan ratusan hingga miliaran rupiah setiap tahunnya. Hal ini ditentukan secara resmi dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2018. Besar pajak yang diberikan adalah sebesar 0,5 persen dari
penghasilan bruto yang didapatkan. Syaratnya adalah jika penghasilan bruto yang dimilikinya tidak
melebihi 4,8 miliar rupiah per-tahun.

B. Keunggulan

1. Pada artikel diatas ini memiliki keunggulan menjelaskan apa itu UMKM, secara singkat, isi artikel
ini sendiri sudah mewakili sampel dan masalah penelitian pada resensi pajak.
2. Dalam artikel ini terdapat rumusan masalah, hipotesis dan latar belakang masalah yang konsisten.
3. Kesimpulan dan hasil dari penjelasan artikel ini membuat pembaca dapat memahaminya secara
singkat dan jelas apa itu UMKM dan berapa besar pajak yang harus dibayar usaha mikro kecil dan
kelas menengah dalam setahun dari pendapatan bruto mereka.
4. Pada masa Pandemi COVID 19 seperti ini UMKM sangat membantu Negara dalam pembangunan
ekonomi nasional, serta membuka lapangan kerja lokal untuk masyarakat. Pemilik UMKM
bukanlah satu-satunya orang yang diuntungkan dengan membangun usaha kecil dan menengah.
Pemerintah dan masyarakat juga sangat diuntungkan dari upaya ini. Karena dengan bertambahnya
jumlah usaha kecil dan menengah di Indonesia, semakin banyak lapangan pekerjaan yang tercipta
dan juga peningkatan pendapatan dalam negeri. Oleh karena itu, tidak heran jika usaha kecil dan
menengah menjadi salah satu penggerak perekonomian di Indonesia.
5. UMKM sendiri itu flesibel dan mudah berinovasi mengikuti perkembangan zaman. UMKM dan
UKM mempunyai kesempatan dalam mengeksekusi ide yang baru serta unik. Hal ini tentu karena
cara operasionalnya tak serumit perusahaan besar. Perusahaan besar biasanya memiliki
pertimbangan yang ketat untuk mengubah cara mereka bekerja atau berinovasi baru. Karena
pengelolaannya yang tidak terstruktur dengan baik, keputusan UMKM untuk berinovasi
sepenuhnya dipegang oleh pemilik usaha. Untuk itu, ketika ada tren baru di pasar, UMKM akan
mudah beradaptasi dengan perkembangan pasar saat itu.
6. UMKM dapat membayar pajaknya dengan mudah dan sederhana. Karena PPh bersifat Final, maka
penghitungan pajak untuk UKM offline dan online hanya perlu dijumlahkan dengan peredaran
bruto dalam sebulan, kemudian dikalikan dengan tarif.

C. Kelemahan

1. Dalam isi artikel ini tidak ada informasi yang jelas(tepat) mengapa suatu usaha UMKM atau
online shop harus membayar pajak setiap per tahunnya.
2. Masalah dalam artikel ini hanya mengutarakan persoalan besarnya penghasilan UMKM dan
perhitungan pajak UMKM, namun tidak memberikan penjelasan yang rinci mengenai apa itu
online shop dan mengapa usaha online shop harus menerima pajak disaat memiliki omset atau
pengahsilan diatas 500 juta rupiah per tahunya.
3. Modal kecil yang memnyebabkan minimnya anggaran dan pembiayaan. Pendanaan UMKM
biasanya berasal dari uang pemilik usaha saja. Hal inilah yang menyebabkan minimnya
pembiayaan UMKM. Hasil, dana, harus dikelola seefisien mungkin agar sesuai dengan kebutuhan
bisnis dan operasional, jika tidak memiliki pengelolaan keuangan yang baik, UMKM tidak
mungkin untuk gulung tikar.
4. Rendahnya minat pelaku usaha UMKM memanfaatkan insentif pajak. keengganan pelaku usaha
UMKM berurusan dengan pajak. DJP perlu meningkatkan sosialisasi agar persepsi pelaku
UMKM tentang pajak berubah dengan memberikan pemahaman lebih intensif bahwa pemerintah
dapat menyediakan infrastruktur yang meningkatkan daya saing UMKM dan juga adanya
kekhawatiran kewajiban tambahan bagi UMKM setelah melakukan transaksi pajak itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai