BERBURU MODAL
Mohammad Ridha, S.Sos, M.Si
PENDAHULUAN
Telah banyak bantuan modal yang digulirkan pada
pengusaha mikro-kecil, antara lain KUR, PNPM,
PKBL, CSR, Unit Pelayanan Mikro Banking, dan KSP,
namun masih banyak yang belum menikmati
program tersebut. Beberapa faktor
penghambatnya adalah:
1. Hampir 90 % pengusaha mikro-kecil berada pada
sektor informal (pedagang kaki lima dan home
industry) yang kurang mendapatkan akses
permodalan karena tidak punya agunan dan tidak
punya tempat tinggal tetap.
2. Kurangnya informasi secara transparan kepada
pengusaha mikro-kecil, karena belum meratanya
promosi secara kontinu dan belum kompaknya
kerjasama antar lintas sektoral dalam menangani
masalah pemberdayaan usaha mikro kecil.
Pendidikan yang rendah.
3. Merasa kurang percaya diri jika harus
berhadapan dengan lembaga keuangan
atau institusi finansial.
4. Masih kuatnya rentenir dan tengkulak
yang menguasai kehidupan ekonomi dan
sosial masyarakat setempat. Mereka
boleh dikata “dibenci tetapi dibutuhkan”
karena mereka sudah ada sebelum
lembaga keuangan masuk, bahkan sudah
menjadi bagian dari sistem masyarakat
Indonesia.
Modal ibarat bensin bagi suatu usaha.
Banyak fasilitas kredit yang diluncurkan pemerintah,
namun realitanya sulit bagi usaha pemula untuk
mendapatkan modal.
Bank Umum dan BPR, masih belum lepas predikatnya
sebagai “lembaganya orang kelas atas”, mereka
mementingkan pengusaha yang “bankable” dan
berkembang karena dianggap lebih menguntungkan.
Menurut Sri Hartati tentang Dilema Sektor Informal, pada
tahun 2006, diperkirakan terdapat 90,36 % usaha milro-
kecil dan 69,82 % masih mengandalkan modal sendiri.
Thailand memiliki bank khusus yang melayani para petani.
Menurut BPS, terdapat 50,76 juta (98,9%) unit usaha mikro
di Indonesia, dari jumlah itu 35,49 juta belum layak usaha
dan belum bankable, serta kira-kra 15,21 juta layak
usaha namun belum bankable.
Penyebab UMK sulit mendapatkan modal:
1. Pengusaha mikro-kecil kurang mendapat
informasi tentang cara mengakses
permodalan pada lembaga keuangan secara
mudah dan transparan. Trauma dengan proses
kredit yang berbelit-belit, dimanfaatkan oleh
para rentenir.
2. Aturan legalitas usaha sering menjadi
halangan dalam permodalan. Lembaga
keuangan seringkali menuntut kelengkapan
legalitas usaha terhadap pengusaha mikro-
kecil, seperti KTP, izin usaha, NPWP dan tanda
daftar perusahaan. Rentenir memberikan
syarat yang lebih sederhana.
3. Agunan tetap menjadi kendala besar.
4. Pemberlakuan NPWP pribadi dan usaha.
Pentingnya Modal dalam
Memulai UMKM
Modal tidak harus berupa uang, bisa juga
berupa seperangkat alat sederhana dan skill,
misalnya usaha reparasi barang elektronik dan
bengkel sepeda.
Beberapa usaha dibidang jasa tidak
mengeluarkan modal uang, cukup tenaga atau
ketrampilan tertentu, misalnya pelayanan
pembayaran listrik, pencucian motor, kuli
angkut barang, tenaga beli makanan dan
cleaning service.
Jika ingin meningkatkan usahanya , maka mulai
memerlukan tambahan modal.
Ada lima kategori modal:
1. Modal sendiri, berasal dari sisa gaji, dan hasil
penjualan aset (barang berharga, kendaraan,
tanah, rumah dll).
2. Pinjaman yang harus dikembalikan:
A. Pinjaman teman dan kerabat.
B.Pinjaman bergulir dari pemerintah.( PNPM
Mandiri ).
C.Pinjaman dalam bentuk leasing atau sewa beli,
misalnya kredit komputer, mesin fax dll.
D.Pinjaman dalam bentuk bagi hasil. (Bahana Arta
Ventura) dan model syariah.
E.Pinjaman dari BUMN dan swasta, berasal dari
penyisihan laba BUMN sebesar 2-3 % ditujukan
untuk CSR.
F. Pinjaman lembaga keuangan mikro, misalnya BKD
(Badan Kredit Desa), BKK (Badan Kredit
kecamatan), KSP (Koperasi Simpan Pinjam), KUD
(Koperasi Unit Desa), LDKP (Lembaga Dana dan
Kredit Pedesaan) BI Unit, dan BPR (Bank
Perkreditan Rakyat).
G.Pinjaman dengan jaminan pemerintah melalui
KUR (Kredit Usaha Rakyat). Sebanyak 70 %
pinjaman dijamin oleh pemerintah melalui
asuransi Askrindo dan Jamkrundo, sisanya
ditanggung oleh bank yang menyalurkan, seperti
Mandiri, BRI, BNI, Bukopin dll.
H.Pinjaman pemerintah lain yang dikelola oleh
BUMN yang khusus memberi modal, misalnya PT.
PNM ( Permodalan Nasional Madani) yang
memberikan layanan kredit mikro yang disebut
ULaMM (Unit Layanan modal Mikro).
Pinjaman dengan sistem gadai.
Pinjaman bank, jika mempunyai aset untuk jaminan.
3. Penyertaan saham
A.Mitra usaha adalah kerjasama untuk melengkapi
pengusaha dengan ide, ketrampilan, sekaligus bisa
menjadi sumber dana awal. Pembagian saham tegantung
kontribusi setiap pihak.
B.Angel Investor merupakan sumber pendanaan dalam
bentuk penyertaan saham, tetapi tidak serumit bank
ataupun modal ventura. Suntikan dana berkisar 200 juta-2
miliar rupiah.
C.Modal ventura adalah penyertaan modal dengan ikut serta
dalam manajemen perusahaan, misalnya termasuk dalam
jajaran diireksi atau komisaris. Besarnya diatas 5 milyar
rupiah.
4. Sumber pembiayaan melalui pasar modal
Seperti diatur dalam UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal salah satunya adalah
menjadi perusahaan yang go public.