Anda di halaman 1dari 5

REGULASI HUKUM BISNIS

RESUME

DISUSUN OLEH :

ARIF KURNIAWAN AS 200907502021

BISNIS DIGITAL

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
PERAN UU CIPTA KERJA BAGI KUMKM
“Mempermudah akses perizinan, akses rantai pasok, akses pengembangan usaha, akses
pembiayaan & akses pasar”

1. Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja


Angka pengangguran semakin tinggi sedangkan rasio kewirausahaan di Indonesia tergolong
rendah. Setiap tahunnya, terdapat ± 2,9 juta penduduk usia kerja baru yang akan masuk ke
pasar kerja. Apalagi di tengah pandemi, terdapat kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5
juta pekerja terdampak pandemi Covid-19. Hal ini mendorong perlunya penciptaan lapangan
pekerjaan baru guna menyerap tenaga kerja lebih banyak khususnya di sektor padat karya.
UU Cipta Kerja akan meningkatkan kemampuan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dan
tumbuhnya start-up lokal dengan kemudahan perizinan dengan mendaftarkan Nomor Induk
Berusaha (NIB) memuat: perizinan berusaha, Standar Nasional Indonesia, dan sertifikasi halal
dan penyelenggaraan inkubasi bisnis dalam menciptakan dan menumbuhkan usaha baru.

2. Menjadikan Koperasi sebagai Lembaga Ekonomi Utama Pilihan Masyarakat


Koperasi belum menjadi pilihan masyarakat sebagai lembaga ekonomi:

• Rendahnya rasio partisipasi penduduk berkoperasi sebesar 8,41%, masih di bawah rata-rata
dunia yang mencapai 16,31%.
• Rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional yang hanya sebesar 0,97%
dibandingkan dengan rata-rata dunia 4,30%.

Dengan UU Cipta kerja dapat meningkatkan rasio partisipasi berkoperasi dan kontribusi
koperasi terhadap perekonomian melalui penyederhanaan syarat pembentukan koperasi,
kemudahan pengelolaan koperasi, dan penguatan keberadaan Koperasi Syariah. Sehingga
lebih efektif dalam pelayanan anggota serta lebih cepat dalam pengambilan keputusan.

3. Memperkuat Posisi KUMKM dalam Rantai Pasok

Aturan yang jelas, tidak tumpang tindih, dan tidak memberatkan sangat penting dalam
kegiatan usaha. Diperlukan aturan yang dapat memberikan aspek “perlindungan UMKM”

UU Cipta Kerja memberikan penguatan dan proteksi terhadap persaingan dengan usaha besar.
Kompetensi dan level usaha UMKM dapat meningkat dengan memberikan fasilitasi kepada
para KUMKM untuk dapat masuk dalam rantai pasok industri. Pemerintah Pusat dan Daerah
akan memberikan insentif kemudahan dalam membangun kemitraan dengan KUMKM serta
memberikan pengawasan usaha.

4. Mengakselerasi Digitalisasi KUMKM

Indonesia berpotensi sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, tetapi partisipasi
UMKM dalam ekosistem digital rendah:

• Ekonomi digital Indonesia terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2025, nilai transaksi
ekonomi digital diproyeksikan mencapai US$133 miliar atau sekitar Rp1.826 triliun.
• Namun, saat ini baru 10,25 juta UMKM hadir dalam platform digital atau 16% dari total
populasi UMKM.

UU Cipta Kerja mendukung percepatan digitalisasi KUMKM dengan memberikan


kemudahan melalui pelatihan dan pendampingan pemanfaatan sistem/aplikasi di setiap lini
bisnis proses KUMKM dan inkubasi bisnis untuk menciptakan KUMKM berbasis inovasi dan
teknologi.

5. Memberikan Pembiayaan Mudah dan Murah bagi UMK

Masih rendahnya UMKM yang terhubung dengan lembaga keuangan/pembiayaan. Jumlah


rekening kredit UMKM sebesar 17,68 juta rekening, sedangkan pembiayaan kredit perbankan
yang tersalur kepada UMKM baru mencapai 19,41% dari total kredit perbankan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya literasi pembiayaan UMKM, mayoritas UMK tidak memiliki aset
tetap. Lembaga pembiayaan perlu memberikan pendampingan dan kemitraan dengan
offtaker/avalis/agregator untuk membangun sistem rantai nilai yang berkelanjutan.

Dalam UU Cipta Kerja terdapat kemudahan agunan bagi UMK yaitu tidak harus berupa aset,
kegiatan usaha juga dapat dijadikan jaminan kredit program. Hal ini berdampak pada: (i)
UMK menjadi lebih bankable; (ii) akses terhadap KUR lebih terbuka; (iii) omzet meningkat;
(iv) skala usaha/produksi meningkat.

Perluasan akses pembiayaan UMKM lainnya didorong, berasal dari a. pembiayaan alternatif
untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pemula; b. pembiayaan dari dana kemitraan; c.
bantuan hibah pemerintah; d. dana bergulir; dan e. tanggung jawab sosial perusahaan.

6. Memberikan Prioritas Pasar terhadap Produk UMKM

UMKM memiliki peluang pasar yang besar dari pengadaan barang dan jasa pemerintah serta
ruang publik, tetapi akses nya belum optimal. Di tahun 2020, terdapat Rp298 triliun potensi
belanja barang dan jasa pemerintah untuk UMKM.

Dengan adanya UU Cipta Kerja, peluang dan prioritas pasar kepada produk UMKM diperluas
berupa kesempatan UMKM dan Koperasi untuk berpartisipasi dalam ruang publik serta
prioritas produk UMKM dan Koperasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan
alokasi paling sedikit 40%.

SUBSTANSI UU CIPTA KERJA UMKM


1. Kemudahan Perizinan Berusaha

• Pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro dan keringanan biaya perizinan berusaha
untuk Usaha Kecil (Pasal 87 angka 2).
• Perizinan tunggal dan penyederhanaan prosedur perizinan melalui OSS (Online Single
Submission) (Pasal 91).
• Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai perizinan tunggal (Pasal 91).
• Permohonan sertifikasi halal UMK tidak dikenai biaya (Pasal 48 angka 20).
• Perizinan berusaha dikecualikan pada produk pangan tertentu oleh UMK (Pasal 64 angka
14).
• Pemerintah mempermudah dan menyederhanakan proses pendaftaran Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) (Pasal 94).

2. Kemudahan Mendirikan Perseroan Terbatas

• Pendirian perseroan oleh UMK cukup didirikan oleh 1 (satu) orang (Pasal 109 angka 5).
• Pendirian badan hukum perseroan untuk UMK diberikan keringanan biaya (Pasal 109 angka
5).

3. Kemudahan Pembiayaan

• Membuka akses pembiayaan UMK melalui fasilitasi Pemerintah Pusat dan Daerah, BUMN,
Usaha Besar serta bantuan luar negeri (Pasal 87 angka 3).
• Tidak hanya aset, sekarang kegiatan UMK juga dapat dijadikan jaminan kredit program
(Pasal 93).

4. Kemudahan Akses Pasar

• Produk/jasa UMK serta Koperasi sedikitnya 40% diprioritaskan dalam pengadaan barang
dan jasa pemerintah (Pasal 97).

5. Kemudahan Akses Tempat Usaha

• UMKM dan Koperasi pada ruang publik paling sedikit 30% dari lahan komersial (Pasal
104).
• Lokasi khusus UMKM dan Koperasi di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (Pasal 150
angka 2).

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ), TELISIK FAKTA DAN INFOGRAFIK

1. FAQ
• Apa urgensi UU Cipta Kerja untuk Koperasi dan UMKM?
Jumlah UMK (Mikro dan Kecil) = 64,13 juta dari total UMKM = 64.19 juta atau sebesar
99.8% dengan jumlah tenaga kerja di sektor informal sebesar 70.5 juta (55.7%), sehingga
untuk bisa masuk ke sektor formal perlu dipermudah mulai pendirian, perizinan dan
pembinaannya. UU Cipta Kerja memberikan perlindungan dan kemudahan bagi UMKM
dan Koperasi.
• Apa saja manfaat UU Cipta Kerja untuk Koperasi dan UMKM?
Akses pembiayaan, akses pasar, akses pengembangan usaha, akses perizinan dan akses
rantai pasok. Kemudahan itu semua tercantum dalam pasal-pasal, sebagai berikut:
• Pasal 89, 94 dan 95 untuk akses pengembangan usaha,
• Pasal 90 untuk akses rantai pasok,
• Pasal 90, 103 dan 104 untuk akses pasar,

\
• Pasal 91 untuk akses kemudahan perizinan,
• Pasal 92 dan 102 untuk akses pembiayaan.
• Dengan UU Cipta Kerja, berapa jumlah anggota yang diperlukan untuk membuat
koperasi?
Pembuatan Koperasi Primer paling sedikit 9 orang dan Koperasi Sekunder kini dapat
dibentuk dengan paling sedikit 3 Koperasi Primer (Pasal 86 Angka 1).

2. TELISIK FAKTA
Isu UU Cipta Kerja menguntungkan pengusaha besar dan investor asing?
• Tidak benar. UU Cipta Kerja justru menguntungkan UMK (Usaha Mikro Kecil) yang
jumlahnya 64,13 juta di seluruh Indonesia. UU Cipta Kerja memberikan berbagai
kemudahan untuk UMK antara lain:
1. Kemudahan perizinan berusaha untuk UMK tidak diperlukan lagi dan hanya cukup
dengan pendaftaran.
2. Insentif fiskal dan pembiayaan untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM dengan
prioritas DAK untuk pendanaannya.
3. Layanan bantuan dan perlindungan hukum bagi UMK.
4. Memprioritaskan produk UMKM dalam Pengadaan Barang/Jasa pemerintah minimal
40% dan menyediakan fasilitas kemitraan di tempat strategis (rest area, stasiun,
terminal, pelabuhan).

• UU Cipta Kerja mengabaikan sertifikasi halal?


Tidak benar, karena UU Cipta Kerja justru memastikan pengembangan bisnis produk
halal hingga menjangkau lapisan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dan mempermudah
akses sertifikasi halal yang selama ini dianggap lama dan mahal.
Bahkan UU Cipta Kerja secara khusus memberikan dukungan pemerintah kepada UMK
dalam bentuk:
1. Penyederhanaan dan percepatan proses perizinan
2. Sertifikasi halal ditanggung pemerintah.
3. Sertifikat halal berdasarkan pernyataan pelaku UMK sesuai standar halal BPJPH.

RUU Cipta Kerja juga menjamin kemudahan bisnis produk halal dalam bentuk:
1. Memperluas lembaga pemeriksa halal dari ormas Islam dan perguruan tinggi.
2. Fatwa halal tetap di MUI. Namun apabila MUI tidak memberikan fatwa halal hingga
batas waktu tertentu yang telah ditetapkan, BPJPH dapat mempercepat penetapan
fatwa.
3. Mempercepat proses penerbitan sertifikat

Anda mungkin juga menyukai