Anda di halaman 1dari 4

NAMA: ALEEYA NAIRA HADI

NIM: 161231266
KELAS: A

RESUME BIOKIMIA BAB 3 BIOENERGETIKA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Bioenergetika dengan nama lain termodinamika kimia merupakan ilmu yang mempelajari
tentang perubahan energi yang terjadi pada reaksi biokimia. Ilmu kimia terkenal dengan
adanya dua reaksi timbal balik, diantaranya reaksi eksotermis yaitu reaksi yang menghasilkan
panas serta reaksi endodermis yaitu reaksi yang memerlukan panas. Namun, dalam ilmu
biokimia istilah yang digunakan berbeda, reaksi yang menghasilkan panas disebut dengan
reaksi eksergonik sedangkan reaksi yang memerlukan panas disebut dengan reaksi
endergonik.

Pada sistem biologis panas suhu akan dipertahankan dalam keadaan konstan atau bersifat
isotermis dengan mengaitkan reaksi endergonik dengan reaksi eksergonik sehingga energi
yang dihasilkan oleh suatu reaksi sebagian besar akan dikeluarkan dalam bentuk lain,
contohnya tubuh yang mengeluarkan keringat sebagai respon terhadap panas. Pada sistem
non biologis, energi panas dapat diubah menjadi energi mekanis atau energi listrik.

Terdapat dua mekanisme pengaitan antara reaksi eksergonik dan reaksi endergonik pada
sistem kehidupan:
1. Melalui pembentukan senyawa antara yang ikut dalam reaksi. Contohnya adalah
dengan adanya SA (Senyawa Antara) hasil reaksi yaitu B atau D melalui hukum aksi
massa dapat mengendalikan laju reaksi A + C.
2. Melalui pembentukan senyawa kaya energi yaitu: senyawa (E) akan menangkap
energi yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik dan kemudian menyerahkannya pada
reaksi endergonik.
Di dalam tubuh terdapat proses-proses yang membutuhkan energi dari senyawa (E) seperti:
sintesis, kontraksi otot, eksitasi sel saraf dan transpor aktif senyawa.

Energi yang diperlukan oleh makhluk hidup diambil dari lingkungannya dengan cara yang
berbeda. Makhluk kemotrof (manusia dan hewan) memperoleh energinya dari lingkungan
melalui dari lingkungan melalui proses oksidasi makanan, makhluk fototrof (tumbuhan)
memperoleh energinya dari lingkungan melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan
energi dari sinar matahari. Salah satu senyawa penting yang bertindak sebagai senyawa
penerima energi adalah ATP (Adenosin Tri Phosphat). Struktur ATP terdiri dari basa
nitrogen: Adenin, gula: Ribosa, dan tiga gugus fosfat yang merupakan struktur nukleotida.
Dalam bentuk aktifnya ATP membentuk kompleks dengan ion Mg ++. ATP terletak pada
gugusan trifosfat yang mengandung dua ikatan fosfoanhidrida. Pada hidrolisis ikatan
fosfoanhidrida akan melepaskan energi bebas.

Enzim-enzim pada proses oksidasi reduksi tergolong sebagai kelas enzim oksidoreduktase.
Golongan enzim ini dibagi lagi menjadi 4 subkelas yaitu:
1. Oksidase merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis pembebasan hidrogen dari
suatu substrat dan menggunakan oksigen sebagai akseptornya untuk menghasilkan
H2O atau H2O2.
2. Dehidrogenase merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis pembebasan hidrogen
dari suatu substrat dan tidak menggunakan oksigen sebagai akseptornya. Dengan
adanya enzim dehidrogenase maka akan terjadi reaksi oksidatif atau anaerob karena
menggunakan koenzim sebagai akseptornya.
3. Hidroperoksidase merupakan kelompok enzim yang menggunakan hidrogen
peroksida sebagai substrat. Terdapat dua kelompok enzim Hidroperoksidase
diantaranya Peroksidase yaitu enzim yang menggunakan hidrogen peroksida hanya
untuk substratnya dan Katalase yaitu enzim yang dapat menggunakan hidrogen
peroksida sebagai substrat dan akseptornya.
4. Oksigenase merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis pengikatan oksigen pada
substrat. Terdapat dua jenis enzim Oksigenase diantaranya dioksigenase yaitu enzim
yang dapat mengkatalisis pengikatan dua atom oksigen pada substrat dan
Monooksigenase yaitu enzim yang hanya dapat mengkatalisis satu atom oksigen pada
substrat.
Mitokondria merupakan power house dari sel karena di dalam mitokondria sebagian besar
energi hasil dari proses oksidasi akan ditangkap sebagai ATP. Di dalam mitokondria terdapat
serangkaian peristiwa pengangkut elektron yang dikenal dengan rantai respirasi. Elektron dan
hidrogen dalam sistem rantai respirasi akan mengalir dari komponen elektronegatif ke
komponen elektropositif. Substrat seperti β-hidroksiasil, β-hidroksibutirat, glutamat, malat
dan isositrat akan dioksidasi ke rantai respirasi melalui dehidrogenase-NAD, sedangkan
substrat seperti sukinat dan gliserol-3P akan dioksidasi melalui dehidrogenase FAD. Proses
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP terjadi di site I, site II ,dan site III dimana
transfer elektron disertai pelepasan energi yang cukup besar. H/e yang terbentuk pada
oksidasi asam lemak, asam amino dan karbohidrat akan diangkut melalui rantai respirasi pada
mitokondria untuk diberikan pada O2.
Mekanisme pembentukan ATP di dalam tubuh organisme ada dua cara:
1. Fosforilasi oksidatif pada tingkat rantai respirasi yaitu mekanisme pembentukan ATP
yang berlangsung di dalam mitokondria. Sebagian besar sintesis ATP di dalam sel
melalui rantai respirasi.
2. Pembentukan ATP pada tingkat substrat yaitu mekanisme sintesis ATP melalui reaksi
kimia. Contohnya glikolisis.

Pada setiap site pembentukan ATP melalui rantai respirasi dapat dihambat oleh
senyawa-senyawa yang tergolong sebagai inhibitor rantai respirasi diantaranya:
1. Amobarbital, Piericidin A dan Rotenon merupakan jenis senyawa yang dapat
menghambat rantai respirasi lada site I, sedangkan Dimerkapol (BAL) dan Antimisin
A dapat menghambat rantai respirasi pada site II kemudian H2S, CO dan Sianida
menghambat pada site III.
2. Oligomisin merupakan senyawa penghambat proses fosforilasi oksidatif pada tahap
pembentukan senyawa antara kaya energi seperti pada pembentukan ATP.
3. Atraloksida merupakan senyawa yang menghambat proses transport ADP dan ATP
pada mitokondria.
4. Uncoupler merupakan senyawa penghambat yang dapat memisahkan proses oksidasi
rantai respirasi dari proses fosforilasi.

NADH dari luar mitokondria tidak dapat menembus membran mitokondria karena sifat
daerahnya yang impermeable sehingga oksidasi NADH akan diteruskan ke sistem melalui
dua mekanisme sebagai berikut.
1. Malate shuttle dimana melalui mekanisme ini NADH dari luar mitokondria dibawa ke
dalam rantai respirasi oleh senyawa Malat dengan bantuan enzim malat dehidrogenase
dan di dalam rantai respirasi hidrogen akan ditangkap oleh NAD sehingga
menghasilkan 3 molekul ATP.
2. α-glycerophosphate shuttle merupakan mekanisme masuknya NADH dari luar
mitokondria ke dalam rantai respirasi yang dibawa oleh senyawa gliserol-3P dan di
dalam rantai respirasi hidrogen ditangkap oleh FADe sehingga menghasilkan 2
molekul ATP.

Anda mungkin juga menyukai