Anda di halaman 1dari 44

R Rama Putranto

Associate Prof.,Drg., M.Kes., Ph.D (orth).,Sp.OF


1. Periode Prenatal :
-Ovum , dari conceptio – 2 minggu
-Embrio,dari 2 mgg – 8 minggu
-Feotus dari 2 bln – 10 bulan
2. Waktu kelahiran :

1. Post Natal :
-Bayi - 1 tahun
-Anak- anak : a. sebelum sekolah 1- 6 tahun
b. wkt SD 6 – 10 tahun
c. periode pubertas : lk – 14 thn , pr – 13 thn
d. Dewasa 13 – 20 tahun
e. maturitas 18-20 ---- 60 tahun
f. periode senilis 60 tahun ----
Growth curve (Bjork 1963)

Early infant ~ 30 month – 6 years old


Childhood 6-7 years ~ 10 -11 female – 12-13 years male
Adolescence ~ 15-16 years female - 18 years male
Adulthood 15-17 years in female - 18-20 years in male
Dentokraniofasial adalah
struktur anatomi yang
berhubungan dengan
pertumbuhan dan
perkembangan tengkorak,
rahang gigi ataupun
kombinasi gigi dan rahang
yang akan mempengaruhi
bentuk wajah.
Methods of Studying Physical Grow

1. Measurement Approach

2. Experiments Approach
Measurements
Approach
1. Craniometry
2. Antropometry

3. Cephalometry radiograph
Beberapa istilah:

Pertumbuhan :
proses biofisis dr makhluk hidup yang menyebabkan
makhluk bertambah besar

Perkembangan :
kejadian yang bertahap dari perubahan ovum sampai dewasa

Maturasi :
proses stabilisasi sementara keadaan yang dihasilkan
oleh pertumbuhan dan perkembangan
 Tanda Kehidupan Perubahan

Per. Jk pendek Per. Jk Panjang Per. Perkembangan


Pertumbuhan

somatogenetik morfogenetik

Kelenjar tiroid, adrenal Kelenjar hipofise


dan gonade Terutama lobus anterior
1. Keturunan
2. Nutrisi
3. Penyakit
4. Ras
5. Musim
6. Sosial ekonomi
7. Latihan Jasmani
8. Pengaruh Hormon
Pertumbuhan dan Perkembangan

Keturunan Internal factors


(glandula & metabolisme)

lingkungan
Cara mempelajari pertumbuhan

1. longitudinal

2. Cross sectional

3. gab. (semi longitudinal)


Sel – sel yang mempengaruhi pertumbuhan
(tulang)

Osteosit

Osteoblast Osteoklast

Sel pembentuk tulang Sel perusak tulang


(aposisi) (resorbsi)
endokhondral intramembran

Jar. Mensenkhim  kartilago Sel mesenkhim

Kalsifikasi  tulang Kalsifikasi  tulang


Cara mempelajari pertumbuhan

1. longitudinal

2. Cross sectional

3. gab. (semi longitudinal)


Sel – sel yang mempengaruhi pertumbuhan
(tulang)

Osteosit

Osteoblast Osteoklast

Sel pembentuk tulang Sel perusak tulang


(aposisi) (resorbsi)
endokhondral intramembran

Jar. Mensenkhim  kartilago Sel mesenkhim

Kalsifikasi  tulang Kalsifikasi  tulang


Cranial Base
•Pertumbuhan nasomaxillary complex

Pertumbuhan nasomaxillary diproduksi/dihasilkan oleh 2


mekanisme dasar:

– Perpindahan pasif, dibentuk oleh pertumbuhan basis kranial


yang mendorong maksila maju kedepan.

– Pertumbuhan aktif struktur maksila dan hidung.


Maksila
Pertumbuhan kompleks naso maksila diproduksi oleh mekanisme
berikut:

•Displacement (perpindahan)

Displacement pasif/sekunder dari kompleks naso maksila terjadi pada


direksi menurun dan maju seperti pertumbuhan dasar kranial, tipe
pemindahan ini tidak terjadi secara langsung. Kompleks naso maksila
adalah pergerakan simple kearah anterior sebagai pertumbuhan fossa
kranial tengah pada arah tersebut. Perpindahan pasif maksila adalah
suatu mekanisme pertumbuhan penting selama periode pertumbuhan
gigi sulung, tapi akan menjadi kurang penting sebagai pertumbuhan
basis kranii yang lambat.
•Pertumbuhan pada sutura

Maksila dihubungkan pada kranium dan dasar kranial


oleh sutura, sutura-sutura tersebut adalah :
– Fronto-nasal sutura
– Fronto-maxillary sutura
– Zygomatico-temporal sutura
– Zygomatico-maxillary sutura
– Pteiygo-palatine sutura
•Surface Remodeling

Remodeling oleh aposisi dan resorpsi tulang terjadi untuk :

– Meningkatkan ukuran tulang


– Merubah bentuk tulang
– Merubah hubungan fungsional tulang
Berikut adalah perubahan remodelling yang terlihat pada kompleks naso-maksila.

•Resorpsi terjadi pada permukaan lateral pinggir orbital menuju pada pergerakkan
lateral bola mata. Untuk mengkompensasi, terjadi aposisi tulang pada pinggir medial
orbit dan pada permukaan eksternal pinggir lateral.
•Dasar dari orbit faces superior, lateral, dan anteriorly. Aposisi permukaan terjadi
disini dan mengakibatkan pertumbuhan pada direksi superior, lateral dan anterior.
•Aposisi tulang terjadi sepanjang garis tepi posterior dari tuberosity maksila. Hal ini
akibat perpanjangan lengkung dental dan perbeasarn dimensi anterior-posterior dan
seluruh badan maksila. Hal ini membantu pada akomodasi erupsi molar.
•Resorpsi tulang terjadi pada dinding lateral hidung menuju pada suatu peningkatan
ukuran rongga hidung.
•Resorpsi tulang terlihat terjadi pada dinding lateral. Untuk mengkompensasinya,
maka terjadi aposisi tulang pada sisi palatal
•Tulang zygomatik bergerak pada direksi posterior. Hal ini dicapai dengan resorpsi
pada permukaan anterior dan aposisi pada permukaan posterior.
•pelebaran wajah oleh pembentukan tulang pada permukaan lateral zygomatic dan
resorpsi pada permukaan medialnya.
•Anterior nasal spine meningkat akibat deposisi tulang. Terjadi resorpsi dari
permukaan periosteal dari korteks labial. Mekanisme kompensasinya :
Gerakan pertumbuhan

1.Dengan adanya aposisi dan resorpsi akan


terjadi gerakan ke arah mana terjadinya
aposisi

2.Dengan dorongan atau tarikan


pertumbuhan jaringan-jaringan
sekitarnya, baik dari tulang atau jaringan
lunak akan menyebabkan seluruh tulang
bergerak
Tempat – tempat pertumbuhan

1. Sutura
2. Permukaan tulang kraniofasial (adisi dan resorpsi)
3. Tuberositas maksila
4. Septum nasal
5. Prosessus alveolar
6. Kondilus mandibula
7. Ramus mandibula bagian posterior
Pertumbuhan kepala :

a. Aposisi dan resorpsi


b. Sutura sutura
c. Mengganti kartilago menjadi tulang
Pertumbuhan maksila
Terjadi aposisi tulang pada permukaan endosteal korteks labial dan
periosteal dari korteks labial.

•Saat erupsi gigi, aposisi tulang terjadi pada garis tepi alveolar. Hal
ini meningkatkan tinggi maksila dan kedalaman palatum.

•Seluruh dinding sinus, kecuali dinding mesial mengalami resorpsi.


Hal ini mengakibatkan peningkatan ukuran antrum maksila
Pertumbuhan mandibula
•Ramus
Pergerakkan ramus kearah posterior oleh suatu kombinasi dari aposisi
dan resorpsi. Resorpsi terjadi pada bagian anterior ramus, sementara
aposisi tulang terjadi pada regio posterior. Hal ini mengakibatkan suatu
pergeseran dari ramus dalam arah posterior. Fungsi dari remodelling
ramus adalah :

– Untuk mengakomodasikan peningkatan masa otot-otot mastikasi


yang di sisipkan ke dalam ramus mandibula

– Untuk mengakomodasikan pelebaran space pharyngeal

– Untuk membantu perpanjangan badan mandibula, yang


mengakomodasikan erupsi molar
•Corpus Mandibula

Tepi anterior pada ramus orang dewasa menunjukkan resorpsi,


sementara tepi posterior perubahan dari pembantukan tulang ramal ke
bagian posterior dari badan mandibula. Hal ini berarti, badan
mandibula memanjang. Jadi penambahan ruang yang dibuat oleh
resorpsi tepi anterior ramus untuk mengkomodasikan erupsi molar.
•Sudut Mandibula

Pada sisi lingual sudut mandibula, resorpsi bertempat pada aspek


posterior-anterior sementara aposisi terjadi pada aspek anterior-
posterior. Pada sisi bukal, resorpsi terjadi pada bagian posterior-
superior. Hal ini mengakibatkan pelebaran sudut mandibula sesuai
dengan bertambahnya usia.

•Lingual Tuberosity

Sama dengan maxilary tuberosity, yang membentuk suatu bagian


besar pertumbuhan untuk lengkung tulang mandibula. Lingual
tuberosity membentuk perbatasan antara ramus dan badan ramus.
Lingual tuberosity bergerak ke posterior dan aposisi pada pemukaan
posterior wajah, dapat dikatakan bahwa lingual tuberosity terlihat
menonjol dalam arah lingual.
•Tulang Alveolar

Terbentuknya tulang alveolar merupakan respon terhadap adanya benih


gigi, dalam kasus tidak adanya gigi, tulang alveolar gagal untuk
berkembang.

•Dagu

Sangat berkembang pada laki-laki, dagu biasanya berkembang seiring


bertambahnya umur, pertumbuhan dagu menjadi sangat signifikan. Hal
ini dipengaruhi oleh faktor seksual dan genetik.
•Kondilus

Awalnya dipercayai bahwa pertumbuhan kondilus terjadi permukaan


kartilago kondilus oleh aposisi tulang. Jadi pertumbuhaan kondilus ke
arah dasar kranial. Saat kondilus mendesak dasar kranial, bagian
mandibula akan mengalami perpindahan ke arah depan dan ke bawah.
Sekarang dipercayai bahwa pertumbuhan jaringan lunak yang meliputi
otot dan jaringan ikat, membawa mandibula jauh ke depan dari basis
kranii. Pertumbuhan tulang mengikuti secara sekunder pada
kondilus untuk memelihara kontak yang konstan dengan basis kranii.

Pertumbuhan kondil rata-rata meningkat pada masa pubertas antara 121/2


– 14 tahun dan terhenti kira-kira pada umur 20 tahun.
•Tulang Koronoid

Pertumbuhan tulang koronoid mengikuti prinsip V. Bagian longitudinal


Tulang koronoid dari aspek posterior dapat dilihat bahwa terjadi aposisi
pada permukaan lingual dari tulang koronoid bagian kanan dan kiri.
Mengikuti prinsip V, penampakan dari oklusal, aposisi pada bagian
lingual tulang koronoid menghasilkan suatu pergerakkan pertumbuhan
posterior dalam pola V.

Anda mungkin juga menyukai