Anda di halaman 1dari 4

SUMBER :

 Heasman P. Master dentistry restorative dentistry, pediatric dentistry, and orthodontics 1st ed. Spanyol:
Churchill Livingstone; 2004. p. 227-52.
 Balhajhi S.I. Orthodontics the Art ang Science, Publishing house, New delhi 3rd ed, 2006.
 Proffit W.R., Field H.W. et al. Contemporary Orthodontics. St. Louis, CV Mosby 3th ed, 2000

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN RAHANG SAAT GIGI PERMANEN

Pada saat manusia tumbuh, tentu ada perubahan dimensi pada rahang yang bisa dilihat dari kompleks nasomaxillary,
mandibula. Selain perubahan dimensi, terjadi rotasi rahang. Selain itu, terdapat juga fenomena “growth spurts” yang
mengakibatkan pertumbuhan yang pesat pada rahang dimana terjadi pada anak remaja. Berikut adalah
penjelasannya:

A. Perubahan Dimensi
1. Nasomaxillary
Pertumbuhannya berdasarkan 2 mekanisme dasar yaitu perpindahan pasif (dari pertumbuhan dasar
kranial yang mendorong maksilla maju kedepan) dan pertumbuhan aktif (dari struktur maksilla dan
hidung) . Pada umur 7 tahun, perpindahan pasif berhenti maka pada umur >7 tahun, hanya pertumbuhan
aktif yang terjadi. Perubahan permukaan bisa menambah atau mengurangi pertumbuhan dari sutura
melalui aposisi dan resorbsi permukaan. Maksilla tumbuh secara menurun dan memaju selama tulang
bertambah di area tuberositas secara posterior dan pada sutura posterior dan superior. Remodelling
permukaan yang menandakan adanya relokasi rahang bahkan terlihat lebih jelas apabila terjadi pada
saat rotasi rahang.

Secara jelasnya berikut adalah mekanisme pertumbuhan kompleks pada nasomaksilla


a) Displacement (perpindahan)
Displacement pasif/sekunder dari kompleks naso maksila terjadi dengan arah menurun dan maju
seperti pertumbuhan dasar kranial, tipe pemindahan ini tidak terjadi secara langsung. Kompleks
naso maksila adalah pergerakan simple kearah anterior sebagai pertumbuhan fossa kranial
tengah pada arah tersebut. Perpindahan pasif maksila adalah suatu mekanisme pertumbuhan
penting selama periode pertumbuhan gigi sulung, tapi akan menjadi kurang penting sebagai
pertumbuhan basis kranii yang lambat. Suatu tipe pemindahan primer juga terlihat pada direksi
posterior. Ini mengakibatkan keseluruhan maksila dibawa kearah anterior. Tipe pemindahan
primer ini adalah suatu pemindahan tulang oleh pembesarannya sendiri.

b) Pertumbuhan pada sutura


Maksila dihubungkan pada kranium dan dasar kranial oleh sutura, sutura-sutura tersebut adalah
fronto-nasal sutura, fronto-maxillary sutura, zygomatico-temporal sutura, zygomatico-maxillary
sutura, dan pteiygo-palatine sutura. Sutura-sutura ini semuanya oblique (miring) dan lebih kurang
pararel antara satu dengan yang lainnya. Ini mengizinkan reposisi maksila kebawah dan kedepan
seperti pertumbuhan yang terjadi pada sutura-sutura ini.

Surface Remodeling
Remodeling oleh aposisi dan resorpsi tulang terjadi untuk meningkatkan ukuran tulang, merubah bentuk
tulang, dan merubah hubungan fungsional tulang. Berikut adalah perubahan remodelling yang terlihat
pada kompleks naso-maksila.
1) Resorpsi terjadi pada permukaan lateral pinggir orbital menuju pada pergerakkan lateral bola mata.
Untuk mengkompensasi, terjadi aposisi tulang pada pinggir medial orbit dan pada permukaan eksternal
pinggir lateral.
2) Dasar dari orbit faces superior, lateral, dan anteriorly. Aposisi permukaan terjadi disini dan
mengakibatkan pertumbuhan pada direksi superior, lateral dan anterior.
3) Aposisi tulang terjadi sepanjang garis tepi posterior dari tuberosity maksila. Hal ini akibat perpanjangan
lengkung dental dan perbeasarn dimensi anterior-posterior dan seluruh badan maksila. Hal ini membantu
pada akomodasi erupsi molar.
4) Resorpsi tulang terjadi pada dinding lateral hidung menuju pada suatu peningkatan ukuran rongga
hidung.
5) Resorpsi tulang terlihat terjadi pada dinding lateral. Untuk mengkompensasinya, maka terjadi aposisi
tulang pada sisi palatal
6) Tulang zygomatik bergerak pada direksi posterior. Hal ini dicapai dengan resorpsi pada permukaan
anterior dan aposisi pada permukaan posterior.
7) pelebaran wajah oleh pembentukan tulang pada permukaan lateral zygomatic dan resorpsi pada
permukaan medialnya.
8) Anterior nasal spine meningkat akibat deposisi tulang. Terjadi resorpsi dari permukaan periosteal dari
korteks labial.

2. Mandibula
Pertumbuhan mandibula berlanjut secara stabil sebelum pubertas terjadi dengan rata-rata peningkatan
tinggi rahang 1-2 mm/tahun dan panjang badan 2-3 mm/tahun. Tanda dari pertumbuhan mandibula ini
adalah aksentuasi penonjolan dagu dikarenakan area tersebut berada tepat diatas dagu, dimana
diantara mandibula dan prosessus alveolar terdapat area resorbtif. Mandibula mengalami kuantitas
terbesar pertumbuhan pada post-natal dan juga menunjukkan variasi morfologi terbesar. Badan
mandibula membentuk 1 unit, yang diletakkan pada processus alveolar, coronoid process, condylar
process, angular process, the ramus, tthe lingual tuberosity dan dagu.

a) Ramus
Pergerakkan ramus kearah posterior oleh suatu kombinasi dari aposisi dan resorpsi. Resorpsi
terjadi pada bagian anterior ramus, sementara aposisi tulang terjadi pada regio posterior. Hal ini
mengakibatkan suatu pergeseran dari ramus dalam arah posterior. Fungsi dari remodelling ramus
adalah :
 Untuk mengakomodasikan peningkatan masa otot-otot mastikasi yang di sisipkan ke dalam
ramus mandibula
 Untuk mengakomodasikan pelebaran space pharyngeal
 Untuk membantu perpanjangan badan mandibula, yang mengakomodasikan erupsi molar
b) Corpus Mandibula
Tepi anterior pada ramus orang dewasa menunjukkan resorpsi, sementara tepi posterior
perubahan dari pembantukan tulang ramal ke bagian posterior dari badan mandibula. Hal ini
berarti, badan mandibula memanjang. Jadi penambahan ruang yang dibuat oleh resorpsi tepi
anterior ramus untuk mengkomodasikan erupsi molar.
c) Sudut Mandibula
Pada sisi lingual sudut mandibula, resorpsi bertempat pada aspek posterior-anterior sementara
aposisi terjadi pada aspek anterior-posterior. Pada sisi bukal, resorpsi terjadi pada bagian
posterior-superior. Hal ini mengakibatkan pelebaran sudut mandibula sesuai dengan
bertambahnya usia.
d) Lingual Tuberosity
Sama dengan maxilary tuberosity, yang membentuk suatu bagian besar pertumbuhan untuk
lengkung tulang mandibula. Lingual tuberosity membentuk perbatasan antara ramus dan badan
ramus. Lingual tuberosity bergerak ke posterior dan aposisi pada pemukaan posterior wajah,
dapat dikatakan bahwa lingual tuberosity terlihat menonjol dalam arah lingual.
e) Tulang Alveolar
Terbentuknya tulang alveolar merupakan respon terhadap adanya benih gigi, dalam kasus tidak
adanya gigi, tulang alveolar gagal untuk berkembang.
f) Dagu
Sangat berkembang pada laki-laki, dagu biasanya berkembang seiring bertambahnya umur,
pertumbuhan dagu menjadi sangat signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor seksual dan genetik.
g) Kondilus
Awalnya dipercayai bahwa pertumbuhan kondilus terjadi permukaan kartilago kondilus oleh
aposisi tulang. Jadi pertumbuhaan kondilus ke arah dasar kranial. Saat kondilus mendesak dasar
kranial, bagian mandibula akan mengalami perpindahan ke arah depan dan ke bawah.
Sekarang dipercayai bahwa pertumbuhan jaringan lunak yang meliputi otot dan jaringan ikat,
membawa mandibula jauh ke depan dari basis kranii. Pertumbuhan tulang mengikuti secara
sekunder pada kondilus untuk memelihara kontak yang konstan dengan basis kranii.Pertumbuhan
kondil rata-rata meningkat pada masa pubertas antara 12,5 - 14 tahun dan terhenti kira-kira
pada umur 20 tahun.

h) Tulang Koronoid
Pertumbuhan tulang koronoid mengikuti prinsip V. Bagian longitudinal tulang koronoid dari aspek
posterior dapat dilihat bahwa terjadi aposisi pada permukaan lingual dari tulang koronoid
bagian kanan dan kiri. Mengikuti prinsip V, penampakan dari oklusal, aposisi pada bagian
lingual tulang koronoid menghasilkan suatu pergerakkan pertumbuhan posterior dalam pola V.

B. Rotasi Rahang
Biasanya kerangka wajah tumbuh ke bawah dan ke depan menjauhi dasar tengkorak, meskipun penelitian
telah menunjukkan bahwa rotasi terjadi pada rahang atas dan bawah selama pertumbuhan. Hal ini memberi
efek yang lebih nyata pada rahang bawah daripada rahang atas dimana terjadi remodeling sehingga
dampaknya menjadi samar. Rotasi pertumbuhan mandibula menyebabkan ketidakseimbangan tinggi wajah
anterior dan posterior. Arah pertumbuhan kondilar dan besarnya pertumbuhan vertikal tulang spheno oksipital
mempengaruhi ketinggian posterior wajah. Pertumbuhan otot-otot pengunyahan termasuk wajah dipengaruhi
sebagian oleh perubahan pertumbuhan vertikal di kolom tulang belakang, mempengaruhi ketinggian anterior
wajah bersama dengan erupsi gigi.
Rotasi ke depan mandibula menghasilkan:
 Batas bawah menjadi konveks dengan pengurangan bidang miring mandibula.
 Ketinggian wajah bagian bawah anterior berkurang.
 overbite dalam.
Sebaliknya, rotasi mundur mandibula menghasilkan:
 Batas bawah yang cekung.
 Meningkatkan ketinggian wajah bawah bagian anterior.
 Open bite anterior.
Rotasi pertumbuhan juga mempengaruhi inklinasi dan posisi anteroposterior insisivus. Rotasi maksila ke depan
cenderung menonjolkan insisivus sementara rotasi ke belakang terjadi hal yang sebaliknya. Pada mandibula,
rotasi pertumbuhan kedepan menyebabkan retroklinasi yang progresif pada insisivus bawah dan peningkatan
terjadinya crowding pada daerah labial. Dengan rotasi pertumbuhan mandibula, insisivus menjadi tegak,
memperpendek lengkung gigi dan menghasilkan crowding pada insisivus bawah. Pola rotasi memiliki dampak
pada perawatan. Rotasi ke depan membantu mengoreksi kelas dua skeletal dan meningkatkan overbite.
Ketika pertumbuhan rotasi terjadi, pengurangan overbite lebih sulit. Selanjutnya, pada akhir remaja, crowding
pada daerah labial bawah mungkin muncul sebagai akibat dari pola pertumbuhan rotasi anterior atau
posterior.

 Perkembangan gigi sulung


Gigi sulung terdapat di dalam gusi, membesar selama masa erupsi gigi sulung, gigi sulung bawah (insisivus
bawah) lebih cepat erupsi daripada gigi sulung atas yaitu pada umur enam bulan. Kemudian diikuti oleh
insisivus lainnya. Erupsi molar pertama sulung dimulai sekitar tiga sampai empat bulan kemudian, diikuti oleh
kaninus sulung dan molar kedua sulung sekitar tiga tahun.7
Gigi insisivus cenderung tegak dan jarak gigi anterior normal. Adanya celah sering terlihat pada mesial
caninus atas dan pada distal caninus bawah, disebut celah primate. Jarak intercaninus meningkat 1-2 mm,
jarak antar insisivus meningkat seiring pertumbuhan anak. Jika tidak ada celah pada gigi sulung, kemungkinan
gigi permanen akan mengalami crowding. Biasanya mengalami deepoverbite, dapat mengakibatkan atrisi jika
relasi gigi atas dan bawah edge to edge selama 5 tahun.

 Perkembangan gigi permanen


Pada umur 6 tahun, molar pertama permnen mulai erupsi diikuti oleh insisivus permanen. Ini menandakan
peralihan dari gigi desidui ke gigi permanen sering disebut sebagai fase geligi campuran. Gigi permanen
sedikit lebih besar daripada gigi desidui dan molar pertama permanen membutuhkan ruang yang lebih luas.
Terdapat ruang di antara gigi desidui. Ruang tambahan diperoleh dari sedikit modifikasi dari panjang
lengkung gigi, lebar lengkung, dan jarak interkaninus. Saat seluruh gigi primer erupsi, ukuran lengkung dapat
lebih kecil atau lebih besar pada anterior terlepas dari perubahan bentuk lengkung dengan pertumbuhan
pada daerah interkaninus. Selain itu, pertumbuhan lengkung bagian posterior diperlukan untuk gigi molar
permanen dan untuk menjaga hubungan lengkung selama pertumbuhan wajah secara vertikal. Pertumbuhan
insisivus bawah ke arah lingual dan sering keluar dari lengkungnya, tapi biasanya akan terkoreksi dengan
pertumbuhan interkaninus. Gigi anterior atas berkembang ke arah palatal dan memperoleh ruang dari:
- Adanya ruang pada lengkung.
- Erupsi yang mengarah ke depan sehingga berada pada lengkung yang lebih luas.
- Peningkatan jarak interkaninus.

Tabel 2.1. Perkembangan lengkung gigi


Karakteristik Pengukuran Perkembangan

Panjang lengkung Jarak anatara titik kontak 1/1 ke Maksila: peningkatan drastis pada usia 6-10
titik kontak pada garis yang tahun; diikuti penurunan 1-2 mm
menghubungkan permukaan distal Mandibula: tidak meningkat pada usia 6-10
e/e atau 5/5 tahun; 10-17 tahun menurun 1-2 mm

Lingkar lengkung Membuat garis dari cusp bukal dan Maksila: peningkatan 1 mm pada laki-laki;
tepi insisal gigi dari permukaan peningkatan 0,5 mm pada perempuan
distal e/e atau 5/5 Mandibula: penurunan 3,5 mm pada laki-laki;
penurunan 4 mm pada perempuan

Lebar intercaninus Jarak antar puncak cusp c/c atau Maksila: 1-2 mm pada usia 3-6 tahun; 3,5 mm
3/3 pada usia 6-12 tahun
Mandibula: 1-2 mm pada usia 3-6 tahun; 3
mm pada usia 6-10 tahun

Lebar lengkung Jarak dari cusp palatal/lingual Maksila: peningkatan 2-3 mm pada usia 3-18
molar atau 5 tahun; lebih drastic pada laki-laki daripada
perempuan
Mandibula: peningkatan 3-6 mm pada usia 3-
18 tahun baik laki-laki maupun perempuan

Sumber: Peter Heasman. Master dentistry restorative dentistry, pediatric dentistry, and orthodontics 1st ed.
Spanyol: Churchill Livingstone; 2004. p. 227-52.

Insisivus lateral permanen atas biasanya erupsi ke arah distal dan palatal dari insisivus sentralis, namun dapat
mengalami crowded. Insisivus sentralis atas biasanya tumbuh cenderung ke distal saat pertama kali erupsi.
Erupsi insisivus lateral mengurangi diastem. Kaninus atas bergerak dari palatal ke labial dan distal di atas
akar insisivus lateral mengarah ke aproksimal mahkota insisivus saat erupsi. Kombinasi lebar mesiodistal
kaninus desidui dan molar pada tiap kuadaran sedikit lebih besar dibanding kaninus dan premolar permanen.
Perbedaan dalam dimensi ini disebut Leeway Space dan sekitar 1 mm di lengkung atas dan 2,5 mm di
lengkung bawah. Leeway space lebih besar pada lengkung bawah mungkin karena pertumbuhan mandibula
memungkinkan gerakan ke depan yang lebih besar dari molar pertama permanen bawah. Hubungan oklusal
dan relasi fungsional normal dari gigi permanen adalah:
 Cusp mesiobukal molar pertama permanen atas terletak pada fissure bukal molar pertama bawah
(oklusi kelas satu).
 Insisivus atas dan bawah sedikit proklinasi, insisivus bawah beroklusi dengan singulum insisivus atas
dengan rata-rata overjet dan overbite 2-4 mm.
 Tidak ada spasi atau rotasi, dan ridge marginal.
 Dataran oklusal rata atau sedikit berbentuk kurva spee.
 Setiap gigi kecuali insisivus bawah sedikit miring ke mesial.
 Caninus sampai molar inklinasi mengarah ke lingual.
 Relasi sentrik harus sesuai dengan oklusi sentrik.
 Cusp fungsional kaninus berada di lateral tanpa ada kontak oklusal pada cusp nonfungsional, insisivus
hanya berkontak dengan protrusi.

Anda mungkin juga menyukai