Pertumbuhan wajah bagian tengah secara horizontal ditentukan dengan ekspansi dari
fossa kranial ke arah anterior, meluas ke arah anterior hingga menyatu dengan pertumbuhan
bagian sagital. Proses reposisi dan deposisi pada permukaan endokranila dan ektocranial
mengarahkan pergeseran dan pembentukan struktur yang membentuk bagian wajah tengah (
tulang nasal dan tulang etmoid). Dengan demikian pertumbuhan wajah bagian tengah secara
horizontal akan seimbang secara inferior dengan elongasi anteroposterior dari maksila dan
Selama pergeseran vertikal dari bagian wajah bagian tengah, rahang atas akan
berpindah ke arah bawah karena resorpsi dari permukaan nasal secara bersamaan dengan
deposisi dari permukaan palatal. Dengan demikian terbentuk suatu ruangan atau sinus untuk
berkembang. Permukaan dari nasal dan palatal sangan resorptif. Tidak seperti primata lainnya,
bagian anterior dari manusia adalah maksila yang resorptif dan premaksila yang tumbuh terus
juga dengan pelepasan primer, pemicu akhir dari deposisi sutura sekunder (Gambar 3).
Pergerakan downward dari maksilla biasanya tidak teradi secara paralel, terdapat perbedaan
secara anteroposterior. Hal ini berlaku untuk proses remodelling dan proses pelepasan.
Hasilnya adalah pergerakan rotasi dari maksila, dimana dapat terkompensasi atau meningkat
pergerakan vertikal pada gigi atas akan bersamaan dengan remodelling dari maksila. Setelah
itu penurunan dari benih gigi atas merupakan hasil dari pergeseran maksila (Gambar 4).
Pergerakan downward ini pada rahang ini dapat dipengaruhi oleh cara terapi. Bagian struktural
dari pertumbuhan downward dari nasomaksila kompleks adalah pelebaran secara vertikal dari
ramus dan basis kranial bagian tengah, ketika mereka mengalami proses pertumbuhan maka
mandibula bergeser ke arah inferior (Gambar 5). Setelah gigi geligi rahang atas dan porosesus
alveolaris terbentuk akan membentuk oklusi akhir (Gambar 6). Dikarenakan pergerakan
vertikal gigi di maksila lebih baik dibanding di mandibula maka kemungkinan keberhasilan
Bersamaan dengan pergerakan pada gigi rahang bawah, teradi proses remodelling pada
daerah dagu, korpus mandibula, insisif bawah dan tulang alveolar disekitarnya. Insisif akan
berotasi ke arah lingual dan bergerak ke arah posterior untuk mendapatkan overbite yang baik.
Resorpsi dari permukaan luar dari tulang alveolar bagian anterior dan deposisi tulang pada
anterior dan inferior kontur eksternal dari simfisis mandibula akan menghasilkan dagu menjadi
menonjol.
Growth Equivalents
perkembangan tulang fasial. Karena komponen tulang tengkorak secara individu berkembang
dalam arah yang berbeda, komponen-komponen tersebut harus berinteraksi secara langsung,
untuk mengkompensasi berbagai aktivitas pertumbuhan. Hal ini dicapai dengan growth
nasomaksila, dan mandibular, yang sesuai dengan perkembangan, dan menentukan perubahan
adaptif yang berhubungan dengan komponen individual dari tulang tengkorak. Contohnya,
elongasi dari anterior basis kranial berhubungan dengan pembesaran kompleks nasomaksila.
Gangguan selama realisasi pola pertumbuhan ini menyebabkan anomali kraniofasial.
Gangguan dapat dihubungkan dengan disproporsi dari equivalent dalam bidang vertikal atau
horizontal.
Keterangan:
1) Komponen tulang tengkorak: anterior basis kranial (a), kompleks shpeno-oksipital (b),
2) Elongasi dari anterior basis kranial (x) berkaitan dengan penyesuaian terhadap
posterior (g) dan digantikan secara anterior (f) dalam waktu yang bersamaan.
untuk nasofaring (p) dan ramus mandibula (d). Ramus tumbuh dalam arah posterior (g)
dan seluruh mandibula bergeser ke depan (z). Proses ini mengkompensasi hubungan
4) Pemanjangan vertikal dari civus dan ramus (b dan d) membentuk growth equivalent
Proses ini berdasarkan pada pertumbuhan nasal (na) dan maksiloalveolar (av). Ramus tumbuh
secara posterior dan ke atas (g) dan bergerak ke bawah sebagai kompensasi dari pertumbuhan
kondilar.
bersasarkan pada proses osifikasi intramembran dan endokonral yang terjadi pada tulang datar
(flat bones), epifisis, dan sutura. (Tulang panjang dan pendek pada diafisis dari bayi yang baru
lahir telah terosifikasi) Proses pertumbuhan postnatal terjadi dalam periode waktu sekitar 20
tahun. Proses pertumbuhan terjadi di dalam struktur individual sampai struktur dengan jumlah
yang bervariasi pada interval yang berbeda, dan berorientasi dalam berbagai arah. Kontrol
tepat. Pertanyaan yang paling penting dari sudut pandang ortodontis adalah: sejauh mana
proses perkembangan ini ditentukan murni oleh genetik intrinsik, dan faktor apa yang
berpengaruh pada sistem kontrol osteogeneous? Berbagai sudut pandang pada pertanyaan
kunci ini tergambar pada konsep divergen dari perbedaan “sekolah ortodontik”.
Tiga hipotesis pertumbuhan berbeda yang paling umum, pada kontrol utama fungsi
morfogenesis dihubungkan dengan jenis jaringan yang berbeda. Menurut Sicher (1952),
osteogenesis dari chondocranium dan desmocranium dikontrol murni secara genetik, dan
sutura merupakan struktur jaringan yang dominan. Scott (1967) mengaplikasikan mekanisme
kontrol ini pada kartilago dan jaringan periosteal, sedangkan Moss dan Salentijn (1969)
melokalisasi fungsi kontrol untuk osteogenesis kraniofasial di jaringan lunak daripada jaringan
keras di sekitarnya. Hipotesis terbaru berasumsi bahwa perkembangan fasial skeletal postnatal
dikontrol oleh sistem multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik, genetik, dan lokal
endogenik, perawatan ortodonti dari maloklusi herediter akan memiliki prognosis yang buruk
Jika osteogenesis dapat dipengaruhi oleh faktor lokal, terdapat beberapa pertanyaan tentang
aspek terapeutik:
Gambar. Mekanisme Kontrol dari Pertumbuhan Tulang Fasial (gabungan dari parameter