Anda di halaman 1dari 51

Populasi

dan
sampel
Riky Hamdani, S.K.M., M.Epid
Tujuan intruksional umum

Mahasiswa mampu merancang populasi dan sampel dalam


penelitian kedokteran gigi dan kesehatan
Tujuan intruksional khusus

Populasi Sampel
Mahasiswa mampu 01 02 Mahasiswa mampu
menganalisis populasi merancang sampel
penelitian penelitian

Teknik pengambilan
Besar sampel
sampel
Mahasiswa mampu 03 04 Mahasiswa dapat
merancang teknik merancang besar sampel
pengambilan sampel penelitian
01 populasi
Populasi
Populasi adalah kelompok besar individu yang
mempunyai karakteristik yang sama (Hadjar, 1996)

Populasi adalah Kumpulan elemen2 yang mempunyai


karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Umar, 2003)

Populasi dalam penelitian adalah sejumlah subyek


yang besar yang mempunyai karakteristik tertentu.
Karakteristik subyek ditentukan sesuai dengan ranah
dan tujuan penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2008)
Populasi

❖ Definisi populasi berhubungan dengan proses


generalisasi atau inferensi. Hasil dari penelitian
harus jelas ditujukan untuk populasi yang mana

❖ Semakin jelas populasi, semakin jelas pula sampel


yang akan diambil

❖ Idealnya penelitian dilakukan terhadap populasi


(penelitian populasi = studi populasi = sensus)
Populasi
• Berdasarkan besarnya :
1. FINIT
2. INFINIT

• Ada kemungkinan populasi sangat besar atau tidak


diketahui secara pasti besarnya, dan (biasanya)
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka
biasanya penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh
elemen populasi

• Diambil sebagian dari populasi yang disebut sampel


sampel 02
sampel
• Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2018)

• Sampel adalah bagian dari


populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dapat mewakili
populasinya (Sastroasmoro dan
Ismael, 2008)
POPULASI SAMPLING

SAMPEL

GENERALISASI/
INFERENSI
inferensi
= GENERALISASI
Penarikan kesimpulan mengenai keadaan
populasi (nilai parameter) berdasarkan
sampel (statistik)
Syarat : Sampel representatif
1. Besar sampel
2. Cara pengambilan sampel
3. Ciri-ciri populasi dalam sampel
03
Teknik
sampling
Teknik Sampling
Probability Sampling Non Probability
Sampling

1. Sampling Kuota
1. Simple Random Sampling 2. Sampling Insidental
2. Systematic Random Sampling 3. Purposive Sampling
3. Stratified Random Sampling 4. Sampling Jenuh
4. Cluster Sampling 5. Snowball Sampling
Simple random sampling

• Dikatakan simple (sederhana) karena


pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.

• Dilakukan bila anggota populasi homogen


Simple random sampling
Systematic random sampling

Mirip Simple Random Sampling


Menggunakan Cara Sistematis
Unit Sampel 1 : Simple Random
Unit Sampel 2, 3, ..., dst secara sistematis
dengan interval tertentu
Interval = N/n
Stratified random sampling

• Teknik ini digunakan bila populasi


mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata
• Contoh : dokter dibagi menjadi 3
strata : Dokter RS tipe A, Dokter RS
tipe B, dan Dokter RS tipe C
Stratified random sampling
Cluster Sampling

• Teknik sampel ini digunakan untuk


menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat
luas, misal penduduk dari suatu
negara, provinsi, kota/kabupaten
Cluster Sampling
-+*+*- +**--+
1 5
-**-+-+ +--+*+
SAMPEL

---+++* ++--+-
2 6
**-+*-+ * *+-+*

**+-+- +--+**+
3 7
+**-+- --+ +**

++---+* +---**+
4 8
***++-- +**--+-
RANDOMISASI
CLUSTER
Sampling kuota

Memilih sampel yang mempunyai ciri-


ciri tertentu dalam jumlah/kuota yang
diinginkan
Misal : dipilih dokter dibagian poli
penyakit dalam sebanyak 5 orang dan
dokter di Poli Mata sebanyak 5 orang,
sebagai sampel.
Sampling insidental
Sampling incidental adalah penentuan
sampel berdasarkan kebetulan yaitu
siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
Purposive Sampling
Dipilih sampel yang relevan dengan tujuan
penelitian, dengan ciri-ciri khusus
Ciri-ciri khusus tersebut ditentukan oleh keputusan
(judgment) peneliti
➔ judgmental sampling
Misal :
tujuan : Penelitian tentang Pelayanan
Kesehatan
sampel : Orang yang ahli dalam bidang
pelayanan Kesehatan
Sampling jenuh

Sampling jenuh adalah Teknik penentuan sampel


bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
• Sering dilakukan apabila populasi terlalu kecil
atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil
Snowball Sampling

Dimulai dari kelompok kecil, masing-masing


menunjuk rekannya yang baru, kemudian
menunjuk kawannya lagi, dan seterusnya, sampai
jumlah tertentu

Untuk meneliti hubungan antar manusia dalam


kelompok yang akrab
04

besar sampel
Konsep pengambilan sampel
Deskriptif berpasangan
Penelitian adalah penelitian yang bertujuan
Variabel yang sama diambil dari individu yang
untuk menggambarkan proporsi atau rerata
sama
suatu variabel
Analitis Tidak berpasangan
Penelitian analitis adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan Sampel dari kelompok atau individu berbeda
antarvariabel
KOMPARATIF KORELASI
Penelitian komparatif bertujuan untuk Penelitian korelasi bertujuan untuk
mengetahui perbedaan antarvariabel mengetahui kekuatan hubungan antarvariabel
Konsep pengambilan sampel
Tabel kritis

Kesalahan Zβ Zα
(%) Zα satu arah dua arah
1 2,326 2,576

5 1,645 1,960

10 1,282 1,645

15 1,036 1,440

20 0,842 1,282
Penelitian deskriptif
Deskriptif kategorik
Z21-/2 x P x Q Z21-/2 = Deviat baku alfa
n = ------------- P = Proporsi kategori variable yang diteliti
Q=1–P
d2 d = Presisi

Deskriptif numerik
Z21-/2 x S Z21-/2 = Deviat baku alfa
n =( -------------)2 S = simpang baku variable yang diteliti
d = Presisi
d
Penelitian deskriptif kategorik
Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi diare di
Kecamatan Banjarmasin Barat, berdasarkan penelitian
sebelumnya diketahui prevalensi diare sebesar 20%.
Peneliti menetapkan presisi sebesar 10%. Tingkat
kepercayaan 95%. Berapa besar sampelny?
Penelitian deskriptif kategorik
Z21-/2 x P x Q 1,96 . 0,2 . 0,8
n = ------------- n = -------------
d2 0.12
n = 61,47 = 62
Penelitian deskriptif numerik
Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui rerata indeks DMFT
pada ibu hamil di Kota Banjarbaru. Berdasarkan
penelitian sebelumnya diketahui rata2 indeks DMFT
sebesar 2 dan simpang baku sebesar = 0,5. Presisi
dalam penelitian ini sebesar 5% . Hitung besar
sampelnya?
Penelitian deskriptif numerik

Z2 1-/2 x S
2
1,96 x 0,5
n = ---------------- n = ----------------
d 0,05
n = 384,16 = 385
Penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan
Z1-/2 2 PQ + Z1- P1 Q1+ P2Q2 2

n1 = n2 = ----------------------------------------------------------
P1 - P22

Z1-/2 = Deviat Baku Alfa


Z1- = Deviat Baku Beta
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q2 = 1 – P2
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
Q1 = 1 – P1
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
P = Proporsi total = (P1+P2)/2
Q = 1-P
Penelitian analitik komparatif numerik tidak berpasangan
2
(Z1-/2 + Z1- ) s
n1 = n2 = 2 -----------------------
X1 – X2
Z1-/2 = Deviat Baku Alfa
Z1- = Deviat Baku Beta
S = simpang baku gabungan
X1 – X2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan

Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan kesembuhan antara obat A (standar) dengan
obat B, berdasarkan kepustakaan kesembuhan obat standar
adalah 60%. Peneliti mempunyai hipotesis bahwa obat baru
mempunyai efektivitas yang lebih baik daripada obat standar
dengan perbedaan miniml 10%. Keselahan tipe I 5% dan
tipe II 20%
Penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan
Z1-/2 2 PQ + Z1- P1 Q1+ P2Q2 2
Z1-/2 = 1,96
n1 = n2 = ----------------------------------------------------
Z1- = 0,84 P1 - P2
P2 = 0,6
Q2 = 1 – 0,6 = 0,4 1,962 x0,65x0,35+0,840,7x0,3+0,6x0,4 2
P1 – P2 = 0,1 n1 = n2 = -------------------------------------------------------
P1 = P2 + 0,1 = 0,6 + 0,1 = 0,7 0,1
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,7 = 0,3
P = (P1+P2)/2 = (0,7 + 0,6)/2 = 0,65 n1 = n2 = 355,5 = 356
Q = 1 – P = 1 – 0,65 = 0,35
Penelitian analitik komparatif NUMERIK tidak berpasangan

Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar
kolesterol anatara pasien yang mendapatkan terapi A
(standar) dengan obat B masing-masing 180±40 (n=100)
dan 190±30 (n=80). Peneliti menerapkan kesalahan tipe I
sebesar 5%, kesalahan tipe II sebesar 20%, dan perbedaan
yang dianggap bermakna adalah 20. Hitung besar sampel?
Penelitian analitik komparatif NUMERIK tidak berpasangan
Z1-/2 = 1,96
Z1- = 0,84
X1 – X2 = 20
S12 (n1 – 1) + S22x (n2-1)
(Sg) 2 = ---------------------------------------
n1 + n2 - 2

402 (100 – 1) + 302x (80-1)


(Sg) 2 = ---------------------------------------
100 + 80 - 2
= 1289
Penelitian analitik komparatif NUMERIK tidak berpasangan
2
(Z1-/2 + Z1- ) s
n1 = n2 = 2 -----------------------
X1 – X2
2 2
2(Z1-/2 + Z1- ) s
n1 = n2 = 2 -----------------------
2
(X1 – X2)
2
2(1,96 + 0,84) 1289
n1 = n2 = 2 ----------------------- 50,52 = 51
2
(20)
Penelitian analitik komparatif kategorik berpasangan
{Z1-/2 + Z1-}2 π
n1 = n2 = -----------------------------
(P1- P2)2

Z1-/2 = Deviat Baku Alfa


Z1- = Deviat Baku Beta
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang
π = Besarnya diskordan (ketidaksesuaian)
Penelitian analitik komparatif numerik berpasangan
2
(Z1-/2 + Z1- )s
n = --------------------
X1 – X2
Z1-/2 = Deviat Baku Alfa
Z1- = Deviat Baku Beta
S = simpang baku dari selisih nilai antarkelompok
X1 –X2 = selisih minimal rata-rata yang dianggap
bermakna
Penelitian analitik komparatif kategorik berpasangan
Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan kesembuhan antara subjek yang mendapat obat
A (standar) dengan obat b. Peneliti melakukan uji klinis
dengan cara cross over. Untuk menentukan besar sampel
peneliti menerapkan bahwa perbedaan proporsi minimal
adalah sebesar 20% dengan proporsi diskordan = 0,40. bila
ditetapkan kesalah tipe I sebesar 5% dan tipe II sebesar
20%. Hitung besar sampel?
Penelitian analitik komparatif kategorik berpasangan
Z1-/2 = 1,96 {Z1-/2 + Z1-}2 π
Z1- = 0,84 n1 = n2 = -----------------------------
P1 – P2 = 0,2
(P1- P2)2
π = 0,4

{1,96 + 0,84}2 0,4


n1 = n2 = -----------------------------
(0,2)2
= 78,40 = 79
Penelitian analitik komparatif numerik berpasangan
Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar
hemoglobin sebelum dan sesudah 2 minggu suplementasi
Fe pada ibu hamil trisemester 2. diketahui bahwa kadar
hemoglobin ibu hamil adalah 10±2 g/dl. Peneliti menetapkan
kesalahan tipe I dan II masing2 sebesar 5% dan 10%,
perbedaan rata2 yang dianggap bermakna adalah 2 gr/dl.
Perbedaan simpang baku sesuai kepustakaan adalah 4
mg/dl. Hitung besar sampel?
Penelitian analitik komparatif numerik berpasangan
2
Z1-/2 = 1,96 (Z1-/2 + Z1- )s
Z1-
S
= 1,28
=4
n = --------------------
X1 –X2 =2 X1 – X2
2
(1,96 + 1,28 ) 4
n = --------------------
2
n = 41,99 = 42
Penelitian analitik korelatif
(Z1-/2 + Z1- ) 2
n = ----------------------- + 3
0,5 ln [(1+r)/(1-r)]
Z1-/2 = Deviat Baku Alfa
Z1- = Deviat Baku Beta
r = korelasi minimal yang dianggap bermakna
Penelitian analitik korelatif
Contoh Soal:
Seorang peneliti ingin membuktikan adanya hubungan antara
kapasitas konsumsi air sungai terhadap kejadian karies gigi. Jika
dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa koefisien korelasi
antara konsumsi air sungai dengan kejadian karies gigi sebesar
0,5, dengan tingkat kepercayaan 95% dan kuat uji 80%, berapa
besar sampel?
Penelitian analitik korelatif
(Z1-/2 + Z1- ) 2
n = ----------------------- + 3
0,5 ln [(1+r)/(1-r)]

(1,96 + 0,84 ) 2
n = ----------------------- + 3
0,5 ln [(1+0,5)/(1-0,5)]
n = 29 orang
Statistic is not about
numbers, equations,
computations or algorithms: it
is about understanding.

—SOMEONE FAMOUS
THANKS a lot!

Anda mungkin juga menyukai