itu POPULASI
dan SAMPEL
METODOLOGI PENELITIAN
By : SAMSINAR .,MMSI
POPULASI DAN SAMPEL
POPULASI :
(1) Keseluruhan anggota, kejadian, atau objek
yang telah ditetapkan dengan baik.
(2) Kelompok dimana peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya
(3) Semua anggota semesta baik manusia, obyek, atau benda yang menempati suatu
wilayah.
(4) Keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan
yang akan diteliti atau dianalisis.
– Penentuan populasi dibantu oleh 4 faktor : Isi, Satuan, Cakupan
(scope), Waktu.
Contoh :
Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga petani di
Kabupaten Simalungun tahun 2018.
maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor tersebut :
– Isi Semua keluarga petani
– Satuan Petani penggarap/pemilik
tanah
– Cakupan (scope) Kabupaten Simalungun
– Waktu tahun 2018
Populasi dapat dibedakan atas :
– Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai
dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi
tersebut ingin disimpulkan.
– Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilakukan.
Idealnya populasi target dan populasi survei sama, tapi karena berbagai
sebab maka populasi target dan survei menjadi tidak sama.
Populasi Survei
Populasi Target
POPULASI DAN SAMPEL
FRAME SAMPEL
POPULASI
Daftar mahasiswa yang
Seluruh mahasiswa
registrasi semester
di kampus terakhir
Akurasi tinggi, tetapi presisi rendah Presisi tinggi tetapi akurasi rendah
– Beberapa pedoman umum (kelaziman/rule of the
thumb) dalam penentuan jumlah sampel :
1. Studi deskriptif : 10 – 20 % dari populasi
2. Studi korelasional (menguji ada tidaknya
hubungan) : minimal 30 sampel
3. Studi kausal-komparatif : minimal 30 subjek per grup
4. Studi eksperimen : minimal 15 subjek per grup.
5. Jika subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua, shg penelitiannya menjadi penelitian
populasi.
Rumus : Isaac & Michael,1981, Handbook in Research and Evaluation, Edits
Publisher, California,USA.
2 NP(1 P )
n 2
d ( N 1) 2 P (1 P )
n
e
– n = jumlah sampel
– Z = nilai yang sudah distandarisasi sesuai derajat keyakinan
– σ = standar deviasi sampel atau estimasi deviasi standar populasi ; e =
error estimasi
– Contoh :
– Nilai rata-rata 32 sampel random UAN siswa SMU Negeri se Kota P. Siantar tahun 2009
adalah 7,5 dan standar deviasi populasi adalah 25%. Berapa ukuran sampel yang diperlukan
apabila peneliti menginginkan tingkat kepercayaan 95% dan error2estimasi sebesar 0,05
( atau 5%) ? (1,96)( 0,25)
n 96
Jawab : karena alpha = 0,05 maka Z0,05 = 1,96 0,05
I. Probability Sampling
– Caranya:
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan jarak/interval
N
I = ----------- = 100/20 = 5
n
I = Interval (5)
N = Jumlah anggota populasi (100)
n = Jumlah anggota sampel (20)
3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung (penetapan momor pertama ini
dilakukan secara acak/random)
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval pada nomor pertama
3. Stratified Random Sampling (Penarikan Sampel
Stratifikasi)
Caranya:
1. Menetapkan kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penetuan
strata (lapisan).
2. Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi ke dalam sub-sub populasi
(setiap subpopulasi diasumsikan homogen)
3. Penentuan besar sampel pada masing-masing subpopulasi bisa proporsional
bisa pula tidak.
4. Penentuan unsur bisa simple random/systematic
Syarat :
1. Kriteria yang jelas untuk menstratifikasi
2. Ada data pendahuluan mengenai kriteria
3. Diketahui jumlah tiap lapisan
4. Cluster Sampling
(Penarikan Sampel Berkelompok)
5. Accidental/Haphazard Sampling
(Penarikan Sampel Secara Kebetulan)
– Penarikan sampel ini dilakukan dengan cara memilih orang yang kebetulan ditemui.
Beberapa Kesalahan dalam Pemilihan Sampel
(1) Peneliti tidak menentukan populasi tersedia dan populasi target serta tidak
menunjukkan kesamaan antara keduanya.
(2) Peneliti menggunakan sampel yang terlalu kecil untuk memungkinkan analisis
subkelompok.
(3) Peneliti tidak menggunakan sampling bertingkat/bersatrata pada penelitian yang
memerlukan jumlah subyek subkelompok yang memadai.
(4) Bila menggunakan subyek sukarelawan, peneliti tidak memberikan keterangan yang
cukup tentang perbedaannya dengan nonsukarelawan dan tidak mempertimbangkan
kesukarelaan ini dalam menafsirkan hasilnya.
(5) Peneliti mengubah teknik samplingnya untuk memenuhi tuntutan sekolah agar mau
bekerja sama.
(6) Peneliti tidak memberi alasan dalam memilih ukuran sampel.
(7) Peneliti memilih sampel yang tidak sesuia dengan tujuan penelitiannya.
(8) Peneliti memilih kelompok eksperimen dan control dari populasi yang berbeda.
TERIMAKASIH