Anda di halaman 1dari 16

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL Ditetapkan Oleh

Penanggung Jawab
No.Dokumen :01/BM/II/2023 Klinik BRIMedika
No. Revisi :0 Palembang
SOP TanggalTerbit :02/01/2023
Halaman :1/3
KLINIK
BRIMedika
dr. Monick Mahndasari
PALEMBANG

1. Pengertian Anestesi Lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit / nyeri secara
lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran. Pemberian anestesi lokal dapat
dilakukan dengan teknik :
a. Anestesi Permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas permukaan mukosa.
b. Anestesi Infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung disekitar tempat lesi, luka,insisi dan gigi yang dicabut.
c. Anestesi Blok Mandibula adalah penyuntikan
analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksus saraf.
Obat Anastesi Lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam langkah-langkah pemberian anastesi lokal
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik BRIMedika PalembangNomor
:01/BM/II/2023 Tentang pelayanan pemberian anastesi lokal
4. Referensi a. Buku Panduan Keterampilan Klinis Lampiran II, Tahun2016 .
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 514 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
5.Prosedur Persiapan alat dan bahan
a. Doek dan kain steril
b. Near beken
c. Lidokain atau carpulelidocain1%
d. Sitoject dan Spuit 3 cc dan 5 cc
e. Kapas DTT dan Cotton roll
f. Handscoon DTT
g. Masker
Petugas yang melaksanakan
a. Dokter
b. Dokter gigi
c. Paramedis
Langkah-langkah
a. Pasien mengisi dan menandatangani lembar informed consent
b. Paramedis menyiapkan alat, diantaranya :sitoject,spuit 3/5cc, Lidokain
1%,carpule Lidocain 1% kapas DDT, sarung tangan.
c. Dokter, doktergigi atau paramedis menyiapkan pasien.
d. Dokter, dokter gigi atau paramedis memberitahu pasien akan dilakukan
penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat tindakan penjahitan atau
pembedahan minor lainnya.
e. Dokter, dokter gigi atau paramedis menggunakan sarung tangan DTT.
f. Dokter, dokter gigi atau paramedis membersihkan area yang dilakukan
tindakan dengan kapas DTT.
g. Dokter atau paramedis memasang doek atau kain steril untuk
memperkecil ruang tindakan.
h. Dokter, dokter gigi atau paramedis memasukkan jarum pada ujung
laserasi atau luka dan dorong masuk kearah bawah antara mukosa dan
kulit sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum akan masuk atau
keluar.
i. Dokter, dokter gigi atau paramedis mengaspirasi dan kemudian injeksi
anastesi tersebut sambil menarik jarum ketitik dimana setelah spuit
dimasukkan sampai dalam kemudian ditarik sambil disemprotkan
perlahan-lahan.
j. Dokter, dokter gigi atau paramedis menghentikan penginjeksian
anastesi atau jangan mencabut jarum tapi arah jarum dibelokkan
kearah sepanjang garis lain dimana direncanakanakan dibuat jahitan.
k. Dokter, dokter gigi atau paramedis mengulangi proses penusukan jarum
pada ujung luka disebelahnya, sehingga seluruh daerah kemungkinan
yang akan dijahit sudah dianastesi.
l. Dokter, dokter gigi atau paramedis menunggu beberapa lama dan
sambil melakukan penekanan pada luka, memastikan apakah anastesi
sudah menyebar kedaerah luka yang akan dilakukan pembedahan.
6 Diagram alir
Menandatangani lembar informed consent
Menyiapkan alat

Menyiapkan pasien

Memberitahu pasien

Menggunakan sarung tangan

Membersihkan area yang dilakukan tindakan

Memasang doek atau kain steril

Memasukkan jarum pada ujung laserasi atau


luka

Mengaspirasi dan kemudian injeksi anastesi

Memastikan apakah anastesi sudah menyebar kedaerah luka


Mengulangi proses penusukan jarum
pada ujung luka

7. Unit terkait Unit Tindakan, Poli Gigi


8. DokumenTer Rekammedis
kait

Rekaman HistorisPerubahan
Tgl Mulai
diberlakuka
No Yang diubah Isi Perubahan
n
SIRKUMSISI Ditetapkan Oleh
Penanggung Jawab
No.Dokumen :01/BM/II/2023 Klinik BRIMedika
No. Revisi :0 Palembang
SOP TanggalTerbit :02/01/2023
Halaman :1/3
KLINIK
BRIMedika dr. Monick Mahndasari
Palembang

1. Pengertian Sirkumsisi adalah suatu tindakan pengangkatan jaringan kulit yang


menutupi gland penis.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan tindakan sirkumsisi


3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik BRIMedika PalembangNomor
:01/BM/II/2023tentang pelayanan sirkumsisi
4. Referensi a. Saifudin, Abdul Bani. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo
5.Prosedur a. Persiapan alat dan bahan
1) Bak instrumen
2) Benang dan jarum catgut
3) APD
4) Kassa steril
5) Betadin
6) Nacl
b. Pelaksanaan
1) Petugas melakukan anamnesis secara singkat pada pasien
(identitas, riwayat penyakit, riwayat luka, perdarahan dan
penyembuhan luka, kelainan epispadia, dan hipospadia ,
2) Petugas memberikan inform concent pada pasien/keluarga,
3) Petugas menyiapkan alat dan menempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau,
4) Petugas dengan sopan meminta pasien untuk membuka sarung
atau celana yang dipakai,
5) Petugas melakukan cuci tangan dan memakai sarung tangan,
6) Petugas mendisinfeksi daerah oeparasi mulai preputium sampai
pubis,
7) Petugas melakukan anastesi menggunakan injeksi lidokain
8) Petugas melakukan konfirmasi apakah anastesi sudah bekerja,
9) Petugas membersihkan preputium secara perlahan menggunakan
kassa betadin samapai korona gland terlihat,
10)Kembalikan preputium pada posisi semula,
11)Petugas melakukan tindakan sirkumsisi sesuai teknik,
12)Petugas melakukan monitoring tindakan dan pemberian anastesi
selama tindakan berlangsung,
13)Petugas melakukan observasi perdarahan,
14)Membersihkan luka dan sekitar dengan kassa cairan NaCl, dan
kassa betadin,
15)Petugas mengontrol luka dan jahitan, oleskan salep antibiotik
disekitar jahitan,
16)Petugas membalut luka jahitan dengan kassa steril,
17)Petugas membereskan peralatan, melepas sarung tangan, dan cuci
tangan,
18)Petugas memberikan obat,
19)Petugas memberikan edukasi, perawatan luka selama dirumah,
kapan kontrol ulang, dan edukasi tentang obat,
20)Petugas melengkapi form monitoring selama pemberian anastesi,
dan melengkapi form tindakan operatif,
21)Petugas mendokumentasikan pada rekam medis,
6.Diagram alir
Petugas melakukan anamnesis secara singkat
pada pasien

Petugas memberikan inform concent pada pasien/keluarga

Petugas menyiapkan alat dan dengan sopan


meminta pasien untuk membuka sarung atau
celana yang dipakai

Petugas melakukan cuci tangan


dan memakai sarung tangan

Petugas mendisinfeksi daerah oeparasi


mulai preputium sampai pubis, kemudian
melakukan anastesi menggunakan injeksi
lidokain

Petugas melakukan konfirmasi


apakah anastesi sudah bekerja

Petugas membersihkan preputium secara


perlahan menggunakan kassa betadin sampai
korona gland terlihat

Petugas mengembalikan preputium pada


posisi semula dan melakukan tindakan
sirkumsisi sesuai teknik
Petugas melakukan monitoring tindakan dan
pemberian anastesi selama tindakan berlangsung

Petugas melakukan observasi perdarahan

Membersihkan luka dan sekitar dengan kassa


cairan NaCl, dan kassa betadin

Petugas mengontrol luka dan jahitan, oleskan salep


antibiotik disekitar jahitan

Petugas membalut luka jahitan dengan kassa steril

Petugas membereskan peralatan, melepas sarung


tangan, dan cuci tangan,

Petugas memberikan obat dan memberikan


edukasi, perawatan luka selama dirumah, kapan
kontrol ulang, dan edukasi tentang obat,

Petugas melengkapi form monitoring selama


pemberian anastesi, dan melengkapi form
tindakan operatif

7. Unit terkait Unit Gawat Darurat, poli Umum


8. DokumenTer Rekammedis
kait

Rekaman HistorisPerubahan
Tgl Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan diberlakukan
Ditetapkan Oleh
EKSTRAKSI KUKU (ROSSER PLASTY) Penanggung Jawab
No.Dokumen :01/BM/II/2023 Klinik BRIMedika
No. Revisi :0 Palembang
SOP TanggalTerbit :02/01/2023
Halaman :1/3
KLINIK
BRIMedika dr. Monick Mahndasari
Palembang

1. Pengertian Ekstraksi kuku (Rosser Plasty) adalah suatu tindakan pengangkatan


sebagian atau seluruh bagian kuku yang tumbuh kearah dalam (ingrown
toenail removal) berikut matrik tunasnya, dilanjutkan reposisi jaringan lunak
tepi kuku..
2. Tujuan Sebagai instruksi bagi petugas di Ruang Tindakan Gawat Darurat dalam
melakukan ekstraksi kuku pada pasien .
3. Kebijakan
Keputusan Penanggung Jawab Klinik BRIMedika Palembang
Nomor: :01/BM/II/2023 tentang Pelayanan Ekstraksi Kuku (Rosser Plasty)
4.Referensi a. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
b. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan Pengendalian
Infeksi
5.Prosedur a. Persiapan bahan dan alat

1) Klem/forceps
2) Gunting kecil tajam
3) Near Beken (Bengkok)
4) Kasa Steril
5) Cairan Bethadine / povidon iodine 10%
6) Spuit 3 cc
7) Lidocain
8) Sarung tangan Steril
9) Verban Gulung
10)Plester
11)Salep antibiotic

b. Langkah- langkah pelaksanaan

1) Petugas menyapa pasien dengan ramah


2) Jelaskan pada pasien tentang prosedur/tindakan yang akan
dilakukan.
3) Minta formulir persetujuan/penolakan tindakan medis yang sudah
ditanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien .
4) Petugas mencuci tangan
5) Dekatkan alat-alat yang akan digunakan.
6) Atur posisi pasien untuk mempermudah petugas melaksanakan
tindakan.
7) Gunakan sarung tangan steril
8) Desinfeksi daerah kuku yang akan dicabut/ekstraksi dengan
menggunakan cairan bethadine.
9) Anastesi blok bagian kuku yang akan diekstraksi dengan
menggunakan lidokain.
10)Pastikan pasien sudah merasa baal (Mati rasa) pada daerah kuku
yang telah disuntikan lidokain.
11)Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke kanan atau
arah sebaliknya.
12)Bersihkan bagian atas jari yang kukunya telah diangkat, perlahan-
lahan dengan menggunakan kasa steril.
13)Olesi salep antibiotik di atas permukaan tersebut, kemudian
tempelkan kasa steril yang sudah di beri bethadine. Balut daerah
kuku dengan menggunakan verban gulung.
14)Masukkan alat medis yang telah digunakan ke dalam bengkok untuk
dilakukan pengelolaan alat kesehatan selanjutnya.
15)Buang bahan medis yang telah dipakai ke tempat sampah medis
16)Petugas mencuci tangan.
17)Petugas mendokumentasikan pada rekam medis
Petugas menyapa pasien dengan ramah dan
menjelaskantentang prosedur/tindakan yang
akan dilakukan.

Petugas meminta inform concent yang sudah ditanda


tangani oleh pasien atau keluarga pasien

Petugas menyiapkan alat dan melakukan cuci


tangan dan memakai sarung tangan

Petugas mendisinfeksidaerah kuku yang akan


dicabut/ekstraksi dengan menggunakan cairan
bethadine dan menganastesi blok bagian kuku yang
akan diekstraksi dengan menggunakan lidokain.

Petugas melakukan konfirmasi


apakah anastesi sudah bekerja

6.Diagram alir

Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri


ke kanan atau arah sebaliknya lalu bersihkan bagian
atas jari yang kukunya telah diangkat, perlahan-lahan
dengan menggunakan kasa steril

Olesi salep antibiotik di atas permukaan tersebut,


kemudian tempelkan kasa steril yang sudah di beri
bethadine.Balut daerah kuku dengan menggunakan
verban gulung.

Petugas melakukan observasi perdarahan

Petugas membereskan peralatan, melepas sarung


tangan, dan cuci tangan,

Petugas memberikan obat dan memberikan


edukasi, perawatan luka selama dirumah, kapan
kontrol ulang, dan edukasi tentang obat,
7.Unit terkait Unit Gawat Darurat, poli Umum
8.DokumenTerk Rekammedis
ait

Rekaman HistorisPerubahan
Tgl Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan diberlakukan

KEPUTUSAN
PENANGGUNG JAWAB KLINIK BRIMEDIKA PALEMBANG
NOMOR : SK/01/BM/II/ 2023

TENTANG

LAYANAN KLINIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PENANGGUNG JAWAB KLINIK BRIMEDIKA PALEMBANG
Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis harus diberikan dengan efektif da
efisien. Dalam perencanaan maupun pelaksanaan
layanan klinis harus menghindari pengulangan yang tidak
perlu, untuk itu diperlukan kebijakan layanan klinis yang
menjamin kesinambungan layanan.
b. Bahwa berdasarkan huruf a diatas maka perlu ditetapkan
kebijakan layanan klinis yang menjamin kesinambungan
layanan di Klinik BRIMedika Palembang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun


2009 Tentang Pelayanan Publik
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Kesatuan
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2014 Tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Kesatuan Republik Indonesia Nomor 4585);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2014 tentang Klinik;
6. PMK 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien
7. PMK 27 tahun 2017 tentang Pencegahan Pengendalian
Infeksi
8. PMK 14 tahun 2021 tentang perizinan usaha berbasis
resiko bidang kesehatan
9. PMK 34 tahun 2022 tentang akreditasi puskesmas, klinik,
labkes UTD, TPMD, TPMDG
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di FKTP

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK BRIMEDIKA
PALEMBANG TENTANG LAYANAN KLINIS

Kesatu : Menetapkan kebijakan layanan klinis

Kedua : Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan


yang dimaksud dalam surat keputusan ini adalah layanan
klinis dan pelayanan di padukan dengan baik sehingga tidak
perlu pengulangan yang tidak perlu

Ketiga : Menetapkan langkah – langkah pelayanan klinis yang


menjamin kesinambungan mulai dari pasien datang sampai
dengan pulang sesuai dengan lampiran

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Palembang
Pada tanggal, 2023
Penanggung Jawab Klinik BRIMedika Palembang
Lampiran Keputusan Penanggung Jawab Klinik BRIMedika Palembang
Nomor : SK/01 /BM /2023
Tanggal : 2023

KEBIJAKAN YANG MENJAMIN KESINAMBUNGAN LAYANAN


1. Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas dipertimbangkan dan
diinformasikan saat pendaftaran
2. Adapun hak dan kewajiban pasien di Klinik BRIMedika yaitu :
- Hak Pasien
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Klinik BRIMedika Palembang
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter, dokter gigi sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Klinik BRIMedika Palembang.
8. Meminta konsultasi temtang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik didalam maupun diluar
Klinik BRIMedika Palembang.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12. Didampingi oleh keluarga dalam keadaan kritis (sesuai ketentuan Klinik
BRIMedika Palembang).
13. Menjalakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Klinik BRIMedika Palembang
15. Mengajukan usul, saran dan perbaikan atas perlakuan Klinik BRIMedika
Palembang terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaaan yang dianutnya.
17. Menggugat dan / atau menuntut klinik apabila klinik tidak memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata atau
pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan klinik yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan .
19. Mendapatkan privasi dan kerahasiaaan penyakit yang diderita termasuk
data medisnya termasuk mendapatkan akses terhadap isi rekam medis.
20. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
termasuk hak untuk memberikan persetujuan atau menolak menjadi
bagian dalam suatu penelitian kesehatan.

— Kewajiban Pasien
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Klinik BRIMedika Palembang
2. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
3. Menggunakan fasilitas Klinik BRIMedika Palembang secara bertanggung
jawab
4. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya
5. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
di Klinik BRIMedika Palembang dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
6. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
penembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
7. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
8. Menghormati hak pasien lain, pengunjung, dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Klinik BRIMedika Palembang
9. Tidak diperkenankan mengambil foto atau video di area pelayanan klinik
3. Tahapan layanan klinis diinformasikan kepada pasien untuk menjamin
kesinambungan layanan.
4. Kendala fisik, bahasa, budaya dan penghalang lain dalam memberikan pelayanan
diusahakan dikurangi.
5. Klinik BRIMedika menyediakan media untuk menyampaikan keluhan seperti kotak
saran dan form KESSAN
6. Semua keluhan yang masuk akan ditindaklanjuti oleh klinik dan di sosialisasikan
kepada pasien
7. Petugas yang ditunjuk untuk bertanggung jawab terhadap keluhan yang masuk
adalah Romlah Firani Saputri dan Reza Resita Purnamasari
8. Dokter dan dokter gigi yang akan melakukan tindakan harus memberikan
informasi kepada pasien secara jelas melalui form informed consent.
9. Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan
memperhatikan kebutuhan pelanggan
10. Informasi tentang pendaftaran tersedia dan terdapat dokumentasi tentang informasi
tersebut di tempat pendaftaran
11. Pasien yang datang ke klinik dilakukan skrining secara visual oleh petugas
12. Pasien dengan risiko infeksi dilayani sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan
13. Kajian awal dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan
pelaksanaan layanan
14. Hasil kajian dicatat dalm catatan medis dan mudah diakses oleh petugas yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien.
15. Terdapat peralatan dan tempat yang memadai untuk melakukan kajian awal
pasien.
16. Terdapat prosedur yang efektif untuk menyusun rencana layanan baik layanan
medis maupun layanan terpadu jika pasien membutuhkan penanganan oleh tim
kesehatan yang terkoordinasi.
17. Rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan memperhatikan
kebutuhan biologis, psikologis, social, spiritual dan tata nilai budaya pasien.
18. Rencan layanan terpadu disusun secara komprehensif oleh tim kesehatan antar
profesi dengan kejelasan tanggung jawab dari masing-masing anggotanya
19. Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan atau beresiko tinggi dipandu
oleh kebijakan dan prosedur yang berlaku
20. kasus gawat darurat yang bisa ditangani oleh klinik BRIMedika ( luka bakar
(jelaskan grade berapa) vulnus laceratum).
21. kasus risiko tinggi yang bisa ditangani di klinik BRIMedika antara lain campak, TB,
Herpes, Varicella, tersangka Covid.
22. Pelayanan ansatesi yang bisa dilaksanan di Klinik BRIMedika adalah anastesi
local, anatesi infiltrasi,…………
23. Pelayanan anstesi dipandu oleh prosedur yang berlaku
24. Pelayanan bedah difasilitas kesehatan direncanakan dan dilaksanakanmemenuhi
standar di fasilitas kesehatan, standar nasional, undang-undang dan peraturan
serta standar profesi sesuai dengan kebutuhan pasien.
25. Dokter gigi, perawat dan bidan merupakan petugas yang berkompeten melakukan
asuhan gizi kepada pasien
26. Terdapat prosedur rujukan yang jelas
27. Rencana rujukan dan kewajiban masing-masing dipahami oleh tenaga kesehatan
dari pasien / keluarga pasien.
28. Fasilitas rujukan penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan
tindakan yang akan telah dilakukan oleh fasilitas kesehatan pada saat mengirim
pasien.
29. Selama proses rujukan pasien secara langsung, staf yang kompeten terus
memonitor kondisi pasien
30. Pedoman pelayanan dipakai sebagai dasar untuk melakukan pelayan klinik
31. Penanganan penggunaan dan pemberian cairan dipandu dengan kebijakan dan
prosedur yang jelas
32. Hasil pemantauan pelaksanaan layanan digunakan untuk menyesuaikan rencana
layanan
33. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan hak
pasien selama pelaksanaan pelayanan
34. Pelaksanaan layanan dilakukan untuk menjamin kelangsungan dan menghindari
pengulangan yang tidak perlu
35. Pasien dan keluarga pasien memperoleh penjelasan tentang hak dan tanggung
jawab mereka berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan
pengobatan, termasuk penolakan
36. Pasien / keluarga memperoleh penyuluhan kesehatan dengan pendekatan yang
komunikatif dan Bahasa yang mudah dipahami
37. Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien dan
konsisten dengan asuhan klinisnya tersedia dengan regular.
38. Penyimpanan, penanganan, penyimpanan dan distribusi makanan dilakukan
dengan aman memenuhi undang – undang, peraturan yang berlaku.
39. Pemulangan dan tindak lanjut pasien, baik yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan, rujukan maupun pulang dipandu oleh prosedur yang standar.
40. Pasien / keluarga pasien memperoleh penjelasan yang memadai tentang tindak
lanjut layanan saat pemulangan atau saat dirujuk ke sarana kesehatan lain
41. Pelaksanaan rujukan dilakukan atas dasar kebutuhan dan pilihan pasien.

Ditetapkan di Palembang
Pada tanggal, 2023
Penanggung Jawab Klinik BRIMedika Palembang

Anda mungkin juga menyukai