Anda di halaman 1dari 42

POPULASI DAN SAMPEL

DIAN IRAWATI
PENGERTIAN

▪ Populasi yaitu keseluruhan individu atau objek yang


diteliti dan memiliki beberapa karakteristik yang sama.
▪ Populasi memiliki variasi/sebaran yang luas.
▪ Penelitian eksperimen membutuhkan populasi yang relatif
homogen.
▪ Semakin homogen populasi semakin meningkatkan
validitas eksperimental.
PENGERTIAN

▪ Sampel adalah sebagian dari populasi.


▪ Syarat pengambilan sampel adalah yang representatif
populasinya.
▪ Penggunaan sampel dalam penelitian eksperimen menggunakan
prinsip efisiensi.
▪ Dengan meneliti sedikit subjek, hasilnya dapat digunakan untuk
menggambarkan seluruh populasi.
HUBUNGAN SAMPLING

POPULASI FRAME SAMPEL

Seluruh mahasiswa Daftar mahasiswa yang


registrasi semester
di kampus terakhir

UNIT EKSPERIMEN SAMPEL


Seorang mahasiswa 20 Mahasiswa dari yang
registrasi
KEREPRESENTATIFAN SAMPEL

❑Kerepresentatifan yaitu kecenderungan sampel yang mendekati keadaan


identik populasi.
❑Kerepresentatifan sampel dipengaruhi:
▪ Homogenitas populasi
▪ Jumlah sampel yang dipilih
▪ Banyaknya karakteristik subjek
▪ Adekuasitas teknik pengambilan sampel
HOMOGENITAS POPULASI

▪ Aspek tempat/geografis merupakan wilayah atau tempat


subjek penelitian bertempat tinggal (propinsi, kabupaten,
sekolah)
▪ Aspek subjek (jenis kelamin, umur, rasial, pendidikan,
kepribadian, sejarah kehidupan dan inteligensi)
▪ Aspek sosial yang mencakup kelas sosial, keluarga dan
lingkungan sosialnya.
ASPEK SAMPEL

Untuk memperoleh keadaan sampel yang


representatif, ada bebrapa aspek sampel yang harus
diperhatikan peneliti, yaitu:
▪ Jumlah Sampel (Number of sample)
▪ Besar Anggota Sampel (Sample Size)
▪ Teknik Pengambilan Sampel
ALASAN PEMILIHAN SAMPEL

1. Kendala sumberdaya : waktu, dana, sumberdaya lain


yang terbatas jumlahnya
2. Ketepatan : data yang akurat dengan tingkat
kesalahan yang relatif rendah
3. Pengukuran destrukrif : menghindarkan kerugian
KARAKTERISTIK SAMPEL YANG BAIK

1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang


berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh
jawaban yang dikehendaki
2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis
untuk menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh
(misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada
harus melakukan sensus
4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan
yang ditetapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari
sampel statistika.
KESALAHAN YANG SERING TERJADI
DALAM PEMILIHAN SAMPEL
Sampling error adalah kesalahan berkaitan dengan
proses pengambilan sampel dari populasi.
Kesalahan ini meliputi: ketidakmerataan sampel
acak yang dipilih, ukuran sampel yang tidak sesuai,
atau hal lain yang menyebabkan data sampel
tersebut jauh dari data populasi sesungguhnya

Nonsampling error adalah perbedaan yang


terjadi/timbul antara nilai yang diperoleh dengan
nilai yang sebenarnya yang bukan dikarenakan
dilakukannya penelitian terhadap sebagian dari
populasi. Kesalahan ini terjadi biasanya karena
kesalahan input data, kesalahan pemrosesan data,
kesalahan pengisian kuesioner
BESAR ANGGOTA SAMPEL

▪ Peneliti menentukan berapa besar anggota sampel yang akan


diambil dari populasi.
▪ Besar anggota sampel eksperimen tidak ditentukan besarnya
populasi tetapi oleh kekuatan pengaruh perlakuan dari studi
sebelumnya.
▪ Semakin besar power of effect diperlukan sampel yang relatif sedikit,
semakin lemah dibutuhkan sampel yang relatif banyak.
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
(SAMPEL YANG REPRESENTATIF)
Mitos :
1. Sampel harus besar agar dapat mewakili populasi
2. Sampel harus mengandung hubungan proporsional terhadap ukuran
populasi
Dalam praktek :
Besarnya sampel tergantung dari variasi parameter populasi dan seberapa
jauh presisi yang diperlukan oleh si peneliti.
Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi
oleh : 1) kokohnya dasar-dasar teori, 2) desain penelitian, 3) mutu
pelaksanaan dan pengolahannya.
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
(SAMPEL YANG REPRESENTATIF)
Besar sample perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
▪ Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari
populasi 🡪 completely heterogeneous
▪ Besar populasi
▪ Derajat kepercayaan
▪ Presisi
▪ Rencana analisis
▪ Tenaga, biaya dan waktu
▪ Akurasi menunjukkan kedekatan hasil
pengukuran dengan nilai
sesungguhnya.
▪ Presisi menunjukkan seberapa dekat
perbedaan nilai pada saat dilakukan
pengulangan pengukuran.
▪ Presisi=standard error, Nilai rata-rata
populasi dikurangi nilai rata-rata sampel

Akurasi tinggi, tetapi presisi rendah Presisi tinggi tetapi akurasi rendah
BEBERAPA PEDOMAN UMUM
(KELAZIMAN/RULE OF THE THUMB) DALAM
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL :

1. Studi deskriptif : 10 – 20 % dari populasi


2. Studi korelasional (menguji ada tidaknya hubungan) :
minimal 30 sampel
3. Studi kausal-komparatif : minimal 30 subjek per grup
4. Studi eksperimen : minimal 15 subjek per grup.
5. Jika subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua, shg penelitiannya menjadi penelitian populasi.
RUMUS BESAR SAMPEL
RUMUS SLOVIN

▪ Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung


jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak
diketahui secara pasti.
▪ Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960.
▪ Rumus slovin ini biasa digunakan dalam penelitian survey dimana
biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah
formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat
mewakili keseluruhan populasi.
▪ Rumus:

n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi (354)
d = margin of error (misalnya, ditetapkan 10 % atau 5%)
▪ Contoh
Jumlah populasinya adalah 200 🡪 mahasiswa perempuan aktif di
semester genap TA 2021-2022

n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi
d2 = presisi (misalnya, ditetapkan 5 %)
▪ Contoh
Jumlah populasinya adalah 200 🡪 mahasiswa perempuan aktif di
semester genap TA 2021-2022

n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi
d2 = presisi (misalnya, ditetapkan 10 %)
RUMUS SAMPEL PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai


menggunakan proporsi binomial (binomial proportions).
Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari dengan
menggunakan rumus berikut:

  Zα = 1.96,
p= proporsi yes ,
n = besar sampel,
N = populasi
d = margin of error (5%,
10%, dst
RUMUS SAMPEL PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

Jika populasi (N) tidak diketahui, maka menggunakan


rumus Lemeshow:

Zα = 1.96,
 
p= proporsi,
n = besar sampel,
d = margin of error (5%,
10%, dst
Contoh:

Tentukan besar sampel minimal untuk suatu penelitian mencari


faktor determinan pemberian ASI secara eksklusif!
Untuk mendapatkan nilai p, kita harus melihat dari penelitian
yang telah ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian Suyatno
(2001) di daerah Mojokerto-Jawa Timur, proporsi bayi (p) yang
diberi  ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172
dan nilai q = 1 – p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05
dan nilai Alfa = 0,05, maka jumlah sampel yang dibutuhkan
sebesar:
Jawab:
 

 
Penentuan jumlah sampel untuk populasi (N) yang tidak diketahui
(dengan rumus) :

n = jumlah sampel
Z = nilai yang sudah distandarisasi sesuai derajat keyakinan =
1,96
σ = standar deviasi sampel atau estimasi deviasi standar
populasi ;
e = error estimasi
Contoh :
Nilai rata-rata 32 sampel random UAN siswa SMU Negeri se Kota
Mojokerto tahun 2020 adalah 7,5 dan standar deviasi populasi
adalah 25%. Berapa ukuran sampel yang diperlukan apabila
peneliti menginginkan tingkat kepercayaan 95% dan error
estimasi sebesar 0,05 ( atau 5%) ?
Jawab : karena alpha = 0,05 maka Z0,05 = 1,96
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN CASE CONTROL

Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan


untuk mencari sampel minimal untuk masing-masing
kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kadang
kadang peneliti membuat perbandingan antara jumlah
sampel kelompok kasus dan kontrol tidak harus 1 : 1, tetapi
juga bisa 1: 2 atau 1 : 3 dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN CASE CONTROL
Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampel
minimal penelitian case-control adalah sebagai berikut:
 

 
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Pada penelitian khohort yang dicari adalah jumlah minimal untuk
kelompok exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan
tidak terpapar.
Jika yang digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian
khohort nilai p0 pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada
populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang sakit pada
populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi
badan, IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka
penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus
berikut:
 

 
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada
penelitian tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat
badan bayi. Dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau α = 0,05,
dan tingkat kuasa/power 90 % atau ß=0,10, serta kesudahan (outcome) yang
diamati adalah berat badan bayi yang ditetapkan memiliki nilai asumsi
SD(σ)=0,94 kg, dan estimasi selisih antara nilai mean kesudahan (outcome)
berat badan kelompok tidak terpapar dan kelompok terpapar selama 4 bulan
pertama kehidupan bayi (U0 – U1) sebesar 0,6 kg (mengacu hasil penelitian
Piwoz, et al. 1994), maka perkiraan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan
tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak terpapar adalah:
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT

Jawaban:

= 51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok


RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN EKSPERIMEN
 
CONTOH KASUS RUMUS BESAR SAMPEL
PENELITIAN EKSPERIMEN

 
TEKNIK SAMPLING

▪ PROBABILITY SAMPLING
Yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas probabilitas
bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel.

▪ NONPROBABILITY SAMPLING
Yaitu teknik pengambilan sampel yang besarnya peluang anggota
populasi untuk terpilih menjadi sampel tidak diketahui.
TEKNIK RANDOM (PROBABILITY
SAMPLING)

▪ Yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas probabilitas bahwa


setiap unit sampling memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel.
▪ Teknik Random:
▪ Random Sederhana (Simple Random)
▪ Pemilihan urutan nomor (Random Ordering)
▪ Random Berdasarkan Tabel (Random Number Tables)
▪ Seleksi Komputer (Computer Selection)
PROBABILITY SAMPLING

▪ SIMPLE RANDOM SAMPLING


▪ Dapat dilakukan pada populasi yang homogen
▪ Dilakukan dengan cara mengundi nama/nomor subjek dalam
populasi

▪ CLUSTER SAMPLING
▪ Melakukan randomisasi pada kelompok bukan terhadap subjek
secara individual
PROBABILITY SAMPLING

▪ STRATIFIED SAMPLING
Dilakukan pada populasi yang memiliki strata atau subkelompok dan dari masing-
masing subkelompok diambil sampel terpisah.
▪ PROPORTIONAL
▪ Menentukan prosentasi besarnya sampel dari keseluruhan populasi.
▪ Menerapkan proporsi dalam pengambilan sampel bagi setian strata.
▪ DISPROPORTIONAL
▪ Penentuan sampel dilakukan tidak dengan mengambil proporsi yang sama bagi
setiap strata untuk mencapai jumlah yang sama dari masing-masing strata.
PROBABILITY SAMPLING

Systematic Random Sampling (Penarikan sample secara sistematik)


Caranya:
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi 3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai
(kerangka populasi) menghitung (penetapan momor pertama ini dilakukan
2. Menetapkan jarak/interval
secara acak/random)
N
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan
I = ----------- = 100/20 = 5 menambahkan interval pada nomor pertama dan
n seterusnya.
I = Interval (5)
N = Jumlah anggota populasi (100)
n = Jumlah anggota sampel (20)
PROBABILITY SAMPLING

Multistage Sampling (Penarikan Sampel Secara


Bertahap)
Hampir sama dengan cluster, dengan tahap lebih dari
satu kali (missal propinsi, kabupaten, kecamatan,
kelurahan/desa dan seterusnya)
NONPROBABILITY SAMPLING

🞂 ACCIDENTAL SAMPLING
⮚Faktor kebetulan yang dijumpai peneliti
🞂 QUOTA SAMPLING
⮚Mengambil sampel dalam jumlah tertentu dan dianggap merefleksikan populasi
🞂 PURPOSIVE SAMPLING
⮚Pemilihan sampel sesuai dengan yang dikehendaki
⮚Kasus unik, sulit mengambil sampel
⮚Investigasi mendalam
🞂 SNOWBALL SAMPLING
⮚ Menetapkan subjek yang sesuai kriteria sampel, kemudian meminta subjek tersebut untuk
menunjukkan subjek lain yang sesuai kriteria sampel.
Beberapa Kesalahan dalam Pemilihan Sampel

▪ Peneliti tidak menentukan populasi tersedia dan populasi target serta tidak menunjukkan kesamaan antara
keduanya.
▪ Peneliti menggunakan sampel yang terlalu kecil untuk memungkinkan analisis subkelompok.
▪ Peneliti tidak menggunakan sampling bertingkat/bersatrata pada penelitian yang memerlukan jumlah subyek
subkelompok yang memadai.
▪ Bila menggunakan subyek sukarelawan, peneliti tidak memberikan keterangan yang cukup tentang
perbedaannya dengan nonsukarelawan dan tidak mempertimbangkan kesukarelaan ini dalam menafsirkan
hasilnya.
▪ Peneliti mengubah teknik samplingnya untuk memenuhi tuntutan sekolah agar mau bekerja sama.
▪ Peneliti tidak memberi alasan dalam memilih ukuran sampel.
▪ Peneliti memilih sampel yang tidak sesuia dengan tujuan penelitiannya.
▪ Peneliti memilih kelompok eksperimen dan control dari populasi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai