DIAN IRAWATI
PENGERTIAN
Akurasi tinggi, tetapi presisi rendah Presisi tinggi tetapi akurasi rendah
BEBERAPA PEDOMAN UMUM
(KELAZIMAN/RULE OF THE THUMB) DALAM
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL :
n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi (354)
d = margin of error (misalnya, ditetapkan 10 % atau 5%)
▪ Contoh
Jumlah populasinya adalah 200 🡪 mahasiswa perempuan aktif di
semester genap TA 2021-2022
n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi
d2 = presisi (misalnya, ditetapkan 5 %)
▪ Contoh
Jumlah populasinya adalah 200 🡪 mahasiswa perempuan aktif di
semester genap TA 2021-2022
n = jumlah sampel,
N = jumlah populasi
d2 = presisi (misalnya, ditetapkan 10 %)
RUMUS SAMPEL PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Zα = 1.96,
p= proporsi yes ,
n = besar sampel,
N = populasi
d = margin of error (5%,
10%, dst
RUMUS SAMPEL PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Zα = 1.96,
p= proporsi,
n = besar sampel,
d = margin of error (5%,
10%, dst
Contoh:
Penentuan jumlah sampel untuk populasi (N) yang tidak diketahui
(dengan rumus) :
n = jumlah sampel
Z = nilai yang sudah distandarisasi sesuai derajat keyakinan =
1,96
σ = standar deviasi sampel atau estimasi deviasi standar
populasi ;
e = error estimasi
Contoh :
Nilai rata-rata 32 sampel random UAN siswa SMU Negeri se Kota
Mojokerto tahun 2020 adalah 7,5 dan standar deviasi populasi
adalah 25%. Berapa ukuran sampel yang diperlukan apabila
peneliti menginginkan tingkat kepercayaan 95% dan error
estimasi sebesar 0,05 ( atau 5%) ?
Jawab : karena alpha = 0,05 maka Z0,05 = 1,96
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN CASE CONTROL
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Pada penelitian khohort yang dicari adalah jumlah minimal untuk
kelompok exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan
tidak terpapar.
Jika yang digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian
khohort nilai p0 pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada
populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang sakit pada
populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi
badan, IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka
penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus
berikut:
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada
penelitian tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat
badan bayi. Dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau α = 0,05,
dan tingkat kuasa/power 90 % atau ß=0,10, serta kesudahan (outcome) yang
diamati adalah berat badan bayi yang ditetapkan memiliki nilai asumsi
SD(σ)=0,94 kg, dan estimasi selisih antara nilai mean kesudahan (outcome)
berat badan kelompok tidak terpapar dan kelompok terpapar selama 4 bulan
pertama kehidupan bayi (U0 – U1) sebesar 0,6 kg (mengacu hasil penelitian
Piwoz, et al. 1994), maka perkiraan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan
tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak terpapar adalah:
RUMUS SAMPEL MINIMAL BESAR SAMPEL
PENELITIAN KOHORT
Jawaban:
TEKNIK SAMPLING
▪ PROBABILITY SAMPLING
Yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas probabilitas
bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel.
▪ NONPROBABILITY SAMPLING
Yaitu teknik pengambilan sampel yang besarnya peluang anggota
populasi untuk terpilih menjadi sampel tidak diketahui.
TEKNIK RANDOM (PROBABILITY
SAMPLING)
▪ CLUSTER SAMPLING
▪ Melakukan randomisasi pada kelompok bukan terhadap subjek
secara individual
PROBABILITY SAMPLING
▪ STRATIFIED SAMPLING
Dilakukan pada populasi yang memiliki strata atau subkelompok dan dari masing-
masing subkelompok diambil sampel terpisah.
▪ PROPORTIONAL
▪ Menentukan prosentasi besarnya sampel dari keseluruhan populasi.
▪ Menerapkan proporsi dalam pengambilan sampel bagi setian strata.
▪ DISPROPORTIONAL
▪ Penentuan sampel dilakukan tidak dengan mengambil proporsi yang sama bagi
setiap strata untuk mencapai jumlah yang sama dari masing-masing strata.
PROBABILITY SAMPLING
🞂 ACCIDENTAL SAMPLING
⮚Faktor kebetulan yang dijumpai peneliti
🞂 QUOTA SAMPLING
⮚Mengambil sampel dalam jumlah tertentu dan dianggap merefleksikan populasi
🞂 PURPOSIVE SAMPLING
⮚Pemilihan sampel sesuai dengan yang dikehendaki
⮚Kasus unik, sulit mengambil sampel
⮚Investigasi mendalam
🞂 SNOWBALL SAMPLING
⮚ Menetapkan subjek yang sesuai kriteria sampel, kemudian meminta subjek tersebut untuk
menunjukkan subjek lain yang sesuai kriteria sampel.
Beberapa Kesalahan dalam Pemilihan Sampel
▪ Peneliti tidak menentukan populasi tersedia dan populasi target serta tidak menunjukkan kesamaan antara
keduanya.
▪ Peneliti menggunakan sampel yang terlalu kecil untuk memungkinkan analisis subkelompok.
▪ Peneliti tidak menggunakan sampling bertingkat/bersatrata pada penelitian yang memerlukan jumlah subyek
subkelompok yang memadai.
▪ Bila menggunakan subyek sukarelawan, peneliti tidak memberikan keterangan yang cukup tentang
perbedaannya dengan nonsukarelawan dan tidak mempertimbangkan kesukarelaan ini dalam menafsirkan
hasilnya.
▪ Peneliti mengubah teknik samplingnya untuk memenuhi tuntutan sekolah agar mau bekerja sama.
▪ Peneliti tidak memberi alasan dalam memilih ukuran sampel.
▪ Peneliti memilih sampel yang tidak sesuia dengan tujuan penelitiannya.
▪ Peneliti memilih kelompok eksperimen dan control dari populasi yang berbeda.