Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam membuat suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan
rancangan penelitian yang baik dan sistematis, rancangan penelitian dimulai dari
pembuatan proposal penelitian yang telah disetujui dengan memulai menentukan
sampel, populasi dan teknik sampling yang tepat dan sesuai agar dapat
menentukan hasil penelitian yang akurat.
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar,
namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Bagian dalam
menentukan populasi dan sampel bisa disebut juga subjek penelitian atau
partisipan. Peneliti perlu menjelaskan siapa saja partisipan dalam penelitian ini
dan bagaimana cara mendapatkannya.
Untuk suatu penelitian dalam menentukan sampel yang akan dijadikan
objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang diambil dalam suatu
populasi harus dapat mewakili semua karakteristik dari suatu populasi, apabila
suatu sampel tidak dapat meakili semua karakteristik populasinya, maka hasil
penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.
Oleh karena itu penulis akan mendeskripsikan tentang Populasi, sampel,
teknik sampling yang biasa digunakan dalam penelitan dan mendeskripsikan
teknik sampling serta beberapa jenis teknik sampling dan cara menghitung besar
sampel.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana deskripsi populasi dan sampel ?
B. Bagaimana deskripsi tentang teknik sampling?
C. Bagaimana cara menghitung besar sampel ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebgai berikut :
A. Mengetahui deskripsi tentang populasi dan sampel.

1
B. Menentukan teknik sampling yang akan dipakai dalam suatu
penelitian
C. Mengetahui cara menghitung besar sampel.

2
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 POPULASI PENELITIAN


Kata populasi bukanlah hal asing dalam penelitian. Penelitian ada yang
dilaksanakan pada populasi dan ada juga penelitian yangdilakukan pada
sampelatau yang lebih umum dikenal sebagai penelitian survey. Seorang peneliti
wajib mengetahui siapa, apa, dimana, dan seberapa besar populasinya. Banyak
definisi dikemukakan tentang populasi.1
A. Pengertian Populasi
Populasi adalah keseluruhan kumpulan unsur-unsur objek penelitian
yang sejenis yang akan dikaji karakteristiknya. Unsur-unsur objek
penelitian tersebut dapat berbentuk manusia, makhluk hidup (tumbuhan,
hewan), benda mati (rumah, sumber air, udara,pasar), benda abstrak
(kegiatan, waktu). 2
B. Populasi Terbatas / Finite
Populasi terbatas adalah populasi yang dibatasi ruang dan waktu.
Misalnya: penduduk Desa Gedang tahun 1989, partikel air Sungai Serayu
tahun 1999 di Desa Kemrajen, rumah di Perumahan Griya Indah tahun
2000.2
C. Populasi Tak Terbatas/ Infinite
Populasi tak terbatas adalah populasi yang bebas jumlahnya tidak
terbatas. Misalnya: jumlah pasir, partikel udara, partikel air.2

2.2 SAMPEL
Sampel disebut juga bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. 3

3
Sampel disebut juga sebagian anggota populasi yang diambil dengan cara
tertentu untuk dikenai pengukuran. Pengambilan sampel dari keseluruhan
populasi biasa disebut sampling.2

2.3 MENGHITUNG BESAR SAMPEL


Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi
sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu
menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang
benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.5,6
Cara menghitung rumus besar sampel penelitian suatu penelitian sangat
ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis
penelitian observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda
dengan case-control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan
adalah proporsi akan beda dengan jika data yang digunakan adalah data continue.
Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain
atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang
menggunakan case control ataupun khohor.5,6
Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimal sebuah
penelitian, namun pada artikel ini akan disampaikan sejumlah rumus yang paling
sering dipergunakan oleh para peneliti.5,6
A. Penelitian Cross-sectional
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai
menggunakan proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika besar
populasi (N) diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus berikut:

Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa


melakukan pengambilan sampel secara acak).5,6
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1
maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut5,6 :

4
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
B. Case Control dan Khohor
Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control
maupun khohor adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi.
Hanya saja untuk penelitian khohor, ada juga yang menggunakan ukuran
data kontinue (nilai mean).5,6
Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk
mencari sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan
kelompok kontrol. Peneliti membuat perbandingan antara jumlah sampel
kelompok kasus dan kontrol tidak harus 1 : 1, tetapi juga bisa 1: 2 atau 1 :
3 dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun rumus
yang banyak dipakai untuk mencari sampel minimal penelitian case-
control adalah sebagai berikut5,6 :

Keterangan :
n = jumlah sampel minimal kelompok kasus dan kontrol

Z1 - /2 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan

tingkat kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)

5
Z1 – ß = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
kuasa (power) sebesar diinginkan (untuk ß=0,10 adalah
1,28)
p0 = proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit
p1 = proporsi paparan pada kelompok kasus (sakit)
qo = 1 – p0 dan q1 = 1 – p1

Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk


kelompok exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak
terpapar. Jika yang digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian
khohor nilai p0 pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada
populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang sakit pada
populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).5,6
Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan,
tinggi badan, IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka
penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus
berikut :5,6

Keterangan :
n = jumlah sampel tiap kelompok

Z1 - / 2 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan

tingkat kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)


Z1 - ß = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
kuasa (power) sebesar diinginkan (untuk ß=0,10 adalah
1,28)

= standar deviasi kesudahan (outcome)


U1 = mean outcome kelompok tidak terpapar

6
U2 = mean outcome kelompok terpapar
C. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak
kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (r-1) > 15
Keterangan:
t = banyaknya kelompok perlakuan
j = jumlah replikasi
Untuk mengantisipasi hilangnya unit ekskperimen maka dilakukan
koreksi dengan 1/(1-f), dengan f merupakan proporsi unit eksperimen yang
hilang atau mengundur diri atau drop out.7
2.4 TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan.3 Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu:
A. Probability Sampling
Probability Sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.3 Teknik ini meliputi:
1) Simpel Random Sampling
Kita menghitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi
(terjangkau) yang akan kita pilih sampelnya. Kemudian tiap
subyek diberi nomer sebagian dari mereka dengan bantuan tabel
angka random.4 Langkah-langkah pengambilan sampel dengan
cara simpel random sampling2 :
a) Tentukan besar populasi.
b) Tentukan besar sampel yang diinginkan.
c) Buat sampling frame / kerangka sampling /daftar unit
populasi lengkap dengan nomernya.
d) Tulis nomor pada kertas undian, kemudian dilinting.
e) Ambil lakukan pengundian.
f) Buat daftar nomor sampel yang terpilih.
2) Starified Random Sampling
Pengambilan sampel berstrata dilakukan pada populasi yang
terbagi atas beberapa strata atau sub kelompok dan masing-
masing subkelompok diambil sampel terpisah. Apabila peneliti

7
berpedapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau
strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara
random. Adanya strata,tidak boleh diabaikan, dan setiap strata
harus diwakili sebagai sampel.4 Langkah-langkah starified
random sampling adalah2 :
a) Tentukan strata yang menjadi dasar pengambilan sampel
b) Kelompokan anggota populasi sesuai dengan stratanya
c) Buat frame / kerangka sampling / list / daftar unit /
populasi lengkap dengan nomor urut sesusi dengan
kelompok stratanya.
d) Lakukan teknik sampling sesuai teknik simple random
sampling untuk masing-masing strata, sehingga
didapatkan anggota sampel sesuai stratanya.
e) Buat daftar anggota sampel sesusi dengan kelompok
stratanya.
3) Cluster Sampling
Teknik pengambilan sampel ini dengan melakukan
randomisasi terhadap kelompok, bukan subjek secara
individual. Cara ini sangat efisiensi bila populasi tersebar luas
sehingga tidak mungkin untuk membuat daftar seluruh
populasi tersebut. Pada kondisi ini pemilihan dengan simple
random sampling sangat sulit atau bahkan tidak mungkin
dilakukan.4 Langkah-langkah cluster sampling2:
a) Tentukan unit cluster yang diinginkan, misalnya:
administrasi perwilayahan, wilayah administrasi tertinggi
provinsi, diikuti kota/ kabupaten, kecamatan,
desa/kelurahan.
b) Lakukan undian, misalnya satu provinsi terdapat 12
kabupaten/kota diambil 3, tiap kecamatan diambil tiga
desa, dan seterusnya samapai ke unit cluster terkecil,
misalnya RT, yang berarti seluruh masyarakat/KK dalam
RT yang bersangkutan menjadi sampel.

B. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.4
1) Sampling Sistemtis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor

8
urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Daris
emua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan
nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
mengmbil nomor ganjil saja, genp saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk
ini maka yang diambil sebagai sampe adalah nomor 1, 5, 10, 15,
20, dan seterusnya sampai 100.3
2) Conseccutive Sampling / Sampling Kouta
Dengan mengambil jumlah kouta sampel dari populasi dan
menghentikan pengambilan setelah kouta terpenuhi. Teknik
sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata
atau daerah, tetapi mendasarkan diripada jumlah yang sudah
ditentukan. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi
subyek yang mememnuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa
menghiraukan darimana asal subyek tersebut (asal masih dalam
populasi).4 Langkah-langkah kouta sampling2 :
a) Tentukan sample yang diinginkan
b) Langsung kelapangan melakukan pengumpulan data
terhadap anggota populasi.
c) Pengumpulan data dianggap selesai bila jumlah sampel
yang didapat sudah sesuai dengan keinginan atau jatah
yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Conveniant Sampling / Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Cara ini
termasuk cara termudah untuk menarik sampel, namun sekaligus
juga merupakan cara paling lemah. Pada cara ini sampel diambil
tanpa sistematika tertentu, hingga jarang dapat dianggap dapat
mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target.4
4) Judgmental / Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengan
tujuan penelitian. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara
mengambil subyek bukan didasar atas strata, random atau daerah
tapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya
dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga dana sehingga tidak dapat mengambil

9
sampel yang besar dan jauh.4 Langkah-langkah purposive
sampling2:
a) Buat sampling frame / kerangka sampling / list.
b) Tentukan persyaratan menjadi sampel.
c) Lakukan pemilihan sampel dari sejumlah anggota populasi
yang ada sesuai persyaratan.
d) Buat daftar anggota sampel yang dipilih.
5) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bbila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenu adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.3
6) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yangmula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju
yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh oleh dua
orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak.3

10
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dibuat pada bab II dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Populasi adalah keseluruhan kumpulan unsur-unsur objek
penelitian yang sejenis yang akan dikaji karakteristiknya.
Ada dua jenis populasi yaitu : Populasi Terbatas / Finite dan
Populasi tak terbatas / infinite
b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi, atau sebagian anggota populasi yang diambil dengan
cara tertentu untuk dikenai pengukuran
c. Cara menghitung besar sampel dengan menggunakan rumus
Penelitian Cross-sectional, Case Control dan Khohor dan
Penelitian Eksperimental
c. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
d. Jenis-jenis teknik sampling antara lain Probability Sampling dan
Nonprobability Sampling

3.2 SARAN
Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti yang baik
harus dapat menentukan populasi setiap bagian yang cukup dengan
menentukan sampel penelitian agar mewakili sebuah populasi, melalui
rumus cara menghitung besar sampel yang akan diambil dalam suatu
populasi peneliti akan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian. Dengan teknik sampling
yang sesuai akan dapat menjadikan sebuah penelitian lebih efektif dan
efisien

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Swarjana,I Ketut. 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakrta : CV. Andi Offset


2. Saputra, Roni M.Si. 2016. Biostatistik Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Batam : Stikes Ibnu Sina Batam
3. Sugiyono, Prof. DR. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit
Alfabeta
4. Siswanto, Dr, S.AP, M.M, dkk. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan
Dan Kedokteran. Yogyakarta : Bursa Ilmu
5. Snedecor GW & Cochran WG. 1967. Menghitung Besar Sampel
Penelitian Kesehatan Masyarakat. Makalah disajikan dalam Pengajaran
Kuliah Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNDIP Semarang
6. Lemeshowb dkk. 1997. Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan
Masyarakat. Makalah disajikan dalam Pengajaran Kuliah Gizi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, UNDIP Semarang
7. Supranto J. 2000. Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan
Masyarakat. Makalah disajikan dalam Pengajaran Kuliah Gizi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, UNDIP Semarang

12

Anda mungkin juga menyukai