Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ERUPSI AKNEIFORMIS
Disusun oleh:
Ihsanul Irfan
FAA 112 016


Pembimbing:
Dr. Sulistyaningsih, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF KULIT DAN KELAMIN


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
PENDAHULUAN
Kulit Sering terkena dampak
obat
Erupsi akneiformis kelainan
kulit yang menyerupai akne
berupa reaksi peradangan
folikular dengan manifestasi klinis
papulopustular
Penyebab Idopatik, namun
sering karena induksi obat
KASUS
Identitas
Nama : Tn. N
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Statur Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr. Murjani
Tanggal Pemeriksaan : 27/2/2017
Anamnesis
Keluhan Utama: Muncul bintil-bintil kecil
seperti jerawat di badan
Jerawat:
Muncul di dada, punggung, lengan atas
Memberat 2 hari yg lalu
Muncul sebesar jarum pentul dan
berwarna kemerahan
Awalnya di lengan, menyebar ke dada,
punggung, dan kaki
Pecah mengeluarkan nanah
Gatal
Berobat ke praktik dokter tidak
ada perbaikan
Os memakai krim wajah
Keluhan lain (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (-)
DM (-)
Penyakit ginjal (-)
Asma (-)
Alergi terhadap makanan (+) yakni telur ayam
ras dan ayam ras

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit seperti ini sebelumnya.
Namun orang tua pasien memiliki alergi terhadap
cuaca dingin. Saat cuaca dingin akan timbul
biduran yang terasa gatal.
Penyakit lain (-)
Riwayat Pengobatan
Status Generalis
Keadaan Umum :Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
Tekanan darah :120/70 mmHg
Denyut nadi : 76 kali / menit, isi
cukup, kuat angkat, reguler
Frekuensi pernapasan: 20 kali / menit,
tipe abdominal-thorakal
Suhu : 36,50C
Kepala : mesocephal, rambut hitam,
distribusi merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), injeksi siliar (-), conjunctival bleeding (-)
Hidung : discharge (-/-), tidak ada deviasi
septum, nafas cuping hidung (-)
Mulut : bibir sianosis (-), lidah tidak kotor
Telinga : daun telinga simetris, serumen (+/
+), discharge (-/-)
Leher : tidak ada pembesaran limfonodi
Kulit: sianosis (-), turgor cukup
Thorax dan paru : simetris, perkusi dan
palpasi tidak dilakukan, auskultasi suara
dasar vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung : inspeksi dalam batas normal,
perkusi dan palpasi tidak dilakukan,
Auskultasi S1-S2 tunggal, murmur (-/-),
gallop (-/-)
Abdomen : Datar, Perkusi tidak
dilakukan, palpasi nyeri tekan
epigastrium (-), auskultasi bising usus
(+)
Ginjal : tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologis
Tanggal Regio Thorax anterior Regio Thorax Posterior Regio Brachium
Pemeriksaan Sinistra

27/02/2016

05/03/2016
Diagnosis Banding
1. Erupsi akneiform : Drug Induced Acne
2. Folikulitis
3. Akne Vulgaris

Usulan Pemeriksaan Penunjang


Pewarnaan gram

Diagnosis Kerja
Erupsi akneiform: Drug Induced Acne
Tatalaksana
Medikamentosa
Antibiotik oral : Clindamycin HCL 300 mg 2x1
Antibiotik topikal : Tretinoin 0,025% dan
Clindamycin 1,2% (Mediklin-TR)

Non medikamentosa
Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
Mencegah garukan pada daerah yang gatal
Hindari stress psikologis
Istirahat yang cukup
Menjaga kebersihan kulit
Berhenti mengkonsumsi obat dan memakain
kosmetik yang memicu penyakit
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungtionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
BAB III
Tinjauan Pustaka
Erupsi
Akneiform
is

Reaksi
Peradangan
Folikuler

Klinis
papulopustular
Kortikosteroid Tetrasiklin
ACTH Litium
INH Pil kontrasepsi
Yodida dan Kina
Etiolo
bromida Rifampisin
gi
Vitamin B2, B6
Tiourea
danB12
Aktinomisin D
Fenobarbital
Difenil hidantoin
Kortikosteroid
topikal
Trimetadion
Kosmetik
Gejala Klinis
Terjadipada remaja-dewasa
Papul dan pustul, monomorfik
atau oligomorfik, pada mulanya
tanpa komedo
Dapat disertai:
Demam, malaise, dan umumnya tidak
terasa gatal.
Akne
Venenat
a

Diagnosi
Folikuliti Akne
s s Vulgaris
Banding

Dermatit
is akibat
obat
Pengobatan
Prinsip:
Menghentikan bertambahnya
erupsi dan secara perlahan akan
menghilangkan erupsi yang ada
Pengobatan Topikal:
Bahan iritan
Sulfur (4-8%)
Resorsinol (1-5%)
Asam salisilat (2-5%)
Peroksida benzoil (2,5-10%)
Asam azeleat (15-20%)
Asam alfa hidroksi (AHA)
Antibiotik topikal
Oksi tetraskilin (1%)
eritromisin (1%)
klindamisin fosfat (1%)

Antibakteri sistemik
Tetrasiklin 250 mg-1g/hari
Doksisiklin 50 mg/hari
Eritromisin 4 x 250 mg/hari
Azitromisin 250 mg-500 mg
seminggu 3x
Klindamicin 300 mg/hari
Dapson 50-100 mg/hari
Prognosis
Penyakit yang dapat sembuh,
apabila penyebab induksi obat
bisa dihentikan.
PEMBAHASAN
Pasien Teori
Akne muncul diseluruh
Akne: bagian tubuh yang
Muncul di mempunyai folikel
punggung, lengan pilosebasea
Etiologi: Kortikosteroid,
atas, dan kaki ACTH, INH, yodida dan
Memberat sejak 2 bromida, vitamin B2, B6 dan
hari yang lalu B12, phenobarbital, difenil
hidantoin, trimetadion,
Menggunakan tetrasiklin, litium, pil
kosmetik kontrasepsi, kina,
Menggunakan rifampisin, tiourea,
aktinomisin D,
kortikosteroid kortikosteroid topikal,
topikal kosmetik
Pasien Teori:
Regio thorax Manifestasi
anterior dan klinis erupsi
posterior, serta adalah papul
regio brachium dan pustul,
dextra muncul monomorfik
papul dan pustul
atau
dengan dasar
oligomorfik,
eritematosa
berjumlah
pada mulanya
multipel tanpa komedo.
Pasien Teori
Antibiotik oral Bahan iritan
Clindamycin HCL 300
mg 2x1
Antibiotik
topikal
Antibiotik topikal Antibiotik oral
Tretinoin 0,025% dan
Bedah kulit
Clindamycin 1,2%
(Mediklin-TR) Terapi sinar
Prognosis pasien
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungtionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
KESIMPULAN
Seorang laki-laki berusia 16 tahun dari
anamnesis, dan pemeriksaan fisik diketahui
menderita penyakit erupsi akneiformis. Dari
anamnesis didapatkannya jerawat di bagian
dada, lengan, serta penggunaan kortikosteroid
dan kosmetik. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan adanya papul dan pustul dengan
dasar eritema.

Tatalaksana yang diberikan sudah tepat untuk


mengurangi penyakit yang diderita, dan
prognosis pada pasien baik jika menghindari
pencetus penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Siregar. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit: Akne
Vulgaris, Akantosis Nigrikans, Akne Rosasea. Edisi 2.
Jakarta: EGC. 2005. Halaman 178
Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Akne,
erupsi, akneiformis, rosasea rinofima. Edisi Keenam.
Jakarta: FKUI. 2013. Halaman 253
Brown R., Burns T. Lecture Notes Dermatologi: Akne,
Erupsi Akneiformis dan Rosasea. Edisi 8. Jakarta: EMS.
2005. Halaman 55
Goldsmith L. Fitzpatrick Dermatology in Medicine: Acne
Vulgaris and Acneiform Eruptions. Edisi 8. 2012. E-book
Halaman 897
Siswandono. Kimia Medisinal: Hubungan Struktur-
Aktivitas Antibiotika. Surabaya: Airlangga University
Press. 2000. Halaman 160

Anda mungkin juga menyukai