Anda di halaman 1dari 35

PRESENTASI KASUS

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN



ACNE VULGARIS

Pembimbing:
dr Sri adilla nuraini Sp KK
dr DN priviasari Sp KK

Disusun oleh:
Anni sufiya amalina
SMF ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
BAB I
Pendahuluan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan
adanya komedo, papul, pustul dan kista.
Etiologi
-Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang pasti
belum diketahui secara jelas, namun terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin, faktor makanan, keaktifan dari
kelenjar sebasea, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium
aknes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.3
Patofisiologi

peningkatan produksi sebum oleh glandula sebacea Trigliserida dipecah


menjadi asam lemak bebas oleh P.aknes Asam lemak bebas ini kemudian
menyebabkan kolonisasi P.aknes inflamasi dan komedogenik
Keratinisasi folikelEpitel folikel rambut paling atas hiperkeratosis dengan
meningkatnya kohesi dari keratinosit pembentukan plug pada ostium
follicularkonsentrasi keratin, sebum, dan bakteri terakumulasi di dalam
folikel pelebaran folikel rambut bagian atas mikrokomedo
Bakteri
P acnes menstimulasi regulasi sitokin dengan berikatan dengan Toll-like
receptor 2 pada monosit dan sel polimorfonuklear yang mengelilingi folikel
sebacea sitokin proinflamasi
Usia Keratinissi
Patogenesis
Ras
Cuaca
abnormal

familial

Asam Sumbata
Kelenjr
Hormonal lemak Kental n
palit TG LIPASE
stres bebas komedo

Papul
pustul
Flora >> kemotaktik Nodul
kista

Jar.
Respon Parut
hospes hiperpig
mentasi
Gejala Klinis

Polimorf : komedo, papul, pustul, dan nodul. Komedo merupakan lesi primer
dari akne
Papul dan pustul biasanya berukuran 1-5 mm dan disebabkan oleh inflamasi,
oleh sebab itu pasti terdapat eritema dan edema.
Pada pasien dengan kulit yang lebih terang, lesi biasanya pecah dengan makula
kemerahan sampai keunguan yang memiliki umur yang lebih pendek. Pada
pasien dengan warna kulit yang lebih gelap, makula hiperpigmentasi akan
terlihat dan bertahan sampai beberapa bulan
Predileksi akne umunya pada wajah, leher, badan bagian atas, dan lengan
atas. Pada wajah hal tersebut paling sering terjadi pada pipi, dan sebagian
kecil pada hidung, dahi, dan dagu
Dapat disertai rasa gatal
Klasifikasi

Berat ringannya
Akne ringan ( Mild akne )
Akne sedang (Moderate akne )
Akne sedang berat (Moderately severe akne )
Akne sangat berat (Very severe akne
FDA
( plewid dan kligman)

Acne komedonal Acne papulopustular

Tingkat 1 : <10 komedo Tingkat 1 : <10 papulopustula


Tingkat II : 10-25 komedo Tingkat II : 10-20 papulopustula
Tingkat III : 25-50 komedo Tingkat III : 20-30 papulopustula
Tingkat IV : > 50 komedo Tingkat IV : > 30papulopustula
Diagnosis

Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis, dan tes


laboratorium.
Diagnosis Banding

Erupsi akneiformis
Rosasea
Dermatitis perioral
Penatalaksanaan

Terapi Sistemik
Antibiotik oral
Antibiotik oral diindikasikan untuk pasien dengan akne yang mansih meradang.
Antibiotik yang diberikan adalah Tetrasiklin (tetrasiklin, doksisiklin,minosiklin)
eritromisin, kotrimoksasole, dan klindamisin.
Terapi topical
Retinoid topical.
Tretinoin
Isotretinoin
Adapalene
Tazarotene
Antibiotik Topikal
klindamisin dan eritromisin 1%
- Penggunaan eritromisin kombinasi dengan benzoil peroksida lebih direkomendasikan
Asam Salisilat
Non medicamentosa :
- mengindari factor pencetus (diet coklat, susu, dan makanan berlemak)
BAB III
Identitas Pasien
Nama : An . N
Jenis Kelamin : laki laki
Umur : 14 tahun
Pekerjaan : pelajar
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Bangsa/Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : mastrip, sepanjang
Tanggal Pemeriksaan : 25 april 2017
Anamnesis

Keluhan Utama:
Bintil kemerahan pada wajah
RPS :
Pasien mengeluh bintil kemerahan pada wajah sejak 3 bulan ini. Bintil
kemerahan disertai gatal. Gatal terutama siang hari. Awalnya pasien
mengeluh komedonya banyak kemudian dikeluarkan dengan cara
memencetnya. Setelah itu muncul benjolan berisi cairan bening pada wajah
dan 2 bulan ini berisi nanah. Pasien juga menggaruk wajah dengan tangan
karena gatal. Sekarang wajah dirasakan nyeri. Pasien sudah menggunakan
capsida dan obat minum tetapi keluhan belum membaik.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat menderita penyakit ini sebelumnya disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang serupa
Keadaan Umum: tampak baik
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : Tidak Dilakukan
Status Generalisata

Kepala : normocephali
Mata : anemis (-) sklera ikterik (-)
Hidung : NCH (-) sekret (-/-)
Telinga : Nyeri tekan tragus (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : Inspeksi : Simetris, retraksi IC (-), spider nervi (-)
Palpasi: Stem fremitus (-), iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung paru normal, sonor
Auskultasi : visuklar, si+s2 (+), murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Inspeksi : Datar dan Lemas
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien sukar diraba
Perkusi: Timpani
Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas :hangat , kering, merah
Status Dermatologis:
Lokasi: Regio fasialis
Karakteristik: komedo + , multiple papula eritematous + pustula
Jumlah: komedo 30-40, papul 20-30, pustule 10-20
Ukuran: 1 -2 mm( papul ), 5 mm ( pustule )
Keyword

Perempuan, 37 tahun
Bintil kemerahan pada wajah
Gatal +
Nyeri
Komedo 30-40
Papula 20-30
Pustula 5-10
Assessment

Acne vulgaris tipe papulo pustular grade II


Planning diagnosis

Pem. Ekskohleasi sebum


Mikrobiologis
Histopatologi
Planning Terapi

Hindari factor pencetus


Doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari
Clindamycin 1% dioleskan 1 kali sehari
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini telah datang pasien berinisial An N, 14 tahun ke Poliklinik
IKKK RS siti khodijah sepanjang tanggal 20 april 2017 dengan keluhan muncul
bintil kemerahan pada wajah sejak 3 bulan ini. Bintil kemerahan disertai
gatal. Gatal terutama siang hari. Awalnya pasien mengeluh komedonya
banyak kemudian dikeluarkan dengan cara memencetnya.
Hal ini sesuai dengan literature bahwa akne vulgaris adalah peradangan kronik
folikel pilosebasea dan Akne umumnya muncul pada saat pubertas dan
seringkali merupakan tanda awal dari produksi hormon seks yang meningkat.
Komedo merupakan lesi primer.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik dan status generalis
baik. Sementara dari status dermatologi didapatkan komedo, makula
eritematosa, multiple papula eritematous uk 1-2 mm dan pustula dengan
ukuran bervarariasi et regio fasialis.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa acne vulgaris terdiri dari papul dan
pustul biasanya berukuran 1-5 mm dan disebabkan oleh inflamasi, oleh sebab
itu pasti terdapat eritema dan edema
Lokalisasinya di regio wajah. Hal ini sesuai dengan kepustakan yang
menyatakan bahwa tempat predileksi akne vulgaris adalah wajah, bahu,
leher, dada, punggung dan lengan atas bagian luar.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosis pada kasus ini
adalah akne vulgaris dengan DD erupsi akneiformis, akne venenata, dermatitis
perioral dan rosasea
Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang apapun.
Untuk memastikan diagnose maka pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
pemeriksaan ekskholeasi sebum, pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi
Penatalaksanan pada pasien ini ada secara umum dan secara khusus. Penatalaksanaan
secara umum adalah menjaga kebersihan kulit wajah. Dan menghindari makan kacang-
kacangan, gorengan dan makanan berlemak lainya, hindari memencet-memencet lesi.
Penatalaksanaan secara khusus adalah terapi secara topikal berupa dioleskan 1 kali
pada malam hari, klindamasin 1% cream dioleskan pada malam hari dan obat sistemik
Doksisiklin 2 x 100 mg ( setelah makan) selama 7 hari. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyatakan bahwa pengobatan akne vulgaris secara umum adalah
diet rendah lemak dan karbohidrat, serta melakukan perawatan kulit wajah dari
kotoran dan jasad renik. Pengobatan khusus terdiri dari topikal dan sistemik. Secara
topikal berupa bahan iritan yang dapat mengelupaskan kulit misalnya vitmain A 0.025-
0.1% yang biasanya yang biasanya diberikan pada lesi akne. Antibiotik topikal seperti
tetrasiklin 1% dan klindamisin fosfat 1% yang biasanya diberikan pada tipe
pepulopustular. Pengobatan sistemik dapat diberikan antibiotik sistemik seperti
tetrasiklin dan doksisiklin.
Prognosis pada pasien ini adalah baik, hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa umumnya prognosis penyakit ini baik . Akne vulgaris
umumnya sembuh sebelum mencapai 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris
yang mentetap sampi tua atau mencapai gradasi sangat berat.
BAB V
KESIMPULAN
An N, 14 tahun dating dengan keluhan muncul bintil kemerahan pada wajah
sejak 3 bulan ini. Bintil kemerahan disertai gatal. Gatal terutama siang hari.
Awalnya pasien mengeluh komedonya banyak kemudian dikeluarkan dengan
cara memencetnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik dan status generalis
baik. Sementara dari status dermatologi didapatkan komedo, makula
eritematosa, multiple papula eritematous uk 1-2 mm dan pustula dengan
ukuran bervarariasi et regio fasialis.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosis pada kasus ini
adalah akne vulgaris dengan DD erupsi akneiformis, akne venenata, dermatitis
perioral dan rosasea. Dan berdasarkan status dermatologis tipe akne vulgaris
pada kasus ini adalah tipe papulopustular
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai
dengan adanya komedo, papul, pustul dan kista. Predileksi akne vulgaris pada
daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada dan punggung. 1
Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronik dari folikel pilosebacea
yang memiliki karakteristik komedo, papul, pustul, dan nodul. Komedo
merupakan lesi primer dari akne
Terapi acne : medicamentosa dan non medicamentosa
Pada umumnya prognosis dari akne ini baik, pengobatan sebaiknya dimulai
pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari sekuele
yang bersifat permanen.2 Pada kebanyakan kasus, akne biasanya sembh secara
spontan ketika melewati usia remaja dan memasuki usia 20an.
DAFTAR PUSTAKA

1. Boxton PK. ABC of Dermatology 4th ed. London:BMJ Group;2003. p:47-9.


2. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne Vulgaris and Acneiform
Eruptions. In: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, eds.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2007. p:
690-703.
3. Hunter John, Savin John, Dahl Mark. Clinical Dermatology 3 rd ed. Massachusetts:
Blackwell Science,Inc.;2002. p:148-156.
4. Anonim. Acne Vulgaris. Cited on 02 June 2011. Available from:
http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/basics/classification.html
5. Dreno B, Poli F. Epidemiology of Acne. Dermatology, Acne Symposium at the World
Congres of Dermatology Paris July 2002. p:7-9. 2003
6. Webster, Guy. Overview of the Patogenesis of Acne. In: Webster GF, Rawlings AV, eds.
Acne and its Therapy. London:Informa Healthcare;2007. p:1-5
7. James WD, Berger TG, Elston DM. Acne. In : James W, Berger T, Elston DM, eds. Andrews disease
of the skin Clinical Dermatology 10th ed. Canada : El Sevier; 2000. p: 231-44.
8. Batra, Sonia. Acne. In: Ardnt KA, Hs JT, eds. Manual of Dermatology Therapeutics 7th ed.
Massachusetts:Lippincot Williams and Wilkins; 2007. P:4-18
9. Sheen, Barbara. Diseases and Disorders Acne. Framington Hills: Lucent Books;2005. p:10-20.
10. Schalock PC. Rosaceae and perioral (periorificial) dermatitis. In: Manual of Dermatology
Therapeutics 7th ed. Massachusetts:Lippincot Williams and Wilkins; 2007. P:175-180
11. Boothroyd, Steve. Topical therapy and formulation priciples. In: Webster GF, Rawlings AV, eds.
Acne and its Therapy. London:Informa Healthcare;2007. p:253-256
12. Gupta AK, Swan JE. Perioral dermatitis. In: Wiiliams H, Bigbi Mc, Diepgen T, Herxheimer H, Nalgi
L, Rzany B. Evidence-Based Dermatology. London:BMJ Books;2003. p:125-131.
13. Zouboulis, Christos C. Update and Future of Systemic Acne Treatment. Dermatology, Acne
Symposium at the World Congres of Drematology Paris July 2002. p:37-42. 2003

Anda mungkin juga menyukai