Anda di halaman 1dari 34

ACNE

VULGARIS

Kelompok 3:
Dahlia Octaviawati Ningsih
Dina Klaudia Hutabarat
Jonathan Yudhistira
Nadya Manulang
Yuliana Dwi Prasetyawati
Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar
menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan
kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Korneum
Epidermis Lusidum
Granulosum
Lapisan kulit
Spinosum
Dermis
Basal
Pars palipare

subcutan
Pars retilulare
Kelenjar sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang
bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar ini terletak
dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan
tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea
terutama terjadi selama pubertas di bawah control
hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan
bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan kulit.

Fungsi kulit :
- Proteksi
- Sekresi
- Absorpsi
Pengertian Acne Vulgaris
Acne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai
folikel pilossebasea (volikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan
didaerah muka, leher, serta badan di bagian atas.Acne ditandai dengan
komedo tertutup (whitehead), komedo terbuka (backhead), papula, pustula,
nodul dan kista (Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen, 2010).
Acne vulgaris atau disebut juga common acne adalah penyakit radang
menahun dari apparatus pilosesasea,lesi paling sering dijumpai pada wajah,
dada dan punggung. (Dorland, 2002)
Acne vulgaris merupakan kelainan folikel umum yang mengenai
pilosebasea(folkel rambut ) yang rentang dan paling sering ditemukan
didaerah muka, leher serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo
tertutup (whitehead) dan komedo terbuka (black head), papula, pistula, nodul
dan kista ( Brunner& Suddarth, 2001).
Jadi acne vulgaris adalah kelainan folikel umum yang
ditemukan pada muka,leher,badan bagiam atas yang ditandai
dengan komedo tertutup dan komedo terbuka.
Transitional Page
Etiologi

Genetik Hormon
Bakteri

Diet Psikis
Manifestasi klinis Akne Vulgaris

Lesi :
komedo terbuka
komedo tertutup
Papula
pustule
lesi nodulokistik
Pada daerah wajah, bahu, dada, punggung dan lengan
atas.
Rasa gatal
Klasifikasi
1. Menurut derajat

Acne ringan Komedo < 2, atau lesi


inflamasi<15, atau total
lesi <30
Acne sedang Komedo 100-200 atau lesi
inflamasi 15-50 atau total
lesi 30-125
Acne berat Kista > 5 atau komedo
>100,atau lesi inflamasi >
50 atau total
Klasifikasi oleh Plewig dan Kligman, yang mengelompokkan
acne vulgaris menjadi :
1) Acne komedonal
a. Grade 1 : Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah
c. Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah
2) Acne papulopustul
a. Grade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah
c. Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah
Klasifikasi ASEAN grading Lehmann 2003 yang
mengelompokkan acne
menjadi tiga kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat sebagai
berikut:
Derajat Komedo Papul / pustul Nodul

Derajat Komedo Papul/pustul Nodul

Ringan <20 <15 Tidak ada

Sedang 20-100 15-50 <5

Berat >100 >50 >5


Blackhead

whitehead
Papula Pustula
Nodula Konglobata
Patofisiologi
Kelenjar sebasea berada dibawah kendali endokrin khususnya hormon-hormon androgen.
Dalam usia pubertas hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan
kelenjar tersebut membesar serta mensekresi suatu minyak alami yaitu sebum yang
merembes naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar dari permukaan kulit.
Stimulasi androgenik akan meningkatkan daya responsif kelenjar sebasea hingga akne
terjadi ketika duktus polisebasea tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan yang terbentuk
ini akan membentuk komedo.
Pada saat pubertas, jumlah P. acnes pada wajah dan pipi penderita acne meningkat
drastis, dan saat dewasa akan menunjukkan jumlah yang konstan. Penelitian tentang DNA
P.acnes yang dilakukan oleh Miura dkk., menemukan bahwa pada penderita acne berusia
10-14 tahun didapatkan jumlah P.acnes di hidung dan dahi yang lebih tinggi secara
signifikan daripada non acne.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama ini, diduga P. acnes berperan secara tidak
langsung dalam patogenesis acne dengan merangsang komedo dan menghasilkan
substansisubstansi yang menyebabkan terjadinya ruptur komedo, sehingga memulai
respon inflamasi.
PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN TOPIKAL
Bahan iritan yang dapat mengelupas
Antibiotika topical yang dapat mengurangi mikroba dalam folikel yang
berperan dalam etiopatogenesis akne vulgaris
Anti peradangan topical
PENGOBATAN SISTEMIK
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad
renik disamping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebun dan
keseimbangan hormonal.
BEDAH KULIT
Bedah skapel
Bedah listrik
Bedah kimia
Dermabrasi
Pengobatan Akne vulgaris untuk jaringan parut :
-dermabrasi, eksisi jaringan parut
-hipertropik atau atropik, laser CO2,
-chemical peeling dengan asam triklor
-asetat
pengobatan topikal untuk akne komedonal :
-sulfur, asam salisilat, resorsinol (akne krim/lotion)
-asam retinoat/ tretinoin 0,025% - 0,1% (hanya
untukmalam hari)
-asam azeleat 15-20%, dan - AHA : glycolic acid 3-8%
Penatalaksanaan keperawatan :
Melakukan pembersihan muka
sedikitnya 3 kali sehari
Memberikan edukasi pada klien untuk
memilih kosmetika yang bersifat non
komedogenikatau oil free
Menganjurkan diet seimbang
TES DIAGNOSTIK

Kultur lesi kulit untuk me-rule out


gram-negative folliculitis
Mengukur kadar hormon terurama LH
dan FSH
Pencegahan
1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid dengan cara diet rendah
lemak dan karbohidrat.
2. Melakukan perawatan kulit
3. Menghindari terjadinya faktor pemicu
4. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh,
hindari stress
5. Penggunaan kosmetik secukupnya
6. Menjauhi terpacunya kelenjar minyak
7. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi.
8. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyakit. Hal
ini penting agar penderita tidak underestimate atau overestimate
terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang akan membuat
putus asa atau kecewa.
Komplikasi

Pembentukan jaringan
parut pada kulit Depigmentasi
secara permanen
Prognosis
Umumnya prognosis penyakit baik.
Jarang terjadi Acne vulgaris yang
menetap sampai tua atau mencapai
gradasi sangat berat hingga perlu
dirawat inap dirumah sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN
ACNE VULGARIS
PENGKAJIAN
Identitas klien
Status kesehatan
Status kesehatan saat ini
Status kesehatan masa lalu
Penyakit keluarga
Pemeriksaan fisik
-Keadaan umum
-Kesadaran
-Tanda-tanda vital
Inspeksi : Lihat kondisi kulit,
Kaji ukuran dan karakteristik benjolan,
kaji adanya tanda-tanda infeksi bakteri ( seperti
pembentukan pus),
Kaji adanya komedo, papula, pustula, dan nodul.
Kaji adanya lesi
Palpasi : meregangkan kulit dengan hati-hati dan
kemudian mengkaji lesi yang ada.
Pemeriksaan labolatorium
Diagnose keperawatan

Keruskan integritas kulit berhubungan dengan adanya faktor


mekanik.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit ( Acne
Vulgaris) ditandai dengan mengungkapkan malu terhadap
keadaannya.
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tubuh tidak
adekuat.
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan perilaku klien saat
menjelaskan pengalaman masalah sebelumnya (Acne vulgaris).
INTERVENSI KEPERAWATAN
EVALUASI
Subyektif : Respon klien
Objektif : Data objektif yang dapat
diamati.
Assessment : Masalah teratasi atau tidak
Planing : melanjutkan intervensi jika
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai