Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat

Vol.18 No.I 2018


e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


PADA PENYAPU JALAN DI SEPANJANG JALAN VETERAN KOTA MAKASSAR
Factors That Influence The Use Of Self Protective Equipment (Ppe) In Road Seeds In Jalan Veteran,
City Of Makassar
Sulasmi1 dan Ibrahim2
1,2
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
laksmi.kesling@gmail.com

ABSTRACT

Occupational accident and occupational diseases that occur in road sweepers are (92.85%), enough (7.15%), well-
categorized (96.42%), sufficient (3.85 very high risk of incomplete street sweepers using personal protective equipment PPE,
this is caused by several factors.This study aims to obtain a description of the factors that influence the use of PPE on street
sweepers along Jl.Veteran city of Makassar. The type of research used in this study is a deductive survey, with a total
sample of 28 people.The results of the study showed that from 28 well-categorized knowledge %), well categorized , 28%),
enough (85,72%), good categorized complaint (25%), enough (50%), less (50%), mask cleaners (42,85%), gloves , 85%),
helmet / cap (96.42%), shoes (28.57%).It can be concluded that the knowledge and attitude of the street sweeper is
categorized well, but the action is less in using PPE while working, therefore it is recommended to be held periodically
counseling.

Keywords: Self Protector Equipment , Sweepsters, Roads

ABSTRAK

Masalah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi pada petugas penyapu jalan sangat tinggi risiko
terjadi pada penyapu jalan yang tidak lengkap memakai alat pelindung diri APD, ini disebabkan disebabkan oleh beberapa
faktor. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan APD
pada penyapu jalan di sepanjang Jl.Veteran kota Makassar. Jenis penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah
survai yang bersifat deduktif, dengan total sampel sebanyak 28 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 pengetahuan
yang dikategorikan baik (92,85%), cukup (7,15%), sikap yang dikategorikan baik (96,42%), cukup (3,85%), tindakan yang
dikategorikan baik(14,28%), cukup (85,72%), keluhan yang dikategorikan baik (25%), cukup (50%),kurang (50%),petugas
kebersihan yang menggunakan masker (42,85%), sarung tangan (17,85%), helm/topi (96,42%), sepatu (28,57%). Dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap petugas penyapu jalan dikategorikan baik, tetapi tindakanya kurang dalam
menggunakan APD disaat bekerja, oleh karena itu disarankan untuk diadakan penyuluhan secara berkala.

Keyword: Alat Pelindung Diri (APD), Penyapu Jalan, JalanRaya

PENDAHULUAN penyakit akibat kerja.


Penyapu jalan memiliki pengaruh yang Salah satu penyakit yang termasuk
besar dalam pencapaian dan terciptanya penyakit akibat kerja adalah penyakit kulit
kebersihan jalan kota dengan adanya seperti melasma. Melasma atau flek pada
perkembangan pembangunan yang pesat, arus wajah biasa terjadi karena meningkatnya
mobilitas penduduk yang tinggi sehingga pigmentasi pada bagian yang sering terpapar
banyak pembangunan jalan raya. Pekerjaan ini sinar matahari khususnya pada wajah, dan
dimulai dari pagi hari sampai dengan siang berbentuk bercak gelap pada kulit. Berkaitan
hari. Pada saat pukul 04:00 pagi sampai dengan penyakit melasma, cenderung
dengan pukul 07:00 pagi penyapu jalan disebabkan oleh faktor fisik berupa paparan
melakukan pekerjaan. sinar matahari. Sinar matahari diketahui
Aktivitas yang dikerjakan dengan sebagai pencetus utama timbulnya melasma
berkurangnya cahaya atau gelap menjadi sehingga sering terjadi pada petugas penyapu
kesulitan bagi penyapu jalan. Selain itu jalan yang terpapar langsung oleh sinar
terkadang di pagi hari banyak kendaraan mobil matahari.Berdasarkan data dari Dinas
dan motor yang melaju dengan kecepatan Kebersihan kecamatan Makassar pada tahun
tinggi dikarenakan kondisi jalan yang sepi. Jika 2016 jumlah penyapu jalan adalah sebanyak
dilihat beban tugas yang dilaksanakan oleh 28 orang. Tidak jarang dari mereka terkena
penyapu jalan baik dari waktu dan luas wilayah penyakit ispa yang disebabkan oleh asap
kerja, hal ini merupakan tugas yang berat dan kendaraan, dan kurangnya perhatian untuk
mempunyai resiko yang tinggi terjadinya menggunakan APD yang baik. Berdasarkan
59
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol.18 No.I 2018
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

faktor penyebab kecelakaan kerja pada kemudian dibahas dengan teori-teori


petugas penyapu jalan yaitu kelalaian petugas, pendukung.
dan pengetahuan yang kurang penyapu jalan HASIL
dalam penggunaan alat pelindung diri yang 1. Identitas Responden
tidak baik. Tabel 1
METODE Distribusi Petugas Penyapu Jalan
Perilaku petugas penyapu jalan raya Raya Berdasarkan Identitas
dalam penggunaan alat pelidung diri dilihat dari No Identitas Jumla Pesenta
pengetahuan, sikap, tindakan, dan keluhan . Responden h (N) se (%)
petugas penyapu jalan raya. Jika petugas 1 Masa Kerja
penyapu jalan raya menggunakan alat 1 -5 21 75
pelindung diri pada saat bekerja maka tidak 6-10 7 25
beresiko mengalami kecelakaan kerja, tetapi Jumlah 28 100
jika petugas penyapu jalan raya tidak 2 Jenis Kelamin
menggunaan alat pelindung diri akan berisiko Laki – Laki 21 75
mengalami kecelakaan kerja. Perempuan 7 25
Dilakukan di Jalan Veteran kota Jumlah 28 100
Makassar. Kota Makassar mempunyai posisi 3 Pendidikan
yang strategis karena berada di persimpangan SD 17 60,71
jalur lalu lintas dari arah Selatan dan Utara SMP 7 25
dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah SMA/SMK 4 14,29
kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Jumlah 28 100
Indonesia dan dari wilayah Utara ke wilayah 4 Umur
Selatan Indonesia. Kota Makassar berada di 20 – 30 3 10,72
kordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat 31 – 40 16 57,14
Lintang Selatan dengan ketinggian bervariasi 41 – 50 9 32,14
antara 1-25 meter dari permukaan laut, Jumlah 28 100
merupakan daerah pantai yang datar dengan
kemiringan 0-5 derajat ke arah Barat diapit dua 2. Pengetahuan Petugas Penyapu Jalan raya
muara sungai yakni sungai Tallo yang
bermuara di bagian utara kota dan sungai Tabel 2
Jeneberangyang bermuara di bagian Selatan Distribusi Petugas Penyapu Jalan
kota. Luas kota Makassar seluruhnya berjumlah Raya Berdasarkan Pengetahuan
kurang lebih 175,77Km2 daratan dan termasuk Terhadap Penggunaan Alat
11 pulau diselat Makassar ditambah luas Pelindung Diri
wilayah perairan kurang lebih 100 Km2. N Pengetahua Jumlah Persentase(
Pengumpulan Data o n (N) %)
a) Data Primer 1 Baik 26 92,85
Data primer diperoleh melalui observasi 2 Cukup 2 7,15
lansung dan wawancara dengan 3 Kurang 0 0
menggunakan kuesiner pada penyapu jalan Jumlah 28 100
di sepanjang jalan Veteran Makassar.
3. Sikap Petugas Penyapu Jalan Raya
b) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil
Tabel3
pencatatan dan pelaporan atau dokumen
Distribusi Petugas Penyapu Jalan Raya
lain dari dinas kebrsihan kota Makassar.
Berdasarkan Sikap
Pengolahan dan analisis data
Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri
Data yang diperoleh melalui observasi
dan wawancara serta hasil pengukuran kadar No Sikap Jumlah Persentase(%)
debu, pencahayaan, suhu dan kelembaban,dan (N)
angka kuman udara yang kemudian disajikan 1 Baik 27 96,42
dalam bentuk tabel, dan analisa secara 2 Cukup 1 3,58
deskriptif berdasarkan data yang diperoleh 3 Kurang 0 0
Jumlah 28 100
60
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol.18 No.I 2018
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

4. Tindakan Petugas Penyapu Jalan Raya mengetahui pengertian alat pelindung diri,
Tabel 4 ciri-ciri alat pelindung diri, dan jenis-jenis alat
Distribusi Petugas Penyapu Jalan Raya pelindung diri.
Berdasarkan Tindakan Terhadap Meskipun dapat dikatakan
Penggunaan Alat Pelindung Diri pengetahuan dikategorikan baik 26 orang
No Tindakan Jumlah Persentase (92,85%), cukup sebanyak 2 orang (7,15%),
(N) (%) karena dipengaruhi oleh beberapa Faktor
1 Baik 4 14,28 yaitu karakteristik petugas, dan lingkungan
2 Cukup 24 85,72 kerja. Petugas penyapu jalan tidak
3 Kurang 0 0 memakai alat pelindung diri dengan alasan
Jumlah 28 100 merasa tidak nyaman, kemudian sebagian
dari petugas mengatakan merasa sesak
5. Keluhan Petugas Penyapu Jalan raya nafas ketika memakai masker, tidak bebas
Tabel 5 bergerak dan tidak nyaman saat memakai
Distribusi Petugas Penyapu Jalan Raya sepatu.
Berdasarkan Keluhan Hasil tentang pengetahuan ini
Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai dengan penelitian yang dilakukan
No Tindakan Jumlah Persentase oleh Lastria, dkk (2012) tentang gambaran
(N) (%) perilaku petugas penyapu jalan dalam
1 pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan
Baik 7 25
2 hasil 40 orang responden (50,6%)
Cukup 14 50
3 mempunyai pengetahuan yang tinggi
Kurang 7 25
Jumlah 28 100 tentang pemakaian APD.
Pengetahuan merupakan tahap
awal bagi sesorang berbuat sesuatu.
6. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Karena itu kalau dilihat manusia sebagai
Tabel 6 individu (petugas) maka diperlukan unsur-
Distribusi Petugas Penyapu Jalan Raya Berdasarkan unsur agar ia dapat berbuat sesuatu yaitu
Penggunaan Alat Pelindung Diri keyakinan/kepercayaan tentang manfaat
Jumlah Petugas penggunaan alat pelindung diri dan
Total
N Pengguna
Tidak Persenta
dorongan motivasi untuk berbuat yang
o an APD Memak
ai (N)
% Memak % se (%) dilandasi oleh kebutuhan atau kecelakaan
ai (N) yang dirasakan. Faktor lingkungan juga
42,8 53,5
1 Masker 13
5
15
7
100 memberikan pengaruh terhadap
Sarung 17,8 18,1
pengetahuan seseorang, lingkungan
2 5 23 100 mempengaruhi seseorang memperoleh
Tangan 5 4

96,4
pengalaman yang akan berpengaruh pada
3 Helm/Topi 27 1 3,57 100
2 cara berfikirnya. Seperti halnya dengan
4 Sepatu 8
28,5
20
71,4
100 pengetahuan yang merupakan hasil tahu
7 2
seseorang terhadap objek tertentu melalui
indera yang dimilikinya.
PEMBAHASAN 2) Sikap Petugas Penyapu Jalan Raya
1) Pengetahuan Petugas Penyapu Jalan Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
Raya Dalam Penggunaan Alat Pelindung Berdasarkan hasil yang telah diperoleh
Diri bahwa dari 28 petugas, untuk kategori
Berdasarkan hasil yang telah sikap, dikategorikan baik sebanyak 27
diperoleh bahwa petugas kebersihan di orang (96,42%), kategori cukup sebanyak 1
sepanjang Jl. Veteran kota Makassar orang (3,58% ). Adapun kategori sikap
sebanyak 28 orang, menunjukkan bahwa baikpada petugas penyapu jalan raya
tingkat pengetahuan petugas yang sebanyak 27 orang (96,42%). Meskipun
dikategorikan baik sebanyak 26 orang kategori sikap baik sebanyak 96,42 %
(92,85%) dan kategori cukup sebanyak 2 tentang Pengetahuan tentang penggunaan
orang (7,15%).Dari hasil observasi alat pelindung diri (APD) tapi tidak
wawancara langsung rata-rata petugas
61
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol.18 No.I 2018
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

mengetahui dampak yang ditimbulkan serta orang (85,72%). Perlu diketahui tindakan
penyakit akibat kerja yang dapat terjad. merupakan praktek atau aplikasi dari
Dimana penyakit kerja merupakan penyakit pengetahuan dan sikap pekerja terhadap
yang disebabkan oleh kerentanan terhadap suatu obyek yang dapat langsung dilihat
faktor lingkungan yang terkait dengan atau diamati. Namun, dalam pengamatan
pekerjaan. Hal ini meliputi penyakit akut dan yang dilakukan pada saat penelitian, dimana
kronis yang disebabkan oleh pernafasan, hanya ada 4 orang (14,28%) petugas yang
penyerapan, pencernaan, atau kontak memiliki tindakan yang baik sedangkan ada
langsung dengan alat-alat kerja yang dapat 24 orang (85,72%) petugas dengan tindakan
memicu adanya penyakit kerja akibat dalam bekerja yang tidak baik. Dari tindakan
kurangnya keselamatan kerja pekerja yang tidak baik dengan responden
Pada hakekatnya keselamatan kerja sebanyak 24 orang 85,72% dari 28
sebagai suatu pendekatan keilmuan responden dapat menimbulkan dampak
maupun sebagai suatu pendekatan praktis pada pekerja, seperti pada hasil wawancara
mempelajari faktor-faktor yang dapat bahwa kebanyakan petugas sapuh jalan
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan mengeluh tentang penyakit gatal-gatal dan
berupa pengembangan berbagai cara batuk. Sehingga tingkat pengetahuan dan
pendekatan untuk memperkecil resiko sikap dapat mempengaruhi tindakan
terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja. seseorang dalam bekerja. Menurut Soekidjo
Faktor pekerjaan memegang peranan Notoatmodjo, 2010 bahwa tindakan atau
dengan faktor risiko yang lain dalam perbuatan adalah perwujudan dari apa yang
berkembangnya penyakit akut dan kronis diketahui terhadap situasi atau rangsangan
pada pekerja, sehingga sikap pekerja dalam dari luar dan suatu sikap belum otomatis
penggunaan APD sangat penting pada terwujud dalam tindakan, untuk terwujudnya
keselamatan kerja. siap menjadi suatu perbuatan nyata
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperlukan faktor pendukung atau suatu
dilakukan oleh Ika Purnama Sari, dkk kondisi yang memungkinkan antara lain
(2012),tentang hubungan pengetahuan dan adalah fasilitas.
sikap petugas penyapu jalan dalam Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika
pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan Purnama Sari, dkk 2012 tentang hubungan
hasil sikap petugas penyapu jalan dalam pengetahuan dan sikap petugas penyapu
pemakaian APD 78 orang, yang telah diteliti jalan dalam pemakaian alat pelindung diri
dengan sikap responden rendah 44 orang dari 78 orang responden didapatkan data
(56,4%). Rendahnya Sikap responden bahwa sebagian besar pemakaian APD
disebabkan karena masih rendahnya tingkat petugas penyapu jalan adalah rendah
pengetahuan petugas penyapu jalan akan dengan jumlah 43 orang responden
pentingnya pemakaian alat pelindung diri (55,1%).
ketika bekerja. Maka diharapkan agar Tindakan responden dalam pemakaian
pemerintah memberikan penyuluhan kepada APD yang rendah dipengaruhi oleh sikap
petugas mengenai pentingnya penggunaan responden yang masih rendah berkaitan
APD saat bekerja serta pemerintah dengan tingkat pengetahuan responden
melakukan pengawasan terhadap dalam pemakaian alat pelindung diri.
penggunaan APD pada petugas, dan juga Petugas penyapu jalan tidak memakai alat
pemerintah membuat peraturan mewajibkan pelindung diri dengan alasan merasa tidak
setiap petugas menggunakan APD saat nyaman, kemudian sebagian dari petugas
bekerja. mengatakan merasa sesak nafas ketika
memakai masker, tidak bebas bergerak dan
3) Tindakan Petugas Penyapu Jalan Raya tidak nyaman saat memakai sepatu,
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri sehingga perlu diadakan pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh kesehatan secara berkala terhadap petugas
bahwa dari 28 petugas penyapu jalan, untuk penyapu jalan setelah bekerja serta
tindakan kategori baik sebanyak 4 orang pemeriksaan awal sebelum kerja untuk
(14,28%) dan kategori cukup sebanyak 24 mengetahui riwayat kesehatan petugas

62
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol.18 No.I 2018
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

penyapu jalan. bekerja maka dapat dicegah dengan


Menurut Suma’mur 2001 keselamatan mengurangi faktor bahaya dan
kerja merupakan rangkaian usaha untuk menggunakan alat pelindung diri (APD)
menciptakan suasana kerja yang aman dan seperti masker, sepatu boot dan helm yang
tentram bagi para karyawan yang bekerja di mengakibatkan terjadinya penyakit dan
perusahaan yang bersangkutan. kecelakaan kerja, dengan demikian agar
Perlindungan petugas sapu jalan penyebarannya dapat diisolasi dan dapat
melalui usaha-usaha teknis pengamatan menentukan langkah untuk mencegah
tempat, peralatan dan lingkungan kerja terjadinya kecelakaan kembali dan
adalah sangat perlu diutamakan namun mengurangi resiko dampak timbulnya
kadang –kadang keadaan bahaya masih gangguan kesehatan.
belum dapat dikendalikan akibat pekerja Selain karena faktor umur dan lama
sendiri yang tidak mengutamakan dalam kerja sehingga dari 28 responden terdapat
menggunakan alat pelindung diri (APD). 21 responden yang merasakan keluhan
Seperti yang diketahaui bahwa alat dalam bekerja seperto batuk-batuk dan
pelimdung dri (APD) berfungsi untuk gatal, hal ini juga disebabkan karena
mengisolasi atau melindungi tubuh atau kurangnya pengetahuan petugas penyapu
bagian tubuh dari bahaya serta memperkecil jalan raya terhadap pentingnya penggunaan
timbulnya kecelakaan di tempat kerja. APD dalam bekerja.
Berdasarkan hasil wawancara yang
4) Keluhan Petugas Penyapu Jalan Raya telah dilakukan bahwa petugas sapu jalan
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri sering mengeluhkan gangguan kesehatan
Berdasarkan hasil yang telah yang mereka alami seperti batuk dan gatal-
diperoleh bahwa dari 28 petugas penyapu gatal maka diharapkan perhatian
jalan, untuk keluhan kategori baik sebanyak pemerintah terhadap petugas dan juga
7 orang (25%) dan kategori cukup 14 orang diharapkan agar pemerintah mengadakan
(50%), dan kategori kurang 7 orang (25%). pemerikksan kesehatan secara berkala
Dari data tersebut diperoleh petugas terhadap petugas minimal 6 bulan
penyapu jalan yang tidak mengalami sekali,sehingga bisa meminimalisir masalah
keluhan dalam menggunakan APD hanya gangguan kesehatan yang dialami
sebanyak 7 orang (25%) sehingga olehpenyapu jalan. Kesehatan penyapu
penggunaan APD pada petugas masih jalan sangat berpengaruh terhadap
dikategorikan rendah. lingkungan kerjanya, penyapu jalan yang
Walaupun dari 28 petugas penyapu bebas dari masalah kesehatan akan
jalan masih ada 7 penyapu jalan yang tidak menciptakan pula hidup yang sehat.
mengalami keluhan namun keluhan ini
dapat dirasakan apabilah sudah lama dalam 5) Gambaran Petugas Penyapu Jalan Raya
melakukan pekerjaan karena pertambahan DalamPenggunaan Alat Pelindung Diri
usia dan lamanya kerja di tempat kerja Terhadap Penyakit Akibat Kerja
dapat menimbulkan dampak bagi pekerja, Hasil observasi dan wawancara
berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas penyapu jalan 28 orang
pada pesapu jalan bahwa pada pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang
sapu jalan di sepanjang jalan Veteran Kota lengkap. Umumnya alat pelindung diri yang
Makassar rata-rata berumur 20-60 tahun digunakan berupa masker, sarung tangan,
dengan lama kerja sekitar 5 - 6 tahun. helm/topi dan sepatu.Petugasyang tidak
Menurut Suma’mur, 1989 bahwa memakai alat pelindung diri yang lengkap
kewaspadaan terhadap kecelakaan kerja rata-rata mengalami keluhan gangguan
bertambah baik sejalan dengan kesehatan setelah bekerja sebagai petugas
pertambahan usia dan lamanya kerja di penyapu jalan, keluhan yang mereka
tempat kerja yang bersangkutan. rasakan sudah lebih dari 2 tahun atau
Untuk mengurangi dampak yang selama mereka bekerja, jenis keluhan yang
ditimbulkan dari pekerja sapu jalan seperti mereka alami seperti batuk dan gatal-gatal
gangguan kesehatan dan kecelakaan dalam kemungkinan besar disebabkan karena

63
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol.18 No.I 2018
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

petugas tidak memperhatikan penggunaan


APD yang lengkap sewaktu bekerja dan KESIMPULAN
tingkat risiko kecelakaan kerja maupun 1. Pengetahuan petugas penyapu jalan dari
penyakit akibat kerja kapan saja bisa terjadi. jumlah petugas 28 orang dikategorikan baik
Keluhan ini hanya dirasakan 26 orang (92,85%).
petugas penyapu jalan yang berumur 41 – 2. Alat pelindung diri (APD) yang digunakan
50 tahun. Kelompok umur ini merupakan yaitu, masker, sarung tangan, helm (topi),
kelompok umur produktif. Dimana biasanya dan sepatu.
pada usia ini masih kuat dan mampu bekerja 3. Keluhan petugas kebersihan yaitu, sakit /
keras. Namun mengingat petugas penyapu kaku pada leher, bahu, lengan, punggung,
jalan sebagian adalah wanita maka pinggang, siku, dan tangan.
pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang 4. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
sangat rentan terhadap berbagai penyakit berupa, masker sebanyak 13 orang
terutama yang disebabkan oleh paparan (42,85%), sarung tangan sebanyak 5 orang
polutan dari udara di jalan raya. (17,85%), helm (topi) sebanyak 27 orang
Paparan polutan gas buangan yang (96,42%), sepatu sebanyak 8 orang
dihasilkan dari kendaraan kemungkinan (28,57%).
besar dapat terpapar timbal (Pb) pada
petugas penyapu jalan raya akibat tidak SARAN
memakai alat pelindung diri pada saat 1. Diharapkan adanya motivasi atau dorongan
bekerja khususnya penggunaan masker dari Dinas Kesehatan Kota Makassar agar
karena risiko tingkat keterpaparan lebih menyediakan APD dan memberikan
cenderung terjadi petugas yang masa penyuluhan tentang penggunaan APD pada
kerjanya 20 – 30 tahun dengan jumlah 3 petugas penyapu jalan agar tingkat risiko
orang (10,72%) dan dipengaruhi oleh tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
perilaku penggunaan APD yang sangat dapat diseminimalkan.
rendah karena petugas tidak pernah 2. Petugas penyapu jalan ini sebaiknya
diberikan penyuluhan seblumnya dan tidak disiapkan alat pelindung diri berupa
adanya motivasi atau dorongan dari Dinas (masker, sarung tangan, helm/topi dan
Kesehatan tentang penggunaan APD yang sepatu) dan diberikan penyuluhan, motivasi
baik sehingga tinggi risiko kecelakaan kerja dan dorongan untuk memakai alat pelindung
dan rawan penyakit akibat kerja diri supaya petugas penyapu jalan tersebut
Masa kerja pekerja serta umur juga dapat mengetahui manfaat
pekerja merupakan 2 aspek yang dapat penggunaan APD yang sesuai dengan
berpengaruh dalam terjadinya gangguan tempat kerjanya dan mengetahui apa itu
kesehatan. Untuk aspek umur gangguan sebenarnya kecelakaan kerja dan penyakit
kesehatan dapat diderita petugas penyapu akibat kerja.
jalan pada tingkatan umur berapa saja. 3. Kepada petugas penyapu jalan disarankan
Umur tua tidak selamanya akan rentan untuk disiplin dalam menggunakan Alat
mengalami gangguan kesehatan akibat Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja.
adanya paparan debu/polutan, tetapi umur 4. Kepada penyapu jalan disarankan untuk
muda saja dapat rentan mengalami melakukan pemeriksaan kesehatan secara
gangguan kesehatan tergantung daya tahan berkala agar tidak menimbulkan gangguan
tubuh pekerja tersebut serta riwayat kesehatan.
penyakit yang pernah diderita.

DAFTAR PUSTAKA
Cecep Triwibowo, Mitha Erlsya Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Delfianda, 2012. Kuesioner Penelitian. Hubungan Perilaku Terhadap Panggunaan Alat Pelindung
Diri. http:respository.usu.ac/bistream/Appendix.pdf. adobe Reader (online). Diakses tanggal
20 Maret 2017
Fatmawati, 2012. Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Petugas Kebersihan Kecamatan Rappocini
64
Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Vol.18 No.I 2018
e-issn : 2622-6960, p-issn : 0854-624X

Kota Makassar. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5655-BABI.pdf.


(Online). Diakses tanggal 26 Maret 2017
Indra Cahaya S. 2015. Perilaku Tentang Pemakaian Alat Pelindung Diri Serta Keluhan Kesehatan
Petugas Penyapu jalan Di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.
http://id.123doc.org/document/29521-perilaku-tentang-pemakaian-alat-pelindung-diri-serta-
keluhan-kesehatan-petugas-penyapu-jalan-di-kecamatan-medan-amplas-kota-
medan.htm?page=5. (Online). Diakses tanggal 26 April 2017
Mona Siska Yani, 2008. Hubungan Faktor – Faktor Resiko Terhadap Penyakit Melasma Pada
Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di kota Medan Tahun 2008.
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-5655-BABI.pdf. (Online) : Diakses
pada tanggal 26 April 2017
Nurul Imran, 2014. Studi Perilaku Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Batu
Nisan di Desa Lempang Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Makassar: Program
Diploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Makassar. (KTI tidak
diterbitkan)
Republik Indonesia. 2012. Peraturan No. 5 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. http://www.sucofindo.co.id/download.padf.(Online). Diakses tanggal
20 April 2017
Zaenab, dkk. 2012. Sanitasi Industri dan Kesehatan Kerja. Makassar: Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar

65

Anda mungkin juga menyukai