ABSTRAK
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari 40 sampel responden mahasiswa TPB 22 Institut Teknologi
Sumatera disimpulkan bahwa: Jenis kendaraan yang lebih berpotensi menyebabkan kerusakan jalan adalah
kendaraan roda lebih dari 4 sebanyak 92,5% sedangkan roda 4 sebanyak 7,5% artinya jalan menjadi rusak
kebanyakan disebabkan oleh kendaraan dengan roda lebih dari 4. Mahasiswa TPB 22 banyak yang sudah
mengetahui aturan batas kecepatan yaitu sebanyak 90% dan yang belum mengetahuinya sebanyak 10%,
akan tetapi masih banyak mahasiswa yang pernah melewati batas kecepatan yaitu 77,5% serta yang sering
ada 10%. Mahasiswa TPB 22 yang merupakan pengendara aktif sebanyak 52,5% dan pasif sebanyak
47,5%. media lalu lintas jalan di depan kampus ITERA untuk keselamatan mobilisasi mahasiswa TPB
menunjukkan skala mayoritas ada di poin 5-6 sebanyak 22,5% dan poin 1 sebanyak 20% dan penerangan
lampu jalan sebelum diperbaiki saat malam hari di jalan Ryacudu ada pada skala poin 1 sebanyak 22,5%
serta poin 5 sebanyak 20%. keamanan media jalan di depan kampus ITERA yang sudah diperbaiki untuk
keselamatan mobilisasi mahasiswa TPB 22 mayoritas berada di skala poin 5 sebanyak 22,5% dan
keamanan media lampu untuk penerangan saat malam hari didepan kampus ITERA yang sudah diperbaiki
untuk keselamatan mahasiswa TPB ada di skala 5 juga sebanyak 27,5%.
Kata Kunci : Lalu lintas, mobilisasi, sarana dan prasarana, jalan ryacudu, mahasiswa TPB 22
PENDAHULUAN
Sarana dan prasarana mempunyai perbedaan, tetapi keduanya mempunyai keterkaitan yang penting sebagai
penunjang keberhasilan suatu proses yang akan dilakukan, (Ainiyah Qurrotul, 2019). Oleh karena itu, suatu
kegiatan yang akan dilakukan tidak akan terlaksana jika sarana dan prasarana tidak tersedia. Bentuk dari sarana
seperti mobil, motor, bus, sepeda dan lain-lain. Kemudian untuk contoh prasarana yaitu jalan raya, terminal,
jembatan dan lain-lain.
Pada saat ini, jalan di daerah perkotaan Indonesia belum seutuhnya menjadi wilayah publik karena belum
dikelola dan dikembangkan sesuai dengan sekitarnya, persoalan ini timbul karena konflik penggunaan jalan
menggunakan kendaraan menjadikan kurangnya keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan lainnya. Semakin
tinggi aktivitas tersebut, maka semakin banyak permasalahan yang akan muncul pada jalan tersebut. Beberapa
penataan koridor jalan yang telah dilakukan hanya mengakomodasi gagasan dari pemerintahan tanpa
memperhatikan kebutuhan maupun prefensi dari penggunaan koridor jalan tersebut. Sehingga koridor jalan
hanya ruang untuk berpindah bukan sebagai tempat untuk berinteraksi, berkegiatan dan bersosialisasi.
Ketersediaan sarana dan prasarana di setiap daerah belum cukup memadai karena masih jarangnya dilakukan
evaluasi sarana dan prasarana di setiap daerah. Sarana dan prasarana yang ditinjau yaitu jaringan jalan sebagai
mobilitas penduduk dan lampu pada jalan. Selain itu dengan adanya kawasan pendidikan di Kota Bandar
Lampung membuat pertumbuhan dan perubahan karakteristik disuatu wilayah meningkat pesat, dari segi
ekonomi, sosial, bahkan sampai lingkungannya. Menurut Revisi RTRW Kota Bandar Lampung 2009-2029,
Kawasan pendidikan tinggi terpadu di Kota Bandar Lampung yaitu Unila-ITERA-UIN Raden Intan II atau di
singkat (LARAIN) nantinya diprediksikan akan menampung student bodys sekitar 120.000 orang. Terkhususnya
di kawasan sekitaran kampus ITERA akan mengalami pertumbuhan yang begitu cepat sebab lebih kurang enam
tahun adanya Kampus ITERA sudah terlihat perubahan dikawasan tersebut yang mengarah dalam memenuhi
aktivitas kawasan Pendidikan.
Fasilitas pada Jalan Ryacudu kampus ITERA banyak sekali terjadi perdebatan karena banyak nya korban
yang terluka akibat jalan yang berlubang dan minim nya penerangan. Menurut pengamatan, sebagian besar jalan
tersebut berlubang dan bergelombang, hal ini disebabkan banyak kendaraan berat yang melalui jalan tersebut.
Jalan ini adalah salah satu rute yang mengarah ke tol, dan tidak sedikit menyebabkan banyaknya mahasiswa TPB
yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada Jalan Ryacudu kampus ITERA.
Kawasan Jalan Ryacudu adalah salah satu kawasan yang terkena dampak dari potensi kawasan strategi cepat
tumbuh (KSCT), sebagai pusat pertumbuhan baru dengan fungsi utama pendidikan tinggi yaitu kampus ITERA,
sehingga memicu munculnya aktivitas pendukung kawasan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
pertumbuhan di kawasan Jalan Ryacudu terus meningkat empat tahun belakangan ini tetapi prasarana lingkungan
untuk menunjang aktivitas masyarakat yang terus meningkat ini belum mendukung. Padahal aktivitas di ruang
terbuka publik yang sering terjadi ialah di sepanjang koridor jalan tetapi dengan kondisi Koridor Jalan Ryacudu
sekarang ini perlu dilakukan perencanaan yang sesuai agar pembangunan yang terjadi bisa menjadikan Jalan
Ryacudu sebagai ruang publik untuk berinteraksi, berkegiatan, dan besrosialisai agar image kawasan hidup.
Tujuan dari adanya penelitian kami yaitu untuk mengingatkan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas di
jalan Terusan Ryacudu, dapat diketahui bahwa jalan tersebut berlubang, bergelombang serta penerangan jalan
yang minim. Dengan ini maka perlu dilakukannya penelitian yaitu bagaimana tanggapan atau respon terkhusus
mahasiswa TPB mengenai kondisi prasarana yang ada?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk Mengidentifikasi sarana dan prasarana serta prospek pengembangan kawasan Koridor
Jalan Ryacudu. Serta mengingatkan kepada mahasiswa TPB Institut Teknologi Sumatera pentingnya
keselamatan dalam berlalu lintas di jalan raya tepatnya di Jalan Ryacudu kampus ITERA Dengan demikian kami
akan berfokus pada pokok pembahasan mengenai sarana dan prasarana pada jalan Terusan Ryacudu depan
kampus ITERA. Ada beberapa persoalan yang terjadi di koridor jalan Terusan Ryacudu, seperti minimnya
penerangan disekitar jalan Terusan Ryacudu pada malam hari, selain itu banyaknya jalan yang berlubang,
sehingga menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Manfaat yang
di harapkan dari penelitian ini yaitu agar mahasiswa TPB berhatihati dalam berlalu lintas pada jalan Terusan
Ryacudu karna adanya jalan yang berlubang dan penerangan lampu yang minim saat malam hari, dan
memberikan gambaran dalam perancangan kota, khususnya penyusunan perancangan pada koridor jalan,
sehingga dapat dijadikan acuan dalam study lain terkait rancangan koridor jalan, karna jalan Terusan Ryacudu
merupakan jalan lintas yang menuju tol.
METODE
A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini kami menggunakan metode kuantitatif.
Metode Kuantitatif yaitu cara untuk mendapatkan sesuatu menggunakan data angka untuk
menganalisis sesuatu. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel atau data dengan cara
memberikan kuisioner berupa gform yang berisi opsi penilaian terhadap sarana dan prasarana jalan
terusan ryacudu dan pendapat responden terhadap jalan terusan ryacudu, dibagikan dan disebarluaskan
melalui Whatshap Group juga pesan pribadi. Cara ini diharapkan mahasiswa TPB 22 akan
menyuarakan hal apa saja yang menjadi keluhan atas jalan raya yang berbahaya tersebut. Subjek
penelitian nya adalah mahasiswa TPB 22 Institut Teknologi Sumatera angkatan 2022.
1. Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa/i TPB 22 Institut Teknologi
Sumatera angkatan 2022 yang berjumlah 73 mahasiswa/i.
2. Sampel
Pada penelitian kali ini kami menggunakan rumus slovin untuk menentukan sampel. Diketahui
bahwa N merupakan jumlah populasi mahasiswa/i TPB 22 Institut Teknologi Sumatera yaitu 73
mahasiswa/i. Nilai e adalah taraf kesalahan yang dikehendaki, bernilai 20%. Kami menggunakan 0,2
karena jumlah sampel yang kami gunakan dalam jumlah kecil. n merupakan sampel yang akan dicari
tahu jumlahnya (Pratiwi, Saputra, & Wardani, 2018). Hasil perhitungan menggunakan rumus slovin
adalah :
n = N / ( 1 + N . e^2 )
n= 73 / (1 + 73 . (20%)^2)
n= 73 / (1 + 73 . 0,04)
n= 73 / 3,92
n= 18,6%
a b c
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden, mendapat data yang dapat
menjadi pembahasan dari Analisis Peran Sarana Dan Prasarana Lalu Lintas Terhadap Mobilisasi
Keselamatan Mahasiswa Tpb Institut Teknologi Sumatera. Dari deskripsi data hasil kuesioner, maka
selanjutnya akan direkapitulasi, berikut ini data yang diperoleh dari hasil kuesioner kepada 40
mahasiswa/i sebagai responden :
TABEL 1 IDENTITAS PADA MAHASISWA
Penelitian diambil dari data penggunaan kendaraan yang melewati jalan terusan Ryacudu. 40
mahasiswa tpb 22 ITERA telah mengisi kuisioner mengenaI kendaraan apa saja yang rata-rata lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan jalan depan itera. Dari 40 sample tersebut, diperoleh hasil
sebagai berikut :
Dari diagram lingkaran diatas, didapatkan 40 mahasiswa lebih banyak menganggap bahwa
kendaraan roda lebih dari 4 yang lebih berpotensi menyebabkan kerusakan jalan depan itera, yaitu
dengan rata-rata 92,5%. Menurut warga sekitar jalan tersebut telah banyak memakan korban
terutama pada pengendara berdoa dua. Dari fakta tersebut seharusnya pemerintah melakukan
pengecekan terhadap sarana dan prasarana pada jalan terusan Ryacudu tersebut dan menghimbau
pengendara roda dua agar lebih hati hati dalam berkendara.
Dari diagram diatas, didapatkan 40 Mahasiswa TPB 22 sudah mengetahui aturan batas kecepatan
berlalu lintas, yaitu sebanyak 90% data yang diperoleh. Aturan batas kecepatan berlalulintas sudah
menjadi dasar bagi para pengemudi baik beroda dua maupun beroda empat untuk menunjang
keselamatan diri dan orang lain.
Dari diagram diatas,didapatkan sebanyak 40 Mahasiswa TPB 22 dengan 12,5% tidak pernah
melewatibatas kecepatan berlalu lintas, akan tetapi pada data tersebut didapatkan bahwa Mahasiswa
TPB paling banyak pernah melewati batas kecepatan berlalu lintas. Hal ini merupakan contoh
kesadaran dari Mahasiswa TPB akan keselamatan dirinya dari media sarana maupun prasarana yang
ada dikampus ITERA.
Dari data diperoleh kisaran 1-4 dengan presentase tertinggi mulai dari 24,4%-14,6% menilai jalan
ITERA sangat buruk dan membahayakan keselamatan mahasiswa TPB. JalanRyacudu sangatlah
berlubang besar dan bergelombang hal itu yang sangat membahayakan kendaraan yang melintas
dengan kecepatan tinggi di jalan tersebut.
Salah satu penyebab terjadi nya kecelakaan pada jalan terusan Ryacudu adalah lampu jalan yang
sangat minim pada malam hari. Berdasarkan hasil 40 sampel kuisioner yang telah diberikan penilaian
dari 1-10 terhadap minim nya penerangan jalan terusan Ryacudu, didapatkan bahwa rata-rata
mahasiswa memilih angka 1 dan 5 dengan persentase 22% dan 19,5% yang artinya media lampu pada
jalan terusan Ryacudu sangat buruk. Media lampu yang minim ini mungkin disebabkan oleh
jarangnya pemerintah mengecek pada bagian jalan terusan Ryacudu atau human eror. Diperoleh
diagram sebagai berikut :
Namun hal ini bisa diatasi dengan lebih peduli nya pemerintah terhadap akses akses jalan,
mulai dari sarana hingga prasarana yang ada pada jalan terusan Ryacudu.
Selanjutnya, media jalan Ryacudu sudah di tindak lanjuti mengenai bahaya akibat lubang yang ada,
dengan di perbaiki jalan tersebut menggunakan aspal panas yang menutupi lubang jalan. Akan hal
tersebut sampel mahasiswa menilai keselamatan dari jalan yang sudah diperbaiki, berikut pada
diagram dibawah ini ;
Gambar 7. Penilaian media jalan setelah diperbaiki
Pada diagram sebanyak 24,4% mahasiswa menilai keamanan jalan di angka 5 dimana jalantersebut
sudah cukup aman dan tidak membahayakan, namun ada sampel sebanyak 19,5% yang merasa
perbaikan jalan Ryacucu tersebut tetap buruk, dimana jalan yang diperbaiki tidaklah rata, dan
semakin berpasir sisa dari perbaikan jalan sehingga membuat pengendara mudah tergelincir.
4.9 Media Lampu jalan Ryacudu diperbaiki, dengan menambah lampu disekitarjalan.
Dengan ini diberikan kuisioner penilaian dari 1-10 terhadap 40 sampel mahasiswa
setelah diperbaki
Media lampu terhadap jalan Ryacudu telah TPB Institut Teknologi Sumatera. Berikut diagram
dari hasil rata rata penilaian mahasiswa/i :
Didapatkan rata-rata penilaian di angka 1, 4, dan 5 dengan presentase 27,5%. Artinya dengan
perbaikan lampu pada jalan terusan Ryacudu tersebut kurang baik, hal ini bisa disebabkankarena
pencahayaan lampu yang kurang terang dan kurang banyak. Namun sedikit sampel mahasiswa TPB
yang menganggap media lampu pada jalan terusan Ryacudu sudah tergolong aman untuk berkendara.
KESIMPULAN
Lalu lintas sudah menjadi bagian dari aktivitas saat mobilisasi dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Dalam lalu lintas diperlukan sarana dan prasarana yang berperan untuk mewujudkan
keamanan,ketertiban, dan kesejahteraan berlalu lintas. Sarana dan prasarana membutuhkan adaptasi
untuk mengimbangi kebutuhan lalu lintas dan meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan Ryacudu.
Penulisan karya tulis ini dengan dilatarbelakangi untuk mengetahui aspek penyebab kecelakaan,
keamanan serta kelayakan sarana dan prasarana yang ada di jalan Ryacudu kawasan Institut Teknologi
Sumatera. Kecelakaan yang terjadi biasanya akibat banyaknya lubang dan alat penerangan di malam
hari, oleh sebab itu disarankan bagi mahasiswa TPB 22 khususnya, harus berhati-hati dan tidak
berkendara dengan kecepatan yang melampaui batas karena keberadaan lubang di jalan rusak yang
sangat banyak. Tujuan khusus dalam karya tulis ini yaitu dapat mengidentifikasi sarana dan prasarana
serta memberikan edukasi pentingnya keselamatan berlalu lintas di jalan tepatnya jalan ryacudu
ITERA. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif merujuk pada pengumpulan data
kuesioner via google form. Diharapkan dengan adanya karya tulis ini dapat menjadi penyalur keluhan
mahasiswa ITERA khususnya mahasiswa TPB 22 mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana lalu lintas di kawasan Institut Teknologi Sumatera.
DAFTAR PUSTAKA
Mayastinasari, V., Lufpi, B., & Earlyanti, N. I. (2018). STRATEGI PENGUATAN BUDAYA
ETIK BERLALU LINTAS. VOL 1 NO 3 (2018): JOURNAL OF INDONESIA ROAD
SAFETY, 157-174.
Pratiwi, D., Saputra, M. C., & Wardani, N. H. (2018). Penggunaan Metode User Centered
Design (UCD) dalam Perancangan Ulang Web Portal Jurusan Psikologi FISIP
Universitas Brawijaya. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
2448-2458.
Rahayu, S., Permana, H. J., & Mubarok, S. (2019). PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
PENUNJANG KEPUTUSAN REKAM JEJAK PEMELIHARAAN SARANA
OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA BLUD PUSKESMAS KECAMATAN
CENGKARENG. Vol 5 No 2 (2019): Journal Sensi, 225-239.
Saputra, A. D. (2017). Studi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Jalan di Indonesia Berdasarkan
Data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) dari Tahun 2007-2016. Article
Metrics Vol 29, No 2 (2017) , 179-189.