Skripsi
Oleh :
1
penyeberangan untuk memberikan peringatan kepada pengguna jalan yang
melintasi jalan tersebut tentang pengurangan kecepatan kendaraan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian di School Safety Zone (ZoSS)
SMAN 1 dan SMPN 2 Sungailiat Bangka Kecamatan Sungailiat. Penelitian ini
menganalisis efektivitas ZoSS di Kecamatan Sungailiat pada tiga parameter yaitu
ikecepatan kendaraan, perilaku penyeberang dan perilaku pengantari
2
ikecepatan kendaraan, perilaku penyebrang, dan perilaku pengantar.
3
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan metode yang digunakan yaitu metode analisis regresi linier
berganda, data yang diperoleh, pengambilan data berupa data sekunder dan primer,
langkah-langkah dalam penelitian, diagram alir penelitian dan data-data yang
dianalisa.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil analisis yang di dapatkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap risiko keselamatan jalan bisa ditentukan berdasarkan analisis tersebut,
juga mendapatkan hasil pemodelan dari risiko keselamatan jalan.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran, dimana kesimpulan
didapatkan dari hasil pembahasan pada pada bab-bab sebelumnya dan saran
merupakan hasil dari penelitian yang didapatkan lalu dijadikan masukan untuk
penelitian selanjutnya.
4
BAB IIi
TINJAUAN PUSTAKAu
5
Pekanbarui Jl. Sukai iKarya mempunyaii nilai rata-rata Zhit sebesar -6,157
sehingga diasumsikan perilaku siswa saat imenyeberang jalan tergolongi
berbahaya, karena Zhit = - 6,157 lebih kecil dari Ztabel = 1,645. Berdasarkan dari
hasil perhitungan perilaku pengantar siswa SD Negeri 111i Pekanbaru Jl. Suka
Karya mempunyai nilai rata-rata Zhit sebesar 0,85, maka dari itu dikatakan bahwa
perilaku pengantar di anggap tidak aman. Berdasarkan dari hasil perhitungan
kecepatan sesaat kendaraan, maka dikatakan bahwa kecepatan rata-rata kendaraan
sbesar 35,84 km/jam. Kecepatan tersebut tidak sesuai dengan standar batas
kecepatan Zona Selamat Sekolah yaitu 20 km/jam. Artinya Zonai aman Sekolahi
harus diterapkan di sekolah tersebut
Andriana (2022), melakukan penelitian tentang perencanaan zona selamat
sekolah (ZoSS) di Kawasan Pendidikan jalan Trans Sulawesi 5 di kabupaten Parigi
mouton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi operasional lalu lintas
saat ini pada ruas jalan Trans Sulawesi V. Jalan Trans Sulawesi 5 Dengan tipe jalan
2/2 UD lebar jalan 6,5 dengan kecepatan rata-rata 6,5 km/jam ditetapkan menjadi
DRK tertinggi ke-3. Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar. Karena lalu
lintas berdampak pada kecelakaan, rencana program Zone of School Safety (ZoSS)
mendukung sarana dan prasarana untuk menjamin perlindungan siswa. Dalam
bidang pendidikan, peneliti mempelajari tiga sekolah yaitu SMA Negeri 1 Parigi
(SMAN 1 Parigi), SMA Negeri 1 Parigi (SMPN 1 Parigi) dan Sekolah Dasar Negeri
2 Parigi (SDN 2 Parigi). Dengan jumlah siswa bidang pendidikan yang diteliti
sebanyak 1793 orang sesuai data (Dinas Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong
2022). Pada jalan Trans Sulawesi fasilitas jalan masih sangat kurang seperti tidak
ada kendaraan yang melintas pada tingkat yang sama, rambu batas kecepatan, tidak
ada trotoar, marka jalan sudah mulai pudar, tidak ada lampu penerangan, tidak ada
tempat parkir untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, tidak ada manajemen
ZoSS di zona tersebut. sekolah di jalan ini. Lokasi sekolah yang berada di jalan
raya, banyak kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi, mobil dan sepeda
motor menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan frekuensi kecelakaan.
Oleh karena itu, sangat mungkin kawasan ini dapat menimbulkan permasalahan,
terutama yang berkaitan dengan keselamatan siswa.
6
Juharni (2022), melakukan penelitian menganalisis tingkat keamanan pada
zona selamat sekolah (ZoSS) di SDN 05 tarung-tarung utara kecamatan rao
kabupaten pasaman. Penelitian ini bertujuan mengavaluasi perilaku penyeberang
jalan, perilaku pengantar, kecepatan kendaraan dan kondisi lalu lintas di Zona
Selamat Sekolah. Hasil dari penelitian tersebut, lalu lintas kendaraan tertinggi pada
hari Senin sebesar 2120,4 SMP, simpang jalan dan pengantar barang tidak aman
karena Zhitung < Ztabel, kecepatan kendaraan yang melewati ZoSS adalah
60.93959512 km/jam. Saat itu V/C Ratio sebesar 0,34 sehingga kualitas jalan
masuk dalam tingkat pelayanan B. Survei kendaraan, perilaku penyeberang jalan,
perilaku pengantar, dan kecepatan kendaraan pelajar dinyatakan belum selamat dan
Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di depan sekolah SDN 05 Tarung-Tarung Utara tidak
efektif.
Maslina (2018), melakukan penelitian menganalisis efektivitas penerapan
program School Safety Zone (ZoSS) di Kota Balikpapan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis efektivitas penerapan program School Safety Zone (ZoSS)
yang saat ini diterapkan di Kota Balikpapan. Metode yang digunakan berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Kementerian Perhubungan Jalan Nomor: SK 3236/AJ
403/DRJD/2006 tentang uji coba penerapan zona aman sekolah di 11 (sebelas) kota
pada Pulau Jawa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik
berdistribusi normal (uji Z), dengan membandingkan nilai Zhitung dengan nilai
Ztabel dengan tingkat kesalahan 5% untuk perilaku penyeberang, perilaku
pengantar dan kecepatan kendaraan. Data yang dikumpulkan secara acak
berdasarkan survei yang dilakukan di lapangan pada sekolah yang telah
menerapkan program zona selamat sekolah (ZoSS), khususnya SD Kemala
Bhayangkari dan SD Kartika V-3. Sebagai perbandingan, beberapa sekolah yang
belum menerapkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS), Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di SD
Kemala Bhayangkari dan SD Kartika V-3 sangat efektif pada kategori “Perilaku
penyeberang” dan “Perilaku pengantar”. Sementara dalam kategori “Kecepatan
kendaraan” kecepatan pengendara yang melintas diarea ZoSS masih selalu melebihi
batas kecepatan maksimal yang telah ditetapkan.
7
Nurhakim (2018), melakukan penelitian tentang efektivitasuzonaiselamat
sekolahodanokinerja pada ruaspjalan di SDi negeri 4idalung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas khususnya dikalangan
pelajar. Pemanfaatan ZoSS masih belum maksimal karena masih banyak pengguna
jalan yang melintasi ZoSS dengan kecepatan tinggi, siswa belum menggunakan
fasilitas ZoSS, dan masyarakat sekitar termasuk para guru dan orang tua belum
memahami keberadaan ZoSS. Pendekatan yang diterapkan antara lain mengamati
perilaku penyeberang jalan khususnya pelajar, perilaku pengantar siswa, perilaku
pengemudi, kecepatan kendaraan yang melewati ZoSS lalu lintas Lalu lintas
kendaraan kemudian dianalisis dan kinerja ruas jalan tersebut dianalisis. Hasilnya
menunjukkan tingkat cross-behavior sebesar 60,01% yang berarti ZoSS efektif.
Tingkat perilaku rujukan sebesar 67,65%, artinya ZoSS efektif. Persentase
kendaraan yang mematuhi peraturan ZoSS adalah 32,58% yang berarti ZoSS
beroperasi kurang efisien. Kinerja segmen lini ZoSS mempunyai tingkat kejenuhan
sebesar 0,09 tingkat layanan A.
Kariyana (2019) melakukan penelitian menganalisis zona aman sekolah
terkait keselamatan menyeberang jalan di SD Kemala Bhayangkari Balikpapan.
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui efektivitas zona aman
sekolah terhadap keamanan keselamatan terhadap pejalan kaki di SD Kemala
Bhayangkari. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Peraturan
Direktur Jenderal Kementerian Perhubungan Jalan Nomor: SK 3236/AJ
403/DRJD/tahun 2006 tentang percontohan penerapan zona aman sekolah. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan statistik berdistribusi normal (uji Z), dengan
membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel dengan tingkat kesalahan 5%
untuk perilaku pejalan kaki dan kecepatan mobil. Zona aman sekolah berdampak
kecil terhadap keselamatan pejalan kaki di sekolah tersebut. Hal ini terlihat jelas
dari hasil analisa data kecepatan kendaraan dan hasil analisa data perilaku berlebih
yang menunjukkan bahwa persimpangan jalan di SD Kemala Bhayangkari tidak
aman meskipun dengan adanya pembelajaran zona aman sekolah.
Darwis (2020) melakukan penelitian mengenai tingkat keamanan pada
School Safety Zone (ZoSS) di kota Ternate.oPenelitian iini bertujuan iuntuk
mengevaluasii perilakui pengguna jalan dan kondisi lalu lintas di School Safety
8
Zone (ZoSS) dan menganalisis tingkat efektivitas pelayanan di School Safety Zone
(ZoSS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengumpulkan data primer sesuai Peraturan Nomor: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006
tentang percontohan penerapan zona aman sekolah. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan statistik berdistribusi normal (uji Z), dengan membandingkan nilai
Zhitung dengan nilai Ztabel pada tingkat kesalahan 5% untuk perilaku
penyeberangan, perilaku pelaksanaan dan kecepatan kendaraan serta volume lalu
lintas dengan mengacu pada Dirjen Bina Marga (1999). ) untuk panduan
perencanaan pejalan kaki di jalan umum. Dari hasil analisis yang dilakukan
diperoleh nilai Zhitung > Ztabel untuk seluruh ruas jalan ZoSS, sehingga perilaku
pejalan kaki saat melakukan aktivitas di sekitar zona aman sekolah menjadi tidak
menentu karena kecepatan rata-rata kendaraan lebih besar dari 25 km/ H.
9
2.3 iEfektivitas Zonai SelamatuSekolah (ZoSS)ii
Efektivitasi merupakanu suatu gambaran derajat keberhasilani atau
ikeunggulan dalami mencapaii tujuan yangi telahi ditentukan dani hubungan iantara
nilai-nilaii yangi berbeda. Efektifitas zonai aman sekolahi merupakan kawasan
yangi mempunyai tujuan untuk menhindari terjadinyai kecelakaani untuk menjamin
keselamatan anak di lingkungan sekolah. Dengan menggunakan data survei
kecepatan kendaraan, suatu kendaraan dianggap patuh jikai kendaraan yang
melintasi ZoSS memliki kecepatan ≤ 30 km/jam. Berikut parameter yang digunakan
dalam analisis ZoSS:
1. Kecepatanisesaatikendaraani
2. Perilakuipenyeberangi
3. Perilakuipengantari
iTabel 2.1 iHubungan antara tingkati ikepatuhan iterhadap itingkat iefektifitas
ZoSSi
No iTingkat Kepatuhani iTingkat efektifitasi
1 i80% - i100%i iSangat efektifi
2 i60% - i79.99%i Efektifi
3 i40% - i59.99%i iCukup efektifi
4 i20% - i39.99%i iKurang efektifi
5 i0% - i19.99%i iTidak efektifi
Sumberi: Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, tahun 2006
10
berhentii,iBerdasarkan pada tipei Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dapat ditetapkan
batas kecepatan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dan perlengkapan jalan yang
diperlukan. Jika terdapat lebih dari satu sekolah yang berjarak sangat dekat kurang
dari 80 meter, oleh karena itu Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dapat digabungkan
sesuai dengan kriteria panjangi yangi dibutuhkan. Kebutuhan perlengkapan jalan
menurut tipe ZoSS disajikan ipada iTabel 2.2i
iTabel i2.2 iKebutuhani Perlengkapani jalani berdasarkani tipe ZoSSi
Batas
Kecepa
Jarak
Batas tan
Pandang Panjang Kebutuha
Tipe Kecepatan Zona Kebutuhan
an Tipe Zoss ZoSS n
Jalan Rencana Selamat Minimum
Henti (meter) Tambahan
(km/jam) Sekolah
(meter)
(km/jam
)
Marka
ZoSS,zebra Pita
cross,rambu penggadu
lalu h,
50-85 >40, ≤ 60 25 2UD-25 150 lintas,marka APILL
jalan zigzag Pelican,
warna kuning, APILL
pemandu Berkedip
2 lajur
penyebrang
Tak
Terbagi
(2/2UD) Marka
ZoSS,
Marka ZoSS,
Zebra
Zebra cross,
cross,
Rambu
35-50 30-40 20 2UD-20 80 Rambu
Lalu lintas,
Lalu lintas,
Pemandu
Pemandu
penyebrangan
penyebran
gan
11
Markai ZoSS,
Zebraucross,
Rambui
lalui
APILLi
Lintas, marka
>40, ≤ 4UD- pelican,
50-85i 25i 150i Jalan zigzagi
60i 25i APILLi
berwarna
berkedip
Kuning, pitai
penggaduh,
Pemandui
4 lajur penyebrangan
Tak
Terbagi
(4/2UD)
Marka iZoSS,
Zebra cross,
Rambui Pita
lalui penggaduh,
4UD- Lintas, marka APILLi
35-50i 30-40i 20i 80i
20i Jalan zigzagi Pelican
berwarna APILLi
Kuning, berkedip
Pemandui
penyebrangi
Marka ZoSS,
Zebra cross,
Rambui
Lalu lintas,
marka jalan
4 lajur Zigzagi
>40, ≤ APILLi
Terbagi 50-85i 25i 4D-25i 200i berwarna
60i berkedipi
(4/2D)i Kuning, pita
Penggaduh,
APILL
Pelican,
Pemandu
penyebrangan
12
Marka ZoSS,
Zebra cross,
Rambu
Lalu lintas
APILL
Marka jalan
Pelican,
35-50i 30-40i 20i 4D-20i 100i Zigzag
APILL
berwarna
berkedeip
Kuning, pita
Penggaduh,
Pemandu
penyebrang
13
iGambar 2.1i: Ukurani Hurufi Zonai Selamati Sekolahi (PeraturanuDirektur
JenderaloPerhubunganuDarat, tahun 2006i)
2. “Tengok Kanan-Kiri” merupakan markai berisi ikata-kata yang ada ipada
tepiiZebra iCross.oMarka iniibertujuan untuk memastikan pejalan kaki
khususnya anak-anak yang menyeberang jalan memperhatikan arah
kendaraan sebelum menyeberangi jalan.
14
Gambar 2.3: Marka Jalan Pada Zona Selamat Sekolah (PeraturanuDirektur
JenderaloPerhubunganuDarat, tahun 2006i).
4. Pitai Penggaduhi
Pitai penggaduhi merupakan garis yang dipasang untuk imeningkatkan
kewaspadaani pengemudi kendaraan. pita penggaduh dipasang pada jarak 50
meter dari titik awalo ZoSSi pada ketinggiani 1i(satu) cm.
15
b. iRambu-rambu iLalu Lintasi
Rambui lalui lintasi atau sering disebut rambu yang digunakan di kawasan
zona selamat sekolah dijelaskani pada tabel 2.3 sebagaiiberikuti:
16
2. Rambu Batas Akhir Kecepatan
1. Rambu Petunjuk Tempat Maksimum.
Penyebrangan Jalan.
2.4.4 Kecepatani
Secara umum kecepatani dibedakan menjadii tigai jenisi sebagaii berikuti:
1. Kecepatan bergerak (RunningiiSpeed), ialah kecepatan rata-rata kendaraan
dalam suatu jalur pada saat kendaraan tersebut bergerak, didapat dengan
membagi panjang jalur dibagi periode waktu yang di tempuh kendaraan
sepanjang jalan ini.
2. Kecepatani perjalanani (JourneyiiSpeed), ialah kecepatani efektifi ikendaraan
yang bergerak antara dua tempat dan merupakan jarak antara dua tempat
dibagi dengan lama waktu kendaraan menyelesaikan perjalanan antara dua
lokasi.
3. Kecepatani setempati (SpotiiSpeed), ialah kecepatan kendaraan pada waktu
tertentu diukur dari suatu lokasi tertentu.
17
Untuki menganalisa kecepatani sesaati kendaraani atau spotiispeed, dapat
dipakaii formulai:
Dengani ketentuan :
Dengan ketentuan:
Zhit = Nilai yang akan dihitung.
N = Ukuran sampel.
Sd = Standar deviasiasi
Xi = Kecepatan
jika nilaii 𝑍ℎ𝑖𝑡 i dibandingkani dengani 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 i,umaka kesimpulani yangi
diperolehi:
a) 𝑍ℎ𝑖𝑡 ≥ 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 u, artinya jalan di sekolah tersebut tidak memenuhi ketentuan
batas kecepatan maksimum kendaraan bermotor dengan tingkat kesalahan
sebesar 5%u
b) 𝑍ℎ𝑖𝑡 < 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 u, artinya jalan di sekolah tersebut sudah memenuhi ketentuan
batas kecepatan maksimum kendaraan bermotor dengan tingkat kesalahan
sebesar 5%.u
18
2.5 Survei Zonai Selamati Sekolahi (ZoSS)iuu
Survei inii dilakukani untuki mengetahuii keadaan terkini perilakui peserta
lalu lintas dani kondisii lalui lintasi sebelumi dani sesudahi penerapan. Zona
Selamat Sekolah (ZoSS) (Sumberu: Peraturani Direktur Jenderal iPerhubungan
Darati, tahun 2006).
2.5.1 Survei Perilaku Penyeberang
1. Populasi
Populasi survei ini mencakup seluruh siswa di sekolah yang hampir setiap
hari menyeberang jalan berdasarkan asumsi bahwa karakteristik satuan populasi
(pelajar) tidak mengalami perubahan perubahan atau jika perubahan karakteristik
tersebut sangat penting sehingga tidak mengubah karakteristik penduduk (Sumber
: Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, tahun u2006).
2. Sampeli
Sampely merupakan sebagian dari suatu populasi yang mempunyai sifat yang
sama dengan keseluruhan. Besar sampelnya minimal 10% dari seluruh jumlah
siswa di sekolah tersebut. Metode pengambilan sampel adalah Simple Random
Sampling, waktu pengambilan sampel disesuaikan dengan waktu penelitian di
sekolah yang bersangkutan (Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat, tahun 2006).
19
b. Penyeberangi anaki– anaki
Penyeberangi padai usiai anakii(0 – 12 tahun) lebih berpeluang mengalami
kecelakaani dibandingkan kelompok ilainnya.
c. Penyeberangi Usiai Lanjuti
Penyeberangi usiai lanjuti lebihi mungkin mengalamii kecelakaani
dibandingkan usia yang lainnya karena lemahnya kekuatan fisik dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyeberang jalan lebih lama (karna faktor usia).
2.6.2 HakiPejalaniKakiii
Secara hukum, pejalan kaki juga mempunyai hak karena dilindungi oleh
Undang-Undangi Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 131 mengatur bahwa “Pejalan kaki berhak menggunakan bangunan bantu
berupa trotoar, penyeberangan, dan bangunan lainnya. Pejalan kaki mendapat
prioritas saat melintasi titik penyeberangan”.
Pejalani kakii mempunyaii haki khusus sehinggai kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan kematian pejalani kakii harusi dibatasi. Perlunya fasilitas yang
mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki sehingga dapat
terhindar dari kecelakaan di jalan raya.
2.6.3 Karakteristiki Pejalani Kakiui
Pejalani kakii yang menyeberang jalan dan menggunakan fasilitas ZoSS
mempunyai hak untuk leluasa dalam penggunaan fasilitas jalan. Pejalan kaki
mempunyai ciri khas jikai dibedakani berdasarkan umurnya. Karakteristik pejalan
kaki setiap orang berbeda-beda. Menurut AASHTO (2004), karakteristik pejalan
kaki dapat dikelompokkan berdasarkan umur. Tabel 2.4 menyajikan karakteristik
pejalan kaki berdasarkan usia 0 hingga 4i tahuni hingga 65i tahuni ke atas.
Usiai(tahun)i Karakteristiki
i0-4i Belajari untuk iberjalan, memerlukan pengawasani dari iorang
dewasa,imengembangkan ikemampuan melihati
i5-8i Meningkatnya kemandirian, namun masih memerlukan
pengawasani
20
9-12i Rentan terhadap persimpangan karna sering berlari secara tiba-
tiba/ tergesa-gesa, pengambilan keputusan yang gegabahi
i14-18i Meningkatnya kesadaran tentang lingkungan lalu lintas,
pengambilan keputusan yang cenderung terburu-buru atau
gegabah
i19-40i Aktifi, sangati berhati-hatii terhadap menyebrang jalan dan
sangat berhati-hatii terhadap rambu lalu lintas.
41-65i Menurunnyai kemampuani refleks
65+i Kesulitan saat menyeberang jalan, penglihatan yang sudah tidak
baik, mempunyai tingkat kematian yang tinggi akibat
kecelakaani
2.7 Kendaraani
Menurut Peraturani Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55i pada Tahun
2012, Kendaraan merupakan suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor ialah
kendaraan yang dikendalikan dengan alat mekanis berupai mesini, bukan
kendaraanu yangi berjalani diatasi irel.oSedangkan kendaraano tidaki bermotori
adalah kendaraan yangi digerakkani olehi tenagai manusiai ataupun hewani
Secara umum lalu lintas jalan merupakan gabungan antara kendaraani berat
dan ringan, cepat atau lambat, bermotor atau tidak, yang selanjutnya berkaitan
dengan kapasitas jalan (jumlah kendaraan maksimum yang melewati 1 titik/1 lokasi
per satuani iwaktu), hal ini menentukan besarnya pengaruh masing-masing jenis
kendaraan terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan. Efek ini dihitung setara
dengan standar kendaraan.
Klasifikasi jenis kendaraani untuki jalani perkotaan berdasarkan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997)i adalah sebagai berikut:
a) Kendaraan ringan/Light Vehiclei (LV), kendaraan bermotor 2 as beroda 4
dengan jarak as 2,0 – 3,0 m. Meliputi : mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick
up dan truk kecil.i
21
b) Kendaraani iberat/Heavyi Vehiclei (HV), kendaraan bermotor dengan jarak as
lebih dari 3,5 m, dan biasanya beroda lebih dari 4. Meliputi : bus, truk 2 as,
truk 3 as, dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi Bina Marga.i
c) Sepedai imotor/Motori Cyclei (MC), kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda.
Meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina
Marga.i
d) Kendaraani taki ibermotor/Unmotorisedi (UM) Kendaraan bertenaga manusia
atau hewan di atas roda (meliputi sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong
sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).i
2.8 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang mencakup seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan tambahan dan perlengkapan lalu lintas tambahan, yang terletak
di atas tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau permukaan air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (Menuruti pasal
1 Peraturan Pemerintah iNo.34 Tahun i2006)
Jalan umum menurut fungsinya berdasarkan pasal 8 Undang-undang nomor
38 tahun 2004 tentang Jalan dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitui:
1. Jalan arteri adalah jalan umum yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah akses efektif yang
terbatas,
Jalan arterii dibedakan menjadii:
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayanii angkutan utama dengan
memiliki ciri – ciri perjalanan jarak jauh dengan kecepatan rata - rata tinggi,
dan jumlah akses masuk dibatasi seefektif mungkin, mempunyai peranan
distribusi. pelayanani bagi warga kota, di perkotaan disebut juga dengan
jalur protokol.
Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antar pusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
wilayah. Sistem jaringan jalan utama disusun berdasarkan pelayanan
penataan ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk penbangunan
seluruh wilayah pada tingkat nasional.
22
2. Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan umum atau
pembagi, yang dicirikan oleh perjalanan dalam jarak menengah, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah akses jalan yang terbatas.
Jalan kolektor dibagi menjadi :
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan
atau pendistribusian dengan ciri-ciri perjalanan jarak menengah, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah akses masuk yang terbatas, yang berperan
melayani pendistribusian kepada masyarakat kotai
Jalan kolektor primeri adalah jalan yang dikembangkani untuk melayani dan
menghubungkani kota antar pusat kegiatani wilayah dan pusat kegiatan
lokal dan atau kawasan-kawasani berskala kecil dan atau pelabuhan
pengumpan regional dan pelabuhan pelayanan lokal
3. Jalan lokali adalah jalan umum yang berfungsii melayani angkutani setempat
dengan ciri perjalanan jarak tempuh pendek, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah akses masuk yang tidak dibatasi.
Jalan lokal dibagi menjadi :
Jalan lokal sekunder merupakan menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan
sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke perumahan.
Jalan lokal primer merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya
guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antar pusat kegiatan
lokal, serta antar pusat kegiatan lingkungan
4. Jalan lingkungani adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak tempuh pendek, dan kecepatan rata-rata
rendah.
Jalan lingkungan dibagi menjadii:
Jalan lingkungani sekunder menghubungkan antarpersil kawasan perkotaan
Jalan lingkungani primer menghubungkan antar pusat kegiatan didalam
kawasan perdesaan dan jalan didalam lingkungan zona perdesaan.
Dalam pasal 6 dan 9 Peraturan Pemerintah pada Nomor 34i tahun 2006
tentang Jalan dijelaskan bahwa fungsi jalan berada dalam sistem jaringan jalan
23
primer dan dalam sistem jaringan jalan sekunder yang merupakan bagian dari
Sistem jaringan jalan. jaringan jalan yang meliputi jaringan jalan primer dan sistem
jaringan jalan sekunder yang saling terjalin.
Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan yang
menghubungkan kawasan perkotaan, yang disusun secara bertahap sesuai dengan
peran kawasan perkotaan yang dihubungkannya. Untuk menjamin lalu lintas yang
berkesinambungan, ruas-ruas jaringan jalan utama tidak terganggu bahkan di pintu
masuk kawasani perkotaani
Sistem jaringan jalan sekunder adalah suatu sistem jaringan jalan yang
menghubungkan kawasan perkotaan dan disusun secara bertahap berdasarkan
fungsi kawasan yang dihubungkannya.
𝑃 − 0.5
𝑍ℎ𝑖𝑡 =
𝑃(1 − 𝑃)
√ 𝑛
Keterangano:
P= iSkor reratai
n=iJumlah Sampeli
Z=iNilai Ujii
24
Nilai 𝑍ℎ𝑖𝑡 idibandingkan dengan 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,maka kesimpulan yang didapati :
a) 𝑍ℎ𝑖𝑡 ≥ 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan
tingkat idengan tingkat ikesalahan 5%.
b) 𝑍ℎ𝑖𝑡 ≤ 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 perilaku pejalan kaki di sekolah tersebuti belum selamat dengan
tingkati kesalahan 5%
𝑃 − 0.5
𝑍ℎ𝑖𝑡 =
𝑃(1 − 𝑃)
√ 𝑛
Keterangan :
Pi=iSkor reratai
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
Survei Volume Peta Lokasi Penelitianu
Kelengkapan Fasilitas ZoSS Jurnal,uartikel, buku ipedoman
Data Perilakui Penyebrang Instansi Terkait
Data Perilaku Pengantar Data Jumlah Murid SMPN2
Data Kecepatan Kendaraan dan SMAN 1
Geometrik jalan
Analisis data :
Analisisi Pembahasani
Selesaii
Gambar 3.1i Diagram Alir Penelitiani
26
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 dan SMP2 Sungailiat pada ruas jalan
Pemuda yang berada di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Lokasi
penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
27
3.4 Pengumpulani Datai
3.4.1 Data Primeri
Data Primer adalahi data yang dikumpulkan, di ambil serta diambil langsung
di lapangan pada lokasi penelitian. Data yang diambil adalah :
28
3. Dataisurvei perilaku pengantari
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati perilaku pengantar
anak sekolah. Survei perilaku pengantar bertujuan untuk mengetahui bagiamana
orang tua dalam mengantar anak sekolah. Ada 3 (tiga) kriteria yang akan dinilai
terhadap karakter pengantar, yaitu:
1. Posisi kendaraan pengantar:
a. Depan sekolah = 1
b. Seberang Sekolah = 0
2. Lokasi berhenti:
a. Pada tempatnya = 1
b. Sembarangan = 0
3. Keluar/turun anak dari kendaraan:
a. Trotoar = 1
b. Badan Jalan = 0
4. Dataigeometrik jalan yang diambil meliputi Panjang jalan, lebar jalan, Tipe
jalan
5. Volume Kendaraan dilakukan dengan cara menulis semua jumlah
kendaraan yang lewat ruas di Jalan Pemuda, kemudian menghitung kendaraan yang
lewat per 15 menit dan mengisi formulir survei yang telah disediakan.
6. Kelengkapan Fasilitas ZoSS yang diambil ialah mendata kelengkapan ZoSS
seperti keberadaan dan kondisi rambu.
3.4.2 Data Sekunderu
Data sekunder, berupa data yang diperoleh dari referensii terkait ZoSS.
Pengumpulani data sekunder bertujuani untuk mengumpulkan informasi dan data
terkait teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan utama yang diambil
dari beberapa jurnal, dokumen, dan instansi terkait.
29
pukul 06.30 hingga 08.30 dan dilanjutkan pada pukul 14.00 hingga 16.00 dan pada
sepulang sekolah.
30
Parameteri ketiga iadalah survey kendaraan pengantar pelajar. Pengukuran
dilakukan dengan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Hasil observasi
tersebut kemudian dibandingkan dengan prosedur baku tata cara mengantar siswa.
Kemudian hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik Z.
Langkahi ke tiga adalah melakukan survei yang dilaksanakan pada hari kerja.
Survei pada hari kerja dilakukan padai jami 06.30 hingga 08.30 WIB dan 14.00
hingga 16.00 WIB. Waktu pelaksanaan survei didasarkan pada keberadaan pejalan
kaki, yaitu waktu pelajar berangkat ke sekolah dan pulang dari sekolah.
Teknik analisis data yang digunakan dengan uji normal statistik adalah
pengujian yang diatur dalam keputusan SK DIRJENi 3236/2006, yang
menggunakan 2 pengujian statistik yang digunakan, dengan jangkauan keselamatan
yang berbeda-beda. Nilai Ztabel merupakan nilai yang ditetapkan sebagai acuan
berdasarkan keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Tahun No 3236 Tahun
2006.
Metodei yangi digunakani untuk menganalisis datai adalahi idengan
menggunakani statistiki ujii inormal.oUji statistiki inii menggunakani ujii satu-
ujung (one-tailed test). Uji satu Ujung hanya mempunyai satui wilayah penolakan,
dan hipotesis akan ditolak jika nilai statistik sampel berada dalam wilayah
penolakan. Untuk Hipotesisnya, Anda dapati melihat padai masing-masingi
variabel di bawah inii:
1. Karakteristik perilaku siswa saat menyeberang jalan Dengan menggunakan
statistik uji normal, yaitu :
𝑃 − 0.5
𝑍ℎ𝑖𝑡 =
𝑃(1 − 𝑃)
√ 𝑛
Σ Kelompok
𝑃̅ =
𝑛
31
a. 𝑍ℎ𝑖𝑡 ≥ n 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan
tingkat kesalahan 5%.
b. 𝑍ℎ𝑖𝑡 < n 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan
tingkat kesalahan 5%.
a. 𝑍ℎ𝑖𝑡 ≤ n 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka jalan di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat
kesalahan 5%
b. 𝑍ℎ𝑖𝑡 > n 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka jalan di sekolah tersebut belum selamat dengan
tingkatkesalahan 5%
32
tidak aman dengan tingkat kesalahan 5%. Validitas data ditentukan berdasarkan
metode yang mengacu pada Peraturan nomor : SKi 3236/AJ 403/DRJD/2006
tentang uji coba penerapan Zona Selamat Sekolah. Penyelidikan dilakukani
dengani mengambil dan mengidentifikasi isampel.oSampel dipilihi secarai acaki
iberdasarkan jumlah kendaraani yangi melewati sekolahi yangi ibersangkutan.
33