Anda di halaman 1dari 11

Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

EVALUSI KINERJA OPERASIONAL


ZONA SELAMAT SEKOLAH

Ferry Rusgiyarto Endang Widjajanti Ismono Kusmaryono


Program Studi Teknik Sipil - FT Program Studi Teknik Sipil - FTSP Program Studi Teknik Sipil - FTSP
Universitas Jenderal Achmad Yani Institut Sains & Teknologi Nasional Institut Sains & Teknologi Nasional
Jl. Terusan Jend. Sudirman Jl. M.Kahfi II, Jagakarsa Jl. M.Kahfi II, Jagakarsa
PO Box 148 Cimahi Jakarta 12620 Jakarta 12620
Telp./Fax: 022-6641743 Ph./Fax: 021-78880275 Ph./Fax: 021-78880275
e-mail: ferry_rus@yahoo.com e-mail: wiwin@centrin,net.id e-mail: ikusmaryono@gmail.com

Abstract
“Zona Selamat Sekolah” (ZoSS) is an instrument to reduce traffic speed in school area which has been
implemented in Indonesia. The objective of the study is to evaluate operational performance based on spot
speeds, traffic flows and road user’s behavior characteristics.
The study showed that spot speed generally reduces in ZoSS area but the average absolute value was higher
than the speed limit allowed. Traffic flows generally ignore the right of way of pedestrian crossing in zebra
cross area, exception was made if pedestrian crossing officers were there.
Key words: ZoSS, performance

LATAR BELAKANG
Korban kecelakaan yang terjadi dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Beberapa
faktor yang menjadi penyebab kecelakaan yang tercatat adalah karena faktor manusia
sebesar 86,23%, faktor kendaraan 6,15%, faktor jalan 5,46% dan faktor lingkungan sebesar
2,16%, hal ini merupakan epidemi atau silent disaster.
Setiap peristiwa kecelakaan lalu lintas, salah satu penyebabnya didahului oleh pelanggaran
lalu lintas, dan berdasarkan data jumlah pelanggaran lalu lintas pada rentang tahun 2006 -
2009, rata-rata terjadi pelanggaran sebanyak 2.017.069 kali/tahun dengan jenis
pelanggaran yang tertinggi karena pelanggaran kelengkapan administrasi sebesar 38,4%;
kemudian disusul pelanggaran marka/rambu sebesar 23,9% kemudian pelanggaran
perlengkapan jalan sebesar 19,5% dan pelanggaran muatan 6,8% dan yang terakhir
pelanggaran kecepatan 1,6%.
Diantara korban kecelakaan lalu lintas adalah anak-anak sekolah yang sedang menuju
maupun pulang dari sekolah terutama pada anak-anak tingkat sekolah dasar. Anak-anak
merupakan pengguna jalan yang kurang berpengalaman dan cenderung kurang hati-hati.
Banyak diantara mereka maupun orang tuanya kurang mengetahui bagaimana menuju
maupun pulang sekolah dengan menempuh cara yang kurang efektif dan aman.

TUJUAN STUDI
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kinerja operasional pemasangan Zona
Selamat Sekolah, perubahan perilaku para pengguna/pemakai jalan, serta kondisi
kelengkapan peralatan yang terpasang pada Zona Selamat Sekolah baik rambu, marka dan

1
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

lain-lain. Data dikumpulkan di 24 titik dari total sebanyak 32 titik lokasi yang telah
dipasang oleh Satker Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat, Ditjen Perhubungan
Darat pada tahun 2006-2008.

KAJIAN PUSTAKA
Tipe Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
Pedoman Teknis Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang diterbitkan oleh Departemen
Perhubungan tahun 2006 membagi tipe zona selamat sekolah (ZoSS) yang ditentukan
berdasarkan status jalan, kondisi lingkungan jalan (jalan perkotaan/luar kota), tipe jalan,
jumlah lajur, volume lalu lintas, kecepatan rencana jalan dan jarak pandangan henti yang
diperlukan. Berdasarkan tipe ZoSS, dapat ditentukan batas kecepatan ZoSS, panjang ZoSS
dan perlengkapan jalan yang dibutuhkan. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sekolah yang
berdekatan (jarak < 80 meter), maka ZoSS dapat digabung sesuai kriteria panjang yang
diperlukan.
Yang sangat perlu diperhatikan pada pemasangan ZoSS di jalan nasional yang merupakan
jalan arteri atau kolektor primer adalah pemasangan ZoSS pada jalan nasional
diperuntukkan khusus untuk sekolah-sekolah yang sudah terbangun di tepi jalan nasional
dan tidak ada alternatif pemindahan jalan masuk ke sekolah.
Kebutuhan perlengkapan ZoSS diatur sesuai dengan status jalan yang dibagi menjadi 3
(tiga) kelompok yaitu jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten.

2
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

Jalan 4/2 D Jalan 2/2 UD


Gambar 1 Layout ZoSS Pada Jalan Nasional 4/2 D dan 2/2UD
Fasilitas Perlengkapan Jalan Pada Zona Selamat Sekolah
Fasilitas perlengkapan jalan pada ZoSS meliputi :
a. Marka Jalan yang dipasang meliputi zona selamat sekolah, tengok kanan kiri, tanda
permukaan jalan larangan parkir (marka zig zag warna kuning) yang dipasang
sepanjang ZoSS, pita penggaduh, dan zebra cross.
b. Rambu-rambu lalu lintas (selanjutnya disebut rambu) yang digunakan pada Zona
Selamat Sekolah meliputi : rambu peringatan banyak anak-anak, papan peringatan
berupa kata-kata ”KURANGI KECEPATAN, ZONA SELAMAT SEKOLAH”, rambu
peringatan penyeberangan orang, rambu peringatan lampu pengatur lalu lintas, rambu
batas kecepatan maksimum dengan papan tambahan informasi perioda batasan
kecepatan, rambu larangan parkir sepanjang zona selamat (dinyatakan dengan papan
tambahan), rambu petunjuk tempat penyeberangan jalan, rambu batas akhir kecepatan
maksimum dan rambu peringatan awal akan memasuki area ZoSS dilengkapi dengan
papan tambahan berupa kata-kata ” 150 M ZONA SELAMAT SEKOLAH”
c. Pemasangan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) mengacu pada Km 62 Tahun
1993 Tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas.
d. Pemandu penyeberangan dapat dilakukan oleh petugas pemandu yang sudah memiliki
pengetahuan dasar tentang tata cara memberhentikan kendaraan atau oleh polisi lalu
lintas. Petugas pemandu harus menggunakan rompi dan tongkat rambu STOP.
Penempatan Rambu Dan Marka Zona Selamat Sekolah
Penempatan rambu dan marka dikelompokkan dalam status dan tipe jalan dalam kategori
sebagai berikut : Jalan Nasional, Jalan Propinsi dan Jalan Kabupaten / Kota serta masing-
masing terbagi dalam tipe jalan 2/2 tak terbagi, 4/2 tak terbagi dan 4/2 terbagi.

Larangan Parkir Terbatas


Larangan parkir di sekitar zebra cross diperlukan agar anak-anak yang sedang
menyeberang dapat dilihat oleh kendaraan yang melintas di jalan, tidak terhalang oleh
kendaraan parkir.

METODOLOGI
Metodologi studi ini disusun sesuai dengan maksud studi dengan tahapan kegiatan seperti
pada Gambar 2.

3
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

Penyusunan Formulir dan Pelaksanaan


Survei Operasional ZoSS
- Kecepatan Kendaraan Sebelum dan di ZoSS
- Volume Lalu Lintas
- Perilaku Pengemudi
- Perilaku penyeberang Analisis Perilaku
KINERJA
Pengguna Jalan
OPERASIONAL
Terhadap
Penyusunan Formulir dan Pelaksanaan ZoSS
keberadaan ZoSS
Survei Kondisi Fasiltas ZoSS
- Lokasi
- Rambu-rambu dan marka
- Geometrik Jalan
- Tata Guna Lahan & Hambatan Samping
- Kondisi Lalu Lintas

Gambar 2 Metodologi

KONDISI FASILITAS
Gambaran Umum Kondisi Fasilitas
Evaluasi kinerja ZoSS dilakukan pada ZoSS yang telah terpasang yang berada pada empat
kategori tipe jalan, yaitu :
- jalan tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD) sebanyak 14 lokasi;
- jalan 4 lajur dua arah terbagi (4/2 UD) sebanyak 7 lokasi;
- jalan 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 D) sebanyak dua lokasi;
- jalan 6 lajur dua arah terbagi (6/2 D) sebanyak satu lokasi.
Gambaran umum kondisi ZoSS yang terpasang adalah sebagai berikut:
a. Terdapat dua ZoSS yang tidak berfungsi, yaitu ZoSS pada MIN Kota Solok dan ZoSS
pada SD Cikadut Bandung. Alasan tidak berfungsinya ZoSS adalah :
- ZoSS MIN Kota Solok : terletak di depan Masjid Al Muhsinin, dimana ketika ZoSS
dibangun pada tahun 2008 murid-murid MIN masuk melalui halaman masjid, saat
ini masjid tersebut sedang dibangun kembali akibat gempa, sehingga murid-murid
tidak dapat masuk melalui halaman masjid seperi sediakala. Oleh pihak
pembangunan masjid dibuatkan jalan sementara menuju sekolah yang letaknya
tepat diluar lokasi ZoSS;
- ZoSS pada SD Cikadut : sekolah sedang di renovasi total sehingga tidak ada
kegiatan belajar di sekolah tersebut.
b. Terdapat lima lokasi ZoSS yang telah mengalami pelapisan aspal ulang (overlay) yaitu
ZoSS pada SD Gunung Puyuh dan SD Kebon Jati di Sukabumi, SD Kemala
Bhayangkari di Surabaya, SD Pucang 1 di Sidoarjo dan SD Karangtowo 01-02 di
Demak. ZoSS pada SD Karangtowo 01 – 02 Demak selain mengalami pelapisan aspal
ulang (overlay) juga mengalami pelebaran jalan sehingga tidak hanya karpet merah
marka ZoSS yang tidak tampak tetapi juga beberapa rambu telah hilang.
c. Terdapat variasi panjang ZoSS pada seluruh ZoSS yang telah terpasang dan sebagian
besar berbeda dengan panjang ZoSS yang disarankan pada pedoman.

4
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

d. Terdapat beberapa lokasi ZoSS yang memiliki panjang ZoSS lebih pendek
dibandingkan dengan karpet merahnya, kondisi ini menunjukkan kurang tepatnya
penempatan rambu larangan “melebihi kecepatan tertentu” sampai rambu “batas akhir
larangan”.
Gambaran Umum Kondisi Rambu
Berdasarkan inventarisasi rambu yang dilakukan kondisi rambu yang terpasang sebagai
berikut:
- sebagian besar ZoSS yang terpasang menggunakan rambu peringatan ”Hati-hati”
untuk memberikan informasi bahwa akan ada Zona Selamat Sekolah, sebagian yang
lain menggunakan rambu peringatan ”Banyak anak-anak” dan beberapa lokasi
menggunakan kedua rambu tersebut;
- Rambu yang terpasang pada lokasi ZoSS umumnya berpasangan yang artinya di
kedua sisi kiri maupun kanan memiliki rambu yang sama, hanya beberapa saja yang
tidak;
- Terdapat sejumlah rambu terhalang oleh pohon ataupun papan reklame.
Gambaran Umum Kondisi Marka
Kondisi Marka pada ZoSS yang terpasang adalah sebagai berikut :
- Sembilan lokasi ZoSS dilengkapi dengan marka zig zag berwarna kuning yang
menandakan bahwa pada area tersebut dilarang digunakan untuk parker;
- Tidak terdapat marka tempat penyeberangan (zebra cross) pada tiga ZoSS, yaitu pada
SD Gunung Puyuh, SD Kebonjati dan SD Karangtowo 01 – 02. Kondisi ini terjadi
karena pada ketiga lokasi tersebut telah mengalami pelapisan aspal ulang (orverlay);
- Terdapat variasi kondisi marka tepi yaitu ada yang hanya pada karpet merah saja, ada
yang di sepanjang jalan dan ada yang hanya dari pita penggaduh ke pita penggaduh
selanjutnya.

KONDISI OPERASIONAL ZoSS


Kecepatan Kendaraan
Penghitungan waktu tempuh dilakukan pada daerah ruas jalan sebelum ZoSS dan di lokasi
ZoSS. Survei kecepatan ini dilakukan selama kira-kira 1 (satu) jam yang dibagi pada
periode pagi (masuk sekolah) jam 06.30 – 07.00 WIB dan pada periode siang (pulang
sekolah) jam 12.30 – 13.00 WIB.
Berdasarkan rekapitulasi data dapat disimpulkan bahwa :
- kecepatan kendaraan sebelum dan pada lokasi Zona Selamat Sekolah secara umum
mengalami penurunan namun beberapa lokasi malah menunjukkan kondisi sebaliknya
(Surabaya, Sleman, Sukabumi dan Bintan);
- Penurunan kecepatan kendaraan secara rata-rata sesuai dengan kecepatan maksimum
yang diijinkan hanya terjadi pada dua lokasi, SD Bendungan Hilir 05 dan SD
Bendungan Hilir 09;
- Penurunan kecepatan pada SD Bendungan Hilir 09 disebabkan karena banyak
kendaraan parkir dan pedagang kaki lima pada area ZoSS dan lokasi ZoSS berada di
dekat persimpangan sehingga kendaraan cenderung menurunkan kecepatan;

5
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

- Penurunan kecepatan pada SD Bendungan Hilir 05 disebabkan karena lokasi ZoSS


berada diantara dua persimpangan dan adanya kendaraan parkir pada area sebelum dan
sesudah ZoSS yang mengakibatkan penyempitan lebar jalan. Selain itu, keberadaan
polisi tidur pada zebra cross cenderung menurunkan kecepatan;
- Data Kecepatan sesaat sepeda motor menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kecepatan sesaat kendaraan ringan;
- Persentase kendaraan yang menurunkan kecepatan ketika melintasi ZoSS relatif cukup
besar, namun rata-rata penurunan masih melewati batas kecepatan maksimum yang
diperintahkan (20 km/jam atau 25 km/jam);
- Dari jumlah kendaraan yang menurunkan kecepatan tersebut, hanya sebagian kecil
yang mematuhi batas kecepatan maksimum, yaitu pada sepeda motor sebesar 0%-34%
dan kendaraan ringan sebesar 0-50% terhadap total kendaraan yang diamati.
Tabel 1 Rekapitulasi Kecepatan Kendaraan Sebelum dan di Lokasi ZoSS
Rata-rata Kecepatan (km/jam)
No Nama Sekolah Sepeda Motor Sepeda Motor di Kend Ringan Kend Ringan di
Sebelum ZoSS Lokasi ZoSS Sebelum ZoSS Lokasi ZoSS
1 SD. Tugurejo – Semarang 40.56 38.18 39.93 35.94
2 SD. Kurmosari– Semarang 37.96 37.23 31.96 30.06
3 SD. Karangtowo – Demak
4 SD. Jamsaren – Surakarta 40.92 34.40 30.39 27.94
5 SD. Madyotaman – Surakarta 49.39 42.26 36.82 31.78
6 SD. Purwantoro – Malang 52.58 42.69 50.52 41.18
7 SD. Bhayangkari – Surabaya 32.31 32.37 28.80 28.47
8 SD. Ardirejo – Malang 43.51 39.47 30.80 30.61
9 SD. Pucang – Sidoarjo 56.87 56.73 32.73 32.18
10 SD. Kanisius Kalasan – Yogyakarta 54.88 47.54 49.98 47.36
11 SD. Dukuh Sleman – Yogyakarta 49.94 44.74 32.26 30.61
12 SMP 2 Sleman – Yogyakarta 54.13 35.58 42.17 26.24
13 SD. Gunung Puyuh – Sukabumi 37.47 37.67 31.47 32.86
14 SD. Kebonjati – Sukabumi 31.27 31.55 22.90 22.76
15 SD. Raya Barat – Bandung 69.58 68.97 46.18 44.96
16 SD. Cikadut – Bandung
17 SDN 03 – Solok 39.94 27.09 23.96 21.51
18 MIN – Solok 37.50 31.73 30.95 21.24
19 SDN Adhyaksa 1 – Jambi 32.60 26.10 39.30 33.24
20 SDN 28 – Jambi 45.33 37.13 24.12 26.57
21 SDN 010 – Bintan 39.02 38.85 29.74 35.46
22 SDN 013 – Bintan 45.03 14.28 39.81 11.43
23 SD Bendungan Hilir 05 – Jakarta 43.03 25.30 33.67 25.34
Catatan : no 3. SD Karangtowo – Demak, no. 16 SD Cikadut – Bandung dan No. 18 Madrasah Ibtidaiyah Negeri – Solok, Lokasi ZoSS
sudah tidak dioperasikan

Tabel 2 Kendaraan Yang Menurunkan Kecepatan Ketika Melintasi ZoSS


Prosentase Prosentase Prosentase Kend Prosentase Kend
Sepeda Motor Sepeda Motor Ringan Ringan
No Nama Sekolah Yang Yang mematuhi Yang Yang mematuhi
menurunkan Batas menurunkan Batas
Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
1 SD. Tugurejo – Semarang 62.00% 8.00% 64.00% 18.00%
2 SD. Kurmosari– Semarang 46.00% 10.00% 52.00% 32.00%
3 SD. Karangtowo – Demak
4 SD. Jamsaren – Surakarta 80.00% 18.00% 62.00% 36.00%
5 SD. Madyotaman – Surakarta 60.00% 12.00% 64.00% 24.00%
6 SD. Purwantoro – Malang 64.00% 16.00% 64.00% 6.00%
7 SD. Bhayangkari – Surabaya 52.00% 0.00% 58.00% 4.00%
8 SD. Ardirejo – Malang 64.00% 8.00% 58.00% 12.00%
9 SD. Pucang – Sidoarjo 52.00% 0.00% 60.00% 0.00%
10 SD. Kanisius Kalasan – Yogyakarta 70.00% 8.00% 58.00% 12.00%
11 SD. Dukuh Sleman – Yogyakarta 72.00% 20.00% 58.00% 50.00%

6
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

Prosentase Prosentase Prosentase Kend Prosentase Kend


Sepeda Motor Sepeda Motor Ringan Ringan
No Nama Sekolah Yang Yang mematuhi Yang Yang mematuhi
menurunkan Batas menurunkan Batas
Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
12 SMP 2 Sleman – Yogyakarta 76.00% 32.00% 88.00% 50.00%
13 SD. Gunung Puyuh – Sukabumi 46.00% 0.00% 36.00% 0.00%
14 SD. Kebonjati – Sukabumi 50.00% 18.00% 42.00% 76.00%
15 SD. Raya Barat – Bandung 46.00% 6.00% 62.00% 0.00%
16 SD. Cikadut – Bandung
17 SDN 03 – Solok 90.00% 4.00% 56.00% 38.00%
18 MIN – Solok
19 SDN Adhyaksa 1 – Jambi 70.00% 26.00% 76.00% 48.00%
20 SDN 28 – Jambi 86.00% 34.00% 84.00% 14.00%
21 SDN 010 – Bintan 74.00% 8.00% 40.00% 28.00%
22 SDN 013 – Bintan 46.00% 2.00% 38.00% 22.00%
23 SD Bendungan Hilir 05 – Jakarta 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
24 SD Bendungan Hilir 09 – Jakarta 94.00% 50.00% 80.00% 44.00%
66.67% 18.10% 61.90% 29.24%
Catatan : no 3. SD Karangtowo – Demak, no. 16 SD Cikadut – Bandung dan No. 18 Madrasah Ibtidaiyah Negeri – Solok, Lokasi ZoSS
sudah tidak dioperasikan

Perilaku Pengemudi pada Zebra Cross


Yang dimaksud dengan perilaku pengemudi pada zebra cross adalah respon pengemudi
ketika mendekati zebra cross, apakah dia mengurangi kecepatan dan berhenti ketika ada
penyeberang jalan atau tidak. Pengamatan dilakukan secara visual terhadap hasil rekaman
video. Beberapa hal umum yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut :
- Pengemudi cenderung mengabaikan hak penyeberang jalan, dengan tidak mengurangi
kecepatan ketika mendekati zebra cross terutama pengendara sepeda motor;
- Untuk ZoSS dengan pemandu penyeberangan pengendara relatif lebih memperhatikan
dan memberikan hak penyeberang jalan;
- Pengemudi akan berhenti dan memberikan hak penyeberang jalan apabila
diperintahkan oleh petugas pemandu penyeberangan, terutama apabila pemandu
penyeberangan adalah polisi lalu lintas;
- Beberapa lokasi yang dipasang APILL untuk membantu penyeberangan jalan tidak
diindahkan oleh pengemudi, meskipun lampu isyarat menunjukkan warna merah untuk
lalu lintas, sehingga di lokasi tersebut APILL yang terpasang tidak dipergunakan.
Data kuantifikasi pengemudi yang tidak memberikan hak penyeberang yang sudah
berkelompok di tepi jalan pada salah satu lokasi survai diberikan pada Tabel 3. Dari Tabel
terlihat meskipun banyak penyeberang jalan yang sudah berkelompok di tepi jalan
menunggu untuk menyeberang 25,30 % sepeda motor tetap berjalan mengabaikan hak
penyeberang jalan, sedangkan 28,29 % kendaraan ringan melakukan hal yang sama. Secara
prosentase kendaraan ringan memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sepeda motor, namun secara kuantitas sepeda motor memberikan nilai yang lebih tinggi (±
2 kali lipat).
Dari pengamatan terindikasikan penyeberang harus menunggu gap yang cukup aman untuk
menyeberang dan tidak teramati kendaraan berhenti untuk memberikan kesempatan
menyeberang tanpa harus dihentikan oleh pemandu penyeberang.

7
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

Tabel 3 Kuantifikasi Volume Kendaraan yang Tidak Memberikan Hak Penyeberang


Volume Kendaraan per 30 menit
Jenis Kendaraan Prosentase
Total Memaksa Lewat
Sepeda Motor 1818 460 25.30%
Kendaraan Ringan 760 215 28.29%

Perilaku Dalam Menyeberang


Yang dimaksud dengan perilaku dalam menyeberang adalah perilaku siswa dan orang
tua/pengantar dalam menyeberangkan penyeberang jalan. Pengamatan terhadap
karakteristik siswa dan atau orang tua murid dimulai ketika akan menyeberang sampai
selesai menyeberang. Ada 4 (empat) kriteria yang akan dinilai terhadap karakter siswa
dalam menyeberang jalan, yaitu :
a. Prosedur baku cara menyeberang / 4 T (Tunggu sejenak, Tengok kanan, Tengok kiri,
Tengok kanan lagi).
b. Cara menyeberang (berjalan atau berlari).
c. Fasilitas yang digunakan (dengan zebra cross atau tanpa fasilitas).
d. Status penyeberang (mandiri atau tidak mandiri).
Survei yang dilakukan selama kira-kira 1 (satu) jam yang dibagi pada periode pagi (masuk
sekolah) jam 06.30 – 07.00 WIB dan pada periode siang (pulang sekolah) jam 12.30 –
13.00 WIB. Rekapitulasi data hasil survei disajikan pada Tabel 4.Secara umum
penyeberang yang teramati lebih banyak yang dibantu oleh pemandu penyeberangan
(58.16%), terdapat 2 (dua) SD yang 100% data penyeberang dibantu oleh pemandu yaitu
SD Kanisius Kalayan, Yogyakarta dan SDN 13 Bintan.
Penyeberang tanpa pemandu ternyata hanya 8.66% yang melakukan prosedur 4T (Tunggu
Sejenak, Tengok Kanan, Tengok Kiri, Tengok Kanan Lagi), hal ini mengindikasikan
belum tertanamnya prosedur T4 pada anak SD ketika menyeberang jalan.
Dari data yang diamati 73.11% penyeberang jalan, menyeberang dengan berjalan kaki
(tidak dengan berlari), dan 37.60% menyeberang di zebra cross. Dari data ini
menunjukkan indikasi pemanfaatan zebra cross yang masih rendah oleh anak SD ketika
menyeberang, namun jika dilakungan cek silang terhadap data parkir kendaraan/kendaraan
berhenti di zebra cross, beberapa kasus terdapat kemungkinan mereka terhalang ketika
akan melakukan penyeberangan menggunakan zebra cross.
Sedangkan dari cara menyeberang dalam kelompok atau sendiri, data menunjukkan
34.90% penyeberang melakukan penyeberangan sendiri tanpa berkelompok. Data ini
mengindikasikan mayoritas penyeberang anak SD masih berkelompok atau dibantu oleh
pemandu.

Tabel 4 Rekapitulasi Perilaku Penyeberang Jalan


Cara
Prosedur Baku Cara Fasilitas Yang
Menyebe- Status Penyeberang
Menyeberang Digunakan
NO SEKOLAH rang
non Zebra tidak
T1 T2 T3 T4 lari jalan mandiri
fasilitas cross mandiri
1 SDN 05 Bend Hilir – Jakarta 2 1 0 0 1 1 1 1 0 2
2 SDN 09 Bend Hilir – Jakarta 24 24 23 10 4 20 11 13 13 11
3 SD Raya Barat – Bandung 51 51 29 3 21 30 22 29 43 8
4 SD Cikadut – Bandung *)

8
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

Cara
Prosedur Baku Cara Fasilitas Yang
Menyebe- Status Penyeberang
Menyeberang Digunakan
NO SEKOLAH rang
non Zebra tidak
T1 T2 T3 T4 lari jalan mandiri
fasilitas cross mandiri
5 SD Gunung Puyuh – Sukabumi 4 4 4 0 4 0 4 0 3 1
6 SD Kebonjati – Sukabumi 31 31 22 10 10 21 31 0 21 10
7 SD Tugurejo – Semarang 11 11 10 6 0 11 5 6 8 3
8 SD Kurmosari – Semarang 35 34 24 6 9 26 24 11 19 16
9 SD Karangtowo – Demak **) 7 7 7 7 1 6 7 0 4 3
10 SD Bhayangkari – Surabaya 5 5 0 0 0 5 0 5 5 0
11 SD Pucang – Sidoarjo 16 16 11 0 0 16 16 0 16 0
12 SD Ardirejo – Malang 53 53 45 15 10 43 16 37 40 13
13 SD Purwantoro – Malang 2 2 2 0 0 2 2 0 2 0
14 SD Kanisius Kalasan – Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 SD Dukuh Sleman – Yogyakarta 4 4 4 3 1 3 4 0 2 2
16 SMP 2 Sleman – Yogyakarta 111 111 66 4 8 103 108 3 95 16
17 SD Jamsaren – Surakarta 5 5 4 3 2 3 4 1 0 5
18 SD Madyotaman – Surakarta 31 31 20 6 8 23 4 27 16 15
19 SDN 03 – Solok 22 22 20 15 7 15 7 15 10 12
20 Madrasah – Solok ***)
21 SDN Adhiyaksa 1 – Jambi 48 46 28 5 14 34 28 20 33 15
22 SDN 28 – Jambi 57 57 28 4 17 40 14 43 53 4
23 SDN 10 – Bintan 9 9 9 7 6 6 3 2 6 3
24 SDN 13 – Bintan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
*) Tidak terjadi penyeberangan pada ZoSS karena sekolah sedang di rehabilitasi,
**) Fasilitas ZoSS sudah tertutup overlay,
***) Tidak terjadi penyeberangan pada ZoSS karena terjadi pengalihan jalan masuk menuju sekolah

Volume Lalu Lintas


Kondisi lalu lintas pada Zona Selamat Sekolah diperoleh berdasarkan survei volume lalu
lintas. Pengamatan yang dilakukan adalah penghitungan volume lalu lintas untuk jenis
kendaraan kendaraan ringan/mobil penumpang termasuk taksi dan pick up, kendaraan
berat (mobil bus dan truk) dan sepeda motor yang melintas di depan sekolah.
Survei yang dilakukan selama kira-kira 1 (satu) jam yang dibagi pada periode pagi (masuk
sekolah) jam 06.30 – 07.00 WIB dan pada periode siang (pulang sekolah) jam 12.30 –
13.00 WIB dengan interval pengamatan setiap 5 menit, sehingga total keseluruhan terdapat
6 interval pengamatan. Rekapitulasi data hasil survei disajikan pada Tabel 5.
Secara umum volume lalu lintas bervariasi dimana pada perioda pagi nilai minimum terjadi
pada SD 05 Bendungan Hilir Jakarta sebesar (204 kend/15 menit atau 119 smp/15 menit).
Sedangkan nilai maksimum terjadi pada SD Bhayangkari Surabaya sebear 3163
kend/15menit atau 1268 smp/15 menit.
Sedangkan pada periode siang nilai minimum terjadi pada SD 05 Bendungan Hilir Jakarta
sebesar 172 kend/15 menit dan SDN 03 Solok sebesar 88 smp/15 menit). Sedangkan nilai
maksimum terjadi pada SD Tugurejo Semarang sebesar 2429 kend/15menit dan SD
Bhayangkari Surabaya sebesar 1161 smp/15 menit.
Komposisi kendaraan seperti diperlihatkan pada Gambar 3 didominasi oleh sepeda motor
baik pagi maupun siang dengan komposisi 79.89% (Sepeda Motor), 19.61% (Kendaraan
Ringan) dan 0.50% (Kendaraan Berat) pada periode pagi serta 70.49% (Sepeda Motor),
28.24% (Kendaraan Ringan) dan 1.27% (Kendaraan Berat) pada periode siang.

9
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

Komposisi Kendaraan HV Komposisi Kendaraan


Periode Pagi 0.50% HV
LV
Periode Siang
1.27%
19.61%
LV
28.24%

MC
MC 70.49%
79.89%

Gambar 3 Komposisi Kendaraan


Pada Tabel 5 terlihat analisis kinerja lalu lintas di daerah ZoSS yang diamati. Volume lalu
lintas yang lewat daerah ZoSS yang diamati secara umum terlihat mayoritas mempunyai
nilai < 0.60, masih di bawah ambang batas kinerja yang diharapkan MKJI 1997 (V/C <
0,80). Hanya SD Kebon Jati Sukabumi, SD Tugurejo Semarang dan SD Pucang Sidoarjo
yang mempunyai V/C ≥ 0,60.
Tabel 5 Rekapitulasi Volume Lalu Lintas di Lokasi ZoSS (/15 menit)
Total Volume Total Volume
NO KOTA SEKOLAH Kendaraan Pagi V/C Kendaraan Siang V/C
(smp/15menit) (smp/15menit)
1 JAKARTA SDN 05 BENDUNGAN HILIR 119 0.2 102 0.17
2 SDN 09 BENDUNGAN HILIR 176 0.2 152 0.17
3 BANDUNG SD RAYA BARAT 630 0.44 471 0.33
5 SUKABUMI SD GUNUNG PUYUH 216 0.28 242 0.31
6 SD KEBONJATI 488 0.6 433 0.54
7 SEMARANG SD TUGUREJO 1015 0.61 1084 0.65
8 SD KURMOSARI 125 0.19 166 0.25
10 SURABAYA SD BHAYANGKARI 1268 0.55 1161 0.51
11 SIDOARJO SD PUCANG 1127 0.72 468 0.3
12 KAB.MALANG SD ARDIREJO 408 0.47 370 0.43
13 KOTA MALANG SD PURWANTORO 719 0.46 859 0.55
14 YOGYAKARTA SD KANISIUS KALASAN 681 0.44 734 0.47
15 SD DUKUH SLEMAN 520 0.38 436 0.32
16 SMP 2 SLEMAN 539 0.38 428 0.3
17 SURAKARTA SD JAMSAREN 268 0.3 337 0.38
18 SD MADYOTAMAN 287 0.34 250 0.3
19 SOLOK SDN 03 SOLOK 172 0.24 88 0.13
21 JAMBI SDN ADHIYAKSA 1 460 0.57 250 0.31
22 SDN 28 736 0.5 700 0.48
23 TJ PINANG SDN 10 BINTAN 311 0.57 193 0.35
24 SDN 13 BINTAN 176 0.32 118 0.22
Catatan : no 3. SD Karangtowo – Demak, no. 16 SD Cikadut – Bandung dan No. 18 Madrasah Ibtidaiyah Negeri – Solok, Lokasi ZoSS
sudah tidak dioperasikan

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL)


Sesuai dengan pedoman ZoSS yang telah ada pemasangan APILL pada daerah ZoSS
dilakukan untuk jalan dengan tipe 4/2D. Lokasi ZoSS yang dipasang APILL adalah :
- SD Tugurejo 1 Semarang;
- SD Kanisius Kalasan Yogyakarta;

10
Simposium XIII FSTPT, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, 8-10 Oktober 2010

- SD Purwantoro 1 Kota Malang;


- SD Pucang 1 Sidoarjo;
- SD 28 Jambi.
Hasil pengamatan lapangan dan wawancara dengan penyeberang jalan APILL untuk
membantu penyeberangan jalan tidak diindahkan oleh pengemudi, meskipun lampu isyarat
menunjukkan warna merah untuk lalu lintas. Mengingat hal ini di lokasi tersebut APILL
yang terpasang tidak dipergunakan, meskipun kondisi APILL baik dan berfungsi. Selain
itu pada lokasi tertentu isyarat lampu merah di respon oleh sebagian pengemudi secara
mendadak sehingga mengakibatkan tabrakan beruntun.

KESIMPULAN

- Kondisi ZoSS bervariasi dalam dimensi, rambu, dan perlengkapan. Beberapa ZoSS
terpasang berbeda dengan pedoman yang disarankan;
- Arus lalu lintas yang melintasi ZoSS secara umum lebih kecil dari kapasitas dengan
nilai mayoritas V/C < 0,60;
- Kecepatan kendaraan sebelum dan di lokasi ZoSS relatif mengalami penurunan, namun
nilai absolut kecepatan dilokasi ZoSS mayoritas masih lebih besar dari kecepatan
maksimum yang diijinkan;
- Mayoritas Pengendara cenderung mengabaikan hak jalan penyeberang di lokasi ZoSS,
dan baru memberikan perhatian apabila ada petugas pemandu penyeberangan;
- Penyeberang jalan di lokasi ZoSS yang menggunakan zebra cross masih relatif rendah,
mayoritas menyeberang dengan berkelompok dan tidak menggunakan prosedur baku
4T;
- Pemasangan APILL dilokasi ZoSS relatif tidak efektif, karena cenderung diabaikan
oleh pengendara bahkan beberapa lokasi menyebabkan tabrak belakang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih pada Satker Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat dan PT. Gapura
Nirwana Agung Konsultan atas data dan informasi tersedia sehingga tulisan ini bisa
diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perhubungan. 1993. Keputusan Menteri Perhubungan No KM 60 Tahun 1993
Tentang Marka Jalan. Departemen Perhubungan. Jakarta.
Departemen Perhubungan. 1993. Keputusan Menteri Perhubungan No KM 61 Tahun 1993
Tentang Rambu-rambu Lalu Lintas di Jalan. Departemen Perhubungan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesi (MKJI).
Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.
Departemen Perhubungan. 2006. Pedoman Teknis Zona Selamat Sekolah (ZoSS).
Departemen Perhubungan. Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai