Anda di halaman 1dari 4

ETIK LEGAL KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Askep


Respirasi

OLEH :

JONATHAN YUDHISTIRA

30120114004

Semester 3

Program Studi SI Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus
Padalarang
2015
KASUS MALPRAKTEK PADA KLIEN SESAK DAN
PENINGKATAN TEKANAN DARAH POST OPERASI
LAPARATOMIE BATU EMPEDU

Tn M umur 56 tahun dirawat dengan diagnose DM, HT dan post operasi laparatomie
batu empedu hari 5 dirawat Dr S dan Dr I, mengalami sesak nafas dan peningkatan tekanan
darah. Kondisi tersebut telah dilakukan pemantauan oleh perawat A untuk segera dilaporkan
kepada dr I. Dari dokter I pasien mendapatkan therapi lasix 2 ampul IV dan pemberian obat
anti hypertensi 5 mg SL, kemudian dilakukan thorax foto ulang, BGA
Pasien dilakukan thorax foto dibagian radiologie oleh petugas F, setelah selesai foto,
pasien dibawa kembali keruangan.
Hasil foto selesai siang hari, oleh perawat R hasil bacaan foto yang ada segera dilakukan
pelaporan kepada Dr I, oleh karena hasil yang dilaporkan tidak didapatkan kelainan maka
pasien hanya mendapatkan therapie obat anti hipertensi saja.
Menjelang malam hari, pasien mengalami sesak nafas hebat, keringat dingin,
terdengar suara nafas Rh +/+ , dan pasien gelisah. Oleh perawat yang jaga saat itu pasien
diberikan pernafasan bantuan dengan sungkup bag and mak dengan oksigen 10 liter/menit,
pemantauan TTV dan BGA kembali.
Pelaporan segera dilakukan kepada dokter yang merawat, oleh dokter pasien dimasukkan
ICU untuk dilakukan tindakan pemasangan intubasi dan rawat bersama dengan dokter
anesthesi, disamping pemberian Lasix secara kontinu ( pumping ).
Evaluasi dilakukan oleh perawat jaga malam saat melakukan timbang terima dengan
perawat ICU ketika melihat hasil Film foto thorax bersama-sama ternyata : foto yang ada
bukan kepunyaan pasien tersebut, melainkan berinisial Nn M umur 56 tahun begitu juga
dengan bacaan fotonya.
Karena situasi yang berat keesokan harinya pasien mengalami kondisi henti jantung dan
harus dilakukan resusitasi jantung paru, dan akhirnya meninggal dunia.
RS mengalami tuntutan dari keluarga pasien ketika mengetahui kejadian salah
identitas dan dilaporkan akibat keteledoran perawat dalam melakukan perawatan dan
pemantauan pasien yang mengakibatkan pasien meninggal.
Analisis Kasus
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dari kasus di atas:
1. Perawat telah mengalami keteledoran dalam pemantauan status klien bersangkutan.
2. Perawat kurang memperhatikan kelengkapan dokumen & data klien sebelum
menerima pelimpahan tugas dari tim medis lain.
3. Perawat kurang bertanggung jawab pada saat pelimpahan maupun penerimaan
wewenang dalam mengurus klien.
4. Perawat lalai menjaga serta memberikan dokumen hasil laboratorium klien dengan
tepat.

Berdasarkan Undang-undang Keperawatan No.38 Tahun 2014:


1. Pasal 37 bagian b, memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik,
standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan
2. Pasal 29 ayat (3) Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.
3. Pasal 32 ayat (1) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) huruf e hanya dapat diberikan secara tertulis oleh
tenaga medis kepada Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan
melakukan evaluasi pelaksanaannya.
4. Pasal 32 ayat (6) Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang
mandat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berada pada pemberi pelimpahan
wewenang.

Kesimpulan Hasil Analisis Kasus


Berdasarkan analisis kasus dan perbandingan dengan ketetapan Undang-undang Keperawatan
yang berlaku dapat di ambil kesimpulan:
1. Perawat tidak menjalankan praktik keperawatan sesuai dengan standar prosedur
operasional yaitu sebelum melakukan tindakan, perawat wajib mengidentifikasi klien
mulai dari identitas hingga status klien guna melakukan tindakan selanjutnya.
2. Perawat tidak bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas keperawatan terutama
dalam memperhatikan kelengkapan dokumentasi serta status klien.
3. Perawat tidak teliti dalam pelimpahan tugas kepada tenaga medis lain.
4. Perawat pemberi pelimpahan wewenang mandat tidak bertanggung jawab, karena
tidak memberikan informasi tentang klien yang benar.
SUMBER
http://dokumen.tips/documents/kasus-etik-disiplin-dalam-malpraktek.html

Anda mungkin juga menyukai